BAB IV
PEMBAHASAN
-67-
4.2
dan jaminan mutu. Tugas pokok seksi jaminan mutu adalah untuk menjamin mutu
incoming dan outgoing sesuai standard yang telah ditetapkan oleh pemerintah
dalam SNI yang merupakan adopsi penuh dari ASTM.
4.3 Penjelasan Singkat Unit Kerja
Seksi jaminan mutu bertanggung jawab untuk melakukan serangkaian uji
laboratorium untuk memastikan kualitas bahan mentah, bahan bakar, dan produk
jadi yang benar-benar sesuai dengan target. Di Semen Indonesia, seksi ini
bertindak sebagai quality assurance. Dalam menjalankan tugasnya, seksi jaminan
mutu memiliki 4 laboratorium, yaitu Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia,
Laboratorium Bahan Baku, serta Laboratorium Batu Bara. Berikut penjelasan dari
masing-masing laboratorium.
4.3.1
Laboratorium Kimia
Laboratorium ini menganalisa bahan untuk mengetahui kandungan oksida-68oksida semen. Sampel yang diambil berupa produk semen hasil dari
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
dalam 5waktu
tahun,
dimana
c)
beberapa
untuk
mengetahui
persentase
4.3.2
c.
False Set
Yaitu pengerasan semu dari pasta semen disertai tanpa disertai panas
-70- beberapa menit. Pengerasan semua
hidrasi yang berlangsung selama
ini dapat dihilangkan dengan penambahan pengadukan. Pengujian
d.
e.
4.3.4
b.
kiln.
Selanjutnya pada bahan bakar alternatif di antaranya :
a. Sekam
b. Cocofeat
Proses pengadaan material ada yang diperoleh dari transaksi dengan pihak
luar yang berupa bahan baku dan bahan penolong, dimana penerimaannya
dimonitoring kualitasnya oleh jaminan mutu. Uji yang dilakukan oleh jaminan
mutu terhadap semen terbagi menjadi dua kelompok uji yaitu uji fisika dan uji
kimia.
Uji kimia terdiri dari :
-72-
a.
b.
c.
d.
gravimetri.
Insoluble atau bagian tidak larut : diukur dengan metode gravimetri
Freelime (F-CaO) : dihitung berdasarkan besar adsorbsi ammonium
asetat.
b.
c.
mengeras
Autoclave Expantion atau pemuaian semen.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
d.
False set (kekakuan palsu) : sampl yang diuji hanya sesaat setelah dicetak
dan setelah 5 menit pencetakan. Dihitung sebagai presentasi. Besar jarum
e.
Pengujian
1
2
3
4
5
6
7
8
SNI
OPC
PPC
OPC
PPC
LOI
Insol
>240
>240
>330
>360
> 45 menit
>45 menit
>90 menit
>120 menit
<360 menit
>420 menit
>240 menit
>300 menit
140
125
220
220
85
280
280
350
350
Blaine
(Kehalusan)
Setting Time Awal
Setting Time
Akhir
Compresive
Strenght 3 Hari
Compresive
Strenght 7 Hari
Compresive
Strenght 28 Hari
Kendala pada jaminan mutu terjadi pada kerusakan peralatan dan kurangnya
koordinasi kerja yang terkait. Hubungan antar unit kerja seksi jaminan mutu saling
berkoordinasi dengan unit kerja terkait, antara lain :
a. Untuk bahan baku penolong, jaminan mutu berkoordinasi dengan unit
kerja penerimaan bahan.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
b.
c.
peserta PKL adalah Hubungan antara Kehalusan dengan Kuat Tekan Produk
Semen PPC Periode Bulan Juli sampai Desember 2013.
4.5 Kegiatan kerja Praktek
Selama satu bulan melakukan kerja praktek, kegiatan peserta kerja praktek
sesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh pembimbing lapangan. Berikut
adalah uraian kegiatan peserta kerja praktek selama satu bulan.
NO
1
HARI/TANGGAL
Senin/ 2 Juni 2014
Kencana di CCR 3.
