Dosen Pengampu:
Dr. Diah Mustikasari, S.Pi.,M.Si.
Disusun Oleh:
Kelompok II
Neng Fitri Ramadhani 10421013
Siti Latifah 10421017
Tira Nurfatwa Sarriliani 10421021
Yulia Daniati 10421023
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dr. Diah Mustikasari, S.Pi.,
M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Ekologi Hewan yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Hlm
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. iv
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 2
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 17
iii
DAFTAR GAMBAR
Hlm
Gambar 1. …………………………………………………………………. 7
Gambar 2. …………………………………………………………………. 8
Gambar 3. …………………………………………………………………. 9
Gambar 4. …………………………………………………………………. 9
Gambar 5. …………………………………………………………………. 10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
benih dan kultur jaringan), deteksi dan eliminasi penyakit pada koleksi bank gen,
identifikasi gen yang berguna, peningkatan teknik untuk penyimpanan jangka
panjang, distribusi plasma nutfah yang lebih aman dan efisien kepada pengguna.
Bioteknologi berkontribusi terhadap konservasi dan pemanfaatan keanekaragaman
hayati secara berkelanjutan, namun terdapat beberapa wilayah dimana bioteknologi
modern dapat menghambat pembangunan atau menimbulkan kesulitan serius bagi
masyarakat pedesaan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Bioteknologi dan Konservasi?
b. Bagaimana peran penting Bioteknologi bagi kehidupan bidang lingkungan?
c. Bagaimana peran penting bioteknologi dalam konservasi hewan?
d. Apa yang dimaksud dengan Genetically Modified Organism (GMO)?
e. Bagaimana dampak GMO terhadap perubahan lingkungan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bioteknologi dan Konservasi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi juga memiliki teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagiannya
untuk membuat,memodifikasi,meningkatkan, atau memperbaiki sifat makhluk
hidup serta mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus.
Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur
untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan,
pengawetan dan pelestarian. Konservasi sumber daya alam pengelolaan sumber
daya alam (hayati) dengan pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin
kesinambungan persediaan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
nilai dan keragamannya, sedangkan konservasi pangan yaitu pengelolaan sumber
daya gizi dengan pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan
persediaan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keragamannya (Widianti 2014).
Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional
tradisional dan modern.
1. Bioteknologi kovensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk memperoduksi alcohol, asam asetat, gula atau bahan
makanan, seperti tempe, tape, oncom,dan kecap. Mikroorganisme dapat
merubah bahan pangan. Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya
dengan fermentasi,hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, keju dan yoghurt.
Peroses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masalalu. Ciri khas yang
tampak pada biologi konvesional, yaitu adanya penggunaan mahluk hidup
secara langsung dan adanya pengolahan bahan makanan.
2. Bioteknologi modern dengan rekayasa genetika memanfaatkan
keterampilan manusia dalam melakukan manipulasi makhluk hidup agar
dapat digunakan untuk menghasilkan barang yang diinginkan dalam bidang
produksi pangan misalnya tanaman transgenik.
Bioteknologi konensional maupun modern bisa digunakan untuk konservasi
pangan. Penggunaan bioteknologi konvensional digunakan untuk meningkatkan
nilai gizi dan cita rasa suatu bahan pangan, sedangkan bioteknologi modern
berperan sebagai salah satu cara untuk memproduksi suatu bahan pangan dalam
jumlah besar, memperbaiki nilai gizinya menggunakan rekayasa genetika Doppelt
(2005).
3
2.2 Peran Penting Bioteknologi bagi Kehidupan Pada Bidang Lingkungan
Bioteknologi berasal dari kata bios yaitu hidup, teuchos yaitu alat dan logos
yaitu ilmu. Bioteknologi dapat didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi terapan
terkait penggunaan sistem biologis yang terdapat pada organisme; penggunaan
organisme hidup itu sendiri untuk membuat kemajuan teknologi serta mengadaptasi
teknologi tersebut ke berbagai bidang. Aplikasi bioteknologi bertujuan untuk
meningkatkan nilai makhluk hidup, menghasilkan produk berbasis sumber daya
alam hati, memanfaatkan makhluk hidup untuk memproduksi barang, sebagai
contoh enzim. Secara garis besar, ruang lingkup bioteknologi digolongkan dengan
warna yaitu:
1. Bioteknologi hijau (Green Biotechnology) mempelajari aplikasi
bioteknologi di bidang pertanian misalnya menghasilkan tanaman tahan
hama, menghasilkan tanaman dengan kandungan gizi tinggi, atau
menghasilkan tanaman dengan kandungan bahan aktif yang berpotensi
sebagai bahan baku obat. Aplikasi bioteknologi pada tumbuhan antara lain
kultur jaringan, domestikasi, dan rekayasa genetika.
