Anda di halaman 1dari 5

BAB 6

LABORATORIUM

PT. Holcim Indonesia Tbk. Tuban Plant memiliki tiga macam


laboratorium yang menunjang proses produksinya, diantaranya adalah sebagai
berikut :
6.1 Laboratorium Fisika
Laboratorium fisika adalah laboratorium yang bertanggung jawab
melakukan analisa terhadap sifat fisik semen. Analisa yang dilakukan sangat
membantu untuk menciptakan semen dengan sifat fisik yang kuat, kokoh dan
berumur panjang. Analisa fisis yang dilakukan antara lain :
1. Strength (kuat tekan)
Analisa kekuatan yang dilakukan bermaksud untuk mengetahui
kekuatan semen yang nantinya akan diproduksi, dimana sampel yang
digunakan terdiri dari semen dengan jenis masing-masing diantaranya GU
(General Use), RFP (Ready Flow Plus) dan OPC (Ordinary Portland
Cement). Analisa ini menggunakan alat tekan hidrolik dengan bahan uji
yang dipakai adalah mortar. Dimana semakin besar angka yang
ditunjukkan pada alat tersebut maka akan semakin besar pula kuat tekan
yang dimiliki oleh semen tersebut. Analisa kuat tekan mortar dilakukan
pada hari ke-3, 7 dan 28.
Faktor yang mempengaruhi kuat tekan semen adalah reakti6tas
mineral klinker (kondisi pembakaran kiln), distribusi alkali (kadar alkali
dan SO3) dan komposisi kimia (kadar C3S, C2S, C3A dan C4AF. Empat
mineral utama semen itu merupakan 95% atau lebih zat yang terkandung
dalam semen. Kuat tekan akan sangat tergantung kepada distribusi
keempat mineral tersebut. C3S berperan dalam perkembangan kuat tekan
awal, C2S berperan dalam perkembangan kuat tekan akhir, C4AF berperan
dalam panas hidrasi.
2. Setting time
Pengujian setting time yaitu pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui waktu yang dibutuhkan semen dari mulai kontak dengan air

VI-1
LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. Holcim Indonesia Tbk.


Tuban Plant
hingga pasta semen mulai menjadi kaku walaupun masih ada yang lemah,
namun sudah tidak dapat dibentuk atau unworkable (initial setting time)
serta untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan semen mulai dari mixing
atau kontak dengan air sampai pasta semen melanjutkan kekuatannya
sampai membentuk padatan yang utuh (final setting time). Prinsip kerja
pengujan ini adalah mengamati waktu penetrasi jarum (needles) ke dalam
pasta semen sampai skala 6cat menunjukan angka tertentu sesuai standar
yang digunakan.
3. Blaine
Pengujian kehalusan semen (blaine) dengan menggunakan alat
Blaine bertujuan untuk menentukan kehalusan yang dinyatakan dalam luas
permukaan spesifik semen portland, dihitung sebagai jumlah luas
permukaan total g/cm3 semen portland. Semakin besar nilai blaine maka
ukuran partikel semen semakin halus. Kehalusan semen mempengaruhi
kecepatan hidrasi, makin halus semen maka kecepatan hidrasi semen
makin meningkat dan mempercepat perkembangan kekuatan. Pengaruh
kehalusan semen terutama terhadap kekuatan tekan 7 hari pertama. Reaksi
antara semen dan air adalah reaksi heterogen, sehingga kecepatan reaksi
tergantung pada kehalusan produk. Pada laboratorium ini pengujian blaine
dilakukan satu kali dalam sehari.

6.2 Laboratorium Kimia


Laboratorium kimia adalah laboratorium yang bertanggung jawab
melakukan analisa terhadap sifat kimia semen mulai dari raw meal, kiln feed,
clinker, semen dan coal. Analisa kimia yang dilakukan antara lain :
1. LOI (Loss On Ignition)
LOI dinyatakan sebagai zat yang akan terbebaskan sebagai gas pada
saat terpanaskan atau dibakar. Apabila nilai LOI semakin tinggi pada kiln
feed maka berarti semakin sedikit kiln feed yang berubah menjadi clinker.
Analisa ini biasanya dilakukan pada bahan-bahan seperti raw material,
clinker, dan semen.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI VI-2
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. Holcim Indonesia Tbk.


