A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan pada hakekatnya merupakan proses perubahan terencana sistematik dan berkesinambungan. Disini pihak pembangunan bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, dilain pihak proses pembangunan sering terkandung proses dampak samping berupa dampak negative yang harus diantisipasi agar
tidak menimbulkan masalah. Salah satu dampak negative akibat pembangunan adalah potensi bahaya kesehatan masyarakat yang mengancam terpeliharanya
unsure utama kualitas sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya mensejahterakan kedudukan bangsa dan negara dengan bangsa – bangsa
dari negara lain dalam upaya menghadapi era globalisasi. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia secara terus menerus dan progresif perlu dilakukan.
Salah satu faktor penting dari kualitas sumber daya manusiaadalah kesehatan manusia. Untuk menjamin kualitas sumber daya manusia dalam perlindungan
kesehatan perlu diperhatikan factor kesehatan masyarakatnya. Oleh karena itu apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan baik positif atau negative akan diikuti
pula oleh kondisi masyarakat di dalamnya.
Untuk menjaga perubahan – perubahan lingkungan agar tidak berisiko terhadap kesehatan masyarakat maka perlu adanya analisis resiko terhadap kesehatan
lingkungan. Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan ditujukan untuk pemantauan wilayah setempat ( PWS ), kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan serta dalam
pelaksanaan investigasi pada KLB, wabah bencana, kejadian pencemaran serta kasus keracunan.
Pelaksanaan Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan merupakan implementasi dari undang – undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan. Undang – undang
No.24 tahun 1994 tentang penataan ruang dan undang – undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup serta sebagai tindak lanjut dari
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 872tahun 1997 tentang pedoman teknis analisis dampak kesehatan lingkungan yang mengamanatkan
dalam melaksanakan kajian dampak kesehatan masyarakat baik dalam kontek rencana usaha dan atau kegiatan, maupun pemantauan dan pengelolaan program
kesehatan wajib menerapkan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan /Analisis Resiko Dampak Kesehatan Lingkungan ( ADKL/ARKL).
Dalam implementasi ARKL kegiatan survey luas diarahkan pada kegiatan pengumpulan data, analisis dan interpretasi sebagai landasan dalam proses
pengambilan keputusan baik antara program maupun antar sektor serta berbagai pihak terkait dalam upaya pemberantasan penyakit menular, penyelamatan
lingkungan maupun upaya peningkatan kesehatan.
Analisis resiko dampak kesehatan lingkungan (ADKL/ARKL) PT Holcim Indonesia Tbk dibuat agar dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan di setiap tahapan kegiatan operasionalnya. PT. Holcim Indonesia Tbk merupakan perusahaan pembuat semen di Indonesia yang
memiliki kantor pusat di Jalan Jend Gatot Subroto No. 38, Nort Building Lt.14 dan Lt. 15 Jakarta, sedangkan Lokasi Industri PT. Holcim di Cilacap beralamat di
Jalan Ir. H. Juanda Kelurahan Karangtalun Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah, memiliki luas area 118.5 Ha, sebagai sebuah
industri pengolahan semen yang besar dikota Cilacap PT. Holcim dalam proses produksinya menghasilkan banyak komponen baik berupa gas, cair atau padatan
yang berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan bila tidak ditangani secara baik.
2. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan-kegiatan dalam proses pembuatan semen yang menimbulkan bahaya atau masalah terhadap kesehatan :
3. Tujuan
a. Mengetahui Risiko Bahaya Kesehatan Masyarakat yang ditimbulkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap pada lingkungan
b. Mengetahui Rencana Pengelolaan Risiko Lingkungan dalam kegiatan Operasi Produksi PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap
c. Mengetahui Rencana Pemantauan Lingkungan dalam kegiatan Operasi Produksi PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap
B. PENAPISAN
Penapisan dampak adanya PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap terhadap kualitas kesehatan masyarakat:
1. Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak pada proses pembuatan semen dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan.
2. Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM 10, PM25, SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb) pada proses pembuatan semen memiliki potensi untuk
meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara.
3. Penurunan kualitas udara ambien (kadar debu) pada kegiatan transportasi bahan baku, clinker, semen dan BBMA di dalam lokasi pabrik dapat
menimbulkan peningkatan kadar debu di udara dan gangguan terhadap kesehatan akibat kandungan debu di udara.