2. Bioteknologi merah (Red Biotechnology) mempelajari aplikasi
bioteknologi di bidang kesehatan misalnya pengembangan vaksin dan
deteksi penyakit dengan metode diagnostik molekuler.
3. Bioteknologi biru (Blue Biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi
pada proses-proses yang terjadi di sekeliling yang terkait akuatik.
4. Bioteknologi putih (White Biotechnology) mempelajari aplikasi
bioteknologi pada industri salah satu dalam memproduksi enzim dengan
menggunakan mikroorganisme.
5. Bioteknologi telah diaplikasikan di hampir setiap bidang seperti kesehatan,
industri makanan, nutrasetika, farmasetika, pertanian, dan bioremediasi :
1) Bidang Medis dan Kesehatan
Bioteknologi medis menggunakan sel hidup dan bahan sel lainnya
untuk menunjang kesehatan manusia. Obat-obatan berbasis
bioteknologi telah diproduksi menggunakan organisme hidup
seperti bakteri, ragi, dan sel hewan atau tumbuhan. Sebagai contoh,
insulin, hormon yang digunakan untuk mengobati diabetes, dibuat
dengan teknologi rekombinasi DNA dengan memasukkan DNA
manusia ke dalam materi genetik dari bakteri seperti E. coli dan
Saccharomyces cerevisiae (Baeshen et al., 2014). Aplikasi
bioteknologi lainnya adalah mengembangkan metode deteksi untuk
penyakit virus seperti COVID-19 dengan menggunakan teknologi
PCR (Aileni et al., 2022).
2) Bidang Pertanian dan Pangan
Bioteknologi pertanian berfokus pada pengembangan tanaman hasil
rekayasa genetika untuk meningkatkan hasil panen, kualitas, dan
ketahanan terhadap penyakit. Modifikasi genetik tanaman telah
dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman yang tahan terhadap
4
hama, kekeringan, dan suhu ekstrim. Bioteknologi juga membuat
mungkin untuk mengembangkan tanaman yang memiliki nilai gizi
yang lebih tinggi dan masa simpan yang lebih lama. Contohnya
adalah gen jamur Bacillus thuringiensis yang dipindahkan ke
tanaman jagung sebagai anti hama (Federici, 2002). Selain itu,
bioteknologi telah memungkinkan pengembangan jenis ternak dan
unggas yang tahan terhadap penyakit dan memiliki produksi daging
dan susu yang lebih baik. Bioteknologi juga berkontribusi pada
pengembangan praktik pertanian yang berkelanjutan yang
mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk sehingga mengurangi
kerusakan lingkungan.
Dalam industri makanan, bioteknologi telah berkontribusi
pada pengembangan berbagai produk makanan yang lebih sehat,
lebih bernutrisi, dan memiliki masa simpan yang lebih lama. Salah
satu aplikasi bioteknologi yang paling signifikan dalam industri
makanan adalah pengembangan organisme yang dimodifikasi secara
genetik (GMO). GMO adalah organisme yang bahan genetiknya
telah dimodifikasi menggunakan bioteknologi untuk meningkatkan
sifat-sifat tertentu, seperti peningkatan hasil atau peningkatan
ketahanan terhadap hama dan penyakit. GMO digunakan dalam
produksi berbagai produk makanan, termasuk jagung, kedelai, dan
kapas. Bioteknologi juga membuat mungkin untuk mengembangkan
enzim yang digunakan dalam produksi keju, roti, dan bir (Haroon &
Ghazanfar, 2016).
3) Bidang Kelautan dan Perikanan
Bioteknologi merupakan aplikasi bioteknologi pada sumber daya
perairan contohnya adalah rekayasa genetika udang tahan hama
(virus). Selain itu, bioteknologi kelautan juga meliputi pengelolaan
dan pemanfaatan bahan baku untuk menghasilkan bio-based produk
seperti biodegradable plastik dari rumput laut. Bioteknologi
kelautan juga berfokus pada riset metagenomik pada organisme laut
dalam yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi
pengembangan produk enzim maupun potensi bakteri laut untuk
bioremediasi.
