HABIS PAKAI
NO. Dokumen :
Keterangan
SO : Stock Optimum
SK : Stock Kerja
SWK : Stock Waktu Kosong
SWT : Stock Waktu Tunggu
SP : Stock Penyangga
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait LPLPO Puskesmas dan LPLPO Sub Unit Pelayanan
9. Dokumen terkait
10. Rekaman historis
perubahan No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
Nuraini, Amd.Keb
M Rio Gumay, Amd.Far Nuraini, Amd.Keb NIP.19800327 200312 2 010
NRPK.26.6.0500903 NIP.19800327 200312 2 010
PERMINTAAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
NO. Dokumen :
Nuraini, Amd.Keb
M Rio Gumay, Amd.Far Nuraini, Amd.Keb NIP.19800327 200312 2 010
NRPK.26.6.0500903 NIP.19800327 200312 2 010
PENERIMAAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
NO. Dokumen :
Nuraini, Amd.Keb
PUSKESMAS NGGUTI NIP.19800327 200312 2 010
1. Pengertian Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan
yang diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit
pengelola di bawahnya
2. Tujuan Penerimaan obat bertujuan agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas
3. Kebijakan
4. Referansi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2016
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat
Aparatur, Pelatihan Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat
Publik dan Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan medis
habis pakai, 2005
5. Prosedur Menyiapkan buku penerimaan obat
6. Langkah –langkah 1. Melakukan pengecekan terhadap obat dan bahan medis habis
pakai yang diserahterimakan meliputi: nama obat, kemasan obat,
jumlah dan jenis obat, bentuk sediaan obat, waktu kadaluwarsa,
kondisi fisik
2. Cocokkan obat dan bahan medis habis pakai yang
diserahterimakan dengan dokumen pengiriman (LPLPO)
3. Konfirmasi ke petugas pengirim barang apabila terdapat
kekurangan jenis dan jumlah obat, kerusakan obat atau obat
yang diterima tidak sesuai dengan dokumen (LPLPO)
4. Tanda tangan pada kolom penerima obat setelah obat yang
diterima sesuai dengan dokumen LPLPO
5. Catat obat dan perbekalan yang diterima ke dalam Buku
Penerimaan Obat dan memasukkan ke masing masing kartu stock
obat
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait GFK Dinas Kesehatan
9. Dokumen terkait 1. LPLPO Puskesmas
2. Daftar Bukti Mutasi Barang dari GFK
3. Buku Penerimaan Obat
4. Kartu Stock Obat
10. Rekaman historis
perubahan No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
Nuraini, Amd.Keb
M Rio Gumay, Amd.Far Nuraini, Amd.Keb NIP.19800327 200312 2 010
NRPK.26.6.0500903 NIP.19800327 200312 2 010
PENYIMPANAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
NO. Dokumen :
Nuraini, Amd.Keb
PUSKESMAS NGGUTI NIP.19800327 200312 2 010
Nuraini, Amd.Keb
M Rio Gumay, Amd.Far Nuraini, Amd.Keb NIP.19800327 200312 2 010
NRPK.26.6.0500903 NIP.19800327 200312 2 010
DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
NO. Dokumen :
Nuraini, Amd.Keb
PUSKESMAS NGGUTI
NIP.19800327 200312 2 010
1. Pengertian Distribusi/penyaluran adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan
obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub
unit pelayanan
2. Tujuan Memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, jumlah dan waktu yang tepat
serta mutu terjamin
3. Kebijakan
4. Referansi 1. peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2016
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat
Aparatur, Pelatihan Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat
Publik dan Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan medis
habis pakai, 2005
5. Prosedur PERSIAPAN
1. Menyiapkan LPLPO sub unit
2. Menyiapkan sarana pengepakan dan pengiriman yang sesuai
3. Menentukan jumlah dan jenis obat dan bahan medis habis pakai
yang diberikan ke masing masing sub unit pelayanan dengan
mempertimbangkan permintaan, pemakaian rata-rata per
periode, sisa stock, pola penyakit dan jumlah kunjungan masing-
masing unit pelayanan
4. Catat pemberian obat dan bahan medis habis pakai dalam LPLPO
sub unit dan kartu stock gudang
5. Kemas obat dan bahan medis habis pakai yang akan
didistribusikan dalam wadah pengepakan yang sesuai
PENGIRIMAN
1. Mengirimkan obat dan bahan medis habis pakai langsung ke sub
unit pelayanan dan diterimaoleh penanggung jawab sub unit
pelayanan
2. Melakukan pengecekan bersama dengan penanggung jawab sub
unit pelayanan terhadap kesesuaian obat yang diserahterimakan
dengan dokumen (LPLPO sub unit)
3. Menerima obat rusak atau kadaluarsa dari sub unit
4. Memberikan copy LPLPO sub unit kepada petugas penanggung
jawab sub unit pelayanan
6. Langkah –langkah
7. Hal yang perlu Teliti dalam mengecek obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang
diperhatikan diserahterimakan
8. Unit terkait 1. Poli Umum
2. Poli KIA
3. Ruang Bersalin
4. UGD
5. PUSTU
9. Dokumen terkait 1. LPLPO Sub Unit Pelayanan
2. Kartu Stock Gudang Obat
10. Rekaman historis
perubahan No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
Nuraini, Amd.Keb
PUSKESMAS NGGUTI
NIP.19800327 200312 2 010
1. Pengertian Dokumentasi terhadap mutasi obat dan bahan medis habis pakai
2. Tujuan Untuk menyimpan informasi mutasi obat seperti:
1. Jumlah obat yang diterima
2. Jumlah obat yang keluar
3. Jumlah obat yang masih tersedia
4. Jumlah obat rusak/hilang/daluwarsa
5. Jangka waktu kekosongan obat
3. Kebijakan
4. Referansi Departemen Kesehatan RI, Ditjen Pengawasan Obat dan Makanan,
Pedoman Pencatatan Pengolahan, Pelaporan Obat di Puskesmas dan
Sub Unit Pelayanan Kesehatan,1994
5. Prosedur 1. Kartu stock digunakan untuk mencatat semua mutasi obat
(penerimaan, pengeluaran,hilang, rusak atau daluwarsa)
