Anda di halaman 1dari 36

BAB III

PELAKSANAAN KERJA MAGANG

3.1 Kedudukan dan Koordinasi dalam Kerja Magang


3.1.1 Kedudukan dalam Kerja Magang
Berikut penjelasan mengenai kedudukan penulis dalam melaksanakan
praktek kerja magang di Packing Plant Ciwandan PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk. pada tanggal 1 Aprl 2022 penulis memulai praktek kerja magang dibawah
bimbingan Bapak Akbar Yunan dan Ibu Dewi Setyaningsih. Posisi penulis di dalam
perusahaan adalah staff administration yang bertugas merekap absensi karyawan
(lembur, cuti, sakit, dispensasi, alfa, change shift) secara manual di excel, input
lembur di surat perintah lembur (SPL) program serta berpartisipasi dalam
pembuatan laporan total productive maintenance (TPM) dengan membuat jadwal
inspeksi dan list abnormalitas.
Selain itu penulis juga melakukan pekerjaan di luar pekerjaan utama seperti
berkeliling area pabrik mulai dari pos security hingga dermaga, kemudian
mengikuti rapat TPM bersama manajer, rapat progres proyek pembongkaran tahap 1
(gedung kantor, timbangan, pos security PT Semen Padang), diskusi mengenai
inovasi untuk laporan TPM, scan dokumen (blanko cuti, dispensasi, change shift,
SPL dan laporan keuangan) dan kliping nota transaksi pembelian.

3.1.2 Koordinasi dalam Kerja Magang


Berikut penjelasan mengenai koordinasi penulis dalam melaksanakan
praktek kerja magang di Packing Plant Ciwandan PT Semen Indonesia (Persero).
Selama melaksanakan praktek kerja magang, penulis berkoordinasi langsung
dengan Pak Akbar Yunan dan Ibu Dewi Setyaningsih selaku admin operasional
serta dalam pengawasan Pak Eko Purwanto selaku manajer Packing Plant Ciwandan.
Tugas-tugas yang dikerjakan penulis diberikan langsung oleh pembimbing lapangan.
Dalam penggerjaan tugas-tugas tersebut, pemulis di awasi langsung oleh

16
pembimbing lapangan serta apabila ada tugas yang kurang jelas penulis
berkoordinasi dengan pembimbing lapangan.

Gambar 3. 1Koordinasi Praktek Kerja Magang

3.2 Kegiatan yang dilakukan selama Kerja Magang


Kegiatan kerja magang yang dilaksanakan 1 April 2022 sampai dengan 30 Juni
2022, dimulai dengan kegiatan pengenalan akan business process PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk. yang disebut juga Kunjungan Praktek Kerja Lapangan (PKL) kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan kerja magang di Packing Plant Ciwandan. Dalam kegiatan
Kunjungan PKL, penulis diberikan penjelasan mengenai proses bisnis yang terjadi di
Pabrik Tuban melalui pemaparan materi dari setiap unit dari Pabrik Tuban. Kegiatan
kunjungan ini dilaksanakan secara daring atau online mulai tanggal 1 April 2022 s/d 13
April 2022. Kegiatan kerja magang di Packing Plant Ciwandan yang dilakukan penulis
selama tiga bulan terhitung mulai tanggal 1 April 2022 s/d 30 Juni 2022. Pelaksanaan
kerja magang dilakukan secara offline atau work from office dimana penulis datang ke
kantor untuk bekerja. Kegiatan magang di Packing Plant Ciwandan dimulai dengan
pengenalan akan bisnis proses yang terjadi di Packing Plant Ciwandan, kemudian
dilanjurkan dengan pengelan akan pekerjaan yang akan penulis kerjakan selama kerja
magang.

17
3.3 Uraian Kegiatan Kunjungan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Online
Berikut kegiatan beserta uraian Kunjungan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
dilaksanaka secara online:

Tabel 3. 1 Kegiatan PKL Online

No Materi Kunjungan PKL Online Pembimbing

1 Unit of Quality Assurance Material & Product Devya Nurul Amalia (SI Pusat)

2 Green Mining For Sustainable Future Eko Purnomo, S.T. (SI Pusat)

3 Mining Operation Reza Fabian Miffanto (SI Pusat)

4 Crusher Operation Arip Wisar Manda (SI Pusat)

5 Cement Mill, Ball Mill, Vertical Mill Process Chalid Nurdin, S.T. (SI Pusat)

6 Perencanaan dan Evaluasi Produksi di PT Semen Indonesia M. Agus Prayitno (SI Pusat)
Pabrik Tuban
7 Flow Semen di Packer Achmad Syaefudin, S.Kom.
(SI Pusat)
8 Pemeliharaan EPDC (Electrostatic Precipitator & Dust Hasan Mujahid, S.T. (SI Pusat)
Collector
9 Operasi Utilitas Imam Suhadi (SI Pusat)

10 Quality Control Product Debby Taruna Virgo Riana,


S.Pd. (SI Pusat)
11 Evaluasi Proses Heru Enggar Triantoro, S.T.,
M.Eng. (SI Pusat)
12 Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) Rahmat Tristiyanto Kontab
Tuban Plant Wiguna, S.T. (SI Pusat)
13 Alternative Fuel dan Material ke-3 M. Kholil (SI Pusat)