4) Bidang Industri dan Lingkungan
Bioteknologi industri dapat diartikan sebagai penggunaan makhluk
hidup seperti ragi, jamur, bakteri, dan tumbuhan serta enzim untuk
menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan, membutuhkan
sedikit energi, dan menghasilkan lebih sedikit limbah. Beberapa
contoh aplikasi bioteknologi putih (bioteknologi industri) adalah
pemanfaatan enzim sebagai deterjen untuk mencuci pakaian,
pengembangan vegan leather berbahan dasar miselia jamur dan
5
penggunaan mikroorganisme untuk menghasilkan enzim dan bahan
farmasetika.
Bioteknologi lingkungan digunakan dalam pengolahan
limbah dan pencegahan polusi yang dapat membersihkan banyak
limbah secara lebih efisien dibandingkan dengan metode
konvensional. Bioremediasi adalah salah satu aplikasi bioteknologi
yang paling menarik dalam ilmu lingkungan. Bioremediasi adalah
penggunaan mikroorganisme untuk memecah atau menghilangkan
polutan dari lingkungan (Rath, 2012). Bioremediasi digunakan
untuk membersihkan tumpahan minyak, tanah yang terkontaminasi,
dan air limbah. Bioteknologi juga memungkinkan untuk
mengembangkan plastik biodegradable, sehingga mengurangi
jumlah sampah plastik yang berakhir di tempat pembuangan
sampah.
6
ditransformasikan diharapkan dapat mengeluarkan atau mengekspresikan suatu
produk yang bermanfaat bagi manusia.(herlanti, 2014).
Rekayasa genetika adalah gambaran dari bioteknologi yang di dalamnya
meliputi manipulasi gen, kloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi
genetik, dan genetika modern dengan menggunakan prosedur identifikasi,
replikasi, modifikasi dan transfer materi genetik dari sel, jaringan, maupun
organ (Karp, 2002; Nicholl, 2002). Sebagian besar teknik yang dilakukan
adalah memanipulasi langsung DNA dengan orientasi pada ekspresi gen
tertentu. Dalam skala yang lebih luas, rekayasa genetika melibatkan penanda
atau marker yang sering disebut sebagai Marker-Assisted Selection (MAS)
yang bertujuan meningkatkan efisiensi suatu organisme berdasarkan informasi
fenotipnya (Lewin, 1999; Klug dan Cummings, 2002). Salah satu dari aplikasi
rekayasa genetika berupa manipulasi genom hewan. Hewan yang sering
digunakan menjadi uji coba adalah mamalia. Mamalia memiliki ukuran genom
yang lebih besar dan kompleks dibandingkan dengan virus, bakteri, dan
tanaman. Sebagai konsekuensinya, untuk memodifikasi genetik dari hewan
mamalia harus menggunakan teknik genetika molekular dan teknologi
rekombinasi DNA yang memiliki tingkat kerumitan yang kompleks dan
mahalnya biaya yang diperlukan dalam penelitian (Murray et al., 1999).
1. Metode Rekayasa Genetika
Beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa genetika
meliputi pengunaan vektor, kloning, PCR (Polymerase Chain Reaction),
dan seleksi, screening, serta analisis rekombinan. Adapun langkah-langkah
dari rekombinasi genetik meliputi :
(1) Identifikasi gen yang diharapkan;
(2) Pengenalan kode DNA terhadap gen yang diharapkan;
(3) Pengaturan ekpresi gen yang sudah direkayasa; dan
(4) Pemantauan transmisi gen terhadap keturunannya (BSAS, 2011;
Nicholl, 2002).
7
Ikan Bercahaya GloFish merupakan salah satu contoh hewan transgenik
yang direkayasa secara genetiknya. Ikan ini dikembagkan dari Amerika
Serikat yang merekayasa DNA dari ikan zebra (Danio rerio) dengan gen
pengkode protein flourens warna hijau dari gfp (green flourescent
protein). Namun secara fenotip, warna yang dihasilkan bukan hanya
warna hijau saja melainkan warna kuning hingga merah (Pray, 2008).