4. Peningkatan kebisingan pada proses pembuatan semen memiliki potensi bahaya kesehatan seperti gangguan pendengaran pada karyawan.
5. Perubahan kualitas air buangan dan air limbah (parameter fisika, kimia anorganik, biologi) pada kegiatan operasional pabrik dapat memungkinkan
timbulnya pencemaran terhadap badan air dan ekosistem perairan.
6. Persepsi negatif masyarakat dengan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap perusahaan dalam hal kesempatan kerja bagi penduduk lokal untuk
kegiatan operasional pabrik semen.
7. Peningkatan angka kesakitan akibat gangguan kesehatan yang dialami masyarakat sekitar PT. Holcim Indonesia pabrik Cilacap.
C. PERLINGKUPAN
1. Identifikasi Dampak Penting
Penurunan kualitas udara ambien Penyimpanan dan bongkar muat Ø Olay Storage
(kadar debu) bahan baku, bahan bantu dan Ø Open coal yard
bahan bakar Ø Silica and iron storage
Ø Biomass storage
Ø Additive storage
Ø Limestone storage
Ø Coal roofed storage
Ø Cement mill
Ø Paper bag plant
Proses operasional pabrik dan Ø Kiln
Peningkatan kebisingan
kegiatan laboratorium Ø Raw mill
Ø Coal mill
Ø Biomass feeding facility
Ø Settling pond
Penurunan kualitas air buangan dan Proses operasional pabrik dan
Ø Bak Penangkap Minyak /
air limbah kegiatan laboratorium
pengendap
Sikap dan persepsi masyarakat Kegiatan Operasioanal pabrik Ø Masyarakat disekitar pabrik
Evaluasi dampak
Jenis Dampak Sumber Dampak Lokasi
potensial
ü Peningkatan kadar
Peningkatan emisi gas parameter polutan di
buang sumber emisi tidak udara
Proses pembuatan ü Stack EP Raw Mill
bergerak (PM10, PM25, ü Peningkatan risiko
semen ü Stack EP Cooler
SO2, NO2, CO, O3, HC, kesehatan akibat
Pb) kandungan parameter
polutan di udara
Ø Cement mill
Ø Paper bag plant
Proses operasional Ø Kiln Ø Peningkatan gangguan
Peningkatan kebisingan pabrik dan kegiatan Ø Raw mill pendengaran pada
laboratorium Ø Coal mill karyawan
Ø Biomass feeding
facility
Permasalahan Lingkungan
Dampak Penting Risiko Kesehatan
Hidup
Metode
Lokasi Jangka
Jenis Sumber Pengumpulan Dampak Bagi
Indikator Pemantaua waktu /
Parameter dampak dan analisis Lingkungan
n frekuensi
data
§ Pengambilan
sampel air
§ Saluran Dapat
buangan Setiap 3
utama menyebabkan
§ Analisis bulan
settling turunya
Kualitas laboratorium sekali
Penurunan pond ekosistem air
air Kegiatan § Membandingk selama
kualitas air § Saluran dan gangguan
buangan operasion an hasil kegiatan
buangan dan Tengah kesehatan pada
dan air al pabrik pengukuran operasiona
air limbah § Saluran manusia bila
limbah dengan Perda l pabrik
Selatan mengkonsumsi
No.10 Tahun berlangsun
Ware air yang
2004 Tentang g
House tercemar
Baku Mutu Air
Limbah
Di klinik
PT. Holcim
§ Pengambilan Indonesia Setiap 3
Angka data primer Tbk. Pabrik bulan Banyak
kesakitan dengan Cilacap, sekali terjadinya
Kesehatan
akibat Kegiatan melakukan Puskesmas selama penyakit Ispa,
dan
gangguan operasion wawancara Cilacap kegiatan Pneumoni dan
keselamata
kesehatan yang al pabrik § Pengumpulan Utara, operasiona penyakit
n kerja
dialami data sekunder Cilacap l pabrik pernafasan
masyarakat puskesmas Tengah dan berlangsun lainya
setempat Kecamatan g
Cilacap
Selatan
3. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Rona Lingkungan
Metode pengumpulan data dengan pengukuran dan observasi di didalam pabrik serta pengukuran, observasi dan wawancara diluar pabrik dan didaerah pemukiman penduduk
disekitar pabrik. Dan yang terbesar adalah dengan mengambil data sekunder dari PT Holcim Indonesia, Kelurahan setempat dan dinas terkait. Sedangkan analisa datanya dengan
mengunakan analisa deskriptif baik kualitas maupun kuantitas dan juga membandingkan antara hasil pengukuran dan baku mutu yang dipersyaratkan.