14 Raw Mill, Kiln, Coal Mill (RKC) Achmad Rusdiyanto (SI


Pusat)

1. Unit of Quality Assurance Material & Product


Unit of Quality Assurance Material & Product memiliki beberapa tugas
pokok yaitu:
- Menjamin mutu bahan baku yang dibeli

18
- Menganalisa semen yang masuk dan keluar silo serta mengatur releasenya
- Melaksanakan kalibrasi internal alat-alat laboratorium serta memantau
kalibrasi alat-alat laboratiorium dan timbangan
- Melayani penyelesaian keluhan pelanggan
- Menjaga kestabilan kualitas pile batubara sesuai dengan kebutuhan produksi
Untuk menjamin kualitas material dan produk, Unit of Quality Assurance
Material & Product melakukan pengujian dengan mengambil beberapa sample
dan mengujinya di laboratorium. Berikut kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga mutu bahan baku dan produk:

Tabel 3. 2 Jaminan Mutu Bahan

Jaminan Mutu Bahan


Laboratorium Kegiatan Sample Pengujian
Lab Bahan baku Melakukan pengjuan Trass, fly ash, pasir X-Ray, kadar air,
incoming material silica, gypsum, pozzolanic actifity
copper slag, pasih (fly ash & trass)
besi
Lab Limbah Melakukan pengujian X-Ray, kadar air,
incoming limbah kalori

19
Lab Batubara Melakukan pengujian Raw coal tongkang Kadar abu, kadar
incoming batubara air, zat terbang,
kalori, total sulfur,
HGI
Lab Kertas Melakukan uji kertas - Kuat sobek, kuat
kraft tarik,kuat regang,
gramatur, porositas
Lab BBA Melakukan pengujian Cocopeat dan sekam Kadar air, kalori
bahan bakar alternatif padi
Jaminan Muti Produk
Laboratorium
Lab Kimia Semen Melakukan pengujian Semen in silo dan out X-ray, hilang pijar
kimia semen silo (LOI), bagian tidak
larut, free lime
Lab Fisika Semen Melakukan pengujian Semen in silo dan out Setting time, false
fisika semen silo set, kuat tekan,
pemuaian dengan
autoclave, blaine,
mesh
Lab Batubara Melakukan pengujian Raw coal (CCT, pile Kadar abu, kadar
batubara untuk dalam) dan air, zat terbang,
keperluan operasional pulverized (ex coal kalori
mill)

2. Mining Operation dan Green Mining For Sustainable Future


Bahan baku utama dalam pembuatan semen adalah batu kapur (limeston)
dan tanah liat (clay). Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tersebut, PT
Semen Indonesia memiliki tambang batu kapur dan tanah liat yang dikelola
sendiri oleh perusahaan. Tambang batu kapur memiliki luas 752 Ha dapat
menghasilkan 274 juta ton batu kapur, sedangkan tambang tanah liat terdapat
pada dua tempat dengan masing-masing luas 120 Ha (Tlogowaru) dan 201 Ha
(Mliwang) serta dapat menghaslikan masing-masing 8,922 juta ton dan 2,254
juta ton tanah liat.

20
Gambar 3. 2Flow Penambangan Batu Kapur dan Tanah Liat

Proses penambangan batu kapur


1. Land Clearing  pembersihan area yang akan ditambang dengan
menggunakan Buldozer
2. Stripping Top Soil  pengupasan lapisan tanah pucuk dengan ketebalan
25 cm dengan menggunakan Buldozer
3. Drilling  pembuatan lubang ledak dengan ukuran yang telah
ditentukan. Pelubangan dilakukan dengan menggunakan Crawler Rock
Drill
4. Sampling  pengambilan sampel material drilling untuk mendapatkan
komposisi kandungan material
5. Blasting  proses peledakan dengan bahan peledak dan waktu yang
telah ditentukan sesuai dengan strandar
6. Loading  pemuatan material row material ke alat angkut dengan
menngunakan Back Hoe, Excavator dan Loader
7. Hauling & Dumping  pengangkutan material ke limestone crusher

Proses penambangan tanah liat

1. Land Clearing  pembersihan area yang akan ditambang dengan


menggunakan Buldozer

21
2. Stripping of Overburden  pengupasan lapisan tanah pucuk dengan
menggunakan Buldozer dan Excavator
3. Sampling  pengambilan sampe material untuk mendapatkan komposisi
kandungan material
4. Digging & Loading  penggalian dan pengangkutan tanah liat ke alat
pengangkut dengan menggunakan Backhoe, Excavator dan Loader
5. Hauling  pengangkutan tanah liat ke stock pile
6. Storaging  stocking material tanah liat ke stock pile dengan penataan
dalam benuk kolom-kolom sesuai dengan klasifikasi berdasarkan
kualitas material
7. Feeding to Crusher  pengangkutan material ke crusher

Untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan keberadaan air bawa tanah


disekitar area tambang batu kapur, PT Semen Indonesia menggunakan
kombinasi metode Single Continuous Bench dan Block System. Tambang
batu kapur ditanami tanaman yang mengelilingi tambang selebar 50 meter
yang dinamakan green belt. Green belt ini berfungsi untuk mengurangi debu
dan suara dari tambang. Kemudian perusahaan juga membuat sumur pantau
dibeberapa titik untuk memantau air bawa tanah agar terjamin
kebersihannya. Serta melakukan elaborasi tantara penggunaan bahan
peledak dan surface miner untuk menghilangkan dampak dari penambangan.

