Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH BIOKIMIA II

PERAN DAN MANFAAT TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN


PADA PETERNAKAN DAN INDUSTRI

Di Susun Oleh :
1. Vicky Adrian (A1C116048)
2. Mellycha Liani P (A1C116064)
3. Desi Ratna Sari (A1C116068)

Dosen Pengampu :
Drs. Haryanto, M.Kes
Minarni, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA REGULER B


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, serta tak
lupa pula kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang dan
penuh dengan rahmat ini. Sehingga atas izin Allah kami dapat menyelesaikan makalah tugas
kelompok mata kuliah BIOKIMIA II yang berjudul “Peran dan Manfaat Rekombinan DNA
dalam Bidang Peternakan & Industri”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas BIOKIMIA II dan sebagai asahan pengetahuan/panutan mahasiswa sebagai
calon pengajar dan pendidik. Makalah ini disusun dari berbagai referensi yang terkait dengan
BIOKIMIA seperti situs internet dan buku.

Ucapan terima kasih kepada dosen pengampu dan juga kepada teman-teman yang
terkait dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan baik dari segi isi ataupun struktur penyusunan makalahnya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk pembuatan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... i


Daftar Isi .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... . iii
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. iii
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ iii
1.3. Tujuan penulisan .......................................................................................... iii
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 1
2.1 Peran dan Manfaat Teknologi Rekombinan di Bidang Peternakan .............. 1
2.2 Peran dan Manfaat Teknologi Rekombinan di Bidang Industri ................... 13
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 24
3.1. Kesimpulan .................................................................................................. 24
3.2 Saran ............................................................................................................. 24
Daftar Pustaka .................................................................................................. 25
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu tentang pewarisan sifat (Ilmu
Genetika) yang dipelopori oleh Gregor Mendel telah mendorong manusia untuk membuat
kombinasi baru dari sifat-sifat yang diinginkan. Upaya untuk mendapatkan kombinasi
baru dari sifat yang diinginkan dilakukan dengan membuat persilangan-persilangan
(breeding) antar berbagai tanaman maupun hewan.Persilangan tersebut menghasilkan
organisme hibrid. Misalnya, jagung hibrida, kelapa hibrida, anggrek hibrida, dan hibrida-
hibrida lainnya. Tanaman maupun hewan hibrida mempunyai genom yang berbeda
dengan genom tetuanya. Jadi, persilangan (breeding) merupakan salah satu cara untuk
merubah genom suatu organisme.
Dengan telah ditemukannya DNA sebagai bahan gen, manusia pun berupaya untuk
mendapatkan kombinasi sifat-sifat baru suatu mahluk hidup dengan cara melakukan
perubahan langsung pada DNA genomnya. Usaha untuk mengubah DNA genom secara
langsung ini disebut dengan istilah Rekayasa Genetika atau Genetic Engineering. Dalam
upaya melakukan rekayasa genetika, manusia menggunakan teknologi DNA rekombinan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peran dan manfaat teknologi rekombinan di bidang peternakan?
2. Bagaimana peran dan manfaat teknologi rekombinan di bidang industri?

1.3 Tujuan Permasalahan


1. Dapat mengetahui dan memahami peran dan manfaat teknologi rekombinan di bidang
peternakan
2. Dapat mengetahui dan memahami teknologi rekombinan di bidang industri?
BAB II
ISI
2.1. Peran dan Manfaat Teknologi Rekombinan di Bidang Peternakan
Rekayasa genetik atau rekombinan DNA merupakan kumpulan teknik-teknik
eksperimental yang memungkinkan peneliti untuk mengisolasi, mengidentifikasi, dan
melipatgandakan suatu fragmen dari materi genetika (DNA) dalam bentuk murninya.
Pemanfaatan teknik genetika di dalam bidang pertanian maupun peternakan diharapkan dapat
memberikan sumbangan, baik dalam membantu memahami mekanisme-mekanisme dasar
proses metabolisme maupun dalam penerapan praktisnya seperti misalnya untuk
pengembangan tanaman-tanaman pertanian maupun hewan-hewan ternak dengan sifat
unggul. Untuk tujuan ini dapat dilakukan melalui pengklonan atau pemindahan gen-gen
penyandi sifat-sifat ekonomis penting pada hewan maupun tumbuhan, pemanfaatan klon-
klon DNA sebagai marker (penanda) di dalam membantu meningkatkan efisiensi seleksi
dalam program pemuliaan (Sutarno, 2002).
Rekayasa genetika merupakan dasar dari bioteknologi yang di dalamnya meliputi
manipulasi gen, kloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi genetik, dan genetika
modern dengan menggunakan prosedur identifikasi, replikasi, modifikasi dan transfer materi
genetik dari sel, jaringan, maupun organ. Sebagian besar teknik yang dilakukan adalah
memanipulasi langsung DNA dengan orientasi pada ekspresi gen tertentu. Dalam skala yang
lebih luas, rekayasa genetik melibatkan penanda atau marker yang sering disebut sebagai
Marker-Assisted Selection (MAS) yang bertujuan meningkatkan efisiensi suatu organisme
berdasarkan informasi fenotipnya .Salah satu aplikasi dari rekayasa genetik adalah berupa
manipulasi genom hewan. Hewan yang sering digunakan menjadi uji coba adalah
mamalia.Mamalia memiliki ukuran genom yang lebih besar dan kompleks dibandingkan
dengan virus, bakteri, dan tanaman.Sebagai konsekuensinya, untuk memodifikasi genetik
dari hewan mamalia harus menggunakan teknik genetika molekular dan teknologi
rekombinan DNA.
Keunggulan rekayasa genetik adalah mampu memindahkan materi genetik dari sumber
yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan terkontrol dalam waktu yang lebih singkat.
Melalui proses rekayasa genetika ini, telah berhasil dikembangkan berbagai organisme
maupun produk yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.
Teknologi khusus yang digunakan dalam rekayasa genetik meliputi teknologi DNA
Rekombinan yaitu pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara penyisipan
molekulDNA ke dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya untuk terintegrasi dan
mengalami perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagai sel
inang.Manfaat yang didapatkan dari metode rekayasa genetik, antara lain:

1. Mengurangi biaya dan meningkatkan penyediaan sejumlah besar bahan yang


sekarang di gunakan di dalam pengobatan, pertanian, peternakan dan industri.
2. Menggembangkan tanaman – tanaman pertanian yang bersifat unggul
3. Menukar gen dari satu organisme kepada organisme lainnya sesuai dengan keinginan
manusia, menginduksi sel untuk membuat bahan-bahan yang sebelumnya tidak
pernah dibuat dll
Denganberkembangnyateknik-teknikmolekuler, telah memungkinkan terjadinya
percepatan perkembangan dalam bidang rekayasa genetik suatu makhluk hidup.Penguasaan
teknikrekombinan DNA telah memungkinkan berkembangnya teknik rekayasa materi genetik
yang memungkinkan dibentuknya hewan transgenic.Hewan transgenik adalah hewan yang
telah mengalami rekayasa susunan materi genetiknya sehingga dihasilkan hewan atau
tumbuhan yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan manusia. Teknologi transgenik pada
hewan dapat dilakukan melalui beberapa teknik, misalnya dengan cara penyuntikan fragmen
DNA secara mikro ke dalam sel telur yang telah mengalami pembuahan. Tujuan dari
teknologi ini adalah meningkatkan produk dari hewan ternak seperti daging, susu, dan telur
menjadi lebih tinggi.
Beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa genetika meliputi
pengunaan vektor, kloning, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan seleksi, screening,
serta analisis rekombinan. Adapun langkah-langkah dari rekombinasi genetik meliputi
(1) Identifikasi gen yang diharapkan;
(2) Pengenalan kode DNA terhadap gen yang diharapkan;
(3) Pengaturan ekpresi gen yang sudah direkayasa; dan
(4) Pemantauan transmisi gen terhadap keturunannya.
Memodifikasi materi genetik hewan telah banyak dilakukan dengan tujuan memiliki
berbagai macam manfaat yang bisa diambil, antara lain:
1) Bidang Sains dan Kedokteran Hewan yang secara genetika sudah dimodifikasi atau
dikenal dengan istilah Genetically Modified Animal (GMA) seperti pada hewan uji
yakni mencit dapat digunakan untuk penelitian bagaimana fungsi yang ada pada
hewan. Disamping itu juga digunakan untuk memahami dan mengembangkan
perlakuan padapenyakitbaik padamanusiamapunhewan.
2) Pengobatan Penyakit. Beberapa penelitian telah menggunakan protein pada manusia
untuk mengobati penyakit tertentu dengan cara mentransfer gen manusia ke dalam
gen hewan, misalnya domba atau sapi. Selanjutnya hewan tersebut akan menghasilkan
susu yang memiliki protein dari gen manusia yang akan digunakan untuk
penyembuhan pada manusia.
3) Modifikasi Hasil Produksi Hewan. Beberapa negara melakukan rekayasa genetik pada
hewan ternak yang diharapkan akan menghasilkan hewan ternak yang cepat
pertumbuhanya, tahan terhadap penyakit, bahkan menghasilkan protein atau susu
yang sangat bermanfaat bagi manusia.