E. ANALISIS RESIKO
1. IDENTIFIKASI BAHAYA
a. Proses pembuatan semen
Kegiatan pada proses ini diperkirakan akan meningkatkan kadar debu di udara dan meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara yang semakin
tinggi disamping itu juga meningkatkan resiko gangguan pendengaran akibat kebisingan yang dihasilkan selama proses produksi.
b. Transportasi bahan baku, clinker, semen, bahan bakar dalam lokasi pabrik
Kegiatan pada proses ini diperkirakan dapat menurunkan kualitas udara ambien serta dapat meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara yang
semakin tinggi, pada tahap ini juga menghasilkan tingkat kebisingan yang dapat menimbulkan gangguan pada system pendengaran baik pekerja maupun masyarakat disekitar
pabrik.
c. Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium
Pada proses ini diperkirakan akan menurunkan kualitas air buangan sehingga dapat menyebabkan gangguan terhadap biota air dan pada tahap selanjutnya dapat menyebabkan
turunnya kualitas air pada badan air atau air permukaan dan bila air ini dipakai sebagai sumber air bersih bagi masyarakat tentunya akan menimbulkan gangguan gangguan lain
pada manusia seperti gangguan pada kulit, gangguan estetika dan bila air tersebut dikonsumsi akan menimbulkan dapat negative pada kesehatan.
2. EVALUASI DOSE RESPONSE
Penilaian terhadap dampak adanya PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap terhadap kualitas kesehatan masyarakat:
1. Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak pada proses pembuatan semen dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan.
2. Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM10, PM25, SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb) pada proses pembuatan semen memiliki potensi untuk meningkatkan
risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara.
3. Penurunan kualitas udara ambien (kadar debu) pada kegiatan transportasi bahan baku, clinker, semen dan BBMA di dalam lokasi pabrik dapat menimbulkan peningkatan
kadar debu di udara dan gangguan terhadap kesehatan akibat kandungan debu di udara.
4. Peningkatan kebisingan pada proses pembuatan semen memiliki potensi bahaya kesehatan seperti gangguan pendengaran pada karyawan.
5. Perubahan kualitas air buangan dan air limbah (parameter fisika, kimia anorganik, biologi) pada kegiatan operasional pabrik dapat memungkinkan timbulnya pencemaran
terhadap badan air dan ekosistem perairan.
6. Persepsi negatif masyarakat dengan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap perusahaan dalam hal kesempatan kerja bagi penduduk lokal untuk kegiatan operasional pabrik
semen.
7. Peningkatan angka kesakitan akibat gangguan kesehatan yang dialami masyarakat sekitar PT. Holcim Indonesia pabrik Cilacap.