Dalam rangka memperbaiki kerusakan pasca tambang, PT Semen


Indonesia melakukan reklamasi pada area bekas tambang batu kapur.
Sedangkan bekas tambang tanah liat dijadikan sebagai waduk yang
digunakan sebagai sarana irigasi lahan pertanian masyarakat yang ada
disekitar tambang.

3. Crusher Operation
Unit Crusher Operation memiliki tugas pokok merencanakan, mekoordinasi,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pengorperasian peralatan crusher

22
secara efektif dan efisien serta kegiatan perawaran mandiri untuk mendukung
kelancaran operasi peralatan.
Material yang telah ditambang akan dibawa ke crusher untuk dihancurkan
menjadi ukuran yang lebih kecil sebelum masuk ketahap selanjutnya. Salah satu
gangguan operasional yang sering terjadi adalah belt sobek karena ada material
logam asing yang tersangkut

4. Cement Mill, Ball Mill, Vertical Mill Process (Section of Finish Mill)
Pada Section of Finish Mill terdapat proses penggilingan akhir dengan
menggunakan ball mill dan vertical mill. Penggilingan akhir merupakan proses
penggilingan dan mixing material setengah jadi yaitu klinker dengan
penambahan bahan addictive berupa gypsum, kapur, tras, fly ash dengan
proporsi yang sesuai dengan spesifikasi semen. Tujuan dari proses ini adalah
memproduksi semen dengan tingkat kehalusan tinggi agar menghasilkan tingkat
reaktivitas dan kuat tekan semen yang baik. Selain itu proses penggilingan
terakhir bertujuan untuk memantau kualitas semen dengan cara mengukur luas
permukaan spesifik (blaine) dan residu hasil ayakan produk (mesh).

Gambar 3. 3 Ball Mill

23
Gambar 3. 4 Vertical Mill

Ball Mill merupakan alat dengan bentuk tabung/tube dimana terdapat


grinding ball sebagai media penggilingan. Didalam ball mill, terdapat 2
kompartemen yang dilengkapi dengan liner sebagai penahan aus. Kedua
kompartemen memiliki fungsi yang berbeda yaitu chamber 1 sebagai lifting dan
chamber 2 sebagai classifying. Pada ball mill, penggilingan terjadi karena
adanya gaya impact dan gaya gesek antara bola-bola dan material.

Gambar 3. 5 Ball Mill

Vertical Mill merupakan alat yang dilengkapi dengan 3 main roll dan 3
support roll sebagai media grinding. Proses pada vertical mill data terjadi
karena adanya pemberian tekanan yang kuat pada lapisan material tujuannya
untuk meretakkan partikel-partikel material. Pada vertical mill, roller
dioperasikan dengan menggunakan sistem hidrolik.

24
Gambar 3. 6 Roller pada Vertical Mill

Gambar 3. 7 Roller

5. Perencanaan dan Evaluasi Produksi di PT Semen Indonesia Pabrik Tuban


Unit perencanaan dan evaluasi produksi bertugas merencanakan, mengontrol,
memeriksa, dan menyusun rekomendasi seluruh kegiatan terkait dengan
perencanaan dan evaluasi produksi di Group Head Operasional Pabrik agar
target yang ditetapkan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan produksi
dilakukan secara tahunan untuk merencanakan RKAP (Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan) dan Planning horizon untk 1 tahun, serta perencanaan
produksi triwulan untuk merencanakan S&OP (Sales & Operation Planning) dan
Planning horizon untuk 3 bulan.

25
Kontrol dan evaluasi pencapaian produksi berupa laopran harian dan laporan
bulanan. Yang dilaporkan pada laporan harian adalah Laporan Harian Produksi,
Laporan Penerimaan, Pemakaian, Stok Bahan, Laporan Stok Terak & Semen,
Laporan Produksi Kiln dan Laporan Produksi Finish Mill. Sedangkan yang
dilaporkan pada laporan bulanan adalah laporan Poduksi berupa excel dan SAP.

6. Flow Semen di Packer


PT Semen Indonesia memiliki beberapa jenis pengemasan yaitu Kemasan
Bag 40/50KG untuk semen PCC. Kemasan Jumbo Bag 1000KG/1 ton untuk
semen PCC dan OPC, Curah/ Bulk Truck untuk semen PCC dan OPC. Dalam
produksi semen, Packer Operation merupakan bagian akhir dari proses produksi
yaitu proses pengemasan dan pemuatan semen.
Pengemasan atau packing semen menggunakan mesin packing atau disebut
juga roto packer. Di dalam roto packer terdapat tiga komponen yaitu packing
machine, server dan belt weigher. Flow semen di packer dimualai dari silo,
kemudian semen disalurkan melalui bucket elevator, setelah itu semen
disalurkan menggunakan air slide menuju bin semen. Dari bin, semen akan
masuk ke dalam mesin packer kemudian semen yang telah di kemas dan telah
melewati bag cleaning akan melewati belt weigher. Setelah melewati proses
timbang, semen akan dibawa dengan menggunakan belt conveyor untuk
melanjutkan proses screening dimana semen yang tidak memenuhi persyaratan
akan masuk kedalam belt reject yang nantinya akan kembali ke bucket elevator
melalui screw. Semen yang telah memenuhi syarat akan langsung dibawa
dengan menggunakan belt conveyor ke truck loader, kemudian semen siap di
distribusikan.
Pemuatan semen berdasarkan permintaan muat dari seksi shipping yang
tertera pada Surat Ijin Pemuatan Semen (SIPS) yang dbibawa oleh supir truck.
Kemudian surat tersebut akan digunakan untuk permintaan kantong ke seksi
gudang berdasarkan data yang tertera. Slanjutnya operator akan melakukan