2. Setiap kartu stock berisi catatan mutasi untuk satu jenis obat
3. Isi Kartu Stock meliputi : tanggal terjadinya mutasi, nomor
dokumen mutasi, nama satuan kerja yang menerima atau
mengirimkan, jumlah obat yang diterima, jumlah obat yang
dikeluarkan, tanggal kadaluwarsa, sisa stock, no. batch, paraf
petugas dan keterangan
4. Kartu stock diganti setiap tahun
5. Kartu stock merupakan dokumen negara yang harus disimpan
dan dipelihara dengan tertib
6. Masa simpan kartu stock 5 tahun
6. Langkah –langkah 1. Letakkan kartu stock bersama obat yang bersangkutan pada
lokasi penyimpanan
2. Pencatatan dilakukan secara rutin
3. Setiap terjadi mutasi obat langsung dicatat di dalam kartu stock
4. Setiap ditemukan obat rusak/daluwarsa langsung dicatat di kartu
stock
5. Cek kesesuaian stock fisik dengan kartu stock secara rutin
6. Segera telusuri dokumen terkait apabila terjadi ketidaksesuaian
stock fisik dengan kartu stock
7. Hal yang perlu Cek Stock Fisik setiap kali ada mutasi obat dan bahan medis habis
diperhatikan pakai, Telusuri apabila ada ketidakcocokan
8. Unit terkait
9. Dokumen terkait 1. Kartu stock obat
2. Buku pengeluaran harian
3. LPLPO Sub Unit
10. Rekaman historis
perubahan No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
Nuraini, Amd.Keb
PUSKESMAS NGGUTI
NIP.19800327 200312 2 010
1. Pengertian Identifikasi, pemisahan, pelaporan dan pemusnahan obat yang sudah
tidak layak pakai atau kadaluwarsa
2. Tujuan Menjaga mutu obat dan bahan medis habis pakai
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2017
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat
Aparatur, Pelatihan Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat
Publik dan Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan medis
habis pakai, 2005
5. Prosedur 1. Pengelola Obat
Memeriksa semua obat rusak dan kadaluarsa
Mengumpulkan semua obat rusak dan kadaluarsa
Membuat daftar obat rusak dan kadaluarsa
Melaporkan obat rusak dan kadaluarsa kepada kepala
puskesmas
Membuat surat izin pmusnahan obat rusak dan
kadaluarsa kepada dinas kesehatan kabupaten merauke
Membuat berita acara pemeriksaan/ peneliitian obat
untuk dihapus
Pembakaran dilakukan di puskesmas
Membuat berita acara pemusnahan obat rusak dan
kadaluarsa
2. Kepala puskesmas menandatangani laporan
Menerima laporan obat rusak kadaluarsa dari pengelola
obat
Menandatangani surat izin pemusnahan obat
Menandatangani berita acara pemeriksaan/penelitian
obat untuk dihapus dan berita acara penghapusan
Menandatangani berita acara pemusnahan obat rusak
dan kadaluarsa
3. Petugas Kesling Puskesmas
Menyaksikan pemusnahan dan menandatangani berita
acara pemusnahan obat rusak dan kadaluarsa
6. Langkah –langkah .
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Kepala Puskesmas
2. Petugas Kesling
9. Dokumen terkait 1. Kartu Stock Gudang Obat
2. BAP Serah Terima Barang
10. Rekaman historis No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
perubahan
Nuraini, Amd.Keb
M Rio Gumay, Amd.Far Nuraini, Amd.Keb NIP.19800327 200312 2 010
NRPK.26.6.0500903 NIP.19800327 200312 2 010
SUPERVISI SUB UNIT PELAYANAN
NO. Dokumen :
Nuraini, Amd.Keb
PUSKESMAS NGGUTI NIP.19800327 200312 2 010
1. Pengertian Supervisi adalah proses pengamatan secara terencana oleh petugas
pengelola obat Puskesmas terhadap pelaksanaan pengelolaan obat
oleh petugas sub unit pelayanan
