Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH GENETIKA

PRINSIP-PRINSIP REKAYASA GENETIKA DAN IMPLEMENTASINYA

Disusun oleh :
Ruzi Maisaraoh 2003030004
Yayang Venny Renova Putri 2003030010
Manja Nurani 2003030021
Sabrina Thresia Gustianti Fau 2003030037

Dosen Pengampu :
Elfa Oprasmani, S.Pd . M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Prinsip-prinsip
rekayasa genetika dan implementasinya” dalam memenuhi tugas mata kuliah
Genetika yang diampu oleh Ibu Elfa Oprasmani.
Adapun makalah “Prinsip-prinsip rekayasa genetika dan implementasinya” ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan banyak
pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatannya. Oleh sebab itu, kami
ingin berterima kasi sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam membuat makalah “Prinsip-prinsip rekayasa genetika dan
implementasinya”
Kami berharap semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya terkhusus
kepada mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Maritim Raja Ali Haji
sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Tanjungpinang, 30 November 2022


Penulis

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 4
A. Pengertian Rekayasa Genetika ........................................................................... 4
B. Sejarah Perkembangan Teknik Rekayasa Genetika ........................................... 4
C. Mekanisme Rekayasa Genetika ......................................................................... 8
D. Prinsip Rekayasa Genetika ............................................................................... 10
E. Contoh Produk Rekayasa Genetik ................................................................... 18
BAB III ....................................................................................................................... 22
PENUTUP .................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 23
LAMPIRAN ................................................................................................................. 1

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sejarah Genetika sejak 1900. Daerah yang diarsir menunjukkan masa
periode dari perkembangan utama di setiap cabang subjek. ......................................... 6

Gambar 2. Kloning Fragmen DNA (Desmond)............................................................. 7

Gambar 3. (I) Skema sebagian dari molekul DNA yang berbentuk “double helix”.
(II)Hubungan antara gula,pospat dan basa. (III) Contoh dereta basa secara linear. ..... 9

Gambar 4. Tahap-tahap Isolasi DNA .......................................................................... 11

Gambar 5. Siklus Pembentukan Molekul DNA baru dalam proses PCR. .................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak ditemukan struktur molekul DNA (Deoxyribonucleic Acid) oleh
Watson dan Crick pada tahun 1953, perkembangan biologi molekuler yang
secara umum mencakup manipulasi DNA dan RNA (Ribonucleic Acid) telah
merambah ke berbagai bidang kehidupan dan aplikasinya. Dalam dunia
kedokteran dan farmasi, tekonologi ini antara lain telah mampu menghasilkan
hormon insulin yang secara alami dihasilkan oleh manusia, dapat diproduksi
dalam jumlah tak terhingga di dalam sel bakteri tersebut. Hal ini sangat
membantu penderita diabetes yang memerlukan hormon tersebut. Dalam
dunia pertanian, juga telah dihasilkan berbagai tanaman transgenik seperti
jagung, padi, tomat, kapas, kedelai dan masih banyak lagi. Pendekatan yang
digunakan dalam pembuatan tanaman transgenik adalah sama, yang pada
prinsipnya menyisipkan gen tertentu ke dalam genom tanaman.Sebagai
contoh, gen monellin (suatu protein yang memberikan rasa manis 100.000 kali
lebih dari gula) dimasukkan ke dalam tanaman tomat yang menjadikan rasa
tomat transgenik manis sekali.Dalam dunia peternakan, puluhan gen penyandi
berbagai protein telah berhasil diintegrasikan ke dalam genom ternak
babi,sapi,kelinci,domba dan kambing. Pada umunya, produk dari gen yang
dimasukkan tersebut secara langsung maupun tidak langsung digunakan bagi
kepentingan manusia. Dalam konteks ini, tidak salah apabila ternak-ternak
tersebut dikatakan sebagai “pabrik” protein yang diperuntukkan bagi manusia.
Dengan menggunakan teknologi rekayasa genetik, upaya pembuatan
peta genetik telah dilakukan pad lebih dari 30 spesies termasuk manusia.
Justru, peta genetik pada manusia merupakan peta terlengkap dibandingkn
spesies lainnya. Sebagai gambaran, pada tahun 2001 lalu diberitakan bahwa
DNA inti penyusun kromosom manusia nomor 21 telah disekuens secara

1
lengkap. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, diperkirakan DNA dari seluruh
kromosom manusia telah dapat disekuens. Upaya membuat peta genetik
berbagai ternak domestik juga membuka peluang yang unggul dalam
menghasilkan sifat-sifat produksinya. Dan masih banyak aplikasi lain seperti
diagnose penyakit, diagnosa halal-haramnya suatu makanan dan lain-lain.
Pada dasarnya, lahir berbagai teknik molekuler dalam berbagai bidang
kehidupa tidak terlepas dari berbagai penemuan yang mendahului terciptanya
teknologi DNA rekombinan seperti: penemuan enzim restriksi (restriction
endonuclease) yang dapat menyambng potongan-potongan DNA menadi satu;
serta berbagai proses biokimia lainnya. Penemuan spektakuler tentang
teknolgi DNA rekombinan serta berbagai aksesorisnya tersebut sangat
memungkinkan pengisolasian individual gen untuk dimanipulasi serta
dipindahkan dari satu organisme lainnya sebagaimana telah dicontohnya di
bagian atas. Dengan penemuan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR),
perkembangan biologi molekuler menjadi semakin cepat dan hingga saat ini
teknik yang memanfaatkan teknologi PCR tersebut telah banyak dilahirkan.
Mensekuens DNA yang tadinya mengalami serangkaian proses yang panjang
dan melelahkan, dengan penemuan teknik PCR, proses semacam itu menjadi
lebih disederhanakan dan dipercepat pula dengan bantuan computer.
Perkembangan teknologi rekayasa genetik saat ini luar biasa cepatnya ,
sehingga banyak jurnal atau majalah semipopuler bermunculan bagai jamur
karena memang informasi tentang temuan-temuan baru di bidang ini selalu
ada dari hari ke hari.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dari Rekayasa genetika?
2. Bagaimana perkembangan atau sejarah dari rekayasa genetika?
3. Prinsip-prinsip rekayasa genetika
4. Contoh rekayasa genetika