26
pengisian semen yang sebelumnya dilakukan pengecekan kesesuaian antara
truck, jumlah kantong, kode maupun jenis kantonh dengan sata SIPS.

7. Pemeliharaan EPDC (Electrostatic Precipitator & Dust Collector) Pabrik Tuban


Unit Pemeliharaan EPDC bertugas merencanakan, mengkoordinir,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan emisi pabrik Tuban yang meliputi:
 Memelihara peralatan Bag Filter (BF) di area Crusher, Roller Mill,
Kiln, Finish Mill, Packer
 Memelihara Electrostatic Precipitator (ESP) dan Cooling Tower (CT)
di pabrik Tuban agar beroperasi secara optimal, aman dan emisi dust
memenuhi ambang batas sesuai dengan peraturan l
 Mengambil langkah-langkah pencegahan dan pengendalian
terjadinya polusi di pabrik yang berkaitan dengan pemeliharaan
peralatan pencegah polusi

Unit Pemeliharaan EPDC melayani pemeliharaan peralatan pengendali


emisi pada Bag Filter dan Electrostatic Precipitator (ESP) agar sesuai dengan
target yang telah ditetapkan pada Unit Crusher Operation, Roller Mill, Kiln &
Coal Mill, Finish Mill dan Packer. Selain itu Unit Pemeliharaan EPDC
bekerjasama dengan Hyperkes Pemprov Jtim dan Pemda Tuban dalam
melakasakan monitoring kualitas udara yang keluar dai stack.

8. Operasi Utilitas
Unit Operasi Utilitas bertanggung jawab dalam pengelolaan air (water
treatment), pengelolaan IDO/ Solar heat-up Kiln, menyediakan Power
Emergency untuk area Kiln dan Cooler, pemenuhan udara tekanan plant air
(mengoperasikan compressor central).
a. Pengelolaan Air (Water Treatment)
Produk yang dihasilkan dari water treatment adalah air bersih dan air proses
atau air pendingin. Air bersih digunakan untuk sanitasi perkantoran dan water
spray (conditioning tower, clinker cooler, vertical mill Tuban 4, OK mill),

27
sedangkan air proses atau air pendingin digunakan untuk heat exchanger/ oil
cooler RKC. & finish mill, oil cooler compressor central dan pendingin AC
central. Untuk air tanpa treatment digunakan untuk air hydrant (diambil
langsung dari raw water).

Gambar 3. 8 Flow Pengelolaan Air

Gambar 3. 9 Flow Pelunakan Air


b. IDO (Industrial Diesel Oil)/ Solar Heat-up Kiln
Dalam pengelolaan IDO, unit operasi utilitas bertanggung ajwab dalam
menjamin ketersediaan stock IDO sebagai sumber energy, mengatur distribusi
IDO ke Kiln dan Raw Mill serta mengantisipasi kebocoran IDO.

28
Gambar 3. 10 Distribusi IDO

Level tangki IDO diukur setiap hari untuk mengetahui stock actual IDO
dan pengiriman IDO dilakukan melalui jalur darat.

c. Power Emergency

Power Emergency pada pabrik menggunakan generator set (genset). Genset


yang digunakan pada pabrik mampu menghasilkan daya sebear 2,5 M dan
voltase 6,3 KV. Dalam pemeliharaannya genset perlu pemanasan 2 kali
seminggu selama 15 menit serta perlu memastikan tekanan compressor sertiap
saat, perawatan pendingin, sistem oelumas dan sistem kelistrikan. Untuk
pendingin oil dan air menggunakan radiator.

d. Plant Air
Plant Air digunakan untuk melayani peralatan pneumatic di area RKC,
aerasi Mix Bin, dan peralatan instrumentasi.

9. Quality Control Product


Produk semen yang telah jadi akan melalui tahap pengujian sebelum
dikemas dan dipasarkan. Tahapan analisa dimulai dengan sampling kemudian
preparasi contorh, pengukuran secara kimia dan fisika, perhitungan dan arsip
contoh. Setelah hasil pengujian sesuai dengan strandar kualitas yang telah
ditetapkan, semen baru akan di kemas dan dipasarkan. Pengujian dan

29
perhitungan semen dilakukan dengan tiga tahapan pengujian yaitu pengujian
kimia, pengujian XRF dan pengujian fisika.
Pengujian kimia meliputi analisa komposisi kimia yang dinyatakan dalam
bentuk oksidai kimia. Pengujian dilakukan dengan Wet Analysis dan X-ray
Analyzer. Pengujian XRF dilakukan dengan menggunakan metode analisa
panjang gelombang radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan X-ray Spectrometer. Pengujian fisika meliputi
pengujian normal konsistensi, false set, kuat tekan, setting time, autoclave,
blaine dan mesh.