Unsur-unsur yang esensial diperlukan dalam kloning DNA adalah:


1) Enzim retraksi (enzim pemotong DNA)
2) Kloning vektor (pembawa)
3) Enzim ligase yang berfungsi menyambung rantai
4) DNA

Adapunproses-prosesdasardalamcloningDNA meliputi:
1. Pemotongan DNA (DNA organisme yang diteliti dan DNA vektor)
2. Penyambungan potongan-potongan (fragmen) DNA organisme dengan DNA vektor
menggunakan enzim ligase
3. Transformasi rekombinan DNA (vektor + DNA sisipan) ke dalam sel bakteri Eschericia
coli.
4. Seleksi (screening) untuk mendapatkan klon DNA yang diinginkan.
A. Peran dan manfaat teknologi rekombinan di bidang peternakan:
1) Sapi Perah Hasil Teknologi Rekombinan DNA

Pemanfaatan Hormon bST (bovine somatotrophine hormone). Dengan rekayasa


genetik dihasilkan hormon pertumbuhan hewan yaitu bST, melalui teknik:
1. Plasmid bakteri E.Coli dipotong dengan enzim endonuklease.
2. Gen somatotropin sapi diisolasi dari sel sapi
3. Gen somatotropin disisipkan ke plasmid bakteri
4. Bakteri yang menghasilkan bovine somatotrophine ditumbuhkan dalam tangki
fermentasi
5. bovine somatotrophine diambil dari bakteri dan dimurnikan.
Hormon ini dapat memicu pertumbuhan dan meningkatkan produksi susu. bST
mengontrol laktasi (pengeluaran susu) pada sapi dengan meningkatkan jumlah sel-sel
kelenjar susu. Jika hormon yang dibuat dengan rekayasa genetika ini disuntuikkan pada
hewan, maka produksi susu akan meningkat hingga 20%. Pemakaian bST telah disetujui oleh
FDA (Food and Drug Administration), lembaga pengawasan obat dan makanan di Amerika.
Amerika berpendapat susu yang dihasilkan karena hormon bST aman di konsumsi tapi di
Eropa hal ini dilarang karena penyakit mastitis pada hewan yang diberikan hormon ini
meningkat 70%. Selain mempengaruhi produksi susu, treatmen dengan hormon ini dapat
berpengaruh pada ukuran ternak hingga 2 kali lipat ukuran normal. Caranya dengan
menyuntik sel telur yang akan dibuahi dengan hormon BST.
N-3 Polyunsaturated fatty acids (n-3 PUFA) atau omega 3 merupakan salah satu zat yang
sangat penting bagi manusia. Dengan pendekatan secara ekonomi, maka dapat dihasilkan
omega 3 dengan cara merekayasa sapi menjadi hewan transgenik penghasil omega 3. Sapi
yang direkayasa disisipi dengan gen mfat-1 yang mampu memproduksi n-3 PUFA. Dari
penelitian ini diperoleh hasil ekpresi gen berupa n-3 PUFA pada jaringan dan susu sapi.
Tahap-Tahap Kloning Pada Sapi Perah
1. Gen pilihan dimanipulasi/ DNA rekombinan dan disiapkan dalam laboratorium.
2. Sel telur dari sapi perah disiapkan.
3. Inti sel dari sel telur sapi perah dikeluarkan.
4. DNA rekombinan di injeksikan kedalam sel telur sapi perah yang telah kosong
5. Sel telur yang mengandung DNA rekombinan diimplementasikan pada sapi perah
yang lain (ibu angkat)

Gambar.2.1.2.tahapan proses teknologi transgenik pada sapi


Membentuk sapi kloning yang bisa menghasilkan protein sebagaimana yang terdapat
pada air susu manusia ini, rekayasa genetika dilakukan terlebih dahulu pada DNA/gen dari
nukleus selyang akan ditransfer ke sel telur sapi. Pakar genetika dari Institut Pertanian
Nasional di Buenos Aires itu melibatkan dua gen manusia yang berasal dari kelenjar susu
ibu yang sedang menyusui Gen-gen pada manusia yang bertanggung jawab terhadap
pembentukan protein pada air susu akan di insert (disisipi) ke dalam DNA yang terdapat
pada nukleus sapi, sehingga nantinya gen tersebut menjadi bagian dari gen sapi hasil
kloning, dan membuatnya bisa menghasilkan air susu yang mirip dengan air susu manusia.
Prosesnya tak terlepas dari proses yang disebut somatic cell nuclear transfer, yang
mentransfer nukleus (inti sel) dari sebuah sel somatic yang telah di rekombinasi (sel
dewasa pada sebuah organisme/individu) ke dalam sebuah sel telur yang sudah dibuang
nukleus (inti sel) nya. Proses dilakukan secara manual dengan menggunakan pipet
berukuran sangat kecil (micropipette). Nukleus dari sel yang akan diklon tadi akan
mengalami proses pemrograman ulang di dalam sel telur sehingga hilanglah ciri khas
bahwa ia berasal dari sebuah sel dewasa. Sel dewasa disini tak lain dan tak bukan adalah
sel-sel di dalam tubuh manusia yaitu kelenjar susu ibu yang menyusui. Sebuah sel dewasa
tak akan bisa mengalami perubahan jenis, semisal sel kulit tak akan bisa menjadi sel
darah. Proses pemrograman di dalam sel telur, yang terjadi secara alamiah dan masih
belum begitu dimengerti oleh ilmuwan, akan membuat nukleus tadi seolah-olah berasal
dari sebuah zigot atau calon individu baru/embryo sehingga memiliki potensi untuk
membentuk semua jenis sel yang ada.
Sel telur yang sudah ditransfer dengan nukleus dari sel dewasa tersebut lalu akan
membelah dan memperbanyak diri setelah distimulasi semisal dg listrik. Kemudian akan
dibiarkan beberapa hari dalam tabung di laboratorium untuk melihat perkembangannya
normal atau tidak, baru kemudian diimplantasi ke dalam rahim sebuah hewan yang
dijadikan tumpangan (surrogate mother), untuk kemudian dilahirkan. Inilah garis-garis
besar dari sebuah reproductive cloning (kloning reproduksi).
2) Kerbau Hasil Teknologi DNA Rekombinan

Kerbau adalah hewan pekerja yang tangguh, dan sampai sekarang masih dipakai sebagai
hewan penarik pedati maupun bajak di beberapa tempat di Asia. Kerbau
menghasilkan susu dan daging yang dapat dikonsumsi manusia. Di Minangkabau, Sumatera
Barat, susu kerbau juga diolah menjadi dadiah (sejenis yoghurt). Masyarakat
kota Kudus diJawa Tengah memiliki larangan adat untuk mengonsumsi sapi dan
menggantikannya dengan kerbau. Tanduk kerbau digunakan sebagai hiasan rumah di
beberapa suku bangsa Nusantara. Selain itu, tanduk kerbau dapat menjadi bahan baku
kerajinan, seperti pipa rokok (congklang), penggaruk, penjepit wayang kulit, serta hulu keris.
Kotoran kerbau dapat digunakan sebagai pupuk serta bahan bakar jika dikeringkan.

Kerbau pertama yang dikloning lahir pada 6 Februari namun mati sepekan kemudian.
Menurut Srivastava, India merupakan tempat dengan populasi kerbau terbesar di dunia. Akan
tetapi, jenis kerbau unggul di India sangat minim sehingga untuk meningkatkan populasi
kerbau tersebut diperlukan kloning.

