Anda di halaman 1dari 9

RESUME PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA

PERAWATAN ALAT LABORATORIUM

NAMA : PRISKA DEBORANITA NABABAN

NIM : A1C317045

DOSEN PENGAMPU : NENENG LESTARI, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018
Perawatan Alat Sarana dan Prasarana Laboratorium

1. Pengertian perawatan
Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan,
Mempertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap
pakai.Dalam kaitannya dengan perawatan peralatan laboratorium, perawatan dimaksudkan
sebagai usaha preventif atau pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam
kondisi baik, siap beroperasi.Disamping itu perawatan juga dimaksudkan sebagai upaya
untuk menyetel atau memperbaiki kembali peralatan laboratorium yang sudah terlanjur rusak
atau kurang layak sehingga siap digunakan untuk kegiatan praktikum para siswa.

2. Jenis perawatan
Perawatan dapat dibedakan antara perawatan terencana dan perawatan tidak terencana.
Secara jelas dapat dilihat pada skema dibawah ini.

a. Perawatan terencana
Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan, diorganisir, dijadwal,
dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta dilakukan monitoring dan
evaluasi. Perawatan terencana dibedakan menjadi dua, yakni: perawatan terencana yang
bersifat pencegahan atau perawatan preventif, dan perawatan terencana yang bersifat korektif.
1.Perawatan preventif
Perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat pencegahan, adalah sistem
perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
gangguan kemacetan atau kerusakan peralatan laboratorium.
2. Perawatan korektif
Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni sistem perawatan
peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mengembalikan
peralatan laboratorium pada kondisi standar, sehingga dapat berfungsi normal.

b. Perawatan tidak terencana


Perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat perbaikan terhadap
kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan perawatan ini tidak
direncanakan, dan tidak dijadwalkan.Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi adalah
pada tingkat kerusakan berat.Karena tidak direncanakan sebelumnya, maka juga disebut
perawatan darurat.

3. Tujuan perawatan laboratorium


Perawatan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang mencakup:
a. Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara optimal
b. Memperpanjang umur pemakaian
c. Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
d. Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai
e. Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
f. Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak
g. Menghindari terjadinya kerusakan fatal

4. Sistem Perawatan Laboratorium


Dalam perawatan Laboratorium,sebelum penyusunan jadwal dan rencana kebutuhan biaya
perawatan perlu dilihat unsur-unsur berikut ini:

a. Obyek laboratorium yang akan dirawat.


b. Sumber daya manusia sebagai tenaga perawatan.
c. Sumber daya lain: alat, bahan, suku cadang, cara, waktu, dan biaya perawatan.

a. Obyek perawatan laboratorium


Sebagai obyek laboratorium yang perlu dilakukan perawatan diantaranya adalah:
a. Ruang laboratorium, termasuk kebersihan lantai, kelembaban, ventilasi, penerangan.
b. Perabot atau meubeler laboratorium, seperti almari, meja percobaan, meja
kerja,rak, kursi.
c. Peralatan administrasi dan dokumentasi laboratorium, seperti komputer, dan
filenya, buku-buku manual.
d. Sumber jaringan listrik, stop kontak, sekring, lampu.
e. Training obyek dan perlatan dan mesin-mesin pelatihan.
f. Aparatur dan perlengkapan percobaan.
g. Instrumen dan alat-alat ukur
h. Spesimen dan bahan-bahan untuk praktikum
b. Sumber daya sistem perawatan laboratorium
Tenaga laboran/teknisi mempunyai tanggung jawab dalam merawat laboratorium yang
dikelolanya. Salah satu tugas seorang laboran/teknisi adalah melaksanakan perawatan
laboratorium yang meliputi pekerjaan menjaga, menyimpan, membersihkan, memelihara,
memeriksa, menyetel kembali, bahkan bila perlu dan dibutuhkan dapat melakukan
penggantian dan perbaikan komponen peralatan laboratorium yang rusak.