2
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari rekayasa genetika
2. Mengetahui perkembangan atau sejarah dari rekayasa genetika
3. Mengetahui prinsip-prinsip rekayasa genetika
4. Contoh rekayasa genetika

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekayasa Genetika


Kemajuan dalam disiplin ilmu apapun bergantung pada tersedianya
teknik dan metode yang memperluas jangkauan dan kesempurnaan dari
percobaan yang akan dilaksanakan. Lebih dari 30 tahun terakhir telah
ditunjukan dengan jalan yang spektauler oleh kemunculan teknik rekayasa
genetik. Bidang ini berkembang dengan cepat ke segala bidang, dibeberapa
laboratorium di seluruh duia, sekarang ini rutin praktek mengisolasikan
fragmen DNA spesifik dari genom satu organisme, menentukan urutan
basanya, dan menilai fungsinya.
Teknologi ini juga sekarang terpakai pada beberapa aplikasi lain,
meliputi aliassa forensic dari sampel tindakan kriminal,sengketa garis
keturunan , hasil diagnose medis, pemetaan genom dan dan sekuensing dan
industry bioteknologi.
Bentuk teknik rekayasa genetik sering dipikir agak dan bahkan remeh,
namun ini mungkin label yang kebanyakan orang-orang akan akui. Akan
tetapi, ada beberapa bentuk lain yang biasa dipakai untuk mendeskripsikan
tenologi tersebut, meliputi manipulasi gen, cloning gen, teknologi
rekombinasi DNA dan modifikasi genetik.
Meskipun ada banyak macam-macam dan jenis teknik yang terlibat,
akan tetapi prinsip dasar dari manipulasi genetik sebenarnya agak mudah.
Dasar pada teknologi tersebut berdasarkan informasi genetiknya,
dikode oleh DNA, dan diatur dalam bentuk gen, merupakan satu sumber yang
bias dimaniulasi dalam berbagai cara untuk mendapatkan tujuan yang jelas
untuk kedua ilmu terapan dan murni serta kedokteran. Ada beberapa bidang
dimana manipulasi genetik adalah berharga, termasuk diantaranya:
a. Riset dasar pada struktur gen dan fungsi.
b. Produksi protein berguna dengan cara terbaru.
c. Menghasilkan tanaman dan hewan transgenik.
d. Diagnosa medis dan pengobatan.

B. Sejarah Perkembangan Teknik Rekayasa Genetika


Pada awalnya, proses rekayasa genetika ditemukan oleh Crick dan
Watson pada tahun 1953. Rekayasa genetika merupakan suatu rangkaian

4
metode yang canggih dalam perincian akan tetapi sederhana dalam hal prinsip
yang memungkinkan untuk dilakukan pengambilan gen atau sekelompok gen
dari sebuah sel da mencangkokkan gen atau sekelompok gen tersebut pada sel
lain dimana gen atau sekelompok gen tersebut mengikat diri mereka dengan
gen atau sekelompok gen yang sudah ada dan bersama-sama menanggung
reaksi biokimia penerima.
Modifikasi genetika adalah suatu perubahan yang terjadi pada DNA
dengan cara transfer gen di antara dan di dalam benda hidup lainnya yang
berbeda. Seccara tradisional, modifikasi / rekayasa geetika sebenarnya telah
dilakukan oleh para petani melalui proses penyilangan dan perbaikan
tanaman. Misalnya melalui tahap penyilangan dan seleksi tanaman dengan
tujuan tanaman tersebut menjadi lebih besar, kuat dan lebih tahan terhadap
penyakit. Selama puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, para petani dan
para pemulia tanaman telah berhasil memuliakan tanaman padi, jagung dan
tebu, sehingga tanaman-tanaman tersebut mempunyai daya hasil tinggi dan
memiliki kualitas panen yang lebih baik.
Proses pemindahan gen pada pemuliaan tradisional dilakukan melalui
proses penyerbuka dengan perantaan angina maupun bantuan serangga
penyerbuk. Proses penyerbukan ini sering kali melibatkan bantuan mansia,
misalnya melalui penyerbukan dengan cara memindahkan serbuk sari
tanaman yang satu ke ujung putik tanaman lainnya. Prinsip rekayasa genetika
sama dengan pemuliaan tanaman, yaitu memperbaiki sifat-sifat tanaman
dengan menambahkan sifat-sifat ketahanan terhadap cekaman makhluk hidup
pengganggu maupun cekaman lingkungan yang kurang menguntungkan serta
memperbaiki kualitas nutrisi makanan. Rekayasa genetika adalah kelanjutan
dari pemuliaan secara tradisional. Dalam arti palig luas merupakan penerapan
genetika untuk kepentingan manusia akan tetapi masyarakat ilmiah sekarang
lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-
teknik genetika molekuler untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom
atau mngubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan
tertentu.
Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan
organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat
tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran da farmasi paling
banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini.Sementara itu bidang lain,
seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan
perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk

5
mengembangkan bidang masing-masing. Tidak seperti halnya permuliaan
tanaman secara tradisional yang menggabungkan seluruh komponen materi
genetika dari dua tanaman yang disilangkan, rekayasa genetika
memungkinkan pemindahan satu atau beberapa gen yang dikehendaki dari
satu tanaman ke tanaman lain.
Keunggulan rekayasa genetika adalah mampu memindahakan materi
genetika dari sumber yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan
terkontrol dalam waktu yang lebih singkat. Melalui proses rekayasa genetika
ini, telah berhasil dikembangkan tanaman yang tahan terhadap organisme
pengganggu seperti serangga, penyakit dan gulma yang sangat merugikan
tanaman. Rekayasa genetika bermain pada tingkat molekuler khususnya
DNA.