3. PENGUKURAN PEMAJANAN
SIMPUL 3 SIMPUL 4
SIMPUL 1 SIMPUL 2
No (Pemajanan pada (Dampak
(Sumber Pencemar) (Media Lingkungan)
manusia) Kesehatan)
Debu menyebabkan
Debu dan bahan
Sumber pencemar gangguan
polutan udara (PM10, Menghirup udara
1. lingkungan fisik pernapasan, iritasi
PM25, SO2, NO2, CO, O3, tercemar
a. Kualitas udara pada mata, iritasi
HC, Pb)
pada kulit
1. PENETAPAN RESIKO
Evaluasi Faktor
Potensi Dampak Baku mutu Dampak
dampak
ü Peningkatan
kadar debu di
ü Penurunan kualitas
Peningkatan emisi KepMen LH No 13 Tahun 1995, udara
udara
debu sumber tidak tentang Baku Mutu Emisi Sumber ü Peningkatan
ü Gangguan pada system
bergerak Tidak Bergerak risiko gangguan
pernafasan
pernapasan pada
karyawan
ü Peningkatan
Peningkatan emisi kadar parameter
gas buang sumber ü Penurunan kualitas polutan di udara
KepMen LH No 13 Tahun 1995,
emisi tidak udara ü Peningkatan
tentang Baku Mutu Emisi Sumber
bergerak (PM10, ü Gangguan pada system risiko kesehatan
Tidak Bergerak
PM25, SO2, NO2, pernafasan akibat kandungan
CO, O3, HC, Pb) parameter polutan
di udara
Ø Peningkatan
kadar debu di
Penurunan ü Penurunan kualitas
udara
kualitas udara PP No. 41 Tahun 1999 tentang udara
Ø Peningkatan
ambien (kadar Pengendalian pencemaran udara Ø Gangguan pada
risiko kesehatan
debu) system pernafasan
akibat kandungan
debu di udara
Ø Adanya ketidak
puasan
Ø Masyarakat disekitar masyarakat
Sikap dan Adanya ketidakpuasan masyarakat
pabrik menjadi resah terhadap
persepsi terhadap perusahaan dalam hal
dankecemburuansocial perusahaan dalam
masyarakat kesempatan kerja penduduk lokal
semakin tinggi hal kesempatan
kerja penduduk
lokal
Ø Peningkatan
Peningkatan Ø Angka kesakitan
angka kesakitan
angka kesakitan penyakit tertentu pada
Angka kesakitan pada masyarakat dan kecelakaan
dan angka masyarakat dan angka
dan angka kecelakaan yang terjadi kerja karyawan
kecelakaan yang kecelakaan yang terjadi
akibat kerja dan pada
terjadi akibat akibat kerja pada
masyarakat
kerja karyawan
sekitar pabrik
. RENCANA PENGELOLAAN RESIKO
Potensi Penanggung
Baku mutu Dampak Pengendalian Bahaya
Dampak Jawab
Peningkata
n emisi ü Penurunan kualitas
KepMen LH No 13 Tahun ü Mengintensifkan perawatan mesin mesin pabrik. ü Manageme
debu udara
1995, tentang Baku Mutu ü Optimalisasi penggunaan alat kontrol dan alat monitoring emisi n
sumber ü Gangguan pada
Emisi Sumber Tidak Bergerak ü Pemakaian alat pelindung diri bagi karyawan ü Pekerja
tidak system pernafasan
bergerak
Peningkata
n emisi gas
buang
sumber ü Penurunan kualitas ü Mengintensifkan perawatan mesin mesin pabrik.
KepMen LH No 13 Tahun ü Manageme
emisi tidak udara ü Optimalisasi penggunaan alat kontrol dan alat monitoring emisi
1995, tentang Baku Mutu n
bergerak ü Gangguan pada ü Pemakaian alat pelindung diri bagi karyawan
Emisi Sumber Tidak Bergerak ü Pekerja
(PM10, system pernafasan ü Optimalisasi proses operasi
PM25, SO2,
NO2, CO,
O3, HC, Pb)
Penurunan PP No. 41 Tahun 1999 tentang ü Penurunan kualitas Ø Pemakaian APD pada karyawan ü Manageme
Ø Penyimpanan dan dan pembongkaran sesuai SOP
kualitas
yang berlaku
udara udara
Pengendalian pencemaran udar Ø Pembuatan green belt di sekitar n
ambien Ø Gangguan pada
a pabrik ü Pekerja
(kadar system pernafasan
Ø Perawatan peralatan sec
debu)
ara berkala.
