JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Eksperimen
Berdasarkan latar belakang di atas maka eksperimen ini bertujuan untuk:
1. Memahami fenomena gaya gesek orde-2 ( u dan u2 ) pada kegiatan mengendarai
motor.
2. Mengembangkan pendekatan model fisika dan matematika terhadap data eksperimen
uji mengendarai motor.
3. Terutama untuk mencari analisis kecepatan, akselerasi, gaya gesek, energi kinetik
dan daya ledak otot yang dimiliki oleh sepeda motor dan pengendara.
4. Selain itu, untuk memberikan rekomendasi perbaikan dan optimasi kecepatan,
akselerasi dan daya ledak sehingga motor dapat mencapai prestasi maksimalnya.
BAB II
DASAR TEORI
A. Dasar Teori
Ketika mengendarai sepeda motor kecepatan bukan hanya menitik beratkan seluruh
kecepatan motor, namun juga melibatkan waktu reaksi. Kemampuan tersebut membuat
jarak yang lebih pendek untuk dapat memindahkan posisi motor dan pengendaranya.
Kecepatan sepeda motor tergantung pada mesin motor itu sendiri (kapasitas cc). Masa
sepeda motor dan mengendaranya juga dapat mempengaruhi kecepatan, akselerasi.
Selain itu, tekanan angina (gesekan udara) yang dihadapi motor, jika motor berjalan
melawan arah angin maka kecepatan akan berkurang karena mesin sepeda motor harus
bekerja ekstra untuk melawan tekanan angin. Oleh karena itu body sepeda motor dapat
mempengaruhi kecepatan karena semakin besar body motor maka tekanan yang
didapatkan akan semakin besar.
Kecepatan adalah adanya sebuah jarak yang akan ditempuh terhadap benda di
setiap unit waktu atau dengan kata lain Kecepatan adalah ukuran tingkat di mana sebuah
benda berubah posisinya terhadap waktu. Kecepatan termasuk dalam jenis ukuran yang
tergantung pada arah, hingga dalam kecepatan termasuk sebuah ukuran vektor. Suatu
Kecepatan mengacu pada
bagaimana, ” perubahannya
sebuah benda tertentu dengan posisi dari titik A menuju titik B “. Atau secara sistematis
dapat dituliskan sebagai berikut :
Dimana :
V = kecepatan (m/s)
x = jarak/posisi (m)
t = waktu (s)
Percepatan erat kaitannya dengan gerak lurus beraturan dimana percepatan dibagi
dua yaitu percepatan diperlambat dan dipercepat. Percepatan diperlambat adalah arah
percepatannya berlawanan dengan arah kecepatan. Sedangkan percepatan dipercepat
artinya arah percepatan searah dengan kecepatan. Percepatan bernilai negatif jika
kecepatan suatu benda berkurang dalam selang waktu tertentu (diperlambat). Percepatan
bernilai positif jika kecepatan suatu benda bertambah dalam selang waktu tertentu
(dipercepat).
Percepatan atau acceleration adalah perubahan kecepatan suatu benda yang
sebelum nya lambat hingga menjadi cepat dan di tempuh dalam tiap satuan waktu.
Percepatan termasuk dalam besaran vektor yang memiliki suatu nilai dan arah. Cara
menuliskan percepatan dalam hukum fisika yaitu disimbolkan dengan huruf (a).
Gaya-gaya penting yang bekerja selama sepeda motor berjalan adalah gaya
horizontal dan gaya gesek yang bergantung pada kecepatan horizontal (kecepatan). Gaya
gesek, D(u) , adalah fungsi dari kecepatan horizontal u(t) akibat gesekan antara roda
motor terhadap tanah, dengan atau tanpa angin. Gaya gesek ini menyebabkan
pengurangan akselerasinya, sehingga kecepatan sepeda motor cenderung konstan
(kecepatan terminal). Dengan demikian, persamaan gerak adalah:
(1)
Gaya gesek dapat diperluas dalam bentuk deret Taylor,
(2)
Nilai konstan dari ekspansi D(0) adalah nol, karena motor tidak mengalami
hambatan saat diam, sedangkan nilai ekspansi kedua dan ketiga harus dipertahankan.
Sementara itu nilai proporsional terhadap kecepatan mewakili efek dasar dari resistensi
gesekan roda dengan tanah, nilai proporsional dengan kuadrat kecepatan
memperhitungkan hambatan hidrodinamik karena geometri permukaan body motor dan
pengendara yang tidak seragam. Secara umum, untuk kecepatan yang relatif kecil itu
sudah cukup untuk mengambil hanya tiga nilai ekspansi pertama .