Gambar 1. Sejarah Genetika sejak 1900. Daerah yang diarsir


menunjukkan masa periode dari perkembangan utama di setiap cabang
subjek.
Di akhir tahun 1960 di situ adalah masa frustasi di antara ahli sains
yang bekerja di bidang biologi molekular. Penelitian telah berkembang ke
titik dimana kemajuan dirintangi oleh batasan teknis. Bagaimanapun,
sejumlah perkembangan memberikan stimulus yang perlu untuk manipulasi
gen menjadi nyata. Di tahun 1967 enzim DNA Ligase diisolasikan. Enzim ini
dapat menggabung dua untai bersama. Kemudian dilanjutkan dengan isolasi

6
oleh enzim restriksi pertama di tahun 1970. Enzim restriksi merupakan
gunting molekuler yang sangat penting, yang memotong DNA pada urutan
yang tepat. Lalu, pada tahun 1970, alat dasar yang diperlukan untuk membuat
DNA rekombinan ditemukan. Molekul DNA rekombinan pertama dilakukan
di universitas Stanford tahun 1972, menggunakan alur pembelahan dari enzim
restriksi dan kemampuan dari DNA ligase menggabung dua untai DNA
bersama. Cara ini kemudian dikembangkan di tahun 1973 dengan
menggabung fragmen DNA ke plasmid pSC101, dimana merupakan elemen
ekstrakromosomal yang diisolasi dari bakteri Escheria coli. Molekul
rekombinan ini bertindak sebagai replicon (mereka dapat bereplikasi ketika
dikenalkan ke dalam se E.coli). Sehingga dengan membuat molekul
rekombinan in vitro dan menempatkannya ke dalam sel bakteri dimana
kemudia bereplikasi secra in vivo, ketika ditumbuhkan dalam cawan agar. Hal
ini kemudian dikenal kloning gen. Penemuan pada tahun 1972 da 1973
memicu kemungkinan terjadinya revolusi ilmiah terbesar pada semua genetika
baru. Akan tetapi perkembangan Organisme Modifikasi Genetika (OMG),
khususnya tanaman pertanian, telah membuka kembali perdebatan tentang
keamanan organisme tersebut dan konsekuensi dari pelepasan OMG ke
lingkungan.

Gambar 2 Kloning Fragmen DNA (Desmond)

7
C. Mekanisme Rekayasa Genetika
Penelitian Genetika itu bergantung pada satu prinsip pokok, yaitu
bahwa organisme-organisme itu memiliki persamaan dan perbedaan daripada
kedua induknya. Di sini akan diterangkan liku-likunya organisme menyimpan
dan meneruskan informasi genetik yang mengawasi persamaan dan perbedaan
itu tadi, dan bagaimanakah manipulasinya. Ada baiknya apabila sebelumnya
mengenal terlebih dahulu perbandingan ukuran sebuah sel terhadap bagian-
bagiannya, agar didapatkan gambaran yang lebih jelas dalam mengikuti
keterangan berikutnya.
Informasi genetik dari organisme itu dibawa dalam molekul-molekul
yang disebut asam nukleat. Semua organisme yang tubuhnya terdiri atas sel-
sel menggunakan asam deoksirbonukleat (DNA) untuk menyimpan informasi
genetik. Beberapa tipe asam ribonukleat (RNA) memindahkan informasi
genetik tadi dan membuat protein yang sangat dibutuhkan oleh sel-sel hidup.
Sebaliknya, beberapa mikrobia, viroid dan virus tertentu menggunakan RNA
untuk menyimpan informasi genetik.
Pada makhluk tingkat tinggi seperti jamur,tumbuhan dan hewan
(termasuk manusia), DNA tersimpan di dalam organel-organel dalam sel ;
organel yang paling besar adalah nucleus, yang mengandung kromosom
dimana tersimpan DNA. Di dalam kloroplast dan mitokondria, DNA kurang
teratur letaknya, seperti dalam sel bakteri saja.
Berdasarkan penemuan Watson dan Crick dalam tahun 1953, maka
molekul DNA pada makhluk tingkat tinggi itu berupa “double-helix”, yaitu
pita spiral ganda yang saing melilit, yang tersusun dari molekul-molekul gula
(deoksiribosa) dan pospat secara berseling. Pospatnya (PO4) terikat dengan
molekul gula pada atom C no 3. No 5. Pada setiap molekul gula terikat salah
satu dari empat macam basa organik, yaitu guanine (G), adenine (A), sitosin
(S) dan timin (T). Urutan dari basa-basa ini menggambarkan informasi genetik
tertentu dari organisme. Jadi informasi genetik itu disimpan dalam urutan

8
linear seperti rekaman suara dalam pita tape. Tiap basa terikat kuat sekali
dengan molekul gula, tetapi basa dari satu pita terikat lemah oleh atom H
dengan sel hidup atau dengan cara dipanaskan dalam sebuah tabung, maka
hubungan antara basa-basa itu mudah putus. Berpasangannya basa-basa itu
mengikuti aturan tertentu, yaitu G dengan S dihubungkan oleh 3 atom H,
sedangkan A dengan T dihubungkan oleh 2 atom H.

Gambar 3 (I) Skema sebagian dari molekul DNA yang berbentuk “double
helix”. (II)Hubungan antara gula,pospat dan basa. (III) Contoh dereta basa
secara linear.

Sebelum sel membelah, kedua pita DNA memisahkan diri


(mengadakan replikasi), kemudian enzim bergerak sepanjang setiap pita DNA
itu, “membacanya” dan membuat pita pasangan. Dengan cara ini terbentuklah
dua molekul DNA anakan, yang masing-masing sama dengan molekul DNA
induk. Dalam molekul RNA, gulanya berupa ribose, dan basa timin digantikan
oleh urasil (U). Untuk menyimpan semua informasi genetik dalam sel bakteri
diperlukan satu sampai sepuluh juta pasang basa, sedang pada manusia kira-
kira enam milyar.
DNA dalam sel bakteri biasanya terdapat dalam sebuah molekul besar
yang bulat bentuknya dan dalam beberapa molekul bulat yang kecil. Yang
besar dikenal sebagai kromosom bakteri, sedang yang kecil dinamakan
plasmid.