Tuban Plant

2. IR (Insoluble Residue)
IR adalah zat pengotor yang tetap tinggal setelah semen tersebut
direaksikan dengan asam klorida (HCl), dan natrium karbonat (Na2CO3).
Analisa ini biasanya menggunakan sampel semen yang berasal dari cement
silo.
3. Bomb Calories
Bomb Calories adalah alat yang digunakan untuk penentuan besar
kalori suatu bahan bakar, yang biasanya digunakan untuk menghitung
kalori dari batu bara dan solar. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui
banyaknya bahan bakar yang diperlukan untuk menjalankan sebuah proses
yang akan dilakukan.
4. ADL (Air Dry Loss)
ADL bertujuan untuk mengetahui jumlah air yang menguap pada
batu bara. Dimana prinsip yang digunakan adalah kehilangan berat.
5. Volatile Matter
Volatile Matter adalah pengujian yang dimaksudkan untuk
mengetahui zat-zat yang menguap pada bahan bakar yang biasanya berupa
batu bara.
6. Ash
Ash merupakan salah satu bagian dari analisa uji proximite yang
bertujuan untuk mengetahui abu yang terkandung pada batubara.
Dilakukan dengan cara memasukkan cruse + sampel sisa analisa Volatile
Matter kedalam furnace bersuhu 750oC selama 2 jam, kemudian
didinginkan dalam desikator dan ditimbang beratnya.
7. Analisa H2O
Kadar air merupakan tanda efektifitas tidaknya proses pengeringan
material di dalam mill. Semakin tinggi kadar air produk akan semakin
mengurangi efisiensi konsumsi energi spesifik karena energi untuk
menguapkan kadar air dalam bahan baku akan meningkat pula. Analisa
H2O dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan H2O

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI VI-3
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. Holcim Indonesia Tbk.


Tuban Plant
pada bahan material. Biasanya analisa H2O dilakukan pada sampel raw
material, semen, serta batubara.

6.3 Laboratorium PQC (Process Quality Control)


Pada laboratorium ini dilakukan uji kualitas sampel yang diambil di
raw mill (raw meal), blending silo (kiln feed), cooler (clinker), dan finish mill
(cement). Uji kualitasnya dilakukan dengan menggunakan X-ray sehingga
dapat diketahui komposisi penyusun material tersebut serta parameter kualitas
sampel seperti LSF (Lime Saturated Factor), IM (Iron Modulus) dan SM (Silika
Modulus). Adapun komposisi kimia semen yang terdeteksi diantaranya adalah
SiO2, Al2O3, Fe2O3, MgO, CaO, Cl, K2O, SO3, Na2O dengan persentase yang
berbeda-beda sesuai kualitas semen. Adapun analisa yang dilakukan oleh PQC
diantaranya adalah :
a. Moisture
Merupakan analisa kandungan H2O yang terkandung dalam
material, mulai dari sampel raw material, raw meal, hot meal, kiln feed,
klinker dan semen. Kadar air merupakan tanda efektifitas tidaknya proses
pengeringan material di dalam mill. Semakin tinggi kadar air produk akan
semakin mengurangi efisiensi konsumsi energi spesifik karena energi
untuk menguapkan kadar air dalam bahan baku akan meningkat pula.
b. Blaine
Blaine merupakan alat pengujian kehalusan semen dengan yang
bertujuan untuk menentukan kehalusan yang dinyatakan dalam luas
permukaan spesifik semen portland, Semakin besar nilai blaine maka
ukuran partikel semen semakin halus. Pengujian blaine dilakukan pada
semen yang berasal dari finish mill dimana untuk GU dilakukan pengujian
blaine pada selang waktu 2 jam dalam sehari. Sedangkan untuk semen
jenis RFP dan OPC dilakukan pengujian perjamnya.
c. X-ray
Merupakan analisa bahan baku, bahan dalam proses dan hasil akhir
dari proses (semen) dengan menggunakan alat X-Ray Spectrofotometer.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI VI-4
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. Holcim Indonesia Tbk.


Tuban Plant
Alat ini bekerja secara otomatik dalam artian hasil dari analisa
dimunculkan dalam layar komputer yang merupakan bagian dari alat X-
Ray Spectrofotometer. X-Ray Spectrometer merupakan alat yang bekerja
dengan analisa cara kering dan cara konvensional, yang digunakan untuk
penentuan kadar atau konsentrasi suatu komponen atau oksida-oksida
dengan cara penembakan sinar X. Komponen atau oksida-oksidanya
meliputi SiO2, Al2O3, Fe2O3, MgO, CaO, Cl, K2O, SO3, Na2O.
d. Residu
Merupakan analisa zat yang tertahan karena memiliki ukuran
partikel lebih besar daripada seharusnya. Pengujian residu pada material
memiliki ukuran 90µ sedangkan untuk ukuran silika adalah 212µ.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI VI-5
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Anda mungkin juga menyukai