Memperhatikan pendekatan koefisien u dan u2 sebagai γ dan σ, maka persamaan
gerak (1) dapat memiliki bentuk berikut ini:
(3)
dimana solusi lansung dari persamaan (3) diatas adalah ,
(4)
dimana koefisien tersebut dihubungkan oleh σ = km/( A+B) , F0=kmAB / (2 A+2B) dan
γ =km(A−B)/( A+B) .
Posisi pengendara saat mengendarai motor dapat dicari dengan mengintegralkan
persamaan (4) di atas, sehingga:
(5)
Sedangkan akselerasi (percepatan) dapat pula dihitung dengan menurunkan persamaan
(4) di atas,
(6)
(7)
untuk uT . Selain itu, solusi persamaan untuk kecepatan terminal dapat pula
ditemukan ketika t→∞ pada persamaan (4), dan didapatkan bahwa uT=B . Selain itu, nilai
gaya konstan, F0 , konsisten dengan salah satu fakta bahwa gaya konstan (horisontal)
maksimum diperkirakan sama dengan berat motor ( w=mg ). Kemudian, σ = 0.5 ρCd SA
merepresentasikan gaya gesek hidrodinamika, dimana ρ adalah densitas udara, Cd
koefisien gesek pelari dan SA adalah penampang melintang (diperkirakan SA=0.8m2 ).
Nilai koefisien gesek Cd hasil penelitian untuk manusia berkisar pada rentang 1.0 hingga
1.3.
Kekuatan (daya) sesaat yang diberikan oleh sepeda motor dan pengendara,
mengingat efek hambatan gesek, menjadi
(8)
Fakta bahwa kekuatan sesaat maksimum muncul dalam waktu sesingkat itu
menunjukkan pengaruh yang cepat dari syarat-syarat hambatan dalam dinamika sepeda
motor. Kerja yang efektif (mempertimbangkan efek dari gaya hambat gesek) adalah
(9)
di mana τ adalah waktu berjalan (waktu resmi dikurangi waktu reaksi ).
B. Prosedur Eksperimen
1. x terhadap t 3. P terhadap t
25
250
20
200
15 150
p_male
x (m)
10 100
5 50
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
t (s) t (s)
2. v terhadap t 4. a terhadap t
4 25
3.5 20
3 15
2.5 10
a (m/s^2)
v (m/s)
2 5
1.5 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 -5
0.5 -10
-15
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -20
t (s) t (s)
Selain itu didapatkan juga hasil hitungan dari konstanta σ sebesar 1.247563353, γ
sebesar 121.5126706 dan F0 (gaya konstan) sebesar 162.1832359 N. lalu didapatkan juga
nilai untuk Kekuatan (daya) sesaat yang diberikan oleh sepeda motor dan pengendara
dengan mengingat efek hambatan gesek sebesar 95.36486926 dan untuk kerja (usaha)
yang efektif dengan mempertimbangkan efek dari gaya hambat geseknya juda
didapatkan sebesar 703.2664327 joule. Didapatkan usaha yang lebih besar dibandingkan
dengan daya ledak karena motor menggunakan mesin sehingga usahanya lebih besar
sedangkan untuk dayanya kecil karena motor memiliki body yang lebih besar sehingga
daya ledaknya pun akan semakin besar. Untuk meningkatkan permorma motor itu sendiri
dapat dilakukan dengan menjalankan motor searah dengan angina sehingga tekanan yang
didapatkan lebih kecil, dapat juga dengan body yang lebih kecil untuk mengurangi
tekanan angina dan daya ledak yang diterima.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan dapat diambil kesimbulan yaitu:
1. Saat roda sepeda motor berputar dab bergerak maju kedepan karena adanya dorongan
ke belangan terhadap tanah (gaya gesek antara roda dan tanah) untuk kecepatan
tinggi maka putaran rodapun harus semakin kencang sehingga gaya gesek (gaya
dorong kebelakang) yang dihasilkan akan semakin besar.
2. Dalam eksperimen ini dikembangkan pendekatan model fisika dan matematika
terhadap data eksperimen uji mengendarai motor dengan membandingkan hasil
pengamatan dan hasil perhitungsn numerik.
3. Untuk mencari analisis kecepatan, akselerasi, gaya gesek, energi kinetik dan daya
ledak otot yang dimiliki oleh sepeda motor dan pengendara dicari menggunakan data
yang di dapatkan dari tracker sehingga di dapatkan bahwa nilai daya ledak yang
dimiliki sepeda motor kecil karena motor memiliki body yang lebih besar, namun
sepeda motor akan memiliki nilai akselerasi yang lebih besar karena menggunakan
mesin..
4. Untuk meningkatkan prestasi maksimal motor, dapat dengan menambah cc motor
dan mengecilkan bodynya agar ketika motor dijalankan tekanan yang diberikan
angina tidak terlalu besar.
References
Marani, I. N. (2016). Hubungan Kecepatan Reaksi Dan Daya Ledak Otot . The Learning
University.