Anda di halaman 1dari 26

PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI

SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00

Tanggal Terbit :

KLINIK BERKAH Halaman : 1/1

MEDIKA dr. Deny Hidayati


NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023
1) Pengertian Proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis pakai
untuk menentukan jenis dan jurniah obat dan bahan medis
habis pakai dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat dan
bahan medis habis pakai di klinik
2) Tujuan 1. Mendapatkan jenis dan jumlah obat dan bahan
medis habis pakai dengan kebutuhan
2. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat dan
bahan medis habis pakai
3. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
3) Kebijakan
4) Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesa
Nomor 74 Tahun 2016
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM
Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Klinik, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan
Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes,
Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis
pakai, 2005
5) Prosedur Menyiapkan Dokumen LPLPO Klinik dan Sub Unit
Pelayanan Klinik

1
6) Langkah- 1. Mengumpulkan data pemakaian obat dan bahan
langkah medis habis pakai (LPLPO) sub unit bulan
sebelumnya
2. Menganalisa data pemakaian obat dan bahan
medis habis pakai Klinik dan Sub Unit bulan
sebelumnya
3. Menghitung Stock Optimum per item obat
4. Menghitung perkiraan kebutuhan obat dan bahan
medis habis pakai bulan berikutnya
5. Menyesuaikan kebutuhan obat dan bahan medis
habis pakai bulan berikutnya dengan sisa stock
obat
Permintaan = SO — Sisa Stock
SO SK + SWK + SWT + SP
Keterangan
SO : Stock Optimum
SK : Stock Kerja
SWK : Stock Waktu Kosong
SWT : Stock Waktu Tunggu
SP : Stock Penyangga
7) Hal yang perlu
diperhatikan
8) Unit terkait LPLPO Klinik dan LPLPO Sub Unit Pelayanan
9) Dokumen
terkait
10) Rekaman No Yang Isi Tanggal
dirubah perubahan mulai
historis
1.
perubahan
2.

Di Susun Oleh
Pengelola Obat

2
PERMINTAAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI

SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00

Tanggal Terbit :
KLINIK BERKAH
Halaman : 1/1
MEDIKA
dr. Deny Hidayati
NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023

1) Pengertian Proses kegiatan untuk memenuhi kebutuhan obat dan


bahan medis habis pakai di Klinik dan Sub Unit
Pelayanan

2) Tujuan Memenuhi kebutuhan obat masing-masing unit


pelayanan Kesehatan di Klinik
3) Kebijakan

4) Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesa Nomor 74 Tahun 2016
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM
Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Klinik, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan
Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes,
Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis
pakai, 2005
5) Prosedur Menyiapkan Dokumen LPLPO Klinik dan Sub Unit
Pelayanan Klinik
6) Langkah- 1. Menentukan jenis obat dan bahan medis habis
langkah pakai yang akan diadakan
2. Menentukan jumlah dari masing-masing obat
dan bahan medis habis pakai yang akan
diadakan
3. Mencatat pada kolom permintaan LPLPO
4. Meminta persetujuan kepada Kepala Klinik
untuk lembar permintaan obat yang telah
dibuat
5. Mengumpulkan LPLPO Klinik ke GFK Dinas

3
Kesehatan Kab. Merauke sebelum tanggal 5
setiap bulannya

7) Hal yang 1. LPLPO Klinik dikumpulkan paling lambat


perlu tanggal 10 setiap bulannya
diperhatikan 2. Beri keterangan Kosong pada LPLPO apabila
terjadi kekososngan obat di Gudang Obat
Klinik
8) Unit terkait

9) Dokumen LPLPO Klinik dan LPLPO Sub Unit Pelayanan


terkait
10) Rekaman No Yang Isi Tanggal
dirubah perubahan mulai
historis
1.
perubahan
2.