Ada 2 tipe kerbau yaitu kerbau sungai (river buffalo) dengan 50 pasang kromosom dan
tipe rawa/lumpur (swamp buffalo) dengan 48 pasang kromosom. Persilangan dengan
mengawinkan antara kerbau sungai dengan kerbau lumpur menghasilkan anak F1 dengan
kromosom 2n = 49. Kebanyakan kerbau di Indonesia adalah tipe kerbau rawa/lumpur
(Bubalus bubalis), hanya beberapa ratus ekor kerbau tipe sungai yang terdapat di Sumatera
Utara. Kerbau memiliki efisiensi reproduksi yang rendah disebabkan karena pubertas
terlambat, umur calving pertama tinggi, priode pos partum anestrus panjang, periode inter-
calving panjang, tanda-tanda berahi kurang jelas dan angka kebuntingan rendah. Juga, kerbau
mempunyai sedikit primordial follicles dan tingginya angka follicular atresia. Karakteristik
volume semen kerbau rata-rata 1,8 ± 1,0 ml tergantung dari umur. Konsentrasi semen 800-
1,000x106 sperm/ml. Kerbau rawa umumnya pubertas lebih lambat dibanding dengan sapi.
Rata-rata pubertas kerbau betina 3 - 4 tahun, siklus estrus 22 - 24 hari dengan lama estrus 41
jam dan waktu ovulasi 6 - 21 jam setelah akhir estrus.
Bioteknologi reproduksi adalah penerapan konsep-konsep teoritis ilmu reproduksi
dengan memakai teknik-teknik tertentu untuk meningkatkan efisiensi proses reproduksi
(ternak) dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia seharihari (daging, susu, dan
sebagainya). Bioteknologi memberikan suatu peluang untuk memperbaiki efisiensi
reproduksi pada kerbau dan dengan memasukkan materi genetik dapat mempercepat
produktivitas kerbau. Aplikasi bioteknologi yang paling penting pada kerbau adalah
menghasilkan pejantan unggul.

3) Domba Hasil Teknologi DNA Rekombinan


Pada tahun 1997, para peneliti dari scotlandia yaitu iwan bilmut dan rekan-rekannya
berhasil menghasilkan seekor domba yang kemudian diberi nama dolly. Pada penelitiannya,
mereka mengambil sel telur dari suatu domba dan menghilangkan nukleusnya. selanjutnya,
sel telur tanpa nukleus tersebut digabungkan dengan sel kelenjar susu (ambing) dari domba
lainnya menggunakan aliran arus listrik. setelah 6 hari ditumbuhkan dalam kultur, terbentuk
embrio dan ditanam dalam uterus domba lainnya (domba ketiga yang mirip dengan pendonor
sel telur). Akhirnya, domba tersebut melahirkan anak yang identik dengan domba pendonor
sel ambing dan kemudian di beri nama dolly. Dolly hasil kloningan tidak mempunyai umur
yang panjang dan mati di usia muda. Meskipun para ahli berhasil melakukan kloning, mereka
juga menemukan kelemahan kloning. Yaitu hewan tidak sesehat domba hasil
perkembangbiakan alami, dolly mati di sebabkan penyakit yang berhubungan dangan usia
Kloning yang dilakukan pada domba dolly (1998), yang diambil dari sel kelenjar susu
kambing dan difertilisasikan pada sel telur tanpa inti, lalu diimplankan ke rahim kambing
agar terjadi proses embryogenesis alami dan kemudian lahir klon yang sangat mirip dengan
induknya (dolly).
Tahap-Tahap Kloning Pada Domba Dolly
Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah kloning. Tidak saja
hal tersebut membangkitkan antusias terhadap kloning, melainkan juga hal tersebut
membuktikan bahwa kloning binatang dewasa dapat disempurnakan. Sebelumnya, tidak
diketahui bahwa suatu nukleus dewasa ternyata mampu memproduksi suatu hewan yang
komplit. Bila terjadi kerusakan genetis dan deaktivasi gen yang sederhana maka kedua
keadaan tersebut kemungkinan bersifat menetap.
Hal di atas bukanlah suatu kasus yang menyusul setelah penemuan oleh Ian Wilmut
dan Keith Cambell tentang suatu metode yang mana mampu melakukan singkronisasi siklus
sel dari kedua sel donor dan sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel, maka inti tidak akan
berada pada suatu keadaan yang optimum untuk dapat diterima oleh embrio. Bagaimanapun
juga sel donor harus berjuang untuk dapat masuk ke Gap Zero, atau stadium sel GO, atau
stadium sel dorman.
Pertama, suatu sel (sel donor) diseleksi dari sel kelenjar mammae domba betina
berbulu putih (Finn Dorset) untuk menyediakan informasi genetis bagi pengklonan. Untuk
studi ini, peneliti membiarkan sel membelah dan membentuk jaringan in vitro atau diluar
tubuh hewan. Hal ini akan menghasilkan duplikat yang banyak dari suatu inti yang sama.
Tahap ini hanya akan bermanfaat bila DNA nya diubah, seperti pada kasus Polly, karena
perubahan tersebut dapat diteliti untuk memastikan bahwa mereka telah dipengaruhi.
Suatu sel donor diambil dari jaringan dan dimasukkan ke dalan campuran, yang hanya
memiliki nutrisi yang cukup untuk mempertahankan kehidupan sel. Hal ini menyebabkan sel
untuk menghentikan seluruh gen yang aktif dan memasuki stadium GO. Kemudian sel telur
dari domba betina Blackface (domba betina yang mukanya berbulu hitam = Scottish
Blackface) dienokulasi dan diletakkan disebelah sel donor.
Satu sampai delapan jam setelah pengambilan sel telur, kejutan listrik digunakan
untuk menggabungkan dua sel tadi, pada saat yang sama pertumbuhan dari suatu embrio
mulai diaktifkan. Teknik ini tidaklah sepenuhnya sama seperti aktivasi yang dilakukan oleh
sperma, karena hanya beberapa sel yang diaktifkan oleh kejutan listrik yang mampu bertahan
cukup lama untuk menghasilkan suatu embrio.