Pengarahan dari bapak Sumanto sebagai pembimbing
lapangan pertama di seksi pemeliharaan instrumentasi
diklat.
Materi
di CCR 1
Penyampaian materi oleh bapak Khoirul Anwar, ST.
Masuk ke seksi finish mill 1 & 2.
Penyampaian materi oleh bapak Rahman di CCR 1
Effendi, ST.
Konsultasi dengan pembimbing lapangan.
Masuk ke seksi pengujian bahan di CCR 3
Penyampaian materi oleh bapak Muhammad Hasan.
Masuk ke seksi operasi utilitas.
Penyampaian materi dan peninjauan lapangan
10
11
12
13
dan
pengarahan
bapak
Fajar
sebagai
14
15
16
17
18
19
20
21
Johar.
Pengerjaan tugas khusus serta laporan
Pengerjaan tugas khusus serta laporan
Pengerjaan tugas khusus serta laporan
Pengerjaan tugas khusus serta laporan
Konsultasi terkait tugas khusus dan penyusunan
-78-
3.
4.
5.
6.
7.
Pengendal
ian proses
Perenc.
Dan
pengawas
an
tambang
Operasi
crusher
Operasi
RKC 3
Operasi
finish mill
1&2
Jaminan
mutu
Operasi
9
ju
n
10
Ju
n
11
Ju
n
12
Ju
n
13
Ju
n
16
Ju
n
Achmad
Rusdiyanto
Khoirul
Anwar, ST.
Moh.
Kholil
Join
Trimor
Damanik,
ST.
Susanto
Fajar Soleh
Fagi
Effendi,
ST
Hilmi
-79-
17
Ju
n
18
Ju
n
19
Ju
n
20
Ju
n
23
Ju
n
24
Ju
n
25
Ju
n
26
Ju
n
27
Ju
n
30
Ju
n
utilitas
8.
9.
10
11
12
13
Perencana
an bahan
dan
produksi
Evaluasi
proses
Tahta
Amrillah,
ST.
Afifudin
Zuhri, ST.
Muyasaroh
Effendi,
ST
Muhamma
d Hasan
Wasito Edi
Pengujian
bahan
Material
ketiga
Bahan
Donny
bakar
Kusbiantor
alternatif
o
Penyusunan laporan
kerja praktek
Nb. jadwal bersifat insidental, jadwal kunjungan bisa disesuaikan dengan jam kerja masing-masing Ka. Unit Kerja
-80-
praktikan adalah mengunjungi setiap biro ataupun seksi yang bertugas menangani
proses pembuatan semen mulai dari seksi Pengendalian Proses, seksi Perencanaan
dan Pengawasan Tambang, seksi Operasi Crusher, seksi RKCM 3 (Raw Kiln Coal
Mill), seksi Finish Mill Tuban 1 dan 2, seksi Jaminan Mutu, seksi Operasi Utilitas,
Perencanaan Bahan dan Produksi, seksi Evaluasi Proses, seksi Pengujian Bahan,
seksi Material Ketiga, serta seksi Bahan Bakar Alternative. Dalam kegiatan ini
metode yang digunakan adalah wawancara dan tinjau lapangan.
Rekaman hasil dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.
A. Seksi Pengendalian Proses
Tugas pokok dari seksi pengendalian proses antara lain:
1.
2.
3.
4.
-82-
batu
menghilangkan lapisan
kapur
dilakukan
dengan
mula-mula
dilakukan
2m
(a)
(b)
Gambar 4.1. Design penambangan batu kapur (a) dan tanah liat (b)
Secara umum, design penambangan batu kapur dan tanah liat pada
dasarnya sama. Namun, kedalaman penambangannya tidak sama, pada
penambangan tanah liat hanya dilakukan penambangan sedalah 2 m secara
vertical, lalu 2 m ke arah horizontal, selanjutnya berulang seperti itu.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
3.
telah dipersyaratkan.
