Anda di halaman 1dari 2

Nama: Maghfirah

Laporan Hasil Pengamatan Pementasan Drama

A. Identitas
1. Judul : Batu Menangis
2. Sutradara : Zaky F. Imran
3. Penulis Naskah : Yara Zatin H.
4. Durasi : mulai jam 12.48 s/d 13.00

B. Pendahuluan
Drama merupakan genre karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia
dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku
manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama
memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater.
Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk
dapat dinikmati oleh penonton. Drama juga berarti perbuatan atau tindakan. Bisa
disimpulkan, drama adalah sebuah cerita atau kisah yang menggambarkan
kehidupan dan watak melalui tingkah laku tokoh dan dialog yang dipentaskan.

C. Inti / Isi Cerita


Legenda batu menangis mengisahkan tentang seorang janda dan anak
perempuannya yang sangat cantik tetapi memiliki sifat buruk. Dalam legenda ini
dikisahkan kehidupan seorang janda miskin dan anak perempuan bernama Aini. Ibu
dan anak gadisnya ini hidup di sebuah bukit jauh dari pedesaan. Aini berparas
sangat cantik, hingga membuat semua orang terpesona melihatnya. Aini selalu
membanggakan kecantikannya. Siapa menyangka, di balik kecantikan wajahnya,
Aini mempunyai sifat bertolak belakang. Sifatnya tidak secantik parasnya. Gadis ini
sangat malas dan tidak pernah membantu ibunya. Kesibukannya setiap hari hanya
bersolek. Tidak pernah mau membantu bekerja di sawah maupun menyelesaikan
pekerjaan rumah. Sang ibu bernama ibu Endang hanya bisa sabar dan terus
bersabar. Sebagai ibu, wanita ini tak berhenti memberi nasihat demi nasihat. Aini
keras kepala, tak mau mendengar nasihat baik ibunya. sore hari ibu Endang
menyuruh Aini memasak karena ibu Endang ingin ke ladang, dan menyuruh putrinya
untuk memasak karena ibu bakal pulang telat jadi tidak sempat memasak. putrinya
membantah dan tidak melakukannya. namun putrinya lebih memilih untuk
berdandan. Ketika ibu Endang pulang dan melihat bawahan tudung saji tidak ada
satupun makanan didalamnya, kemudian putrinya menanyakan makanan tersebut
akan tetapi putrinya lupa bahwa ibunya sudah berpesan ke dia untuk memasak pada
pagi harinya. lalu, datang Budi yang mengantarkan sedikit titipan dari mamanya yaitu
kemamah, ibunya pun bersyukur dan berterima kasih kepadanya. setelah itu ibu
Endang langsung mengasih makanan kepada anaknya namun dia menolak
makanan tersebut. Esok harinya ibu Endang meminta tolong kepada putrinya untuk
berjualan hasil panen dari ladang kemaren, namun dengan tegas menolak untuk
kepasar karena takut kepanasan dan berkeringat. Ditengah perjalanan ibu Endang
berjumpa dengan ibu-ibu komplek dan disitu ibu-ibu tersebut memamerkan emas
dan kekayaanya kepada ibu Endang serta menanyakan putrinya kenapa tidak
membantunya malah sibuk dengan dandanannya. ibu Endang menjawabnya dengan
tersenyum

Anda mungkin juga menyukai