ü Penurunan kualitas
Peningkata Kep Men LH No 48 tahun Ø Menanam pohon sebagai sound barrier di sekitar pabrik ü Manageme
udara
n 1996 tentang baku mutu Ø Pemakaian APD yang sesuai bagi karyawan n
ü Gangguan pada
kebisingan kebisingan Ø Optimalisasi peredam pada mesin pabrik ü Pekerja
systempendengaran
Ø Penurunan indek
keaneka ragaman
Penurunan
Membandingkan hasil hayati
kualitas air Ø Setling Pond dan dan netralisasi air ü Manageme
pegukuran dengan Perda Ø Terganggunya
buangan limbah n
Tahun 2004 tentang baku mutu ekosistem perairan
dan air Ø Bak penangkap minyak /pengendap ü Pekerja
limbah Ø Gangguan
limbah
kesehatan pada
manusia
Sikap dan Adanya ketidakpuasan Ø Masyarakat Memberikan kesempatan bagi penduduk lokal untuk ikut serta terlibat sebagai ü Manageme
persepsi masyarakat terhadap disekitar pabrik tenaga kerja dalam kegiatan operasional pabrik sesuai dengan kualifikasi dan n
ü Pekerja
perusahaan dalam hal menjadi resah
ü Masyaraka
masyarakat kesempatan kerja penduduk dankecemburuansocia jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
t sekitar
lokal l semakin tinggi
pabrik
Peningkata
Ø Angka kesakitan ü Manageme
n angka
Angka kesakitan pada penyakit tertentu pada Ø Penyuluhan kesehatan n
kesakitan
masyarakat dan angka masyarakat dan angka Ø Peningkatan pelayanan kesehatan ü Pekerja
dan angka
kecelakaan yang terjadi akibat kecelakaan yang Ø Penggunaan alat pelindung kerja ü Masyaraka
kecelakaan
kerja terjadi akibat kerja Ø Pemeriksaan kesehatan karyawan secara t sekitar
yang terjadi
pada karyawan pabrik
akibat kerja
Masyarakat sekitar
ü Penurunan kualitas udara merasa tergangu dengan
Peningkatan emisi debu Proses pembuatan
ü Gangguan pada system adanya debu yang
sumber tidak bergerak semen
pernafasan sampai ke lingkungan
mereka
Peningkatan emisi gas Masyarakat sekitar
buang sumber emisi ü Penurunan kualitas udara merasa tergangu dengan
Proses pembuatan
tidak bergerak (PM10, ü Gangguan pada system adanya polutan
semen
PM25, SO2, NO2, CO, O3, pernafasan udara yang sampai ke
HC, Pb) lingkungan mereka
Masyarakat sekitar
Proses pembuatan
merasa tergangu dengan
semen serta ü Penurunan kualitas udara
adanya
Peningkatan kebisingan transportasi hasil ü Gangguan pada system
kebisingan yang
dan bahan baku pendengaran
sampai ke lingkungan
produksi
mereka
Penurunan kualitas air Proses pembuatan Ø Penurunan indek keaneka Masyarakat sekitar
buangan dan air limbah semen dan ragaman hayati merasa tergangu dengan
aktifitas Ø Terganggunya ekosistem adanya penurunan
laboratorium perairan kualitas air dibadan
Ø Gangguan kesehatan pada air di lingkungan
manusia mereka
Kategori Bahaya
Potensi Dampak Sumber Dampak Dampak
Kesehatan
Proses pembuatan
semen serta ü Penurunan kualitas udara
Penurunan kualitas udara
transportasi hasil Ø Gangguan pada system Urgen
ambien (kadar debu)
dan bahan baku pernafasan
produksi
Proses pembuatan
semen serta ü Penurunan kualitas udara
Peningkatan kebisingan transportasi hasil ü Gangguan pada system Urgen
dan bahan baku pendengaran
produksi
4. RENCANA PENGELOLAAN
TUJUAN PER
JENIS SUMBER
TOLOK UKUR PENGELOLA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN LOKASI PEN
DAMPAK DAMPAK
AN AN
A. KUALITAS UDARA
TUJUAN PER
JENIS SUMBER
TOLOK UKUR PENGELOLA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN LOKASI PEN
DAMPAK DAMPAK
AN AN
Ø Meminimal
kan kadar
debu diudara
Peningkatan KepMen LH No 13 Tahun Ø Stack EP Raw Mill Sela
Proses Ø Meminimal Ø Mengintensifkan perawatan mesin mesin pabrik.
emisi debu 1995, tentang Baku Mutu Ø Stack EP Cooler ope
pembuatan kan resiko Ø Optimalisasi penggunaan alat kontrol dan alat monitoring emisi
sumber tidak Emisi Sumber Tidak Ø Stack coal Mill pab
semen kesehatan Ø Pemakaian alat pelindung diri bagi karyawan
bergerak Bergerak Ø Stack Finish Mill ng
akibat
kandungan
debu diudara
Peningkatan Proses KepMen LH No 13 Tahun Ø Meminimal Ø Mengintensifkan perawatan mesin mesin pabrik. Ø Stack EP Raw Mill Sela
emisi gas pembuatan 1995, tentang Baku Mutu kan kadar Ø Optimalisasi penggunaan alat kontrol dan alat monitoring emisi Ø Stack EP Cooler ope
buang sumber semen Emisi Sumber Tidak parameter Ø Pemakaian alat pelindung diri bagi karyawan pab
emisi tidak Bergerak polutan Ø Optimalisasi proses operasi ng
bergerak diudara
(PM10, PM25,
TUJUAN PER
JENIS SUMBER
TOLOK UKUR PENGELOLA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN LOKASI PEN
DAMPAK DAMPAK
AN AN
Ø Meminimal
kan resiko
kesehatan
SO2, NO2,
akibat
CO, O3, HC,
kandungan
Pb)
parameter
polutan
diudara
Penurunan Penyimpan PP No. 41 Tahun 1999 Ø Meminimal Ø Pemakaian APD pada karyawan Ø Olay Storage Sela
kualitas udara an dan tentang kan kadar Ø Penyimpanan dan dan pembongkaran sesuai SOP Ø Open coal yard ope
ambien (kadar bongkar Pengendalian pencemaran u debu diudara yang berlaku Ø Silica and iron storage pab
debu) muat bahan dara Ø Meminimal Ø Pembuatan green belt di Ø Biomass storage ng
baku, bahan kan resiko sekitar pabrik Ø Additive storage
bantu dan kesehatan Ø Perawatan peralatan Ø Limestone storage
bahan bakar akibat secara berkala. Ø Coal roofed storage
kandungan
debu diudara
TUJUAN PER
JENIS SUMBER
TOLOK UKUR PENGELOLA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN LOKASI PEN
DAMPAK DAMPAK
AN AN
B. KEBISINGAN
Peningkatan Proses Kep Men LH No 48 tahun Mengurangi Ø Menanam pohon sebagai sound barrier di sekitar pabrik Ø Cement mill Sela
kebisingan operasional 1996 tentang baku mutu kebisingan Ø Pemakaian APD yang sesuai bagi karyawan Ø Paper bag plant ope
pabrik dan kebisingan Ø Optimalisasi peredam pada mesin pabrik Ø Kiln pab
kegiatan Ø Raw mill ng
laboratoriu Ø Coal mill
m Ø Biomass feeding facility
TUJUAN PER
JENIS SUMBER
TOLOK UKUR PENGELOLA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN LOKASI PEN
DAMPAK DAMPAK
AN AN
C. HIDROLOGI
Penurunan
kualitas buang Proses
Mengendalika Ø Setling
an dan air operasional Membandingkan hasil Sela
n atau Pond dan n
limbah pabrik dan pegukuran dengan Perda Ø Setling Pond dan dan netralisasi air limbah ope
meminimalka etralisai air limbah
(parameter kegiatan Tahun 2004 tentang baku Ø Bak penangkap minyak/pengendap pab
n air limbah Ø Bak penangkap mi
fisika, kimia laboratoriu mutu limbah ng
yang dibuang nyak / pengendap
an organik, m
biolgi)
D. BIOLOGI
Penurunan Kegiatan Indek Keanekaragaman Menjaga Ø Pembuatan dan pengoperasian settling pond Didalam pabrik dan diluar Sela
densitas dan operasional kestabilan Ø Pembuatan dan pengoperasian bak penangkap minyak / pengendap pabrik ope
diversitas ekosistem pab
TUJUAN PER
JENIS SUMBER
TOLOK UKUR PENGELOLA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN LOKASI PEN
DAMPAK DAMPAK
AN AN
biota air pabrik perairan Ø Netralisasi air pendingin dengan deviasi 3o C ng
E. KOMPONEN SOSIAL
Sikap dan Kegiatan Adanya ketidakpuasan Meredam gejolak Memberikan kesempatan bagi penduduk lokal untuk ikut serta PT. Holcim Indonesia Tbk Sec
persepsi operasion masyarakat terhadap perusahaan sosial di dalam terlibat sebagai tenaga kerja dalam kegiatan operasional pabrik Pabrik Cilacap sela
Masyarakat al pabrik dalam hal kesempatan kerja masyarakat sekitar sesuai dengan kualifikasi dan jumlah tenaga kerja yang pab
penduduk lokal lokasi pabrik dibutuhkan ng
TUJUAN PER
JENIS SUMBER
TOLOK UKUR PENGELOLA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN LOKASI PEN
DAMPAK DAMPAK
AN AN
Meningkatkan
/
memaksimalk
an Sela
Kesempatan Kegiatan Jumlah penduduk lokal yang
keterlibatan Ø Mengadakan program pendidikan ketrampilan bagi tamatan SLTA PT. Holcim Indonesia Tbk ope
kerja dan operasion dapat membuka dan atau
penduduk Ø Program pendidikan magang bagi lulusan S1 Pabrik Cilacap pab
berusaha al pabrik mengembangkan jenis usaha
lokal dalam berl
kesempatan
kerja dan
berusaha
F. KOMPONEN KESMAS
Keselamatan Kegiatan Angka kesakitan dan angka Menurunkan Ø Penyuluhan kesehatan Diklinik PT. Holcim Indonesia Satu
dan kesehatan operasion kecelakaan yang terjadi akibat angka Ø Peningkatan pelayanan kesehatan dan Puskesmas ex Kotip seka
kerja al pabrik kerja kesakitan dan Ø Penggunaan alat pelindung kerja ope
TUJUAN PER
JENIS SUMBER
TOLOK UKUR PENGELOLA RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN LOKASI PEN
DAMPAK DAMPAK
AN AN
angka
pab
kecelakaan Ø Pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala
ng
kerja
5. RENCANA PEMANTAUAN
TUJUAN METODE KE
SUMBER DAMPAK
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULA LOKASI T
FREKUEN
PARAMET INDIKATOR N DAN PEMANTAU
SI
ER ANALISIS AN
DATA
TUJUAN METODE KE
SUMBER DAMPAK
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULA LOKASI T
FREKUEN
PARAMET INDIKATOR N DAN PEMANTAU
SI
ER ANALISIS AN
DATA
A. KUALITAS UDARA
Ø Stack EP Setiap 3
Ø Metode Raw Mill bulan sekali
Kadar emisi Ø Mengetahui kadar debu isokinetis untuk Ø Stack EP Selama
Peningkatan
debu sumber terukur unit cerobong Cooler kegiatan
kadar emisi Proses pembuatan semen
tidak Ø Memantau peningkatan Ø Continous Ø Stack coal operasional
debu
bergerak kadar emisi debu total emission Mill pabrik
Monitoring Ø Stack berlangsun
Finish Mill g
Emisi gas Peningkatan Proses pembuatan semen Ø Meengetahui kadar Ø Metode Ø Stack EP Setiap 3
buang emisi gas parameter kualitas udara isokinetis untuk Raw Mill bulan sekali
sumber terukur unit cerobong Ø Stack EP Selama
DAMPAK PENTING YANG
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DIPANTAU
TUJUAN METODE KE
SUMBER DAMPAK
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULA LOKASI T
FREKUEN
PARAMET INDIKATOR N DAN PEMANTAU
SI
ER ANALISIS AN
DATA
TUJUAN METODE KE
SUMBER DAMPAK
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULA LOKASI T
FREKUEN
PARAMET INDIKATOR N DAN PEMANTAU
SI
ER ANALISIS AN
DATA
gravimetri g
B. KEBISINGAN
Kebisingan Peningkatan Proses pembuatan semen Ø Mengetahui tingkat Ø Pengukuran Ø Didalam Setiap 3
kebisingan kebisingan terukur langsung lokasi pabrik bulan sekali
Ø Memantau peningkatan dilapangan Ø Diluar Selama
kebisingan diudara dengan sound lokasi pabrik kegiatan
level meter dikawasan operasional
Ø Membandingka pemukiman pabrik
n hasil penduduk berlangsun
pengukuran g
dengan baku
mutu tingkat
DAMPAK PENTING YANG
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DIPANTAU
TUJUAN METODE KE
SUMBER DAMPAK
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULA LOKASI T
FREKUEN
PARAMET INDIKATOR N DAN PEMANTAU
SI
ER ANALISIS AN
DATA
kebisingan (Kep