9
Panjang DNA dalam setiap sel bakteri ialah kira-kira 1mm. Dengan
demikian penempatan DNA di dalam sel bakteri itu merupakan suatu
problem, karena panjang sebuah sel bakteri itu hanya kira-kira 1/500 mm saja.
Demikian pula halnya untuk makhluk-makhluk tingkat tinggi. Setiap sel
manusia misalnya, mengandung kira-kira 2 meter DNA, dan ini disimpan
dalam nucleus yang hanya mempunyai diameter rata-rata 10 mikron saja.
Namun pada manusia dan makhluk lain yang selnya berinti, problem tersebut
dapat dipecahkan karena DNA diatur melingkar mengelilingi protein, yang
disebut histon.
Informasi genetik yang tercatat dalam DNA ada dua macam :
1. Ada yang berupa urutan kontrol yang memberitahu kepada enzim-
enzim di manakah harus dimulai “membaca” DNA, di manakah harus
istirahat dan dimanakah harus berhenti, ibarat pesan berhenti pada
ujung pita tape magnetis.
2. Ada urutan yang mengandung informasi untuk pembuatan berbagai
macam protein yang diperlukan oleh sel. Protein terdiri dari asam-
asam amino. Dikenal 20 macam asam amino dan urutan yang dipakai
dalam pembuatan protein menetapkan struktur dan fungsi dari protein
itu. Urutan itu terdapat dalam asam nukleat, dan segmen (bagian) dari
molekul DNA yang bertanggung jawab untuk memperincci struktur
dari protein tertentu disebut gen.
Agar supaya gen dapat diekspresikan dalam protein, terlebih dahulu
DNA harus dibuat salinannya ke RNAd (RNA-duta). Setelah selesai
menerima informasi genetik dair DNa itu, makan RNAd meninggalkan
nucleus dan menuju ke organel sel yang disebut ribosom dimana akan
dibuat protein. Ingat bahwa hanya ada empat macam basa (G,S,A, dan T),
sedangkan jumlah asam amino ada 20 macam. Berhubungan dengan itu,
maka untuk mengkode asam amino, dibutuhkan 4x4x4 kombinasi kodon,
masing-masing terdiri dari tiga basa. Sebagai contoh dari kodon triplet itu
ialah SSU,SSS,SSA,SSG, kesemuanya itu mengkode asam mino prolin.

D. Prinsip Rekayasa Genetika


1. Isolasi DNA
Semua organisme disusun oleh sel yang mengandung elemen genetik
yang sama yaitu DNA yang terdapat dalam kromosom. Kromosom
eukariot berbentuk linear sedangkan kromosom prokariot berbentuk
sirkular. Selain itu prokariot juga mengandung satu atau lebih plasmid.

10
Plasmid merupakan molekul DNA sirkular dengan ukuran yang jauh lebih
kecil dibandingkan kromosom.
a. Isolasi DNA Kromosom
Prinsip dari isolasi DNA kromosom adalah memisahkan DNA kromosom
atau DNA genom dari komponen-komponen sel lain. Sumber DNA bisa
dari tanaman, kultur mikroorganisme, atau sel manusia. Membran sel
dilisis dengan menambahkan detergen untuk membebaskan isinya,
kemudia pada ekstrak sel tersebut ditambahkan protease (yang berfungsi
mendegradasi protein) dan RNAse (yang berfungsi untuk mendegradasi
RNA), sehinggay ang tinggal adalah DNA. Selanjutnya ekstrak tersebut
dipanaskan sampai suhu 90°C untuk menginaktifasi enzim yang
mendegradasi DNA. Larutan DNA kemudia di presipitasi dengan etanol
dan bisa dilarutkan lagi dengan air.

Gambar 4 Tahap-tahap Isolasi DNA


b. Isolasi DNA Plasmid
DNA plasmid merupakan wadah yang digunakan untuk kloning gen,
sehingga DNA plasmid harus dipisahkan dari DNA kromosom. DNA
plasmid mempunyai ukuranyang jauh lebih kecil daripada DNA
kromosom. Untuk memisahkan DNA plasmid, maka memerlukan
yang sedikit berbeda dengan prosedur diatas. Pertama, membrane sel

11
dilisis dengan penambahan detergen. Proses ini membebaskan DNA
kromosom, DNA plasmid, RNA, protein dan komponen lain. DNA
kromosom dan protein diendapkan dengan penambahana potassium.
DNA + Protein + Potasium yang mengendap dipisahkan dengan cara
sentrifugasi. Supernatan yang mengandung DNA plasmid, RNA dan
protein yang tersisa dipisahkan. Kemudia ditambahakan RNAse dan
protease untuk mendegradasi RNA dan protein.Akhirnya DNA
plasmid dapat dipresipitasi menggunakan etanol.

c. Isolasi RNA
RNA, terutama mRNA merupakan materi genetik yang mengkode
suatu protein. Jumlah populasi mRNA akan lebih banyak disbanding
dengan DNA. mRNA eukariot dapat dipisahkan dari DNA dengan
menggunakan oligonukleotida dT. Atau RNA total juga dapat diiolasi
dari sel dengan menambahkan enzim DNAse yang berfungsi untuk
mendegradasi DNA.

