Abstrak— Pemulihan pasien setelah mengalai stroke dapat pasca strok[8], membandingkan Robot Assisted Training
dilakukan dengan terapi menggunakan bantuan alat fisioterapi berupa (RAT) dengan Task Spesific Training (TST) dengan tujuan
sepeda statis. Bentuk sepeda statis sangat bervariasi tergantung membandingkan aktivitas kelelahan otot dan tingkat nyeri[9],
kebutuhan masing-masing pasien. Namun, belum ada alat fisioterapi menggunakan metode game dalam merehabilitasi pasien pasca
yang secara sekaligus dapat melatih sisi atas (Upper) dan sisi bawah
(Lower) dari tubuh pasien. Oleh karena itu, perancangan terhadap
strok[10], penerapan konsep PSS untuk rehabilitasi pasien
sepeda statis yang mampu melatih sisi upper dan lower tubuh pasien pasca stroke berbasis exoskeleton telah digunakan di Cina
secara sekaligus di kemas dalam satu alat berupa sepeda statis. untuk memaksimalkan kegunaan secara medis dan
Analisa kekuatan rangka pada sepeda statis dilakukan secara teoritis meningkatkan nilai baru dari suatu hasil karya[11]. Tiga
dan secara simulasi. Material baja ST 37 dipilih sebagai rangka skenario hasil yang diperoleh dari exoskeleton rehabilitatif
dengan tegangan geser maksimum sebesar 235 MPa. Sedangkan dari dikembangkan dari penelitian sebelumnya berdasarkan
hasil simulai menggunakan perangkat lunak komersial diperoleh nilai rehabilitasi tiga tingkat yaitu Base level, midlle level, dan top
tagangan maksimum sebesar 114,50 MPa. Nilai tersebut juga di level[12].
bandingkan dengan nilai tegangan maksimum yang diperoleh secara Terapi pasien stroke dapat dilakukan dengan cara
teoritis, diperoleh nilai tegangan maksimum sebesar 103, 76 MPa.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa dari hasil pengujian rangka
fisioterapi oleh ahli, diantaranya dapat dilakukan dengan
sepeda statis masih dalam katagori aman digunakan untuk beban menerapkan sepeda rehabilitasi pasien stroke[2][13], teknologi
pasien 100 Kg. robot dalam membantu pemulihan[9], pola latihan dalam
bentuk game[10], pemuliah melalui obat herbal[14] dan lain-
Kata kunci— Rangka; Simulasi; Tegangan; Sepeda Statis. lain. Namun, yang umum dilakukan oleh pasien pasca stroke
adalah dengan menggunakan alat terapi yang dapat
I. PENDAHULUAN memulihkan saraf yang sebelumnya tidak dapat berfungsi
Stroke ditandai dengan mordibitas dan tingkat kecacatan dengan baik. Terbukti telah banyak inovasi peralatan yang
yang tinggi. Tidak jarang pasien stroke menjadi penyandang telah dikembangkan oleh para peneliti terdahulu.
disabilitas sehingga tidak bisa hidup bebas[1]. Selain itu, telah Perencangan sepeda mekanis yang bisa digunakan sebagai
menjadi penyebeb utama kecacatan jangka panjang, alat bantu rehabilitasi terhadap pasien pasca strok telah
ketidakmampuan untuk berjalan tanpa bantuan, dan dikembangkan sebelumnya[2][13]. Akan tetapi, perangkat
ketergantungan terhadap orang lain dalam kehidupan sehari- yang telah dikembangkan terbatas pada rehabilitasi bagian
hari[2]. Secara umum penyebab strok diakibatkan oleh kaki (lower) atau lengan (upper) dan bentuk dari produk yang
pendarahan dari pembuluh darah di otak dan penyumbatan dihasilkan kurang sesuai dengan antropometri masyarakat
pembuluh darah[3][4]. Dari semua pasien stroke, 87% adalah Indonesia. Oleh karena itu, pada penelitian ini mencoba
ischemic, 10% intracerebral hemorrhage, dan 3% adalah melakukan pengembangan terhadapa produk yang mampu
subarachnoid hemorrhage strokes[5]. Faktor resiko penyebab merahabilitasi bagian kaki (lower) sekaligus lengan tangan
stroke yang dominan adalah umur yang semakin meningkat, (upper) pasien pasca stroke. Ukuran dari produk bisa
jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi dan gagal menyesuaikan dengan postur penggunanya dengan cara
jantung [6]. Berdasarkan hasil Riskesda 2018, prevalensi membuatnya menjadi bentuk portable.