8
Gambar 8. Proses microinjection (Sumber: UCI)
9
Gambar 9. Gen PG-1-His yang menghasilkan protein antimikroba
(Protegrin-1)
10
kesejahteraan masyarakat, akan tetapi tidaklah mutlak tanpa resiko, begitu juga
dengan rekayasa genetika.
A. Pro GMO
Penggunaan Organisme yang Dimodifikasi Genetik (GMO) pada hewan
membuka pintu bagi potensi revolusioner dalam peningkatan produksi pangan,
kesehatan hewan, dan keberlanjutan lingkungan. Teknologi ini memberikan
berbagai manfaat yang signifikan. Hewan GMO dapat dirancang untuk memiliki
resistensi terhadap penyakit tertentu. Ini bukan hanya berarti peningkatan kesehatan
hewan, tetapi juga mengurangi kebutuhan akan penggunaan antibiotik yang
berlebihan dalam peternakan. Pengurangan penggunaan antibiotik dapat membantu
mengatasi masalah resistensi antibiotik yang semakin mendesak.
B. Kontra GMO
Kekhawatiran munculnya dampak negatif dari penggunaan GMO di
Indonesia sangat beralasan karena Indonesia telah mengimpor berbagai komoditas
yang diduga sebagai hasil dari rekayasa genetika maupun yang tercemar dengan
GMO yang berasal dari negara-negara yang telah menggunakan teknologi rekayasa
genetika, mulai dari tanaman, bahan pangan dan pakan, obat-obatan, hormon,
11
bunga, perkayuan, hasil perkebunan, hasil peternakan dan sebagainya diduga
mengandung atau tercemar GMO (Agorsiloku, 2006).
12
dapat membuat hama atau gulma menjadi resisten (tahan) di lingkungan tersebut.
Dan ketiga yaitu aspek kehalalannya, produk GMO dikhawatirkan menjadi haram
apabila gen yang disisipkan berasal dari bagian yang diharamkan, seperti tubuh
manusia atau babi.
Dr. Ir. Anton Apriantono M.S. (Menteri Pertanian periode 2004-2009)
mengatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi
agar produk hasil rekayasa genetika bisa dipastikan kehalalnya. Pemerintah
memberikan rambu-rambu yang mengatur tentang penentuan halal tidaknya produk
pangan bioteknologi. Maka dari itu, MUI mengeluarkan fatwa mengenai hal ini
yang tertuang dalam Fatwa MUI Nomor 35 Tahun 2013 tentang Rekayasa Genetika
dan Produknya.
13
Dampak negatif terhadap lingkungan dari transgenik menjadi perhatian
besar bagi para ilmuwan dan masyarakat. Efek negatif terhadap lingkungan
termasuk peningkatan penggunaan herbisida dan polusi ekosistem perairan.
Mengingat dampak negatif dan perlunya GMO untuk produksi pangan, satu-
satunya cara untuk mengatasi dikotomi ini adalah dengan mengurangi dampak
lingkungan tanpa menghilangkan tanaman yang dimodifikasi. Peringatan awal para
pencinta lingkungan tentang dampak negatif dari tanaman ( GM ) yang dimodifikasi
secara genetik terbukti benar.
1. Peningkatan Penggunaan Herbisida
Budidaya luas tanaman toleran herbisida GM telah mendorong penggunaan
herbisida seperti glifosat. Penjualan herbisida di Kanada telah meningkat
sebesar 234% sejak tanaman RG telah diperkenalkan ( 1994-2020 ).
2. Superweeds (Gulma super)
Penggunaan herbisida spesifik dengan tanaman toleran herbisida GM telah
menyebabkan evolusi dan penyebaran gulma super atau gulma yang tidak
lagi dapat dibunuh oleh herbisida tersebut. Sejak 1996, 57 spesies gulma
telah mengembangkan resistensi terhadap herbisida glifosat.
3. Superpests (Hama Super)
Beberapa serangga telah mengembangkan resistensi terhadap racun pada
tanaman tahan serangga GM. Kasus pertama di Kanada dilaporkan pada
Mei 2019.
4. Kontaminasi
Kontaminasi dari tanaman RG memiliki dampak ekologis, ekonomi dan
sosial yang serius. Aliran gen dari tanaman RG merupakan ancaman bagi
kerabat tanaman liar dan kurus, tanaman dan makanan non-RG, dan
pertanian organik. Ada beberapa peristiwa pelarian di Kanada dengan
kanola GM, rami, gandum, dan babi.