Jika embrio ini dapat bertahan, ia dibiarkan tumbuh selama sekitar enam hari,
diinkubasi di dalam oviduk domba. Ternyata sel yang diletakkan di dalam oviduk lebih awal,
di dalam pertumbuhannya lebih mampu bertahan dibandingkan dengan yang diinkubasi di
dalam laboratorium. Akhirnya embrio tadi ditempatkan ke dalam uterus betina penerima
(surrogate mother). Induk betina tersebut selanjutnya akan mengandung hasil cloning tadi
hingga ianya siap untuk dilahirkan. Bila tidak terjadi kekeliruan, suatu duplikat yang persis
sama dari donor akan lahir.
Domba yang baru lahir tersebut memiliki semua karakteristik yang sama dengan
domba yang lahir secara alamiah. Dan telah diamati bila ada efek yang merugikan, seperti
resiko yang tinggi terhadap kanker atau penyakit genetis lainnya yang terjadi atas kerusakan
bertahap kepada DNA, dikemudian hari juga terjadi pada Dolly atau hewan lainnya yang
dikloning dengan metode ini.
4) Lembu Transgenik- Penghasil Protein Susu
Rekombinan Teknologi transgenik ini telah sukses dilakukan untuk kepentingan di
bidang agrikultur dalam meningkatkan mutu kualitas pangan.Pada hewan uji yang berupa
lembu jarang sekali dilakukan percobaan transgenik hal ini dikarenakan banyak kendala
seperti masa regenerasinya butuh waktu sekitar 2 tahun. Namun para peneliti akhirnya bisa
menyisipi gen penghasil α-lactalbumin yang berasal dari manusia. Dari hasil uji produksi
susu sebesar 91 ml, ditemukan sekresi α–lactalbumin dengan konsentrasi 2,4 mg ml-1.
Metode yang digunakan adalah melakukan fertilisasi secara in vitro yang selanjutnya akan
dihasilkan zigot. Tahap berikutnya zigot akan diinjeksi dengan DNA yang mengandung gen
α–lactalbumin. Proses injeksi dengan menggunkan teknik microinjection (Gambar 2).
Selanjutnya zigot dikultur selama 6 atau 7 hari dengan menggunakan media sintetik yang
menyerupai cairan oviduk. Setelah itu akan tumbuh menjadi embrio dan ditransfer ke rahim
lembu untuk proses kehamilan.
5) Kelinci - Penghasil Bispesifik T-Cell Antibody
Salah satu penyakit pada manusia yang mematikan adalah kanker.Penyakit ini dapat
diatasi dengan meningkatkan antibodi sel T. Sekarang dengan menggunakan rekayasa
genetika, kelinci dapat dipakai sebagai hewan uji untuk menghasilkan dua macam antibodi
spesifik, yakni molekul CD28 dan r28M yang mampu menginduksi TCR/CD3 yang mampu
membunuh sel kanker.Dengan ditemukannya antibodi bispesifik ini dapat diharapkan untuk
mendapatkan cukup banyak pengetahuan tentang antibodi bispesifik bagi aplikasi medis.
6) Ayam - Penghasil Tetrasiklin
Penemuan ini merupakan terobosan baru dalam mengembangkan bioreaktor yang
mampu menghasilkan biofarmasi dalam jumlah kuantitas yang besar.Tetrasiklin merupakan
antibiotik yang diperlukan dalam dunia medis untuk men-treatment pasien.Selama ini
tetrasiklin dihasilkan dari mikroorganisme. Dengan terobosan baru ini, diharapkan ayam
transgenik mampu menghasilkan tetrasiklin dalam jumlah yang lebih banyak serta lebih
hemat dalam proses pembutannya. Dalam penelitian ini digunakan retrovirus sebagai
vektornya.Dimana retrovirus didesain untuk membawa materi genetik berupa GFP (Green
Flourescent Protein) dan rtTA (reverse tetracycline-controlled transactivator) dibawah
pengontrolan tetracycline-inducible promoter dan PGK (Phosphoglycerate Kinase)
promoter.Setelah itu, ayam transgenik dihasilkan yang mana pada bagian telur ditemukan
doxycycline yang merupakan derivat dari tetrasiklin serta tidak ditemukan adanya disfungsi
fisiologis secara signifikan dari telur tersebut.
7) Tikus Transgenik - Resisten Terhadap Infeksi Bakteri
Resistensi suatu bakteri terhadap jenis antibiotik merupakan salah satu masalah yang
serius bagi dunia medis dan farmasi.Oleh karena itu diperlukan suatu hewan ternak yang
mampu menghasilkan protein antibiotik.Namun, dalam hal ini tikus digunakan sebagai uji
coba terlebih dahulu.Salah satu protein penghasil antimikroba adalah Protegrin-1 (PG-1)
yang meru-pakan derivat dari neutrofil.
8) GlowFish – Ikan Bercahaya
GlowFish merupakan salah satu contoh hewan transgenik yang direkayasa secara
genetiknya. Ikan ini dikembagkan dari Amerika Serikat yang merekayasa DNA dari ikan
zebra (Danio rerio) dengan gen pengkode protein flourens warna hijau dari gfp (green
flourescent protein). Namun secara fenotip, warna yang dihasilkan bukan hanya warna hijau
saja melainkan warna kuning hingga merah
10) Zebra
Sel telur zebra yang sudah dibuahi lalu ditanam dalam rahim kuda yang merupakan
spesies lain sebagai surrogate mother (ibu/induk titipan).
Teknik pelestarian dengan rekayasa genetik ini sangat bermanfaat, dengan alasan:
1. Induk dari spesies biasa dapat melahirkan anak dari spesies langka.
2. Telur hewan langka yang sudah dibuahi dapat dibekukan, lalu disimpan bertahun-
tahun meskipun induknya sudah mati. Telur yang sudah disimpan beku ini kemudian
dapat ditransplantasi.
B. Kerugian DNA rekombinasi dengan cara kloning yaitu:
 Dapat merugikan peternak sapi konvensional karena mutu air susu perah hasil DNA
rekombinan lebih unggul di bandingkan air susu sapi perah biasa.
 Menyisipkan gen makhluk hidup ke makhlik hidup lainnya di anggap sebagai
pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit di terima oleh masyarakat.
 Reproductive cloning tidak efisien dan memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. Dari
sekian banyak sel yang dipersiapkan di laboratorium sebelum implantasi ke rahim,
hanya beberapa saja yang normal. Kemudian dari beberapa yang diimplantasi, hanya
beberapa saja yang sukses. Dan dari beberapa yang lahir, banyak yang mati ketika
masih bayi ataupun jika bertahan jarang yang mencapai usia dewasa. Hal ini
dikarenakan sel yang digunakan untuk kloning tidak benar-benar mengalami
pemrograman ulang secara sempurna, tetapi masih menyisakan corak gen/dna atau
struktur kromosom sel asalnya yang mempengaruhi peran gen dalam memproduksi
protein-protein yang dibutuhkan.
 Umur sapi kloning pun tak bisa lama karena bagian ujung kromosom yang disebut
telomere, dimana terkait dengan umur/usia suatu individu, adalah persis sebagaimana
telomere sel asal. Dengan kata lainsapi hasil kloning itu sebenarnya secara genetik
sudah agak berumur sebagaimana sel asalnya.
 Reproductive cloning juga memerlukan banyak resources yang terbuang karena
mengharuskan tersedia sel telur dalam jumlah banyak dan juga sapi-sapi yang akan
dijadikan rahimnya sebagai tumpangan.
2.2. Peran dan Manfaat Teknologi Rekombinan di Bidang Industri
2.2.1. Pembuatan Beras Insulin Melalui Rekayasa Genetika Sebagai Alternatif
Pencegahan Penyakit Diabetes Militus