2. PCR (Polimerase Chain Reaction)


PCR merupakan suatu reaksi in vitro untuk menggandakan jumlah
molekul DNA pada target tertentu dengan cara mensintesis molekul DNA
yang berkomplemen dengan molekul DNA target tersebut melalui bantuan
enzim dan oligonukleotida sebagai primer dalam suatu thermocycler.
Panjang target DNA berkisar antara puluhan sampai ribuan nukleotida
yang posisinya diapit sepasang primer. Primer yang berada sebelum
daerah target disebut sebagai primer forward dan yang berada setelah
daerah target disebut primer reverse.Enzim yang digunakan sebagai
pencetak rangkaian molekul DNA baru dikenal sebagai enzim polymerase.
Untuk dapat mencetak rangkaian tersebut dalam teknik PCR, diperlukan
juga dNTPs yang mencakup dATP (nukleotida berbasa Adenine), dCTP
(Cytosine), dGTP (Guanine) dan dTTP (Thymine).
Secara ringkas, prinsip pelipat gandaan jumlah molekul DNA pada
target yang diinginkan melalui teknik PCR dapat dijelaskan sebagai
berikut. Pada suhu 95°C, molekul DNA mengalami denaturasi sehingga
strukturnya berubah dari untai ganda menjadi untai tunggal. Pada suhu
berkisar antara (biasanya) 50°C sampai dengan 60°C, primer forward
yang runutan nukleotidanya berkomplemen dengan salah satu untai
tunggal akan menempel pada posisi komplemennya. Demikian juga

12
primer reverse-nya akan menempel pada untai tunggal lainnya. Setelah
kedua primer tersebut menempel pada posisinya masing-masing, enzim
polymerase mulai mensintesis molekul DNA baru yang dimulai dari ujung
3”nya masing-masing primer. Sintesa molekul DNA baru ini terjadi pada
suhu 72°C. Proses ini juga disebut sebagai ekstensi. Dengan demikian,
satu molekul DNA ganda akan berlipat jumlahnya menjadi dua molekul
DNA. Setelah itu, diulang lagi proses denaturasi, penempelan dan sintesis
pada suhu tersebut. Proses dari denaturasi-penempelan-ekstensi disebut
sebagai satu siklus. Suhu denaturasi dan ekstensi bersifat permanen,
masing-masing pada 95°C dan 72°C, sedangkan suhu penempelan
bergantung pada panjang-pendeknya primer. Proses PCR biasanya
berlangsung 35-40 siklus.
Pada akhir siklus pertama, satu molekul DNA untai ganda
dilipatgankan jumlah menjadi dua molekul DNA untai ganda. Dua
molekul DNA untai ganda hasil amplifikasi pada siklus pertama menjadi
DNA target dan dilipatgandakan menjadi empat molekul DNA, dan
selanjutnya empat molekul baru ini dilipatgandakan lagi jumlahnya
menjadi delapan dan seterusnya.

Gambar 5 Siklus Pembentukan Molekul DNA baru dalam proses PCR.

3. DNA Rekombinan

13
Terjadinya proses rekombinasi secara alami dapat terjadi sehingga gen
dapat berpindah dari satu organism eke organisme lain. Biasanya, proses
itu terjadi pada organisme yang berkerabat dekat. Dengan kemajuan
teknologi molekuler, perpindahan gen dapat terjadi antar organisme yang
sama sekali tidak berkerabat dekat, misalnya gen manusia dipindahkan ke
bakteri atau gen manusia dipindahkan ke ternak babi dan lain sebagainya.
Perpindahan tersebut mengakibatkan terbentuknya molekul DNA yang
berasal dari sumber yang berbeda dapat digabungkan menjadi apa yang
disebut DNA rekombinan. Teknik menggabungkan molekul DNA tersebut
dikenal sebagai Teknik DNA Rekombinan.
Biasanya, DNA rekombinan merupakan gabungan antara DNA vector
yang merupakan molekul DNA yang dapat mereplikasi diri dan DNA
asing yang biasanya berupa gen dari suatu makhluk hidup. Vektor tersebut
berfungsi pembawa DNA asing yang berasal dari satu organisme untuk
dipindahkan ke dalam organisme lain. Di dalam organisme yang
membawa DNA rekombinan tersebut (organisme resipien), gen
diharapkan dapat diekspresikan untuk menghasilkan protein. Sebagai
contoh klasik adalah gen penyandi insulin (hormone yang digunakan bagi
penderita penyakit diabetes) yang disisipkan ke vector dan kemudian
vector rekombinan tersebut dimasukkan ke dalam sel Escherichia coli. Sel
ini kemudia dapat menghasilkan hormone insulin, yang secara alami sel
tersebut tidak mampu menghasilkannya.
Untuk membuat DNA rekombinan, setidaknya digunakan dua macam
enzim yaitu enzim endonuclease yang berfungsi sebagai pemotong
molekul DNA. Berdasarkan fungsinya, enzim ini sering disebut sebagai
enzim pemotong (restriotion enzyme). Enzim lainnya adalah enzim ligase
yang berfungsi menggabungkan molekul DNA yang sudah dipotong tadi
ke molekul DNA lain. DNA vekto dipotong pada bagian yang
dikehendaki untuk disisipi DNA asing. Adapun DNA asing yang akan
disisipkan juga dipotong sesuai yang dikehendaki. Pemotongan dan
penggabungan molekul DNA dilakukan secara in vitro melalui suatu
reaksi yang sangat sederhana.
Adanya kemungkinan lain yang terjadi dalam proses penggabungan
tidak diulas disini. Yang jelas, semua kemungkinan yang terjadi belum
dapat diketahui secara pasti. Untuk mengetahui berhasil tidaknya
pembentukan DNA rekombinan sebagaimana yang kita harapkan, kita

14
biasanya melanjutkan dengan proses kloning DNA. Ini dimaksudkan
untuk melipatgandakan jumlah molekul DNA agar mudah dianalisis.

4. Kloning DNA
Pada prinsipnya kloning DNA adalah proses penggandaan jumlah
DNA rekombinan melalui proses perkembangbiakan yang dihasilkan dari
poses penggabungan tersebut diatas ke dalam sel E.coli. Selanjutnya sel
ini diinkubasi pada suhu optimal sehingga sel dapat berkembang biak
secara eksponensial. Karena masuknya molekul DNA ke dalam sel akan
mengubah fenotip sel tersebut, maka proses pemasukan molekul DNA ke
dalam sel akan mengubah fenotip sel tersebut, maka proses pemasukan
molekul DNA ke dalam sel juga disebut transformasi. Sel yang digunakan
dalam proses transformasi ini biasanya disebut dengan sel kompeten.