10. Evaluasi Proses


Unit of Process Evaluation memiliki tugas pokok merencanakan,
mengontrol, memeriksa dan menyusun rekomendasi atas seluruh kegiatan
terkait dengan evaluasi proses agar target perusahaan tercapai.
Kegiatan evaluasi dilakukan secara rutin seperti evaluasi terkait operasional
finish mill, kualitas semen di SI Group. Selain evaluasi rutin, adapun evaluasi
non rutin seperti evaluasi kebuntuan inlet kiln Tuban 2.

11. Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) Tuban Plant


PT Semen Indonesia memanfaatkan panas gas buang pada pabrik Tuban
sebagai energi listrik. Dari pemanfaatan panas gas tersebut dapat manghasilkan
kurang lebih 28 MW, serta mengurangi emisi gas CO2 sebesar 122,358
ton/tahun. Untuk pemanfaatan panas gas buang tersebut, PT Semen Indonesia
bekerja sama dengan Jepang melalui JCM Agreement yang merupakan jalinan
bilateral antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang. Dalam hal ini
pihak Jepang menyediakan engineering dan equipment, sedangkan pihak PT
Semen Indonesia bertanggung jawab dalam konstruksi, maintenance, operasi.

30
12. Alternative Fuel dan Material ke-3
Unit kerja Alternative Fuel dan Material ke-3 bertanggung jawab dalam
perencanaan, pengelolaan dan evaluasi jenis serta sumber AFR dan material
ketiga. Mengkoordinir, mengawasi dan mengevaluasi pengoperasian peralatan
AF dan material ketiga. Melaksanakan maintenance mandiri agar operasional
peralatan pendukung AF dan material ketiga dapat berjalan dengan lancar.
Mengkoordinasi, mengawasi serta mengevaluasi penataan material ketiga yang
datangpada storage Tuban 1,2,3,4. Membuat perencanaan, pengelolaan dan
evaluasi kontrak kebutuhan transportasi material ketiga (batu kapur) antar plant
dan akitvitasnya. Merencanakan serta mengimplementasikan kebersihan
lingkungan kerja diarea storage material ketiga dan AF. Melakukan pemenuhan
regulasi untuk menangani B3.

Tabel 3. 3Jenis Material Ketiga dan AF

Pemanfaatan Jenis Material Point


Pemanfaatan
- Fly ash out of spec
- Bottom ash
- Paper sludge
- Drilling cutting
Alternative Raw - COCS (Crude Oil and Contaminated Mix Pile Crusher
Material (AR) Soil) Tuban 1-Tuban 4
- SBE (Spent Bleaching Earth) eco oil
- Debu EAF (Electric Arc Furnace)
- Limbah batu kapur
- Sludge ipal
- Sekam
- Cocopeat
- Waste tobacco Calsiner SLC
- Kertas reject Kiln 1 dan Kiln 3
Alternative Fuel (AF)
- Limbah biji jagung
- Plastic reject
- Bag cloth bekas Calsiner SLCKiln
- Majun Tuban 1

31
- Oli bekas
Calsiner ILC Kiln
- Kluber
Tuban 2
- Grease bekas
- Resin, SBE murni Mix dengan Raw
Coal
- Gypsum (natural, purified)
- Trass
Material ketiga
- Batu kapur dolomit dan batu japur Finish Mill Tuban
(additive material
high grade 1-Tuban 4
cement mill)
- GBFS (blast furnace slag)
- Fly ash on spec

13. Raw Mill, Kiln, Coal Mill (RKC)


Pada proses ini raw material dari crusher akan di angkut dan dimasukan
kedalam bin. Dalam bin raw material tersebut akan melewati proses grinding,
drying, mixing dan separation. Setelah melewati proses-proses tersebut, material
yang telah bercapur akan dimasukan ke dalam homo silo yang kemudian akan
masuk ke proses kiln. Sebelum masuk ke dalam kiln, material akan melalui
proses preheater kemudian material masuk ke dalam kiln bersamaan dengan
coal yang sebelumnya raw coal dimasukan ke dalam bin dan melalui proses
mixing. Di dalam kiln seluruh material akan di panaskan pada suhu tertentu.
Setelah di panaskan, material tersebut akan di dinginkan sebelum masuk ke
proses selanjutnya. Proses pendinginan tersebut dinamakan cooler.

3.4 Uraian Kegiatan Kerja Magang di Packing Plant Ciwandan


Berikut kegiatan beserta uraian kegiatan kerja magang yang dilaksanakan di Packing
Plant Ciwandan:
Tabel 3. 4 Kegiatan Kerja Magang di Packing Plant Ciwandan

No Kegiatan Pembimbing
1 Rekap absensi manual (lembur, change shift, cuti, sakit, Dewi Setyaningsih
dispensasi, alpa)
2 Input lembur ke program SPL Dewi Setyaningsih

32
3 Pembuatan laporan TPM dan Arsip Dokumentasi Akbar Yunan
Kegiatan
4 Keliling area pabrik Akbar Yunan
5 Scan dokumen dan kliping nota untuk reimbursement Dewi Setyanigsih
6 Rapat Eko Purwanto, Akbar Yunan

1. Rekap Absensi Manual (Lembur, Cuti, Sakit, Dispensasi, Alfa, Change Shift)
Rekap absensi manual dilakukan dengan menggunakan excel, dimana data
yang di input di dapatkan dari blanko (cuti,dispensasi dan change shift), lembar
surat perintah lembur dan surat keterangan sakit dari dokter yang diserahkan
oleh karyawan yang bersangkutan, biasanya blanko diletakan diatas meja ruang

admin. Pada rekap absensi manual, input data dilakukan satu persatu
berdasarkan keterangan yang tertera pada blanko. Rekap absensi ini dilakukan
setiap hari tujuannya agar tidak ada blanko yang terlewat dan dapat
meringankan pekerjaan pada akhir bulan.