Rekayasagenetika adalah suatu prosesmanipulasi genyangbertujuan untuk


mendapatkan organisme yang unggul. Secara ilmiah, rekayasa genetika adalah manipulasi
genetic atau perubahan dalam susunan genetic dari suatu organisme. Rekayasa genetika
merupakan proses buatan/sintetis dengan menggunakan teknoloqi DNArekombinan.
Hasildari rekayasa genetika adalah sebuah organisme yangmemiliki sifatyangdiinginkan
atau organisme dengansifat unggul, organisme tersebut seringdisebut sebagaiorganisme
transgenik.
Padimerupakan tanaman pangan yangsangat penting didunia terutama di Indonesia.
Halini disebabkan padi merupakan sumber karbohidrat utama. Jika nasi dimakan, maka
karbohidratnya dalam tubuh akandirubah menjadi qlukosa. Glukosa dalam tubuh manusia
digunakan sebagai sumber energi. Glukosa yang tidak digunakanakan menyebabkan
kandunganguladalamdarahakan meningkat dan menyebabkan kadar gula tinggi atau biasa
disebut sebagai penyakit diabetes mellitus. Insulin adalah hormone yang mengubah glukosa
menjadi glikogen, dan berfungsi mengatur kadarguladarah.
Teknoloqi yang berkembang saat ini memanfaatkan Escherichia coli untuk
memproduksi insulin. Teknologi rekayasa genetika dalam proses ini menggunakan teknik
plasmid, adapun langkah-Iangkahnya yaitu mengisolasi plasmid dari bakteri
E.colilalumemotong plasmid yang telah diisolir dengan enzim restriksi, DNA yang dari sel
pankreas dipotong pada suatu segmen pengkodeaninsulin, rekombinan yang terbentuk lalu
disisipkan ke bakteri E.coli sehingga bakteri membawa gen DNA insulin yang selanjutnya
disisipkan ke dalam bakteri Agrobacterium tumejaciens yang digunakan sebagai sector.
Bioteknologi pertanian merupakan salah satu cabang ilmu yang penting
dalampengembangan bioteknoloqi yang diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia
akan pangan. Salah satunya adalah melalui rekayasa genetika yang merekombinasi gen
Escherichia colidengan gen tanaman padi sehingga dihasilkan varietas baru berupa beras
berinsulin. Bakteri Agrobacterium tumefaciens digunakan sebagaisectoruntuk
disisipkanpada tanaman padisehingga menghasilkan padi berinsulln.
Padi merupakan tanaman pangan yang sangat penting di dunia terutama di
Indonesia. Hal ini disebabkan padi merupakan sumber karbohidrat utama. Jika nasi
dimakan maka karbohidratnya dalam tubuh akan dirubah menjadi glukosa. Glukosa
dalam tubuh manusia digunakan sebagal sumber energi. Glukosa yang tidak digunakan
akan menvebabkan kandungan gula dalam darah akan meningkat dan menyebabkan kadar
gula tinggi atau biasa disebut sebagai penyakit diabetes mellitus. Insulin adalah hormone
yang mengubah glukosa menjadi glikogen, dan berfungsi mengatur kadar gula darah.
Teknologi yang berkernbang saat ini memanfaatkan Escherichia coli untuk memproduksi
insulin. Teknologi rekayasa genetika dalam proses ini menggunakan teknik plasmid,
adapun langkah-Iangkahnya yaitu: mengisolasi plasmid dari bakteri E.coli lalu memotong
plasmid yang telah diisolir dengan enzim restriksi, DNA yang dari sel pancreas dipotong
pada suatu segmen pengkodean insulin, DNA rekombinan yang terbentuk lalu disisipkan ke
bakteri E.coli sehingga bakteri membawa gen DNA insulin yang selanjutnya disisipkan ke
dalam bakteri Agrobacterium tumefaciens yang digunakan sebagai sector bioteknologi
pertanian merupakan salah satu cabang ilmu yang penting dalam pengembangan
bioteknologi yang diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia akan pangan. Salah
satunya adalah melalui rekayasa genetika yang merekombinasi gen Escherichia coli
dengan gen tanarnan padi sehlngga dihasilkan varietas baru berupa beras berinsulin. Bakteri
Agrobacterium turnefaciens digunakan sebagai sector untuk disisipkan pada tanarnan padi
sehingga menghasilkan padi berinsulin.
Rekayasa genetika adalah suatu proses manipulasi gen yang bertujuan untuk
mendapatkan organisme yang unggul. Secara Ilrnlah, rekavasa genetika adalah manipulasi
genetik atau perubahan dalam susunan genetic dari suatu organisme. Rekayasa genetika
rnerupakan proses buatan/sintetis dengan menggunakan Teknologi DNA rekombinan. Hasil
dari rekayasa genetika adalah sebuah organisme yang memiliki sifat yang diingingkan atau
organisme dengan sifat unggul, organisme tersebut sering disebut sebagai organisme
transgenik.
Prinsip dasar teknologi rekavasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan
perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam
struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat
berasal dari organisme apa saja. Misalnva, gen dari bakteri bisa diselipkan di kromosom
tanaman. Teknologi yang dikenal sebagai teknologi DNA rekombinan, atau dengan istilah
yang lebih populer rekayasa genetika, ini melibatkan upaya perbanyakan gen tertentu di
dalam suatu sel yang bukan sel alaminya. Banyak definisi telah diberikan untuk
mendeskripsikan pengertian teknologi DNA rekombinan. Salah satunya yang mungkin
paling representatif, menyebutkan bahwa teknologi DNA rekombinan adalah pembentukan
kombinasi materi genetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam
suatu vektor sehingga memungkinkannya untuk terintegrasi dan mengalami
perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain yang berperan sebagaisel inang
(Budiyanto,2001).
Pada dasarnya upaya untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkan melalui
teknologi DNA rekombinan melibatkan beberapa tahapan tertentu. Tahapan-tahapan
tersebut adalah isolasi DNA kromosom yang akan diklon, pemotongan molekul DNA
menjadi sejumlah fragmen dengan berbagai ukuran, isolasi DNA vektor, penyisipan
fragmen DNA ke dalam vektor untuk menghasilkan molekul DNA rekombinan,
transformasi sel inang menggunakan molekul DNA rekombinan, reisolasi molekul DNA
rekombinan dari sel inang, dan analisis DNA rekombinan.
Agrobacterlum tumefociens adalah bakteri patogen pada tanaman yang banyak
digunakan untuk memasukkan gen asing ke dalam sel tanaman untuk menghasilkan
tanaman transgenik. Secara alami, Agrobacterium tumefociens dapat menginfeksi bagian
tanaman yang terluka sehingga menyebabkan tumor mahkota empedu. Sebagian genus
Agrobacterium tumefaciens menyebabkan tumor pada tanaman dikotil dan bisa juga pada
tanaman monokotil.
Spesies Agrobacterium tumefaciens tergolong bakteri gram negatif yang tergolong
bakteri aerob dan mampu hidup baik sebagai saprofit maupun parasit. Agrobacterium
tumefaciens berbentuk batang, berukuran 0,6 - 1,0 𝜇𝑚 sampai 1,5 - 3,0 𝜇𝑚 dalam bentuk
tunggal atau berpasangan. Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat digunakan dalam
teknik DNA rekombinaan pada padi. Bakteri ini digunakan untuk menyisipkan gen
kedalam genom tanaman. Agrobacterium tumefociens strain liar (galur alami) memiliki
plasmid Ti. Pada plasmid Ti terdapat T-DNA yang mengandung gen penyebab tumor. Pada
waktu menginfeksi tanaman, Agrobacterium tumefaciens menyisipkan T- DNA kedalam
kromosom sel tanaman sehingga sel- sel tanaman yang terinfeksi membentuk tumor.

Gen yang diinginkan dimasukkan kedalam sel tanaman dengan cara menitipkannya
pada T-DNA atau menyisipkan. Agrobacterium yang digunakan untuk menginfeksi sel
tanaman adalah Agrobacterium yang sudah tidak patogen
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh organ pankreas yang dilepaskan ke
dalam aliran darah oleh beta sel yang ditermukan di daerah pulau Langerhans. Insulin
dibentuk dari proinsulin yang bila kemudian distimulasi, terutama oleh penlngkatan kadar
glukosa darah akan terbelah untuk menghasilkan insulin dan peptide penghubung (C-
peptide) yang masuk dalam aliran darah dalam jumlah ekuimolar. Sejumlah proinsulin
juga akan masuk kedalam aliran darah. Kadar C-peptide dapat digunakan untuk
memantau insulin produksi insulin endogen dan dapat digunakan untuk
menyingkirkan penggunaan insulin secara faktisia sebagai penyebab hipoglikemia yang
tidak dapat dijeJaskan. Karena insulin dan C-peptide mempunyai jangka waktu yang
berbeda, maka kadar C-peptide tidak seluruhnya mencerminkan secara akurat kadar insulin
endogen.
Insulin mempunyai beberapa pengaruh dalam jaringan tubuh. Insulin menstimulasi
pemasukan asam amino kedalam sel kemudian meningkatkan sintesa protein. lnsulin
meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan lemak sebagai bahan energi.
Insulin menstimulasi pemasukan glukosa kedalam sel untuk digunakan sebagai sumber
energy dan membantu penyimpanan glikogen didalam sel otot dan hati. Insulin adalah
hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh menyerap mayoritas karbohtdrat sebagai
glukosa (gula darah). Dengan meningkatnya gula darah setelah makan, pankreas
melepaskan insulin yang membantu membawa gula darah ke dalam sel untuk digunakan
sebagai bahan bakar dalam proses metabolisme atau disimpan sebagai lernak apabila
kelebihan. Orang-orang yang punya kelebihan berat badan atau mereka yang tidak
berolahraga seringkali menderita resistensi insulin.
Insulin menjaga keseimbangan glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan
pengambilan glukosa oleh sel badan. Kegagalan badan untuk menghasilkan insulin, atau
jumlah insulin yang tidak mencukupi akan menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke
dalam sel untuk proses metabolisme. Sehingga glukosa di dalam darah meningkat dan
menyebabkan diabetes melitus.
Plasmid adalah molekul DNA berantai rangkap dan berbentuk cincin. Plasmid
diternukan didalam sel bakteri dan dapat berbiak secara bebas, lepas dari kromosom induk.
Dalam rekayasa genetika, plasmid berperan sebagai vector yang digunakan untuk
mentransfer dan memperbanyak gen asing. Keuntungan penggunaan plasmid adalah dapat
di pindahkan dari satu sel ke sel yang lain, misalnya melalui cara transformasi. Ketika
satu gen "aslng" (biasanya diekstrak dari satu kromosom sel eukariotik) telah disisipkan ke
dalam satu plasmid, ia akan bertindak seperti kendaraaan yang mengangkut gen ke dalam
sel bakteri. Plasmid yang membawa gen tersebut siap di absorpsi dan di replikasikan oleh
bakteri sehingga setiap anakan sel yang dihasilkan akan mewarisi gen-gen baru.
Selanjutnya, setiap bakteri didalam kultur gen-gen akan menginstruksi, misalnya
"hasilkan hormon insulin manusia".
Dalam pembentukan beras insulin membutuhkan suatu proses yang sangat panjang
dan sambung menyambung dalam menyisipkan gen insulin ke bakteri yang digunakan
sebagai vector yaitu Agrobacterium tumejaciens. Dalam pembentukan ini menggunakan
bakteri E. Coli sebagai penghasil gen insulin sehingga tidak perlu berkali-kali mengambil
gen insulin ke pankreas. Jadi peran E. Coli yaitu sebagai subplayer gen insulin yang ada di
dalam pankreas manusia. Bakteri Agrobacterium tumefaciens kurang aktif dalam
menghasilkan insulin sehingga E. Coli sangat berperan penting dalam menghasilkan
insulin ini, sehingga bakteri Agrobacterium tumefaciens hanya sebagai vektor untuk
menyisipkan gen insulin ke dalam tubuh. Yang memungkinkan Agrobacterium tumefaaens
bisa bekerja dengan baik untuk menghasilkan produk yaitu dengan beras insulin. Ada 3
proses yang perlu dilakukan dalam memproduksi beras insulin yaitu:
a. Proses pembuatan insulin pada E. Coli dengan menggunakan teknologi DNA
Rekombinan sebagai suplayer insulin dari bakteri E. Coli
Langkah pertama adalah dengan mengisolasi plasmid E.Coli. Plasmid adalah salah
satu bahan genetik bakteri yang berupa untaian DNA berbentuk lingkaran keciI. Selain
plasmid bakteri juga memiliki kromosom. Langkah kedua, plasmid yang telah diisolir
dipotong pada segmen tertentu menggunakan enzim restriksi endonuklease. Sementara itu
DNA yang di isolasi dari_sel pankreas dipotong pada suatu segmen untuk mengambil
segmen pengkode insulin. Pemotongan dilakukan dengan enzim yang sama yaitu enzim
restriksi. Langkah ketiga, DNA kode insulin dari pankreas tersebut disambungkan pada
plasmid menggunakan bantuan enzim DNA ligase. Hasilnya adalah kombinasi DNA kode
insulin dengan plasmid bakteri yang disebut DNA rekombinan. Langkah keempat, plasmid
yang sudah mengandung DNA insulin disisipkan kembali ke sel bakteri. Bakteri E. Coli
mengandung insulin dari teknik plasmid yang menggunakan teknologi DNA
rekombinan.
b. Proses penyisipan gen bakteri E. Coli (pembawa gen insulin) ke bakteri
Agrobacterium tumefaciens (sebagai vektor)