5. Sekuensing DNA
Sekuensing DNA merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengetahui urutan nukleotida atau basa dalam suatu fragmen DNA. DNA
menyimpan informasi genetik dalambentuk urutan nukleotida. Dengan
mengetahui urutan nukleotida suatu gen, maka dapat ditentukan urutan
asam amino protein yang dikodenya. Sebaliknya, urutan asam amino
protein tidak dapat memberikan informasi lengkap tentang urutan
nukleotida gen yang mengkodenya. Karena alasan tersebut, selain karena
mahalnya sekuensing protein, maka sekuensing DNA jauh lebih banyak
digunakan.
Metode sekuensing DNA yang paling banyak digunakan adalah
metode dideoksi Sanger. Reaksi sekuensing dimulai dengan reaksi PCR
untuk memperbanyak fragmen DNA dan diikuti dengan elektroforesis gel
poliakrilamida untuk memisahkan basa- basa DNA. Seperti proses PCR,
reaksi sekuensing juga meniru proses pembentukan leading strand pada
replikasi DNA di alam.
Ada tiga tahapan penting yang harus dilakukan pada sekuensing, yaitu :
a. Pembentukan fragmen-fragmen DNA untai tunggal dengan berbagai
ukuran melalui proses PCR.
b. Pemisahan fragmen-fragmen DNA dengan gel elektroforesis
poliakrilamida.
c. Pembacaan hasil elektroforesis.

15
6. Isolasi Protein dan Pemurnian Protein
a. Isolasi protein
Isolasi protein merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan protein dari makromolekul lain yang tidak diinginkan.
Teknik isolasi protein ini harus mempertimbangkan sifat-sifat fisik dan
kimiawi dari protein tersebut agar tidak terjadi perubahan konformasi
dan aktifitasnya. Pada proses isolasi protein terdapat beberapa cara,
salah satunya adalah menggunakan teknik gel elektroforesis. Teknik
ini memiliki fungsi kerja yaitu memisahkan protein berdasarkan berat
molekulnya dalam suatu tegangan listrik tertentu. Teknik ini
menggunakan loading buffer yang berfungsi untuk mendenaturasi
protein tersebut sehingga protein yang semula tidak bermuatan
menjadi bermuatan negatif. Molekul sampel yang bermuatan negatif
akan bergerak melalui dalam matriks gel menuju ke elektroda positif.
b. Pemurnian Protein
Proses pemurnian protein dari kultur sel merupakan tahapan
yang sangat penting dalam produksi protein rekombinan. Umumnya
produk hasil rekayasa genetika terdapat dalam larutan yang sangat
encer. Kadar senyawa terendah berkisar antara 10-200 mg/l,
sedangkan kadar tertinggi antara 500. Tahapan yang harus dilakukan
pada proses purifikasi produk hasil rekayasa genetika adalah:
1. Memekatkan larutan kultur sel agar lebih pekat, sehingga dengan
volume yang lebih kecil proses purifikasi dapat dilakukan dengan
baik.
2. Menghilangkan sebagian besar kontaminan utama termasuk DNA
yang berasal dari kultur sel.
3. Setelah proses purifikasi, senyawa yang diperoleh harus
dikarakterisasi sesuai dengan sifat-sifat fisikokimia senyawa, uji
bioaktivitas dan kemudian dilanjutkan dengan proses formulasi dan
sterilisasi untuk menghasilkan produk yang stabil untuk digunakan
sebagai obat. Pengembangan proses hilir suatu produk hasil rekayasa
genetika, yaitu proses isolasi dan purifikasi produk yang diinginkan
skala besar atau skala industri, pada dasarnya tergantung pada dua
aspek penting yaitu, aspek perencanaan dan purifikasi, kedua adalah
aspek peningkatan skala produksi (scale up).
Proses pemisahan senyawa protein rekombinan dari
kontaminan memerlukan proses perencanaan yang baik. Umumnya

16
kultur sel mengandung sel hopses, pecahan sel, dan komponen
medium yang harus dihilangkan. Dengan memahami komponen utama
kontaminan produk hasil rekayasa genetila yang dihasilkan, dapat
dijadikan dasar utama dalam proses pemecahan dan purifikasi.
Informasi harus jelas tentang sumber bahan yang digunakan apakah
bakteri atau sel mamalia, dan kontaminan utama, misalnya albumin
atau senyawa sejenis, sifat-sifat fisikokimia dari produk protein antara
lain stabilitas produk terhadap pemanasan, titik isoelektrik, berat
molekul, hidrofobisitas, densitas dan sifat ikatan protein spesifik,
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses perencanaan
dan purifikasi senyawa protein.
Scale up adalah suatu proses untuk meningkatkan prosedur
produksi skala laboratorium ke skala industri yang lebih ekonomis.
Selama fasa peningkatan skala laboratorium menjadi skala industri,
biasanya dilakukan terlebih dahulu suatu fasa pilot projek. Tujuan dari
scale up adalah untuk memproduksi produk hasil rekayasa genetika
yang berkualitas dan lebih ekonomis yang mampu bersaing secara
komersial. Karena proses pemurnian yang merupakan komponen
utama produksi, mencapai 50-80% dari biaya proses produksi, harus
dipilih metode purifikasi yang ekonomis, agar produk hasil rekayasa
genetika yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran.
Metode yang digunakan untuk mengisolasi dan memurnikan
molekul protein, sedapat mungkin dihindari menggunakan metode
yang dapat mempengaruhi stabilitas protein, misalnya pemanasan atau
suasana pH yang ekstrem.
Produk protein yang digunakan sebagai preparat injeksi harus
bebas dari pirogen dan harus steril. Proses pemurnian protein harus
mampu mengeleminasi dan menghilangkan virus kontaminan.
Demikian pula berbagai kontaminan minor termasuk DNA asing harus
dapat dihilangkan dari produk hasil rekayasa genetika. Dewasa ini
berbagai metode purifikasi protein rekombinan telah dikembangkan
dan divalidasi. Beberapa metode pemurnian antara lain adalah filtrasi,
sentrifugasi, prespitasi, dan berbagai cara kromatografi, yaitu
kromatografi adsorbsi, kromatografi pertukaran ion, kromatografi
affinitas, kromatografi interaksi hidrofobik dan kromatografi permiasi
gel. Metode purifikasi yang digunakan untuk memurnikan produk

17
hasil rekayasa genetika tergantung pada jenis dan sifat fisikokimia
senyawa yang diproduksi.