33
Gambar 3. 11Rekap Absensi Manual

Gambar 3. 12 Rekap Cuti

34
Setiap akhir bulan sebelum dilakukan closing akan dilakukan cross check
antara data rekap absensi manual khusus lembur dan data program SPL.
Kemudian pada awal bulan akan di lakukan pembuatan sheet excel baru untuk
rekap absensi di bulan tersebut. pembuatan sheet tersebut dilakukan dengan cara
meng-input jadwal dari setiap karyawan berdasarkan jadwal yang sudah ada.

Gambar 3. 13 Schedule Kerja Packing Plant Ciwandan

Berikut penjelasan mengenai blanko (cuti,dispensasi dan change shift),


lembar surat perintah lembur dan surat keterangan sakit dari dokter:
a. Blanko Cuti, Dispensasi, Change Shift
Blanko cuti dan dispensasi digunakan ketika seorang karyawan tidak
dapat hadir karena suatu alasan. Ketika karyawan tidak hadir karena suatu
alasan misal acara keluarga, maka akan mengurangi jatah cuti tahuan
dengan catatan jatah cuti tahunan masih ada. Apabila jatah cuti telah habis,
maka karyawan akan dianggap alfa. Sedangkan dispensasi tidak
mengurangi jatah cuti tahunan. Perbedaan cuti dan dispensasi dapat dilihat
dari jenis keperluan karyawan, yang termasuk dalam dispensasi adalah
anggota keluarga meninggal, istri melahirkan, karyawan menikah atau
anggota keluarga menikah, diluar keperluan tersebut dianggap cuti. Untuk
cuti dan dispensasi akan mempengaruhi uang makan yang didapatkan.
Untuk setiap karyawan mendapatkan jatah uang makan dari perusahaan
35
untuk setiap harinya, ketika karyawan cuti atau dispensasi maka uang
makan akan berkurang dihari karyawan tersebut tidak hadir.
Change shift digunakan ketika karyawan tidak dapat hadir pada
jadawal shift yang telah ditentukan. Misalkan karyawan A masuk pada shift
1 dan beralangan hadir namun dapat hadir pada shift 2, karyawan tersebut
dapat mengajukan change shift dengan memberi tahu koordinator shift 1
dan shif 2 serta karyawan shift 2 yang akan menggantikannya pada shift 1.

Gambar 3. 14 Blanko Cuti

b. Surat Perintah Lembur


Surat perintah lembur digunakan ketika karyawan bekerja diluar jadawal,
misal ada perbaikan mesin karena trouble, lembur pada jam istirahat karena
stok di gudang palletizer sedikit sedangkan permintaan banyak atau back up
karyawan yang tidak hadir. Ada dua jenis surat pertintah lembur, yang pertama
surat perintah lembur untuk perorangan dan surat perintah lembur grup. Surat
perintah lembur grup biasa digunakan ketika lembur wajib 2 jam atau lembutr
tanpa istirahat untuk produksi dan relaase. Untuk setiap lembur akan
mendapatkan tambahan uang makan apabila lembur ≥4 jam.

36
Gambar 3. 15 Surat Perintah Lembur Perorangan

Gambar 3. 16 Surat Perintah Lembur Grup

c. Surat Keterangan Dokter


Surat keterangan dokter digunakan dalam perekapan absen ketika karywan
tidak hadir karena sakit.

37
2. Input Lembur ke Program SPL (Surat Perintah Lembur)
Program SPL merupakan sebuah program yang rancang oleh PT Swabina
Gatra untuk pencatatan kerja lembur yang di jalankan oleh karyawan. Lembur
dilakukan ketika ada pekerjaan yang harus dilakukan di luar jam kerja seperti
perbaikan mesin pada jam istirahat, back up karyawan yang tidak masuk. Selain
itu ada lembur wajib selama 2 jam yang dilakukan karyawan pada hari ke-6
yaitu shift 3 pukul 05.00-07.00.

38
Gambar 3. 17 Program SPL

Setiap lembur yang dilakukan karyawan akan di input kedala program SPL.
Input dilakukan setiap hari setelah mengerjakan rekap absensi manual. Data
yang di input di dapat dari lembar surat perintah lembur. Sebelum melakukan
input data, perlu melakukan login kemudian memilih fitur olah data selanjutnya
pilih borongan khusus. Setelah tampilan program seperti gambar 3.13, pada
bagian informasi kepala blanko Surat Perintah Lembur/SPL pilih unit kerja
sesuai dengan perusahaan untuk penulis unit kerja dipilih yang Packing Plant
Ciwandan. Setelah itu melakukan pengisian nomor blanko dengan
menyesuaikan tanggal pada bulan yang berjalan. Pengisian nomor blanko dapat
dilakukan sekaligus dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 30 atau 31 pada bulan
yang berjalan. Biasanya pengisian momor blanko dilakukan sekaligus agar
ketika hendak melakukan input lembur tidak perlu mengisi nomor blanko lagi
dan hanya perlu memilih sesuai dengan tanggal yang tertera pada lembar surat
perintah lembur.