2. Tujuan 1. Menjaga agar semua pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan pedoman yang disepakati bersama
2. Meningkatkan mutu pengelolaan dan pelayanan obat di sub unit
pelayanan
3. Kebijakan
4. Referansi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2017
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat
Aparatur, Pelatihan Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat
Publik dan Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan medis
habis pakai, 2005
5. Prosedur Supervisi dilakukan untuk memastikan pengelolaan obat di
Puskesmas Pembantu sudah sesuai dengan pedoman yang disepakati
bersam
6. Lan gkah –langkah 1. Mengecek kelengkapan administrasi obat:
a. Buku penerimaan obat
b. Buku Register Kunjungan Pasien
c. Register Obat Harian
d. LPLPO sub unit
2. Mengecek ketepatan pencatatan obat
3. Mencocokan administrasi obat dengan sisa stock fisik obat
4. Mengecek kerapihan dan kebersihan penyimpanan obat
5. Menemukan permasalahan yang ada (potensial atau aktual)
6. Mencarikan solusi permasalahan
7. Berdiskusi dengan petugas Pustu
8. Melakukan intervensi tertentu apabila diperlukan
9. Membuat kesimpulan hasil supervise
10. Melaporkan hasil supervisi kepada Kepala Puskesmas
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait
9. Dokumen terkait 1. Buku penerimaan obat
2. Buku Register Kunjungan Pasien
3. Register Obat Harian
4. LPLPO SubUnit
10. Rekaman historis
perubahan No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
Nuraini, Amd.Keb
PUSKESMAS NGGUTI
NIP.19800327 200312 2 010
1. Pengertian Pemberian informasi penggunaan obat merupakan kegiatan
pelayanan yang dilakukan oleh apoteker atau asisten
apoteker untuk memberikan informasi secara jelas kepada
dokter, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan
mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan
terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya
meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat,
jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan
minuman yang harus dihindari selama terapi.
Sebagai pedoman dalam memberikan informasi kepada pasien
2. Tujuan dalam penggunaan/ pemakaian obat sehingga tidak terjadi
kekeliruan dan tujuan pengobatan dapat tercapai.
3. Kebijakan Sebagai pedoman untuk pemberian informasi penggunaan
obat.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2017
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan
Pusdiklat Aparatur, Pelatihan Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina
Obat Publik dan Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan
medis habis pakai, 2005
1. Prosedur Menyiapkan Dokumen LPLPO Puskesmas dan Sub Unit
Pelayanan Puskesmas
2. Langkah –langkah 1. Petugas menerima resep yang diantar oleh pasien
2. Petugas mempersiapkan obat sesuai dengan resep
3. Petugas memanggil pasien untuk menyerahkan obat yang
sesuai dengan resep
4. Petugas menginformasikan kepada pasien tentang cara
penggunaan obat sesuai dengan tertera di lembar resep
Nuraini, Amd.Keb
PUSKESMAS NGGUTI NIP.19800327 200312 2 010
1. Pengertian Pelabelan obat adalah memberi tanda pada obat atau
informasi tertulis pada obat.
2. Tujuan 1. Memberikan informasi tertulis kepada pasien / keluarga
mengenai obat yang diserahkan dengan menyertakan
label/etiket pada sediaan obat yang diberikan.
2. Menunjang terapi obat yang rasional.
3. Menghindari terjadinya kesalahan penggunaan obat.
3. Kebijakan Sebagai pedoman pemberian obat kepada pasien dan
pelabelan di puskesmas Tanah Miring.
4. Referansi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2017
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat
Aparatur, Pelatihan Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat
Publik dan Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan medis
habis pakai, 2005
4. Prosedur 1. Petugas obat menerima resep dari pasien.
2. Petugas obat membaca dan meneliti penulisan resep oleh
dokter atau petugas paramedis yang diberikewenangan
menulis resep.
3. Petugas obat menyiapkan obat sesuai yang tertulis dalam
resep.
4. Petugas obat menulis label /etiket untuk setiap obat yang
akan diberikan kepada pasien.
5. Petugas obat yang bertanggung jawab memeriksa
kebenaran jenis dan jumlah obat serta penulisan labelnya.
6. Petugas memanggil pasien beserta menyebut nomor
urutnya untuk penyerahan obat.
7. Petugas obat memeriksa kembali kesesuaian identitas dan
alamat pasien sesuai yang tercantum dalam resep.
8. Petugas obat memberikan penjelasan tentang aturan pakai,
kemungkinan timbul nya efek samping serta cara
penyimpanan obatnya.
9. Petugas obat menyerahkan obat kepada pasien
10. Petugas obat menyimpan arsip resep dalam file untuk
jangka waktu minimal 3 tahun.
5. Alat dan Bahan Alat :
1. Bollpoint
Bahan :
2. Resep
3. Etiket obat
4. Kantong Puyer
5. Plastik Klip
Kantong Plastik
6. Hal yang perlu
diperhatikan
7. Unit terkait Apotek
8. Dokumen terkait 1. Resep Obat
2. Label/Etiket Obat
9. Rekaman historis
perubahan No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
Nuraini, Amd.Keb
PUSKESMAS NGGUTI
NIP.19800327 200312 2 010
1. Pengertian Penyediaan obat emergensi diunit kerja merupakan
rangkaian kegiatan dalam rangka menyiapkan, menyimpan
dan mengelola obat emergensi yang disediakan di unit
kerja pelayanan.
2. Tujuan Menjamin ketersediaan obat pelayanan gawat darurat sesuai
kebutuhan untuk pelayanan pasien Puskesmas Tanah Miring.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tanah Miring tentang
Penyediaan Obat – Obat Emergensi di Unit Kerja di
Puskesmas Tanah Miring.
4. Referansi Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
5. Prosedur 1. Petugas IGD memeriksa persediaan obat emergensi yang
dikelola di Unit Kerja IGD secara berkala.
2. Petugas IGD membuat permintaan obat emergensi yang
persediaannya telah menipis atau habis kepada Petugas
obat
3. Petugas Obat melakukan kajian atas permintaan obat
emergensi yang disampaikan oleh Petugas IGD.
4. Petugas Obat menyiapkan obat emergensi yang dibutuhkan
untuk pelayanan pasien gawat darurat di Unit Kerja IGD,
sesuai kebutuhan.
5. Petugas IGD mengambil/menerima obat yang diserahkan
oleh Petugas Obat.
6. Petugas IGD memeriksa obat yang diterima tentang:
kesesuaian jenis, jumlah obat, tanggal kadaluwarsa dan
keadaan fisik obat.
7. Petugas IGD menyimpan obat tersebut kedalam lemari
persediaan obat di IGD
8. Petugas IGD mencatat obat tersebut kedalam kartu stock
masing-masing obat pelayanan gawat darurat
9. Petugas IGD membuat laporan penerimaan dan
pengeluaran obat emergensi kepada Petugas Obat.
6. Alat dan Bahan Alat : ATK
Bahan :
1. Lemari obat emergensi
2. Daftar obat emergensi
3. Buku permintaan obat
7. Hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. UGD
2. Gudang Obat
9. Dokumen terkait 1. Kartu Stok
2. LPLPO Sub Unit
10. Rekaman historis No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
perubahan
Nuraini, Amd.Keb
PUSKESMAS NGGUTI
NIP.19800327 200312 2 010
1. Pengertian Cara penyiapan dan penyerahan resep racikan.
2. Tujuan Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap
permintaan tertulis dari dokter dan dokter gigi.
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2017
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM Kesehatan Pusdiklat
Aparatur, Pelatihan Managemen Puskesmas, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat
Publik dan Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan medis
habis pakai, 2005