5. Kerugian Keanekaragaman Hayati
Penggunaan beberapa tanaman RG dapat berdampak negatif pada
organisme non-target dan ekosistem tanah dan air. Sebagai contoh,
perluasan jagung dan kedelai toleran herbisida GM, yang kembar dengan
herbisida, telah menghancurkan sebagian besar habitat kupu-kupu raja di
Amerika Utara.
Organisme yang dimodifikasi secara genetik ( GMO ) ketika dikonsumsi
secara langsung atau setelah pemrosesan diberikan sebagai makanan atau pakan
yang dimodifikasi secara genetik ( GM ). Makanan ini mengalami modifikasi
genetik buatan selama fase produksi bahan baku. Sumber bahan baku yang paling
umum untuk makanan RG adalah tanaman RG, yang secara genetik
ditransformasikan untuk melawan penyakit, mentoleransi herbisida atau hama
serangga. Selain itu, sterilitas pria, restorasi kesuburan, penanda visual, dan
karakteristik terkait metabolisme lainnya juga dapat dipengaruhi ( Southgate et al.,
1995 ).
14
Konsekuensi dari budidaya dan penggunaan tanaman RG sebagai makanan
/ pakan dapat dibagi menjadi dua kategori. Pertama, menanam tanaman RG dapat
memiliki dampak yang tidak diinginkan pada kesehatan ekosistem, seperti aliran
gen yang tidak alami ( GF ), keanekaragaman genetik yang berkurang, efek pada
spesies non-target, gulma, efisiensi pestisida dan herbisida yang berkurang,
herbisida dan toksisitas insektisida, dan modifikasi kimia dan kualitas tanah dan air
( Mertens, 2008 ). Demikian pula, penanaman tanaman RG dapat merusak dampak
pada kompleksitas ekosistem dengan mengurangi keanekaragaman hayati ( Lovei
et al., 2010 ). Kedua, penggunaan tanaman RG sebagai makanan manusia dan pakan
ternak dapat mewakili bahaya bagi kesehatan ( Suzie et al., 2008 ).
Menurut “ PLOS Biologi ”, “ karena sebagian besar tanah subur di Bumi
sudah dalam produksi dan yang tersisa hilang akibat urbanisasi, salinisasi,
penggurunan, dan degradasi lingkungan, ekspansi lahan pertanian bukanlah
pendekatan yang layak untuk ketahanan pangan ” ( Ronald, 2014, hal.1 ). Oleh
karena itu, rekayasa tanaman RG untuk tumbuh di tanah berkualitas buruk,
melawan patogen yang mematikan, dan membawa perlindungan terhadap
kerusakan hama diperlukan untuk mempertahankan permintaan makanan dari
populasi yang meningkat. Selama 50 tahun terakhir, populasi tumbuh secara
substansial dan permintaan untuk produksi pangan yang efisien meningkat.
Pengembangan tanaman GM sangat dipercepat dalam 30 tahun terakhir untuk
mencoba dan mempertahankan permintaan global akan makanan. Menurut
Departemen Patologi Tumbuhan dan Pusat Genom, “ di Bangladesh dan India,
empat juta ton beras, cukup untuk memberi makan 30 juta orang, hilang setiap tahun
akibat banjir,” dan tim mereka mereka merekayasa spesies beras dengan gen tahan
banjir ( Ronald, 2014, hal.2 ). Gen tahan banjir ini memungkinkan lebih banyak
tanaman selamat dari banjir dan lebih banyak orang kemudian dapat memakan
tanaman.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bioteknologi sangat penting karena membantu konservasi sumber daya
genetik tanaman dan hewan melalui metode baru untuk mengumpulkan dan
menyimpan gen. Genetically Modified Organism (GMO) merupakan bagian
penting dalam perkembangan ilmu biologi terutama cabang ilmu bioteknologi.
Metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa genetika meliputi
pengunaan vektor, kloning, PCR (Polymerase Chain Reaction), dan seleksi,
screening, serta analisis rekombinan. Penggunaan Organisme yang
Dimodifikasi Genetik (GMO) pada hewan memunculkan sejumlah
kekhawatiran dan pertimbangan etika, kesehatan, dan lingkungan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Herlanti, y (2014) ‘Jurnal Pendidikan IPA Indonesia’, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
3(1), pp. 28–35. Available at: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii.
17