4
PERMINTAAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/1
KLINIK BERKAH dr. Deny Hidayati
NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023
MEDIKA
1) Pengertian Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima
obat-obatan yang diserahkan dari unit pengelola yang
lebih tinggi kepada unit pengelola di bawahnya
2) Tujuan Penerimaan obat bertujuan agar obat yang diterima
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang
diajukan oleh Klinik
3) Kebijakan
4) Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesa Nomor 74 Tahun 2016
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM
Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Klinik, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan
Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes,
Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis
pakai, 2005
5) Prosedur Menyiapkan buku penerimaan obat
6) Langkah- 1. Melakukan pengecekan terhadap obat dan
langkah bahan medis habis pakai yang diserahterimakan
meliputi: nama obat, kemasan obat, jumlah dan
jenis obat, bentuk sediaan obat, waktu
kadaluwarsa, kondisi fisik
2. Cocokkan obat dan bahan medis habis pakai
yang diserahterimakan dengan dokumen
pengiriman (LPLPO)
3. Konfirmasi ke petugas pengirim barang apabila
terdapat kekurangan jenis dan jumlah obat,
kerusakan obat atau obat yang diterima tidak
sesuai dengan dokumen (LPLPO)

5
4. Tanda tangan pada kolom penerima obat
setelah obat yang diterima sesuai dengan
dokumen LPLPO
5. Catat obat dan perbekalan yang diterima ke
dalam Buku Penerimaan Obat dan
memasukkan ke masing masing kartu stock
obat
7) Hal yang
perlu
diperhatikan
8) Unit terkait GFK Dinas Kesehatan
9) Dokumen 1. LPLPO Klinik
terkait 2. Daftar Bukti Mutasi Barang dari GFK
3. Buku Penerimaan Obat
4. Kartu Stock Obat

10) Rekaman No Yang Isi Tanggal


dirubah perubahan mulai
historis
1.
perubahan 2.

6
PENYIMPANAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI

SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00

Tanggal Terbit :

KLINIK BERKAH Halaman : 1/1

MEDIKA dr. Deny Hidayati


NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023
1) Pengertian Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan
terhadap obatobatan yang diterima agar aman terhindar
dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin
2) Tujuan Penyimpanan bertujuan agar obat yang tersedia di Unit
Pelayanan Kesehatan terjamin mutu dan keamanannya

3) Kebijakan
4) Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesa Nomor 74 Tahun 2016
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM
Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Klinik, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan
Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes,
Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis
pakai, 2005
5) Prosedur 1. Obat dan bahan medis habis pakai disimpan sesuai
standar kefarmasian
2. Obat disimpan dengan sistem FEFO dan FIFO

7
6) Langkah- 1. Simpan obat di rak obat berdasarkan bentuk
langkah sediaan dan diurutkan secara alfabetis
2. Simpan obat yang membutuhkan suhu
rendah(contoh: suppositoria, vaksin, serum, dll)
pada lemari es dengan suhu 2-8 C
3. Simpan Obat Narkotika dan Psikotrofika pada
lemari khusus Narkotika dan Psikotrofika
4. Simpan cairan pada rak bagian bawah
5. Obat yang disimpan pada lantai harus
diletakkan diatas palet
6. Pastikan obat dan bahan medis habis pakai
disimpan dalam ruangan dengan suhu dibawah
25C
7) Hal yang perlu
diperhatikan
8) Unit terkait
9) Dokumen 1. LPLPO Klinik
terkait 2. Buku Penerimaan Obat
3. Kartu Stock Obat

10) Rekaman No Yang Isi Tanggal


dirubah perubahan mulai
historis
1.
perubahan
2.

8
DISTRIBUSI OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI

SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00

Tanggal Terbit :

KLINIK BERKAH Halaman : 1/1


MEDIKA
dr. Deny Hidayati
NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023
1) Pengertian Distribusi/penyaluran adalah kegiatan pengeluaran dan
penyerahan obat secara merata dan teratur untuk
memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan

2) Tujuan Memenuhi kebutuhan Obat sub unit pelayanan


kesehatan yang ada di wilayah kerja Klinik dengan
jenis, jumlah dan waktu yang tepat serta mutu terjamin
3) Kebijakan
4) Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesa Nomor 74 Tahun 2016
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM
Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Klinik, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan
Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes,
Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis
pakai, 2005
5) Prosedur PERSIAPAN
1. Menyiapkan LPLPO sub unit
2. Menyiapkan sarana pengepakan dan
pengiriman yang sesuai
3. Menentukan jumlah dan jenis Obat dan bahan
medis habis pakai yang diberikan ke masing
masing sub unit pelayanan dengan
mempertimbangkan permintaan, pemakaian
rata-rata per periode, sisa stock, pola penyakit
dan jumlah kunjungan masingmasing unit
pelayanan
4. Catat pemberian obat dan bahan medis habis
pakai dalam LPLPO sub unit dan kartu stock
Gudang
5. Kemas obat dan bahan medis habis pakai yang
akan didistribusikan dalam wadah pengepakan
yang sesuai
PENGIRIMAN
1. Mengirimkan obat dan bahan medis habis
pakai langsung ke sub unit pelayanan dan
diterimaoleh penanggung jawab sub unit
pelayanan
2. Melakukan pengecekan bersama dengan

9
penanggung jawab sub unit pelayanan
terhadap kesesuaian Obat yang
diserahterimakan dengan dokumen (LPLPO
sub unit)
3. Menerima obat rusak atau kadaluarsa dari sub
unit
4. Memberikan copy LPLPO sub unit kepada
petugas penanggung jawab sub unit pelayanan
ngkah

6) Langkah-
langkah
7) Hal yang Teliti dalam mengecek obat dan Bahan Medis Habis
perlu Pakai yang diserahterimakan
diperhatikan
8) Unit terkait 1. Poli KIA
2. Ruang Bersalin
3. UGD
4. PUSTU rkait
9) Dokumen 1. LPLPO Sub Unit Pelayanan
terkait 2. Kartu Stock Gudang Obat

10) Rekaman No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal


mulai
historis
1.
perubahan
2.

10
PENCATATAN KARTU STOK OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI

SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00

Tanggal Terbit :

Halaman : 1/1
KLINIK BERKAH
MEDIKA dr. Deny Hidayati
NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023

1) Pengertian Dokumentasi terhadap mutase obat dan bahan medis


habis pakai

2) Tujuan Untuk menyimpan obat mutase seperti :


1. Jumlah obat yang diterima
2. Jumlah obat yang keluar
3. Jumlah obat yang masih tersedia
4. Jumlah obat yang rusak/hilang/ kadaluwarsa
5. Jangka waktu kekosongan obat

3) Kebijakan
4) Referensi Departemen Kesehatan RI, Ditjen Pengawasan Pbat
dan Makanan, Pedoman Pencatatan Pengolahan,
Pelaporan Obat di Klinik dan Sub Unit Pelayanan
Kesehatan, 1994
5) Prosedur 1. Kartu stock digunakan untuk mencatat semua
mutasi obat (penerimaan, pengeluaran,hilang,
rusak atau daluwarsa)
2. Setiap kartu stock berisi catatan mutasi untuk
satu jenis obat
3. Isi Kartu Stock meliputi tanggal terjadinya
mutasi, nomor dokumen mutasi, nama satuan
kerja yang menerima atau mengirimkan,
jumlah obat yang diterima, jumlah obat yang
dikeluarkan, tanggal kadaluwarsa, Sisa stock,
no. batch, paraf petugas danketerangan
4. Kartu stock diganti setiap tahun
5. Kartu stock merupakan dokumen negara yang
harus disimpan dan dipelihara dengantertib
6. Masa simpan kartu stock 5 tahun

11
6) Langkah- 1. Letakkan kartu stock bersama obat yang
langkah bersangkutan pada lokasi penyimpanan
2. Pencatatan dilakukan secara rutin
3. Setiap terjadi mutasi Obat langsung dicatat di
dalam kartu stock
4. Setiap ditemukan obat rusak/daluwarsa
langsung dicatat di kartu stock
5. Cek kesesuaian stock fisik dengan kartu stock
secara rutin
6. Segera telusuri dokumen terkait apabila
terjadi ketidaksesuaian stock fisik dengan
kartu stock
7) Hal yang perlu Cek Stock Fisik setiap kali ada mutase obat dan bahan
diperhatikan medis habis pakai, Telusuri apabila ada
ketidakcocokan
8) Unit terkait
9) Dokumen 1. Kartu stock Obat
terkait 2. Buku pengeluaran harian
3. LPLPO sub Unit
10) Rekaman No Yang Isi Tanggal
historis dirubah perubahan mulai
perubahan 1.
2.

12
PEMUSNAHAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI RUSAK ATAU
KADALUWARSA
SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00

Tanggal Terbit : 13 Desember 2017


KLINIK BERKAH
Halaman : 1/1
MEDIKA
dr. Deny Hidayati
NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023
1) Pengertian Identifikasi, pemisahan, pelaporan dan pemusnahan
obat yang sudah tidak layak pakai atau kadaluwarsa

2) Tujuan Menjaga mutu obat dan bahan medis habis pakai


3) Kebijakan
4) Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesa Nomor 74 Tahun 2016
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM
Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Klinik, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan
Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes,
Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis
pakai, 2005

13
5) Prosedur 1. Pengelola Obat
• Memeriksa semua obat rusak dan
kadaluarsa
• Mengumpulkan semua obat rusak dan
kadaluarsa Membuat daftar obat rusak
dan kadaluarsa
• Melaporkan obat rusak dan kadaluarsa
kepada kepala klinik
• Membuat surat izin pmusnahan obat
rusak dan kadaluarsa kepada dinas
kesehatan kabupaten merauke Membuat
berita acara pemeriksaan/ peneliitian
obat untuk dihapus
• Pembakaran dilakukan di klinik
• Membuat berita acara pemusnahan obat
rusak dan kadaluarsa
2. Kepala klinik menandatangani laporan
• Menerima laporan obat rusak
kadaluarsa dari pengelola obat
• Menandatangani surat izin pemusnahan
obat
• Menandatangani berita acara
pemeriksaan/penelitian obat untuk
dihapus dan berita acara penghapusan
• Menandatangani berita acara
pemusnahan obat rusak dan kadaluarsa
3. Petugas Kesling Klinik
• Menyaksikan pemusnahan dan
menandatangani berita acara
pemusnahan obat rusak dan kadaluarsa

6) Langkah-
langkah
7) Hal yang
perlu
diperhatikan
8) Unit terkait 1. Kepala Klinik
2. Petugas Kesling
9) Dokumen 1. Kartu Stock Gudang Obat
terkait 2. BAP Serah Terima Barang
10) Rekaman No Yang Isi Tanggal
historis dirubah perubahan mulai
perubahan 1.
2.

14
PEMUSNAHAN OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI RUSAK ATAU
KADALUWARSA
SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00

Tanggal Terbit :
KLINIK BERKAH
MEDIKA Halaman : 1/1

dr. Deny Hidayati


NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023
1) Pengertian Identifikasi, pemisahan, pelaporan dan pemusnahan
obat yang sudah tidak layak pakai atau kadaluwarsa

2) Tujuan Menjaga mutu obat dan bahan medis habis pakai


3) Kebijakan
4) Referensi 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesa Nomor 74 Tahun 2016
5. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM
Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Klinik, 2014
6. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan
Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes,
Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis
pakai, 2005

15
5) Prosedur 4. Pengelola Obat
• Memeriksa semua obat rusak dan
kadaluarsa
• Mengumpulkan semua obat rusak dan
kadaluarsa Membuat daftar obat rusak
dan kadaluarsa
• Melaporkan obat rusak dan kadaluarsa
kepada kepala klinik
• Membuat surat izin pmusnahan obat
rusak dan kadaluarsa kepada dinas
kesehatan kabupaten merauke
Membuat berita acara pemeriksaan/
peneliitian obat untuk dihapus
• Pembakaran dilakukan di klinik
• Membuat berita acara pemusnahan obat
rusak dan kadaluarsa
5. Kepala klinik menandatangani laporan
• Menerima laporan obat rusak
kadaluarsa dari pengelola obat
• Menandatangani surat izin pemusnahan
obat
• Menandatangani berita acara
pemeriksaan/penelitian obat untuk
dihapus dan berita acara penghapusan
• Menandatangani berita acara
pemusnahan obat rusak dan kadaluarsa
6. Petugas Kesling Klinik
• Menyaksikan pemusnahan dan
menandatangani berita acara
pemusnahan obat rusak dan kadaluarsa

6) Langkah-
langkah
7) Hal yang
perlu
diperhatikan
8) Unit terkait 1. Kepala Klinik
2. Petugas Kesling
9) Dokumen 1. Kartu Stock Gudang Obat
terkait 2. BAP Serah Terima Barang
10) Rekaman No Yang Isi Tanggal
historis dirubah perubahan mulai
perubahan 1.
2.

16
PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT

SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00

Tanggal Terbit :
KLINIK BEKAH
MEDIKA Halaman : 1/1

dr. Deny Hidayati


NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023

1) Pengertian Pemberian informasi penggunaan obat merupakan


kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker atau
asisten apoteker untuk memberikan informasi secara
jelas kepada dokter, perawat, profesi kesehatan
Iainnya dan pasien. Apoteker harus memberikan
informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti,
akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.
Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya
meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan
Obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta
makanan dan minuman yang harus dihindari selama
terapi.
2) Tujuan Sebagai pedoman dalam memberikan informasi
kepada pasien dalam penggunaan/ pemakaian obat
sehingga tidak terjadi kekeliruan dan tujuan
pengobatan dapat tercapai.
3) Kebijakan Sebagai pedoman untuk pemberian informasi
penggunaan obat.
4) Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesa Nomor 74 Tahun 2016
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM
Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Klinik, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan
Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes,
Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis
pakai, 2005
5) Prosedur Menyiapkan Dokumen LPLPO Klinik dan Sub Unit

17
6) Langkah 1. Petugas menerima resep yang diantar oleh pasien
-langkah 2. Petugas mempersiapkan obat sesuai dengan resep
3. Petugas memanggil pasien untuk menyerahkan obat
yang sesuai dengan resep
4. Petugas menginformasikan kepada pasien tentang
cara penggunaan obat sesuai dengan tertera di lembar
resep
7) Hal yang perlu
diperhatikan

8) Unit terkait 1. Apotek


2. UGD

9) Dokumen
terkait
10) Rekaman No Yang Isi Tanggal
historis dirubah perubahan mulai
perubahan 1.
2.

18
PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN DAN PELABELAN

SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00

Tanggal Terbit : 13 Desember 2017

KLINIK BERKAH Halaman : 1/1


MEDIKA
dr. Deny Hidayati
NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023
1) Pengertian Pelabelan obat adalah memberi tanda pada obat atau
informasi tertulis pada obat.

2) Tujuan 1. Memberikan informasi tertulis kepada pasien


/ keluarga mengenai obat yang diserahkan
dengan menyertakan label/etiket pada sediaan
obat yang diberikan.
2. Menunjang terapi obat yang rasional.
3. Menghindari terjadinya kesalahan
penggunaan obat.
3) Kebijakan Sebagai pedoman pemberian obat kepada pasien dan
pelabelan di klinik Tanah Miring.
4) Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesa Nomor 74 Tahun 2017
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM
Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Klinik, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan
Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes,
Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis
pakai, 2005

19
5) Prosedur 1. Petugas obat menerima resep dari pasien.
2. Petugas obat membaca dan meneliti penulisan
resep oleh dokter atau petugas paramedis
yang diberikewenangan menulis resep.
3. Petugas obat menyiapkan obat sesuai yang
tertulis dalam resep.
4. Petugas obat menulis label /etiket untuk setiap
obat yang akan diberikan kepada pasien.
5. Petugas obat yang bertanggung jawab
memeriksa kebenaran jenis dan jumlah obat
serta penulisan labelnya.
6. Petugas memanggil pasien beserta menyebut
nomor urutnya untuk penyerahan obat.
7. Petugas obat memeriksa kembali kesesuaian
identitas dan alamat pasien sesuai yang
tercantum dalam resep.
8. Petugas obat memberikan penjelasan tentang
aturan pakai, kemungkinan timbul nya efek
samping serta cara penyimpanan obatnya.
9. Petugas obat menyerahkan obat kepada
pasien
10. Petugas obat menyimpan arsip resep dalam
file untuk jangka waktu minimal 3 tahun.
6) Alat dan Bahan Alat :
1. Bollpoint

Bahan :
1. Resep
2. Etiketobat
3. Kantong Puyer
4. Plastik klip

7) Hal yang perlu


diperhatikan

8) Unit terkait Apotek


9) Dokumen 1. Resep Obat
terkait 2. Label/Etiket Obat
10) Rekaman No Yang Isi Tanggal
historis dirubah perubahan mulai
perubahan 1.
2.

20
SUPERVISI SUB UNIT PELAYANAN

SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00

Tanggal Terbit :

KLINIK BERKAH Halaman : 1/1


MEDIKA
dr. Deny Hidayati
NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023
1) Pengertian Supervisi adalah proses pengamatan secara terencana
oleh petugas pengelola Obat Klinik terhadap
pelaksanaan pengelolaan obat Oleh petugas sub unit
pelayanan
2) Tujuan 1. Menjaga agar semua pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan pedoman yang
disepakati Bersama
2. Meningkatkan mutu pengelolaan dan
pelayanan obat di sub unit pelayanan
3) Kebijakan
4) Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesa Nomor 74 Tahun 2016
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM
Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Klinik, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan
Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes,
Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis
pakai, 2005
5) Prosedur Supervisi dilakukan untuk memastikan pengelolaan
Obat di Klinik Pembantu sudah sesuai dengan
pedoman yang disepakati bersam

21
6) Langkah-langkah 1. Mengecek kelengkapan administrasi obat:
• Buku penerimaan Obat
• Buku Register Kunjungan Pasien
• Register Obat Harian
• LPLPO sub unit
2. Mengecek ketepatan pencatatan obat
3. Mencocokan administrasi Obat dengan Sisa
stock fisik Obat
4. Mengecek kerapihan dan kebersihan
penyimpanan obat
5. Menemukan permasalahan yang ada (potensial
atau aktual)
6. Mencarikan solusi permasalahan
7. Berdiskusi dengan petugas Pustu
8. Melakukan intervensi tertentu apabila
diperlukan
9. Membuat kesimpulan hasil supervise
10. Melaporkan hasil supervisi kepada Kepala
Klinik
7) Hal yang perlu
diperhatikan

8) Unit terkait
9) Dokumen terkait 1. Buku penerimaan Obat
2. Buku Register Kunjungan Pasien
3. Register Obat Harian
4. LPLPO SubUnit

10) Rekaman No Yang Isi Tanggal


historis dirubah perubahan mulai
perubahan 1.
2.

22
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN SETIAP RESEP RACIKAN

SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00

Tanggal Terbit

Halaman : 1/1
KLINIK BERKAH
MEDIKA dr. Deny Hidayati
NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023
1) Pengertian Cara penyiapan dan penyerahan resep racikan.

2) Tujuan Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan


terhadap permintaan tertulis dari dokter dan dokter
gigi.
3) Kebijakan
4) Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesa Nomor 74 Tahun 2016
2. Kementerian Kesehatan RI, Badan PPSDM
Kesehatan Pusdiklat Aparatur, Pelatihan
Managemen Klinik, 2014
3. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan
Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes,
Pedoman Obat Publik dan Bahan medis habis
pakai, 2005
5) Prosedur Penyiapan / Penyerahan ResepRacikan :
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan
pada resep
2. Menghitung kesesuaian dosis dan tidak
melebihi dosis maksimum
3. Mengambil obat dan pembawanya dengan
menggunakan sarung tangan/alat/
spatula/sendok
4. Menutup kembali wadah obat setelah
pengambilan dan mengembalikan ke tempat
semula (untuk tablet dalam kaleng)
5. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok
6. Bahan baku Obat ditimbang pada timbangan
yang sesuai (jika ada)
7. Untuk bahan obat yang jumlahnya lebih kecil
dari 30 mg maka harus dibuat pengenceran
dengan zat netral
8. Jika memungkinkan selalu dibuat bobotnya