stroke naik dari 7 % menjadi 10,9 % dari tahun 2013 hingga Langkah yang ditempuh untuk mengembangkan sepeda
tahun 2018[7]. Sehingga diperlukan penanganan sedini tersebut diantaranya dengan cara merancang produk sepeda
mungkin untuk merehabilitas pasien pasca strok. Metode dan berbasis data antropometri pasien pasca stroke, mengunakan
praktek rehabilitasi modern telah mengantarkan pasien pasca atribut QFD dan menindaklunjutinya dengan analisis
strok memperoleh pengobatan. menggunakan HoQ (House of Quality) atau
Inovasi yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya pembobotan[15][16]. Analisa terhadap kekuatan rangka
untuk mengembangkan teknologi rehabilitasi dan perawatan dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komersial,
pasien pasaca stroke diantaranya adalah sistem teknologi sehingga hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk
tinggi hingga dalam bentuk sepeda mekanis. Teknologi cloud menyatakan bahwa alat yang telah dikembangkan aman untuk
telah dikembangkan sebagai alat bantu untuk latihan pasien digunakan [13]. Hasil analisa kekuatan rangka dengan bantuan
29
JEECAE Vol.5, No.2, November 2020
Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
perangka lunak tersebut kemudian dibandingkan hasilnya
(2)
dengan analisa secara teoritis.
II. METODOLOGI III. HASIL DAN ANALISA
Teori ergonomi telah digunakan untuk merancang Perhitungan gaya secara teoritis pada setiap komponen
kerangka sepeda statis untuk terapi pasien pasca stroke. rangka sepeda statis telah dikukan untuk mendapatkan nilai
Penentuan geometri sepeda tersbut didasarkan pada postur tegangan maksimum. Untuk mendapakan nilai tegangan
tubuh manusia dewasa dengan tinggi 164 cm hingga 180 cm maksimum pada rangka sepeda statis telah dilakukan analisa
dengan desain tempat duduk yang bisa diatur ketinggiannya. gaya terhadap titik-titik tertentu. Seperti yang terlihat pada
Berat pasien di asumsikan 100 Kg. gambar 2 sebagai berikut.
Desain rangka menjadi penting karena berfungsi sebagai
penopang seluruh komponen sepeda, selain itu rangka juga
berfungsi untuk menjaga kestabilan ketika sepeda tersebut di
gunakan. Material rangka yang digunakan adalah baja ST37
dengan tegangan maksimum 235 MPa. Desain rangka seperti
yang terlihat pada gambar 1. Sebagai berikut.
30
JEECAE Vol.5, No.2, November 2020
Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
31
JEECAE Vol.5, No.2, November 2020
Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
Secara rinci tampilan desain sepeda untuk pasien pasca UCAPAN TERIMAKASIH
stroke dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7. Sepeda Ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada Direktorat
statis untuk pasien pasca stroke tersebut memiliki ukuran Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementrian Pendidikan dan
panjang 1256 mm, lebar 300 mm dan tinggi 1276 mm, dengan Kebudayaan (DRPM-DIKTI) dan LP4MP Universitas Islam
massa sepeda sebesar 20 Kg. Majapahit. Melalui pendanaan Penelitian Dosen Pemula
(PDP) Tahun 2019 dan kontrak antara peneliti dengan LP4MP
no.02/LP4MP/UNIM/K/IV/2020, sehingga pelaksanaan
penelitian ini dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
32
JEECAE Vol.5, No.2, November 2020