Pada proses penyisipan gen DNA berinsulin pada bakteri E. Coli ke bakteri
Agrobacterium tumefaciens harus memperhatikan ukuran dari jenis bakteri. Pada bakteri E.
Coli memiliki bentuk badan dan plasmid yang hampir sama dengan Agrobacterium
tumefaciens, serta memiliki bentuk tubuh yang berbentuk batang. Dari ukuran mereka
yang hampir sama tersebut maka gen pembawa insulin dari E.coli dapat disisipkan kedalam
plasmid bakteri Agrobocterium tumefaciens. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
Pertama, mengeluarkan plasmid bakteri Agrobacterium tumefaciens. Kedua, mengisolasi
gen DNA insulin yang ada pada bakteri E. Coli. Ketiga/ memotong plasmid pada segmen
tertentu menggunakan enzim restriksi endonuklease. Keempat, gen DNA dari bakteri E. coli
tersebut disambungkan pada plasmid TI pada bakteri Agrobacterium tumefaciens
menggunakan enzim DNA ligase. Hasilnya adalah kombinasi DNA insulin dengan plasmid
bakteri yang disebut DNA rekombinan. Kelima, DNA Rekombinan terbentuk disisipkan
kembali ke sel bakteri Agrobacterium tumefaciens. Keenam, bakteri Agrobacterium
tumefaciens mengandung insulin dari teknik plasmid yang menggunakan teknologi DNA
rekombinan.
c. Penyisipan Gen Agrobacterium tumefaciens Berinsulin ke dalam Gen Padi (Oriza
sativa)
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam tahapan ini antara lain
sebagai berikut. Pertama, melakukan sekuensing pada DNA tanaman untuk gen yang akan
diubah diidentifikasinya dan diperoleh dari organisme donor/bakteri Agrobacterium
tumefaciens. Sekuensing ini dapat dilakukan dengan mengacu pada informasi yang diketahui
berkaitan dengan urutan dari gen yang akan dlpilih, selanjutnya diikuti dengan pemindahan
gen bakteri Agrobacterium tumefaciens. Kedua, gen yang diinginkan dikeluarkan dari
bakteri. Agrobacterium tumefaciens melalui penggunaan enzim spesifik yang dikenal dengan
enzim restriksi. Langkah ketiga, gen yang diinginkan kemudian di polimer melalui
polymerase (hain rea tion, yaitu metode untuk memperkuat DNA dan menghasilkan
sejumlah gen yang bisa diterapkan ke tanaman. Langkah Keempat, melakukan metode
elektroporasi yaitu dikejutkan dengan listrik tegangan tinggi melalui larutan yang
mengandung protoplas. Kejutan llstrik ini menyebabkan sel membran plasma
(semipermiabel) untuk sementara tidak stabil dengan membentuk pori-pori kecil, melalui
pori-pori ini, DNA bakteri Agrobacterium tumefaciens yang mengandung insulin dapat
masuk melalui proses difusi.
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut. DNA yang masuk
ke nukleus akan diinjeksikan dalam bentuk transfer plasmid Ti yang dipindah ke kromosom
dan menjadi satu dalam DNA tanaman padi. Selanjutnya pemberian kejutan listrik dan
injeksi, sel membrane plasma terbentuk kembali. Dinding sel juga terbentuk kembali melalui
proses pembalikan. Kemudian sel-sel yang baru saja diubah tersebut kemudian menghasilkan
jenis sel yang unik yang membentuk padi dengan terdapat gen insulin didalamnya. Sel baru
yang menjadi tanaman padi berinsulin, dapat terbentuk ketika sel tanaman padi sudah
terinfeksi oleh bakteri yang telah membawa DNA rekombinan baru yang mengandung gen
insulin, sehingga DNA yang mengandung gen insulin, berintroduksi ke sel tumbuhan
dengan membawa gen baru pada kromosom tumbuhan, kemudian akan terjadi proses
regenerasi tanaman dengan sifat baru.
Tahapan selanjutnya akan menghasilkan beras yang mengandung insulin

Untuk dapat menghasilkan padi insulin yang unggul yaitu perlu adanya proses
seleksi klon, Proses seleksi klon ini menggunakan proses sekuensing DNA. Proses
sekuensing DNA atau pengurutan DNA adalah proses atau teknik penentuan urutan basa
nukleotida pada suatu molekul DNA. Urutan tersebut dikenal sebagai sekuens DNA, yang
merupakan informasi paling mendasar suatu gen atau genom karena mengandung instruksi
yang dibutuhkan untuk pembentukan tubuh makhluk hidup. Sekuensing DNA dapat
dimanfaatkan untuk menentukan identitas maupun fungsi gen atau fragmen DNA lainnya
dengan cara membandingkan sekuensnya dengan sekuens DNA lain yang sudah diketahui.
Teknik sekuensing ini dapat membandingkan DNA yang unggul pada bakteri Agrobacterium
tumefaciens. Dengan menggunakan proses inilah maka hasil bakteri yang membawa gen
DNA insulin yang unggul dapat dipakai sehingga menghasilkan produk padi insulin yang
unggul antinya. Produk hasil bioteknologi berupa beras yang mengandung insulin, dapat
dimanfaatkan bagi konsumen untuk dapat memakan dari beras berinsulin. Penderita diabetes
mellitus dapat mengkonsumsi beras yang telah mengandung insulin tersebut sehingga aman
bagi penderita untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang ditentukan. Insulin dalam beras
ini menyebabkan sebagian besar glukosa diabsorbsi langsung dan disimpan didalam hati
kedalam bentuk glikogen. Ketika konsentrasi glukosa darah menurun maka sekresi insulin
menurun, glikogen dalam hati dipecah menjadi glukosa dan dilepas kembali kedalam darah
untuk menjaga kembali agar konsentrasi glukosa tidak terlalu rendah. Akan tetapi
mengetahui kadar atau porsi pengonsumsiannya serta harus mengetahui tingkat dari
penyakit diabetesnya sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
a. Dibidang peternakan, ada beberapa peran dan manfaat yang berasal dari teknologi
rekombinan DNA, diantaranya: Hormon bST (bovine somatotrophine hormone),
Kambing Dolly, Sapi - Penghasil Omega 3, Lembu Transgenik - Penghasil Protein
Susu, Kelinci - Penghasil Bispesifik T-Cell Antibody, Ayam - Penghasil Tetrasiklin,
Tikus Transgenik - Resisten Terhadap Infeksi Bakteri, GlowFish – Ikan Bercahaya,
Domba Transgenik, dan Zebra
b. Di bidang industri, salah satu peran dan manfaat yang berasal dari teknologi
rekombinan DNA adalah Pembuatan Beras Insulin Melalui Rekayasa Genetika
Sebagai Alternatif Pencegahan Penyakit Diabetes Militus
3.2.Saran
Teknologi rekombinan sangat bermanfaat di dalam dunia ternak dan industri untuk
mendapatkan produk yang banyak dan berkulaitas sesuai dengan yang dibutuhkan, untuk itu
kami menyarankan dalam dunia peternakan dan perindustrian untuk memanfaatkan teknologi
rekombinan ini untuk meningkatkan hasil ternak.
DAFTAR PUSTAKA