39
Gambar 3. 18 Program SPL

Setelah informasi kepala blanko SPL telah terisi, input lembur dapat
dilakukan. Sebelum input lembur, perlu dipastikan nomor blanko sesuai dengan
tanggal yang tertera pada lembar surat perintah lembur. Setelah memastikan
bawa nomor blanko telah sesuai, input lembur dapat dilakukan dengan mengisi
nomor pegawai yang melakukan lembur, kemudian jam lembur dan mengisi
pekerjaan yang dilakukan pada saat lembur.

Gambar 3. 19 Program SPL

Apabila telah melakukan pengisian nomor pegawai dan lain-lain serta


memastikan bahwa data yang diisi telah benar dan telah di simpan, maka data
yang telah di input dapat dilihat pada kolom dibawah.

40
Gambar 3. 20 Program SPL

Apabila ada kesalahan input, data dapat di rubah dengan cara klik pada fitur
rubah (gambar 3.15) kemudian rubah data yang di inginkan, setelah itu klik
simpan. Begitu pula dengan fitur hapus (gambar 3.15), apabila ada data yang
ingin di hapus klik kolom pada tabel (gambar 3.16) kemudian klik hapus maka
data akan terhapus.

Khusus untuk bulan Juni, penulis tidak mengerjakan input lembur ke


program SPL. Hal ini dikarenakan adanya perubahan program, sehingga untuk
input lembur ke program yang baru dibantu oleh PT Swabina Gatra dengan
mengirimkan soft file dari lembar surat perintah lembur bulan Juni.

3. Pembuatan Laporan TPM dan Arsip Dokumentasi Kegiatan


Pada pembuatan laporan Total Productive Maintenance (TPM), penulis
berpartisipasi dalam pengisian schedule inspeksi dan list abnormalitas, serta
membuat before after penyelesaian abnormalitas atau trouble. Data yang
digunakan untuk pengisian schedule inspeksi dan list abnormalitas didapatkan
dari genba yang dilakukan setiap hari jumat dimana sebelum pengisian schedule
inspeksi dan list abnormalitas dilakukan cleaning area genba yang telah
ditentukan. Apabila pada saat cleaning ditemukan trouble makan akan dilakukan
perbaikan, serta dokumentasi sebelum dan sesuah perbaikan.

41
Gambar 3. 21 Schedule Inspeksi dan List Abnormalitas

Sedangkan data yang digunakan untuk membuat before after penyelesaian


abnormalitas atau trouble adalah hasil laporan trouble yang terjadi di lapangan.
Pelaporan trouble di grup Whatsapp dengan melapirkan foto dokumentasi.
Dalam pengerjaan before after penyelesaian abnormalitas atau trouble, penulis
mengumpulkan foto dokumentasi trouble yang terdapat pada grup Whatsapp
operasional Packing Plant Ciwandan, dimana penulis harus mencari foto yang
sesuai dengan kriteria. Kriteria foto adalah sebagai berikut: (1) foto harus jelas
tidak buram (2) ada foto sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan. Apabila foto
tidak memenuhi kriteria maka foto tidak dapat digunakan. Pengerjaan before
after penyelesaian abnormalitas atau trouble dilakukan di excel dengan format
yang telah ada.

42
Gambar 3. 22 Before After Penyelesaian Abnormalitas

Arsip dokumentasi kegiatan dilakukan dengan men-download foto


dokumentasi dari grup Whatsapp operasional Packing Plant Ciwandan. Arsip
dokumentasi dilakukan dengan tujuan agar foto-foto dokumentasi tidak hilang
dan ketika suatu saat membutuhkan foto tersebut, foto masih ada.

Gambar 3. 23 Arsip Foto Kegiatan Lapangan

43
4. Keliling Area Pabrik
Keliling area pabrik dilakukan disela-sela kegiatan utama bersama dengan
pembimbing lapangan. Kegiatan ini dilakukan mulai dari area security sampai
dengan dermaga, tujuannya agar penulis mengetahui bagaimana keadaan
dilapangan. Berikut dokumentasi penulis ketika berkeliling area pabrik

Tabel 3. 5 Dokumentasi Area Pabrik

Area Pabrik Dokumentasi Keterangan


Pintu masuk
Packing Plant
Ciwandan

Security check

Security dan
Timbangan

Kantor
timbangan

44
TPS libah B3 TPS limbah
B3

Mesin
palletizer

Palletizer
Proses rezak

Silo Packer lantai


1 (buscket
elevator,
screw)

45
Gudang
kantong

Cone silo

Packer

46
Ruang CCR

Proses
checker bag

Ruang
compressor

Packing Plant Ciwandan terletak di Kawasan Pelindo, maka dari itu


pelabuhan yang digunakan oleh Packing Plant Ciwandan dimiliki oleh Pelindo.
Pelabuhan Packing Plant Ciwandan merupakan pelabuhan dengan sandar kanan.
Kapal yang digunakan untuk pengiriman semen dari pabrik Tuban ke Packing
adalah kapal pneumatic. Kapasitas silo di Packing Plant Ciwandan adalah
10.000 ton.