E. Contoh Produk Rekayasa Genetik


1. Bidang Pertanian
Saat ini terutama beberapa produk pertanian makanan yang terbuat
dari organisme hasil rekayasa genetika atau genetikally modified
organism (GMO) telah dipasarkan secara luas meskipun masih sering
menimbulkan kontroversi tentang keamanan (Nusantari, 2014).
Contoh produk transgenik adalah tanaman transgenik. pertama-tama
dilakukan dnegan mengenali atau pencarian gen yang menghasilkan sifat
tertentu (sifat yang diinginkan). Gen yang diinginkan dapat diambil dari
tanaman lain, hewan, jamur atau bakteri. Jika gen yang diinginkan sudah
didapati, dapat dilakukan perbanyakan gen disebut amplifikasi gen
dengan istilah kloning gen. Dalam kloning gen, DNA asing dimasukkan
ke dalam vektor kloning (pembawa DNA) seperti plasmid (DNA untuk
transfer gen). Vektor kloning kemudian dimasukkan ke dalam bakteri
sehingga DNA dapat diproduksi saat bakteri berkembang biak. Setelah
gen yang diinginkan cukup berkembang biak, gen asing dipindahkan ke
dalam sel tanaman di bagian tertentu, termasuk daun. Transfer gen ini
dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode senjata gen,
metode transformasi DNA mediasi Agrobacterium tumefaciens dan
Elektroporasi (metode mentransfer DNA menggunakan listrik).
a. Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil.
Metode ini sering digunakan pada tanaman jagung dan padi.
Untuk melakukannya, digunakan senjata yang dapat
menembakkan mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel
tanaman. Mikro-proyektil tersebut akan mengantarkan DNA
untuk masuk ke dalam sel tanaman. Penggunaan senjata gen
memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun ada
kemungkinan terjadi kerusakan sel selama penembakan
berlangsung.
b. Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium
tumefaciens.
Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman
secara alami karena memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa
DNA) untuk menyisipkan gen asing. Di dalam plasmid Ti

18
terdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk
menyebabkan penyakit tanaman tertentu. Gen asing yang ingin
dimasukkan ke dalam tanaman dapat disisipkan di dalam
plasmid Ti. Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung dapat
memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom
(DNA) tanaman Setelah DNA asing menyatu dengan DNA
tanaman maka sifat-sifat yang diinginkan dapat diekspresikan
tumbuhan
c. Metode elektroporasi.
Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima
gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga
menjadi protoplas (sel yang kehilangan dinding sel). Selanjutnya
sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk membuka
pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat
masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA
kromosom tanaman. Kemudian, dilakukan proses pengembalian
dinding sel tanaman

Untuk saat ini tanaman transgenik yang berhasil dikembangkan dan


sudah dikomersialkan di Indonesia adalah Tebu transgenik yang
dikembangkan oleh tim 10 peneliti Universitas Jember, yang dipimpin
Prof Bambang Sugiharto. Tebu transgenik ini tahan terhadap cekaman
kekeringan yang diberi nama Tebu NXI-4T Toleran Kekeringan
(Seprianto, 2017).

2. Bidang Kesehatan
Salah satu contoh klasik kontribusi rekayasa genetika dalam bidang
kesehatan adalah diagnose. Diagnosis yang akurat dan cepat merupakan
sesuatu yang mutlak pada diagnosa penyakit. Terdapat dua cara diagnosa
penyakit menggunakan teknologi DNA rekombinan, yaitu (1) melibatkan
penggunaan antibodi, (2) berdasarkan teknik hibridisasi DNA. Konsepnya
adalah: jika seseorang terinfeksi virus tertentu maka materi genetik dari
virus itu akan terdapat di dalam tubuhnya dan berbeda dengan DNA
manusia.
Masalah yang dihadapi dengan teknik ini adalah bila level infeksinya
rendah, hanya terdapat sedikit DNA virus, sehingga sulit dideteksi.
Masalah ini dapat di atasi dengan adanya teknik PCR. PCR digunakan

19
untuk memperbanyak DNA. Primer PCR dapat dirancang, yang akan
memperbanyak potongan DNA virus.
Contoh lain dari perkembangan ilmu genetika dibidang kesehatan
adalah proyek genom manusia yang dipelopori oleh Amerika Serikat
dimana proyek ini akan menguraikan 100.000 gen manusia. Diperkirakan
pada abad XXI yang akan dating, akan muncul bidang kedokteran baru
yang disebut ilmu kedokteran prediktif (predictive medicine). Munculnya
ilmu kedokteran tersebut di mungkinkan karena pada abad XXI mendatang,
diperkirakan seluruh informasi dari genom manusia yang mengandung
100.000 gen akan teridentifikasi. Genom manusia dapat digunakan
memprediksi berbagai penyakit, artinya dengan ilmu kedokteran prediktif
dapat diketahui kemungkinan seseorang mengalami kanker payudara atau
kanker calon rental dengan melakukan analisa terhadap kombinasi gen-gen
yang dipunyai orang tersebut(Nusantari, 2014).
Pada industri farmasi teknik rekayasa genetika memungkinkan
dilakukannya pemotongan molekul DNA tertentu. Selanjutnya, fragmen-
fragmen DNA hasil pemotongan ini disambungkan dengan molekul DNA
lain sehingga terbentuk molekul DNA rekombinan. Apabila molekul DNA
rekombinan dimasukkan kedalam suatu sel bakteri yang sangat cepat
pertumbuhannya, misalnya Escherichia coli, maka dengan mudah akan
diperoleh salinan molekul DNA rekombinan dalam jumlah besar dan waktu
yang singkat. Jika molekul DNA rekombinan tersebut membawa gen yang
bermanfaat atau memiliki keuntungan bagi kepentingan manusia, maka
berarti gen ini telah diperbanyak dengan cara yang mudah dan cepat.
Prinsip kerja semacam ini telah banyak di terapkan diberbagai industri
yang memproduksi biomolekul penting seperti insulin, interferon, dan
beberapa hormon pertumbuhan.