Apandi, Muchidin. 1985. Dasar - Dasar Genetlka. Erlangga : Jakarta


Dawn, marks. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta:EGC
Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Mathews. 1990. Biochemistry. Redwood City : Oregon State University
Suryo.2011. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Permasalahan:
1. Kita tahu Kloning yang paling popular adalah cloning pada Domba Dolly. Namun,
bagaimana dengan hewan lain seperti katak apakah dapat dikloning? Bagaimana
prosesnya?
Jawab :
Kloning gen merupakan suatu terobosan baru untuk mendapatkan sebuah gen
yang mungkin sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Kloning gen meliputi
serangkaian proses isolasi fragmen DNA spesifik dari genom suatu organisme,
penentuan sekuen DNA,pembentukan molekul DNA rekombinan,dan ekspresi gen target
dalam sel inang. Kloning DNA Rekombinan merupakan pemindahan sebagian rantai
DNA yang diinginkan dari suatu organisme pada satu element replikasi genetik.Salah
satu contohnya adalah penyisipan DNA dalam plasmid bakteri untuk mengklon satu
gen.
Keberhasilan transfer inti adalah dilakukannya kloning domba ‘Dolly’. Inti sel
tubuh yang diambil dari jaringan kelenjar susu domba bermuka putih, sedangkan
ovumnya diambilkan dari domba betina yang bermuka hitam yang intinya telah dirusak
sehingga menjadi ovum tak berinti. Selanjutnya, inti sel tubuh domba muka putih
dimasukkan ke dalam ovum domba muka hitam dan dipelihara sampai mencapai tahap
blastula, kemudian dimasukkan ke dalam uterus domba bermuka hitam, dan hasilnya
akan lahirlah domba Dolly.
Namun, tidak hanya domba yang dapat dikloning. Ternyata katak juga dapat
dikloning. Prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Sepotong jaringan kulit diambil dari seekor katak.
2. Sel-sel jaringan itu dibiakkan.
3. Inti salah satu itu ditransplantasikan ke sel telur penerima (inti sel telur inisudah
dikeluarkan).
4. Telur itu berkembang menjadi embrio.
5. Sel-sel embrio dipisah-pisahkan.
6. Inti sebuah sel embrio ditransplantasikan ke dalam sel telur penerima lainnya.
Telur itu berkembang menjadi suatu klon katak semula.

2. Jelaskan manfaat dan dampak negative akibat adanya cloning pada hewan?
Jawaban : Kloning memberi banyak manfaat dalam berbagai bidang kehidupan. Berikut
ini beberapa manfaat kloning, diantaranya:
1. Ilmu Pengetahuan
Kloning terutama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya reproduksi-embriologi dan diferensiasi.
2. Mengembangkan dan Memperbanyak Bibit Unggul
Kloning dalam upaya mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul
tidak dianjurkan dilakukan pada manusia. Tujuan kloning ini sering kita lihat
pada hewan ternak dan juga upaya menghasilkan susu yang mengandung
nutrisi ekstra. Contoh hewan ternak yang dilakukan kloning ialah sapi.
Dimana diambil nuklues sel sapi bibit unggul kemudian disuntikkan ke
dalam nukleus zigot sapi yang dikehendaki. Akhirnya didapatkan klon
dengan gen tambahan yang lebih unggul seperti yang diharapkan.
3. Tujuan Diagnostik dan Terapi
Kloning dapat berkontribusi untuk pengobatan suatu penyakit. Contohnya,
pasangan suami istri yang diduga thalasemia mayor tidak dianjurkan punya
anak karena ditakutkan gen tersebut akan diwariskan pada keturunannya.
Sehingga, dengan adanya kloning pasangan dianjurkan melakukan terapi gen
dengan dibuatkan klon pada tingkat blastomer. Apabila salah satu blastomer
tersebut mengandung gen thalasemia mayor, maka dianjurkan untuk terapi
gen tingkat blastomer selalu dikembangkan menjadi blastosit. Begitu
seterusnya, sehingga dapat dihasilkan gen yang bebas dari thalasemia.
4. Mengatasi Infertilitas
Kloning yang dilakukan pada manusia dapat menolong pasangan infertil.
Namun, pasangan infertil yang dimaksud bukanlah pasangan yang tidak
dapat memproduksi sel telur ataupun menghasilkan sperma. Melainkan, salah
satu pasangan harus ada yang mampu menghasilkan sel reproduksi. Sehingga
proses kloning ini dapat dilakukan dengan sejumlah sel somatik dari
manapun diambil, yang akhirnya dapat menghasilkan keturunan yang
mengandung gen dari suami atau istri pasangan bersangkutan.
5. Bidang Ekonomi
Keberhasilan suatu kloning yang dilakukan, akan menyumbangkan devisa
dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Negara-negara yang gagal
dalam penelitian klonning akan menderita kerugian secara ekonomi yang
bahkan dapat menyebabkan negara tersebut jatuh miskin.
Selain memiliki dampak positif seperti yang telah disebutkan di atas, teknik kloning
juga memiliki kerugian. Berikut ini dampak negatif dari teknik kloning.

 Penyalahgunaan teknik kloning seperti menciptakan spesies baru yang


bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
 Individu yang dihasilkan dari teknik kloning sangat rentan terhadap suatu
penyakit dikarenakan teknik kloning menghasilkan individu yang tidak memiliki
sistem imunitas.
 Teknik kloning akan menyebabkan spesies yang dihasilkan bersifat monoton,
karena DNA maupun sifat dan fisik hasil klonning persis sama dengan induknya.
 Individu yang dihasilkan dari teknik kloning cenderung memiliki masa hidup
yang sama dengan induknya, karena sel-selnya diperoleh dari induknya.
 Teknik kloning belum sempurna masih terdapat banyak kekurangan, sehingga
tak jarang hewan ternak yang di kloning harus di eutanasia.
 Teknik kloning mengacaukan hubungan antara individu baru dengan sel
induknya.

3. Bagaimana peran manfaat teknologi rekombinan pada bidang industry?


Jawab :
Contohnya adalah Pembuatan sel yang mampu mensintesis molekul yang
penting.
Gen dari spesies bakteri yang berbeda dapat memetabolisme beberapa komponen
minyak, dapat disematkan dalam plasmid dan dapat digunakan untuk mengubah
spesies bakteri laut, yang kemudian dapat memetabolisme minyak untuk
membersihkan tumpahan minyak di laut. Beberapa perusahaan bioteknologi
merencanakan bakteri yang dapat mensintesis bahan kimia atau memecah limbah
industri. Bakteri dirancang mampu memecah bahan buangan secara lebih efisien,
mengikat nitrogen (untuk meningkatkan fertilitas tanah) dan membuat organisme
yang dapat mengubah limbah biologi menjadi alkohol. Obat-obatan dan molekul
penting komersial lain dihasilkan dalam sel rekayasa genetik. Apabila bioteknologi
dalam bidang industry meliputi rekayasa bakteri untuk memecah limbah berbahaya,
penggunaan selulosa oleh yeast untuk menghasilkan glukosa dan alcohol untuk bahan
baker, penggunaan alga laut untuk bahan makanan dan substansi lain yang
bermanfaat. Saccharomyces cerevisiae yang telah dimodifikasi dengan plasmid yang
berisi dua gen selulase, yaitu endoglucanase dan exogluconase, dapat mengubah
selulosa menjadi glukosa. Glukosa kemudian diubah menjadi ethyl alcohol oleh yeast.
Yeast ini sekarang mampu mencerna kayu (selulosa) dan mengubah secara langsung
menjadi alkohol.
Kemajuan industry dan bergesernya pola hidup manusia telah melahirkan
bencana sampah plastik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroba. Hal ini
menimbulkan masalah karena akan mencemari lingkungan dan menurunkan kualitas
lingkungan hidup. Salah satu upaya yang dilakukan dalam bioteknologi adalah
menghasilkan biodegradable plastic yang dibuat dari bahan dasar polyhydroxybutirate
(PHB) yang dihasikan oleh mikrobia. Plastik tersebut jika dibuang akan mengalami
biodegradasi oleh mikrobia karena bahannya merupakan produk alami yang dapat
terurai secara alami pula. Perkembangan penelitian dalam bidang ini telah
mengupayakan pemindahan gen yang bertanggung jawab terhadap biosintesis PHB
bakteri Alcaligeneseitrophus ke dalam tanaman Arabidopsis thaliana. Tanaman
transgenic tersebut akan menghasilkan PHB yang banyak sehingga dapat diproduksi
dalam skala besar untuk menghasilkan bahan dasar plastik yang dapat terurai dan
tidak akan mencemari lingkungan.
4. Penelitian menunjukan bahwa Domba Dolly hasil kloning memiliki umur yang lebih
pendek dari domba biasanya. Kenapa hal itu bisa terjadi dan faktor apa yang
mempengaruhinya ?
Jawab :
Telomer adalah ekor atau ujung kromosom kita yang melindungi kode DNA
genom. Telomer terkait dengan penuaan dan penyakit. Telomer menjadi lebih pendek
setiap kali sel membelah dan pada titik tertentu, ketika mereka mencapai panjang
kritis, sel tidak lagi bisa membelah dan akan mati. umur mereka yang terbatas berarti
bahwa sel-sel tumbuh di laboratorium bisa rumit, mengingat hanya ada begitu banyak
doubling sel sebelum mereka menyerah hantu. fungsi telomer pada manusia telah
dikaitkan dengan banyak penyakit dan mereka telah dipelajari selama beberapa
dekade, sering dengan harapan pemahaman yang lebih baik atau menunda proses
penuaan.
Sebelum membelah diri, sel akan menjalani beberapa fase. Salah satunya
adalah fase S (fase sintesis) yang memungkinkan penggandaan seluruh untai DNA
yang menyusun genom. Penggandaan DNA pada umumnya dilakukan oleh enzim
DNA-polimerase. Namun, sintesis DNA yang dianut oleh DNA polimerase tidak
memungkinkan penggandaan pada bagian ujung DNA linear. Dengan adanya struktur
telomer yang khas dan enzim telomerase penggandaan untai DNA dapat dilakukan
secara menyeluruh.

Pada bayi dan anak-anak balita, telomernya masih sangat panjang, sehingga masih
dapat menggantikan sel-sel yang rusak. Pada orang lanjut usia, telomernya sudah
pendek dan hampir habis. Sehingga sel sel kulit yang rusak tidak dapat segera
digantikan dengan yang baru, sehingga sempat kelihatan keriput. Pada usia yang lebih
muda, sel kulit yang rusak segera digantikan dengan yang baru karena enzim
telomerase masih banyak tersedia.
Bila suatu sel tidak memiliki enzim telomerase, yang disebabkan usia tua
ataupun proses penuaan dini, sel tersebut tidak mampu menggandakan bagian paling
akhir dari untai DNA-nya, walaupun tetap dapat membelah diri. Hal tersebut
menyebabkan untai DNA pada sel anakan menjadi lebih pendek dari sel awal. Bila
keadaan ini berlanjut terus-menerus seiring dengan pembelahan sel, untai DNA
menjadi terlalu pendek dan kestabilan genom terganggu. Keadaan ini mengancam
kelanjutan hidup sel, dan dapat mengaktifkan program bunuh diri sel (apoptosis), atau
sel berhenti membelah dan memasuki tahap "jompo" (senescence). Pemendekan
telomer seiring dengan pembelahan sel telah berhasil dihubungkan secara ilmiah
dengan penuaan (senescense).
Tanpa adanya aktivitas telomerase, sel akan mengalami pemendekan setiap
membelah diri, sehingga organ dan jaringan yang sering membelah (misalnya kulit,
jaringan pencernaan) akan mengalami pemendekan telomer yang jauh lebih cepat
daripada sel-sel yang jarang membelah diri (misalnya sel otak). Berdasarkan
penelitian laboratorium, sel dengan telomer yang terlalu pendek akan berhenti
membelah diri, kemudian memasuki tahap "jompo" (senesence) atau mengalami
kematian apoptosis. Diperkirakan hal semacam ini juga terjadi pada tubuh manusia, di
mana sel-sel yang sudah terlalu pendek telomernya berhenti memperbarui diri,
sehingga manusia mengalami penuaan. Penuaan pada manusia salah satunya
disebabkan oleh memendeknya telomer, namun hal ini bukan merupakan sebab satu-
satunya pada mekanisme penuaan.
Tidak adanya aktivitas telomerase pada kebanyakan sel-sel manusia
diperkirakan merupakan suatu mekanisme alami pertahanan terhadap ancaman tumor.
Karena telomerase menjaga kelestarian telomer yang berhubungan dengan
kemampuan membelah diri yang tak terbatas, kehadiran telomerase pada jenis sel dan
saat yang tidak tepat justru dapat menimbulkan tumor.
Para ilmuwan telah menemukan metode memperpanjang telomer, yang
memungkinkan sel untuk membelah lebih kali sebelum mati

Pada telomer terdapat 8.000 hingga 10.000 nukleotida pada orang muda, tapi ini
menurun seiring dengan bertambahnya usia (nukleotida adalah sebuah molekul
organik yang merupakan subunit asam nukleat DNA dan RNA). Para peneliti telah
menemukan cara untuk memperpanjang telomer sebanyak 1.000 nukleotida, yaitu Dr.
Helen Brau, profesor mikrobiologi dan immunologi di Stanford University,
mengatakan penambahan 1000 nukleotida adalah setara dengan "bertahun-tahun
kehidupan manusia." Oleh karena itu domba dolly yang merupakan domba hasil
rekayasa genetika tidak dapat bertahan hidup seperti kambing biasanya.
5. Perangkat apa sajakah yang digunakan dalam teknologi DNA rekombinan?
Jawaban :
Adapun perangkat yang digunakan dalam teknik DNA rekombinan
diantaranya enzim restriksi untuk memotong DNA, enzim ligase untuk menyambung
DNA dan vektor untuk menyambung dan mengklonkan gen di dalam sel hidup,
transposon sebagai alat untuk melakukan mutagenesis dan untuk menyisipkan
penanda, pustaka genom untuk menyimpan gen atau fragmen DNA yang telah
diklonkan, enzim transkripsi balik untuk membuat DNA berdasarkan RNA, pelacak
DNA atau RNA untuk mendeteksi gen atau fragmen DNA yang diinginkan atau untuk
mendeteksi klon yang benar. Vektor yang sering digunakan diantarnya plasmid,
kosmid dan bakteriofag. Enzim restriksi, digunakan untuk memotong DNA. Enzim
restriksi mengenal dan memotong DNA pada sekuens spesifik yang panjangnya
empat sampai enam pasang basa. Enzim tersebut dikenal dengan nama enzim
endonuklease restriksi.

Ada beberapa bagian terpenting yang selalu digunakan dalam rekayasa genetika.
Enzim yang dipakai dalam memanipulasi DNA diantaranya adalah :

a. DNA polimerisasi, yaitu enzim yang biasa dipakai untuk meng-copy


DNA. Enzim ini mengsintesis DNA dari sel induknya dan membentuk
DNA yang sama persis ke sel induk barunya. Enzim ini juga bisa
didapatkan dari berbagai jenis organisme, yang tidak mengherankan,
karena semua organisme pasti harus meng-copy DNA mereka.
b. Enzim Endonuklease, yaitu enzim yang mengenali batas-batas sekuen
nukleotida spesifik dan berfungsi dalam proses restriction atau
pemotongan bahan-bahangenetik. Penggunaan enzim ini yang paling
umum antara lain pada sekuen palindromik. Enzim ini dibentuk dari
bakteri yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menahan
penyusupan DNA, seperti genom bacteriophage.
c. DNA ligase merupakan suatu enzim yang berfungsi untuk
menyambungkan suatu bahan genetik dengan bahan genetik yang lain.
Contohnya saja, enzim DNA ligase ini dapat bergabung dengan DNA
atau RNA dan membentuk ikatan phosphodiester baru antara DNA atau
RNA yang satu dengan lainnya.
d. Reverse transcriptases adalah enzim yang berfungsi membentuk blue-
print dari molekul RNA membentuk cDNA (DNA komplementer).
Enzim ini dibuat dari virus RNA yang mengubah genom RNA mereka
menjadi DNA ketika mereka menginfeksi inangnya. Enzim ini biasa
dipakai ketika bertemu dengan gen eukariotik yang biasanya terpisah-
pisah menjadi potongan kecil dan dipisahkan oleh introns dalam
kromosom.
e. RNA polimerisasi yaitu enzim yang berfungsi untuk ’membaca sekuen
DNA dan mengsintesis molekul RNA komplementer. Seperti halnya
DNA polimerisasi, RNA polimerisasi juga banyak ditemukan di
banyak organisme karena semua organisme harus ’merekam’ gen
mereka.

Anda mungkin juga menyukai