Untuk peralatan khusus dengan tingkat kerusakan yang sudah parah, dan
perbaikannya juga memerlukan kemampuan profesional yang khusus, maka dapat
memanfatkan tenaga teknisi ahli dari luar.Misalnya untuk perbaikan peralatan ukur optik,
peralatan ukur elektronik, yang konstruksinya sangat rumit.Untuk pekerjaan perawatan yang
ringan dan rutin dapat melibatkan siswa praktikan.Misalnya dalam menjaga kebersihan ruang
dan tempat praktik, menjaga kebersihan peralatan, membantu dalam penyimpanan
peralatan.Untuk keperluan pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan akibat kesalahan
pemakaian sekaligus sebagai upaya pembinaan tanggungjawab mahasiswa, dapat peraturan
dan tata tertip penggunaan peralatan di laboratorium.

c. Sumber daya lain


1. Biaya pcerawatan ( money )
Perawatan membutuhkan biaya, bahkan kadang-kadang biaya yang dibutuhkan untuk
pekerjaan perawatan sangat mahal. Biaya perawatan dibutuhkan untuk berbagai hal, antara
lain:
1) Biaya pembelian bahan-bahan untuk perawatan, seperti sabun, carbol, kain lap,
perekat, cat, bahan pengawet, pencegah jamur, dan sebagainya.
2) Biaya pembelian suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik,
mouse komputer, dan sebagainya.
3) Biaya pembelian peralatan perawatan, seperti: sapu, sikat, sulak, kuas, solder,
tang, obeng, gunting, dan sebagainya.
4) Upah tenaga perawatan jika perlu, khususnya apabila pekerjaan perawatan
terpaksa harus mengundang pihak luar, misalnya ahli komputer.Biaya perawatan di atas
perlu dihitung dan dimasukkan dalam usulan anggaran, sehingga tersedia dana untuk
perawatan laboratorium secara rutin.
2. Bahan perawatan ( materials )
Bahan perawatan adalah seluruh jenis bahan yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pekerjaan perawatan peralatan laboratorium. Bahkan untuk pekerjaan perawatan ini harus
tersedia dengan jumlah yang memadai, karena bahan ini merupakan salah satu sumber
daya yang sangat urgen untuk merawat semua peralatan laboratorium. Bahan yang
dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan peralatan laboratorium, antara lain:

1) Bahan untuk pekerjaan kebersihan, seperti:sabun, carbol, kain lap, thinner,


bahan pembersih alat-alat laboratorium, tempat sampah, kantong plastik, dan
bahan pembersih lainnya.
2) Bahan untuk pemelihara, seperti: bahan pengawet, minyak pelumas, bahan pelapis,
bahan pelindung, pembungkus, pupuk tanaman dan makanan hewan pada laboratorium
Biologi, pembasmi serangga, dan sebagainya.
3) Suku cadang, seperti: seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse komputer,
dan sebagainya.

3. Peralatan perawatan ( machines )


Tersedianya alat-alat perawatan merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan perawatan laboratorium. Apabila laboratorium memiliki peralatan
perawatan lengkap akan sangat mendukung terlaksananya program perawatan peralatan
laboratorium. Peralatan untuk pekerjaan perawatan, tergantung dari jenis sarana atau fasilitas
yang dirawat serta jenis kegiatan perawatannya.

Peralatan perawatan laboratorium antara lain meliputi: peralatan untuk:


1). Peralatan penyimpanan, misalnya almari, rak
2). Peralatan pemeliharaan, misalnya alat pelumas, alat pelapis
3).Peralatan pemeriksaan, misalnya instrumen pengukuran
4).Peralatan penyetelan kembali
5).Peralatan perbaikan
Peralatan perawatan yang sifatnya umum, sederhana, dan secara rutin sering dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan sebaiknya dimiliki oleh setiap laboratorium.

4. Cara perawatan ( methodes)


Cara atau metode untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium yang dapat
dilakukan antara lain dengan cara:

1) Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui gambar


atau tulisan, peraturan, tata tertib bagi pengguna laboratorium/bengkel, memberi bahan
pengawet.
2) Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan laboratorium agar terhindar dari
kerusakan.
3) Membersihkan, agar peralatan laboratorium selalu bersih dari kotoran yang dapat
merusak, misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya korosi.
4) Memelihara, misalnya dengan meminyaki peralatan mekanis, memberi makan
hewan percobaan.
5) Memeriksa atau mengecek kondisi peralatan laboratorium untuk mengetahui adanya gejala
kerusakan.
6) Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam kondisi
normal atau standar.
7) Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan peralatan laboratorium pada
batas tingakat kerusakan tertentu yang masih mungkin dapat diperbaiki sendiri, sehingga siap
dipakai untuk praktikum mahasiswa.
8) Mengganti komponen-komponen peralatan peralatan laboratorium yang sudah rusak.