23
0.5 gram
9. Dengan memperhatikan faktor inkompatibilas
obat, lakukan penggerusan dan campur hingga
homogen
10. Serbuk dibagi-bagi• menurut penglihatan,
sebanyakbanyaknya 10 bungkus. Untuk
serbuk yang akan dibagi dalam jumlah lebih
dari 10 bungkus, serbuk dibagi dengan jalan
menimbang dalam sekian bagian, sehingga
dari setiap bagian sebanyak-banyaknya
dapat dibuat 10 bungkus serbuk.
Penimbangan satu persatu diperlukan jika
pasien memperoleh dosis yang lebih dari 80
% takaran maksimum untuk sekali atau
dalam 24 jam.
11. Serbuk dikemas dengan kertas perkamen,
kapsul atau kemasan plastik lekat.
12. Menyiapkan etiket warna putih.
13. Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal
resep, cara pakai
6) Alat dan Bahan 1. ATK
2. Resep
3. Plastik klip
4. Kertas Puyer
5. Mortir dan stemfer

7) Hal yang perlu


diperhatikan

8) Unit terkait 1. Apotek


2. IGD
3. Poli Umum

9) Dokumen terkait
10) Rekaman No Yang Isi Tanggal
historis dirubah perubahan mulai
perubahan 1.
2.

24
PENYEDIAAN OBAT-OBAT EMERGENCY DI UNIT KERJA

SOP NO. Dokumen :

NO. Revisi : 00

Tanggal Terbit :

KLINIK BERKAH Halaman : 1/1


MEDIKA
dr. Deny Hidayati
NIP. 446/SIP-DU/399/424.072/2023
1) Pengertian Penyediaan Obat emergensi diunit kerja merupakan
rangkaian kegiatan dalam rangka menyiapkan,
menyimpan dan mengelola Obat emergensi Yang
disediakan di unit kerja pelayanan.
2) Tujuan Menjamin ketersediaan Obat pelayanan gawat darurat
sesuai kebutuhan untuk pelayanan pasien Klinik
Tanah Miring.
3) Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Tanah Miring tentang
Penyediaan Obat - Obat Emergensi di Unit Kerja di
Klinik Tanah Miring.
4) Referensi Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang
Kesehatan;
5) Prosedur 1. Petugas IGD memeriksa persediaan obat
emergensi yang dikelola di Unit Kerja IGD
secara berkala.
2. Petugas IGD membuat permintaan Obat
emergensi yang persediaannya telah menipis
atau habis kepada Petugas obat
3. Petugas Obat melakukan kajian atas
permintaan Obat emergensi yang
disampaikan Oleh Petugas IGD.
4. Petugas Obat menyiapkan Obat emergensi
yang dibutuhkan untuk pelayanan pasien
gawat darurat di Unit Kerja IGD, sesuai
kebutuhan.
5. Petugas IGD mengambil/menerima Obat
yang diserahkan Oleh Petugas Obat.
6. Petugas IGD memeriksa Obat yang diterima
tentang: kesesuaian jenis, jumlah obat,
tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat.
7. Petugas IGD menyimpan Obat tersebut
kedalam lemari persediaan Obat di IGD
8. Petugas IGD mencatat Obat tersebut kedalam
kartu stock masing-masing obat pelayanan
gawat darurat

25
9. Petugas IGD membuat laporan penerimaan
dan pengeluaran obat emergensi kepada
Petugas Obat.
6) Alat dan Bahan Alat : ATK
Bahan :
1. Lemari Obat emergensi
2. Daftar Obat emergensi
3. Buku permintaan obat

7) Hal yang perlu


diperhatikan

8) Unit terkait 1. UGD


2. Gudang Obat
9) Dokumen 1. Kartu Stok
terkait 2. LPLPO sub Unit
10) Rekaman No Yang Isi Tanggal
historis dirubah perubahan mulai
perubahan 1.
2.

26

Anda mungkin juga menyukai