47
5. Scan Dokumen dan Kliping Nota untuk Reimbursement
Penulis melakukan arsip untuk beberapa dokumen yaitu lembar SPL, blanko
cuti, change shift dan dispensasi, serta surat keterangan sakit dari dokter. Selain
dokumen itu penulis juga membantu mengarsip laporan keuangan. Arsip
dilakukan dengan cara scan dokumen-dokumen tersebut menjadi soft file agar
ketika dokumen asli rusak, admin masih memiliki arsip. Selain itu penulis juga
membantu untuk kliping nota bukti transaksi berdasarkan laporan keuangan
variabel cost.
6. Rapat
Disela-sela kegiatan utama, penulis diajak untuk mengikuti beberapa rapat
seperti rapat progress pembongkaran tahap 1 PT Semen Padang, rapat TPM dan
diskusi mengenai inovasi yang dilakukan di Packing Plant Ciwandan.

3.5 Kendala dalam Pelaksanaan Kerja Magang

1. Program SPL error


Pada saat pengerjaan input lembur ke program SPL, seringkali program
mengalami error sehingga menghampat pekerjaan. Error seringkali terjadi
karena program berjalan terlalu lama yang mengakibatkan program keluar
dengan sendirinya. Ketika program keluar dengan sendirinya, penulis mencoba
untuk login kembali namun program tetap tidak dapat berjalan. Selain itu
errornya program juga menyebabkan perangkat yang digunakan untuk
menjalankan program dalam kasus ini adalah laptop juga ikut mengalami hang.
2. Program SPL melebihi budget
Dalam satu bulan rata-rata dari jumlah lembur adalah 26, namun seringkali
rata-rata tersebut melebihi 26 karena banyaknya lembur yang dilakukan.
Sehingga ketika program SPL telah melebihi budget yang ditetapkan oleh PT
Swabina Gatra, maka input lembur tidak dapat dilakukan. Selain itu tidak
jarang muncul popup bahwa SPL melebih budget namun rata-rata lembur
belum mencapai batas maksimal yaitu 26.

48
Gambar 3. 24Program SPL

3. PT Swabina Gatra belum menetapkan budgeting di program SPL


Seperti yang telah dijelaskan pada sub-bab kegiatan kerja magang yang
dilakukan di Packing Plant Ciwandan pada bagian Input Lembur ke Program
SPL (Sutar Perintah Lembur), bahwa input lembur ke program SPL dilakukan
setiap hari mulai dari awal bulan. Namu seringkali ketika hendak melakukan
input lembur, muncul pop up yang menyatakan bahwa penganggaran/budgeting
di unit biaya yang ditentukan tidak terdaftar, yang menyebabkan input lembur
tidak dapat dilakukan. Pop up tersebut akan terus muncul sampai budgeting
ditentukan. Dalam kasus ini penulis baru bisa melakukan input pada
pertengahan bulan serta mengakibatkan penumpukan pekerjaan.

49
Gambar 3. 25 Program SPL

4. Foto dokumentasi tidak memenuhi kriteria


Dalam pembuatan before after penyelesaian abnormalitas dibutuhkan foto
dokumentasi sebelum dan sesudah. Akan tetapi kebanyakan dari foto-foto yang
di share di grup operasional Packing Plant Ciwandan tidak memenuhi kriteria,
seperti foto buram, tidak ada foto sebelum atau sebaliknya, hanya ada foto
proses. Foto-foto dokumentasi yang tidak memenuhi kriteria tidak dapat
digunakan dalam pembuatan before after penyelesaian abnormalitas. Kriteria
foto adalah sebagai berikut: (1) foto harus jelas tidak buram (2) ada foto
sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan.

3.6 Solusi atas Kedala yang Ditemukan

1. Program SPL eror


Untuk mengatasi program SPL yang eror, perlu dilakukan login ulang untuk
masuk kedalam program. Apabila erornya program menyebabkan laptop hang,
maka laptop perlu di restart kemudian melakukan login kembali. Namun selama
penulis melakukan input lembur ke program dan mengalami eror, seringkali setelah
melakukan restart dan login ulang program tetap eror. Jika keadaan sudah seperti
itu, maka input lembur akan ditunda hingga besok dan melakukan input kembali
besoknya.

50
2. Program SPL melebihi budget dan PT Swabina Gatra belum menetapkan budgeting
di program SPL
Solusi untuk kendala ini adalah menghubungi pihak PT Swabina Gatra
untuk melakukan pengecekan program dan menangani permasalahan tersebut.
Apabila telah mendapat konfirmasi dari PT Swabina Gatra bahwa program telah
diperbaiki, maka input lembur dapat dilakukan.
3. Foto dokumentasi tidak memenuhi kriteria
Solusi untuk kendala ini adalah mencari foto dokumentasi yang lain yang
memenuhi kriteria untuk dijadikan data before after penyelesaian abnormalitas.
Untuk foto-foto dokumentasi yang tidak memenuhi kriteria akan di download dan di
jadikan arsip.

51

Anda mungkin juga menyukai