5. Waktu perawatan ( minutes )


Waktu untuk perawatan peralatan laboratorium dapat dilihat dari tersedianya kesempatan atau
waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan perawatan dan pemanfaatan kesempatan
tersebut secara efektif dan efisien untuk melaksanakan kegiatan perawatan. Dari sisi obyek
yang dirawat, jadwal pelaksanakan pekerjaan perawatan laboratorium dapat ditetapkan
berdasarkan pada:

1)Berdasarkan pengalaman lalu dalam suatu jenis pekerjaan perawatan alat yang sama
peroleh pengalaman mengenai selang waktu atau frekuensi untuk melakukan perawatan
seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko kerusakan alat
tersebut. Bagi laboran/teknisi yang telah berpengalaman dalam melakulan tugas perawatan
peralatan laboratorium akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam menyusun
jadwal perawatan.
2)Berdasarkan sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan peralatan laboratorium.
Untuk obyek atau alat yang sering digunakan untuk kegiatan praktikum dan pemakainya
banyak orang, maka obyek atau alat tersebut akan cepat kotor atau rusak. Untuk menjaga agar
tetap bersih dan menghindari kerusakan, mestinya jadwal perawatannya harus dibuat tinggi
frekuensinya.Artinya obyek atau alat tersebut harus sering dilakukan perawatan.

3)Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki laboratorium.


Biasanya peralatan laboratorium yang baru dibeli dari pabrik dilengkapi dengan buku manual
yang memuat petunjuk operasi dan cara serta jadwal perawatan alat tersebut. Informasi
tersebut dapat dipakai sebagai rujukan dalam menyusun jadwal perawatan.

5. Mengelola pekerjaan perawatan laboratorium


Dengan mengacu pada pengertian pengelolaan dan gambaran tentang sumber daya yang
dibutuhkan dalam sistem perawatan laboratorium, maka untuk mengelola pekerjaan
perawatan laboratorium mencakup kegiatan:

a Merencanakan program perawatan dengan menetapkan obyek apa yang dirawat, jenis
pekerjaan perawatan yang dikerjakan, kapan jadwal pelaksanannya, siapa pelaksana, apa
bahan dan alat yang digunakan untuk merawat, dan jika perlu berapa biaya yang dibutuhkan.
b Mengorganisir sistem perawatan, menentukan deskripsi pekerjaan perawatan dan
mekanisme kerjanya.
c Melaksanakan ( actuating ) program perawatan
d Mengevaluasi dan melaporkan kinerja perawatan

6. Pemeliharaan peralatan laboratorium


Pemeliharaan alat-alat di laboratorium sebenarnya mempunyai andil besar dalam
menanggulangi banyaknya kecelakaan kerja di dalam laboratorium.Pemeliharaan alat-alat
laboratorium secara berkala dapat mengantisipasi kecelakaan yang timbul secara lebih
dini.Begitu juga dengan kebersihan laboratorium.

Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan peralatan laboratorium:


1.Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu.
Jangan sekali-kali meninggalkan laboratorium dalam keadaan kotor karena dapat
menimbulkan bibit-bibit penyakit.
2.Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti bahan-bahan kimia kembalikan
pada lemari yang telah tersedia.
3.Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik agar meja tersebut tetap
steril dan bebas dari kuman penyakit.
4.Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti tabung reaksi, pipet, kaca
preparat, dll agar tetap steril dan siap untuk digunakan kembali.
5.Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang memerlukan
perbaikan.
6.Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi buruk.
7.Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga kestabilan
alat tersebut.
8.Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut tidak
di gunakan kembali

Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat‐alat praktikum:

1. Sebelum menggunakan alat‐alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat itu.


2. Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat
3. Pahami fungsi atau peruntukan alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat tersebut
hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat
praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat
tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
4. Pahami rating dan jangkauan kerja alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat
tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar
rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan
bahaya keselamatan praktikan
5. Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/ logam tajam,
api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat
tersebut
6. Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau
sejenisnyapada badan alat‐alat praktikum yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA

Decentralized Basic Education (Dbe-1) – Usaid.2010. Petunjuk Teknis Pemeliharaan &


Perawatan Aset Sarana-Prasarana Sekolah Bersama Masyarakat (Buku III).
Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Buku Pelatihan Manajemen Perawatan
Preventif. Jakarta
Sarjiman.2002. Buku Pelatihan Manajemen Perawatan Preventif Sarana dan
Prasarana. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai