Anda di halaman 1dari 4

KEWAJIBANKU SEBAGAI GURU YANG BAIK

oleh: Elidar,S.Pd

Nama saya Riana, saya berumur 26 tahun. Profesi saya adalah sebagai guru sekaligus
menjadi wali kelas disebuah kelas. Saya memiliki banyak siswa yang membutuhkan
perhatiaan dan kasih sayang.

Menjadi guru itu tidak mudah, saya harus membagikan waktu dirumah dan disekolah
tempat saya mengajar. Guru itu merupakan teladan bagi siswanya, saya harus memiliki
contoh teladan yang baik kepada siswa-siwa saya. Mengajar bukanlah hal yang mudah, akan
tetapi membutuhkan trik dan metode-metode yang baik dan menyenangkan siswa, supaya
pembelajaran yang saya berikan kepada siswa bisa tercapai sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Sebagai seorang guru pun saya tidak boleh membeda-bedakan diantara semua
siswa saya, mereka semuanya sama tidak ada perbedaan antara si kaya dengan si miskin.
Mereka semua adalah penerus bangsa yang harus dibimbing supaya memiliki budi pekerti
yang baik dan berkarakter disertai dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

Suatu Ketika saat jam pelajaran berlangsung saya mengajari dengan tema ‘betapa
pentingnya silaturahmi persahabatan ‘. Di awal pembelajaran saya bertanya kepada anak-
annak “nak, apakah ada yang tahu apa itu persahabatan?’’. Semua anak terdiam seperti
kebigungan dengan perasaan dan mimik muka yang membingungkan mereka hanya
menjawab “persahabatan itu seperti teman bu!’’. Saya hanya tersenyum dan membenarkan
apa yang menjadi jawaban mereka. Kemudian, saya menjabarkan dan menjelaskan yang
bahwa persahabatan itu sangat penting yaitu sekumpulan kawan yang terlibat dalam
kebersamaan, saling mendukung dan memiliki keakraban yang menggambarkan perilaku
kerja sama dan saling memotivasi antara sesama didalam kelompok tersebut. Nah, anak-anak
pasti sudah tahukan? kita tidak boleh berperilaku tidak baik diantara sesama teman, tidak
boleh membuli teman, tidak boleh bersifat kasar dengan teman, dan hal-hal lain yang bisa
mengakibatkan terluka dengan sesama, baik terluka fisik maupun terluka psikisnya (hati dan
perasaannya).

Nah, semua anak-anak sudah paham, akan tetapi ada seorang anak yang duduk di
sudut kelas nampaknya seperti sedang bersedih. Saya menghampiri anak tersebut saya
bertanya “Raisa? kenapa nak ibu lihat raisa lagi bersedih ‘’, Raisa tidak menjawab dia hanya
menunduk. kemudian, saya bertanya lagi “coba Raisa ceritakan sama ibu ada apa dengan
Raisa? ‘’. Lalu Raisa dengan perasaan sedihnya dia bercerita ‘’ tidak ibu, Raisa tidak
bersedih, Raisa hanya mengingat bahwa teman-teman Raisa begitu baik kepada Raisa,
mereka peduli dan sayang kepada Raisa. Setelah mendengar cerita Raisa ibu Riana sangat
paham lalu ibu Riana mengahmpiri Raisa dan memeluknya dengan sepenuh hati, seraya
berkata “Raisa, kawan-kawan Raisa semuanya sayang kepada mu nak! Raisa tidak perlu
bersedih mereka semua sangat baik, perhatian sama Raisa berbagi dengan Raisa dan mereka
juga sangat peduli dengan Raisa, dengan perasaan senang Raisa pun merasa lega dan
Bahagia. Saya menjelaskan pada semua siswa, bahwa kita tidak boleh membeda-bedakan
antara si kaya dengan si miskin semua kita sama tidak ada bedanya dimata Allah.

Setelah jam pelajaran selesai semua siswa sudah waktunya beristirahat, terlihat
disuatu pojok ada sekelompok siswa sedang berkerumun sambil bersorak-sorak, tanpa
membuang waktu saya langsung menghampiri kerumunan siswa tersebut. Tidak pernah
disangka ternyata dibalik kerumunan tersebut terdapat dua orang siswa yang sedang membuli
temannya, langsung saja saya meleraikan sikap siswa tersebut. Lalu saya bertanya “apa yang
sedang kalian lakukan? kenapa Mita menangis? ‘’, mereka semua hanya menunduk tidak
seorangpun dari mereka yang berbicara, semuanya diam dan mereka sangat keterlaluan. Saya
bertanya lagi ‘’kenapa kaliam diam, apa Mita berbuat salah dengan kalian atau Mita ada
mengambil yang menjadi hak kalian? ‘’. Lalu diantara siswa tersebut menjawab, “bukan ibu
kami cuma tidak mau berteman dengan Mita, karena Mita itu tidak selevel dengan kami ‘’
lantas kami mendorong dan menarik bajunya hingga bajunya koyak, dan Mitapun menangis.
Lalu saya bertanya lagi kenapa harus berbuat kasar pada Mita, bukankah Mita juga seorang
manusia, sama juga seperti kalian. “semua kita disini sama tidak ada yang berbeda-beda,
kalian manusia Mita juga manusia. jadi, ibu harapkan anak-anak ibu tidak boleh lagi ada yang
berfikir dan menganggap semua orang itu rendah dan berbeda-beda, semua kita ciptaan Allah
yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing jadi kita semua harus saling
menghargai satu sama lain’’, kata ibu Riana. ‘’hmm…. baiklah bu guru kami mengaku salah
atas perbuatan kami dan untuk Mita kami juga minta maaf atas perbuatan kami kepadamu ‘’,
kata mereka dengan wajah yang menyesal dan tulus. Mita pun tersenyum melihat akan hal itu
dan memaafkan mereka dengan ikhlas.

Didalam proses pembelajaran saya selalu memberikan kebebasan kepada siswa saya
untuk bertanya tentang apa yang telah saya paparkan kepada mereka dan saya juga
membebaskan mereka untuk berfikir kritis. Kebebasan dalam belajar itu dapat membuat
seorang siswa nyaman dalam menerima pembelajarannya. salah seorang siswa bertanya ‘’ibu
kenapa Raisa tidak menemukan jawaban soal dari apa yang ibu jelaskan?’’, tanya Raisa
kepada saya. ‘’ kalau itu mudah nak, pertama perhatikan terlebih dahulu Langkah apa yang
harus kita kerjakan ‘’, jawab saya dengan tersenyum. ‘’ tapi bu guru ini bagaimana bisa
hasilnya segini? ‘’, tanya Dina lagi. ‘’ penyelesaian itu hanya penambahan yang ditambah
dengan angka sebelumnya jadi hasil akhirnya begitu ‘’, menjelaskan kepada mereka. Setelah
penjelasan tersebut saya memberika penugasan kepada mereka. Saya mengecek pengerjaan
mereka terhadap tugas tersebut dan saya melihat seorang siswa yang tampaknya sangat
kebingungan. ‘’ Nak…. boleh tanyakan kepada ibu apa yang kamu tidak pahami ‘’, tanya
saya kepadanya. Lalu ia menjawab ‘’ maaf ibu Budi tidak mengerti bagian ini ‘’. Dengan
penuh semangat saya menjelaskan Kembali materi tersebut dan mengajarinya sampai benar-
benar paham.

Dengan beberapa kejadian tersebut saya harus bisa memiliki sifat sabar yang seluas-
luasnya dalam menghadapi berbagai masalah yang terjadi dengan siswa dalam keadaan
apapun. Dan saya juga tidak boleh membeda-bedakan antara siswa yang pandai dengan siswa
yang kurang pandai. Serta saya juga tidak boleh menyerah dalam proses mengajar karena
tidak ada siswa yang tidak mampu, semua siswa memiliki kemampuan yang sangat
bervariasi. Setiap hari saya terus melihat perkembangan siswa karena itu adalah tugas utama
saya sebagai pendidik kedua setelah orang tuanya.
BIONARASI

Nama Lengkap : Elidar,S.Pd

Tempat Tanggal Lahir : Dilib Bukti, 24 Agustus 1972

Tempat Tugas : Tk Al-Qur’an Nurul Hikmah

Alamat Tempat Tinggal : Desa Dilib Bukti, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Aceh
Besar

Anda mungkin juga menyukai