Men LH No 48
tahun 1996)
C. HIDROLOGI
Kualitas air Penurunan Proses operasional pabrik Memantau dan Ø Pengambilan Ø Saluran Setiap 3
buangan dan kualitas air mengetahui perubahan air utama bulan sekali
air limbah buangan dan air kualitas air buangan dan Sampel air Settling Pond Selama
limbah air limbah buangan Ø Saluran kegiatan
Ø Analisis ware house operasional
laboratorium pabrik
Ø Membandingka berlangsun
n hasil g
DAMPAK PENTING YANG
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DIPANTAU
TUJUAN METODE KE
SUMBER DAMPAK
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULA LOKASI T
FREKUEN
PARAMET INDIKATOR N DAN PEMANTAU
SI
ER ANALISIS AN
DATA
Pengukuran
dengan baku
Mutu air limbah
D. BIOLOGI
Densitas dan Penurunan indek Kegiatan operasional Mengetahui perubahan Ø Pengambilan Perairan Setiap 6
diversitas keanekaragaman pabrik komposisi biota air sampel air disekitar bulan
biota air biota air (plankton dan bentos) baik (plankton) dan pabrik Selama
kerapatan sedimen (bentos) kegiatan
maupunkeanekaragamany kemudian operasional
a dianalisis pabrik
dilaboratorium berlangsun
Ø Analisis data : g
DAMPAK PENTING YANG
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DIPANTAU
TUJUAN METODE KE
SUMBER DAMPAK
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULA LOKASI T
FREKUEN
PARAMET INDIKATOR N DAN PEMANTAU
SI
ER ANALISIS AN
DATA
deskriptif analisis
E. KOMPONEN SOSIAL
Persepsi Adanya ketidak Kegiatan operasional Memantau Ø Pengamatan PT. Holcim Setahun
negatif puasan pabrik jumlah kesempatan kerja langsung di Indonesia Tbk sekali
Masyarakat masyarakat dan berusaha yang lapangan Pabrik Cilacap Selama
terhadap dapat diambil oleh Ø Pengumpulan serta kegiatan
perusahaan masyarakat baik secara data sekunder dari kelurahan operasional
dalam hal formal maupun informal disnaker Karangtalun pabrik
kesempatan kabupaten dan dan Lomanis berlangsun
kerja bagi kantor kelurahan g
penduduk lokal Ø Data dianalisis
dengan metode
DAMPAK PENTING YANG
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DIPANTAU
TUJUAN METODE KE
SUMBER DAMPAK
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULA LOKASI T
FREKUEN
PARAMET INDIKATOR N DAN PEMANTAU
SI
ER ANALISIS AN
DATA
statistik deskriptif
Ø Pengamatan
langsung Setahun
Jumlah PT. Holcim
Memantau jumlah tenaga dilapangan dan sekali
penduduk lokal Indonesia
kerja lokal yg terserap dan didukung data Selama
Kesempatan yang dapat Tbk Pabrik
Kegiatan operasional peluang usaha yg dapat sekunder kegiatan
kerja dan membuka dan Cilacap serta
pabrik dimanfaatkan oleh Ø Analisis data operasional
berusaha atau kelurahan
penduduk sekitar lokasi dilakukan dengan pabrik
mengembangka Karangtalun
pabrik metode analisis berlangsun
n jenis usaha dan Lomanis
kualitatif dan g
kuantitatif
F. KOMPONEN KESMAS
DAMPAK PENTING YANG
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
DIPANTAU
TUJUAN METODE KE
SUMBER DAMPAK
JENIS PEMANTAUAN PENGUMPULA LOKASI T
FREKUEN
PARAMET INDIKATOR N DAN PEMANTAU
SI
ER ANALISIS AN
DATA
Ø Pengamatan
langsung di
Angka lapangan Setiap 3
Diklinik PT.
Keselamatan kesakitan akibat Ø Pengumpulan bulan sekali
Memantau perkembangan Holcim
dan gangguan Kegiatan operasional data sekunder selama
tingkat kesehatan Indonesia dan
kesehatan kesehatan yang pabrik dari Puskesmas operasional
masyarakat Puskesmas ex
kerja dialami setempat pabrik
Kotip
masyarakat Ø Data dianalisis berlangsung
dengan metode
statistik deskriptif