3. Bidang Hukum
Sengketa dipengadilan untuk menentukan ayah kandung bagi seorang
anak secara klasik sering di atasi melalui pengujian golongan darah. Pada
kasus-kasus tertentu cara ini dapat menyelesaikan masalah dengan cukup
memuaskan, tetapi tidak jarang hasil yang diperoleh kurang meyakinkan.
Belakangan ini dikenal cara yang jauh lebih canggih, yaitu uji DNA.
Dengan membandingkan pola restriksi pada molekul DNA anak,ibu, dan
orang yang dicurigai sebagai ayah kandung anak, maka dapat diketahui
benar tidaknya kecurigaan tersebut (Nusantari, 2014).

20
Kasus-kasus pembunuhan, pemerkosaan, dan lainnya untuk
menetapkan bahwa tersangka adalah benar-benar pelakunya dapat
menggunakan DNA finger, bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan
materi genetik, dalam rangka menentukan apakah dua sampel DNA
berasal dari orang yang sama atau orang yang berbeda. Teknik ini dapat
digunakan untuk membuktikan suatu tindak kriminal. Metoda yang
digunakan adalah PCR, RFLP, elektroforesis dan hibridisasi. Sampel
DNA dapat disiapkan dati materi yang ditemukan dilokasi kriminal,
seperti darah, semen atau rambut (Muthiadin, 2014).

4. Bidang Lingkungan
Salah satunya adalah melalui penggunaan biomassa. Biomassa
merupakan materi yang dihasilkan selama produksi dan pemrosesan
produk agrikultur dan makanan dan biasanya dibuang sebagai sampah
yang tidak dapat diolah lebih lanjut. Sampah ini biasanya dihasilkan
dalam jumlah banyak dan biasanya tidak toksik dan tidak berbahaya.
Komponen utama dari sampah ini adalah bagian dari tanaman yang tidak
dimanfaatkan untuk produk, seperti selulosa dan lignin. Limbah pabrik
makanan, 100 kertas timber pada umumnya mengandung selulosa.
Selulosa dapat didegradasi oleh enzim selulase. Sehingga penelitian
tentang identifikasi, isolasi dan purifikasi selulase menjadi penting.
Produksi selulase oleh organisme biasanya tidak akan mencukupi
untuk penggunaan industri. Disinilah peran dari teknologi DNA
rekombinan, untuk mengisolasi gen pengkode selulosa dan
mengekspresikannya pada organisme yang berbeda. Kegunaannya adalah
untuk pengolahan limbah kertas dengan selulase rekombinan yang
membebaskan glukosa dan digunakan pada fermentasi ragi. Penggunaan
biomassa menggunakan teknik aplikasi teknologi DNA rekombinan.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rekayasa genetika merupakan modifikasi genetika. Pada awalnya,
proses rekayasa genetika ditemukan oleh Crick dan Watson pada tahun 1953.
Terdapat prinsip dalam rekayasa genetika diantaranya Isolasi DNA dimana
semua organisme disusun oleh sel yang mengandung elemen genetik yang
sama yaitu DNA yang terdapat dalam kromosom. Prinsip kedua PCR
merupakan suatu reaksi in vitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA
pada target tertentu dengan cara mensintesis molekul DNA yang
berkomplemen dengan molekul DNA target tersebut melalui bantuan enzim
dan oligonukleotida sebagai primer dalam suatu thermocycler. Lalu
rekombinasi DNA, terjadinya proses rekombinasi secara alami dapat terjadi
sehingga gen dapat berpindah dari satu organism eke organisme lain.
Selanjutnya ada Kloning DNA, Sekuensing DNA, serta Isolasi protein dan
Pemurnian protein. Selain itu rekayasa gentika memiliki banyak manfaat
dibidang kesehatan, lingkungan, hukum, dan lainnya.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih terdapat kekeliruan
dan kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang
membangun sangat kami harapkan untuk mengevaluasi diri kami lagi agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Faatih, Mukhlissul. 2009. Isolasi Dan Digesti DNA Kromosom Isolation


And Digestion Of Chromosomal DNA. Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi. 10 (1).
Muladno. 2010. Teknologi Rekayasa Genetika-Edisi Kedua. Bogor: IPB
Press.
Muthiadin, C. 2014. Pengantar rekayasa genetika. In Pengantar Rekayasa
Genetika.
Nasir. 2002. Bioteknologi Molekuler, Teknik Rekayasa Genetik Tanaman.
Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Nusantari, E. 2014. GENETIKA (A. Abdul (ed.);2nd ed., p. 238). CV
BUDI UTAMA. https://doi.org/10.1007/s00112-008-1736-5
Seprianto. 2017. Modul mata kuliah rekayasa genetika. Lbt 431,1-75.

23
LAMPIRAN

Studi Kasus

Judul : Pemanfaatan Tanaman Hasil Rekayasa Genetik: Status, Regulasi,


dan Metode Deteksi di Indonesia
Penulis : Bahagiawati dan Sutrisno
Penerbit dan tahun terbit : Jurnal AgroBiogen
Volume dan nomor : Vol 3 No (1)
Kesimpulan : Tanaman hasil rekayasa genetik ini adalah tanaman
transgenik. Tanaman ini ada atau beredar dikarenakan tidak mampu nya
negri atau pemerintah memproduksi dalam menyediakan kebutuhan
masyarakat yang terus menurus, contohnya pada tanaman jagung. Di
Indonesia sendiri tanaman transgenik sendiri sudah ada atau beredar.
Adanya indikasi GMO berbahaya memunculkan penelitian untuk
mengidentifikasi atau mendeteksi bahan makanan yang mengandung
GMO menggunakan berbagi metode seperti identifikasi berdasarkan
protein, DNA, ekstrasi DNA, PCR, dll.

Anda mungkin juga menyukai