Melakukan inspeksi berkala dan mendiagnosis ketidaknormalan
peralatan operasi.
Melakukan kegiatan otonomous maintenance pada peralatan di area
-84Crusher.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
Pedel
>
30%
Dolomite
- Tanah liat 20%
High alumina dengan kadar alumina 17-22%
Low alumina
15-17%
Dengan toleransi kadar air maksimal 30%.
Mix pile berdasarkan tempat penyiapan bahan dibagi menjadi dua
jenis yaitu east pile dan west pile yang masing-masing memiliki panjang
150 meter dengan kapasitas 4500 ton tiap pile. Selanjutnya pile tersebut
diuji di laboratorium berdasarkan tipe tanah liat dan batu kapurnya.
b.
Correction Pile
Correction pile merupakan batu kapur murni atau memiliki kadar CaO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
conveyor.
c. Drift switch menjaga kemiringan belt dan toleransi tertentu.
7. Clay Crusher, terdiri dari 2 unit rotor dengan kapasitas terpasang 350
ton/jam. Equipment clay crusher antara lain clay hopper, apron
-86feeder, appron drive unit, pan bucket.
Kegiatan operator pada seksi operasi Crusher dengan pihak terkait
untuk perfomance alat, meliputi:
a. Inspeksi harian peralatan dari tripper sampai crusher.
b. Mendiagnosis ketidaknormalan peralatan.
c. Inspeksi berkala mingguan, bulanan dan triwulan.
Selain itu, hubungan antar unit kerja lain seksi operasi Crusher saling
berkoordinasi dengan unit kerja terkait, antara lain :
a. Untuk perencanaan pile dan operasionalnya, seksi operasi crusher
berkoordinasi dengan seksi pengawasan dan perencanaan tambang,
laboratorium, dan PT.UTSG (PT. United Tractors Semen Gresik).
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
b.
operasi dan efisiensi peralatan dengan melakukan 5R, GKM, dan RCM.
Preventive maintenance pada operasi Crusher antara lain meliputi perbaikan
ringan sesuai jobdisknya untuk kelancaran operasional, dan fabrikasi ringan
untuk
mengurangi
kerusakan
peralatan
demi
kelancaran
operasi.
Contohnya: ganti return roll, carrying roll, rubber skirt, fabrikasi tools,
stopper, belt cleaner, clamp rubber skirt, dll.
Operasi Crusher dibagi menjadi dua shift dan kapasitas kerja alat
crusher sekitar 1800-1850 ton/jam. Inspeksi mesin Crusher dilakukan tiap
hari, tetapi pengecekan secara tercatat dilakukan seminggu sekali. Alur
kerja sistem operasi crusher yaitu pertama
pengangkutan hasil tambang
-87dengan menggunakan dump truck, kemudian dimasukkan dalam Hopper. Di
bawah hopper terdapat alat angkut wisbbler feeder untuk mentransport batu
kapur ke limestone crusher. Limestone crusher merupakan alat penghancur
tipe hummer mill yang prinsip kerjanya seperti palu dengan kapasitas 750
ton/jam. Batu kapur ini dihancurkan menjadi seukuran kerikil dengan
diameter paling besar 1 cm. Setelah hancur, bahan baku tersebut masuk ke
celah-celah greezle dan diangkut oleh belt conveyor lalu masuk ke dalam
surge bin yang kapasitasnya max 500 ton. Setelah volume surge bin
mencapai 50%, material batu kapur dikeluarkan ke transport pile menuju
surge bin. Selanjutnya semua batu kapur yang keluar dari surge bin
ditimbang atau diukur feed batu kapur yang keluar dari surge bin tersebut
oleh alat ukur yang bernama belt weight dengan satuan ton/jam.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
dll.
-88Mekanik, meliputi: spalcing belt
conveyor rusak, link pin breaker plate,
chains sprocket wobbler putus, low pressure lubricant/ drop, oli sirkulasi
sering kotor, oli hydraulic drop, seal bearing bocor, seal oli sirkulasi
bearing hammer mill, seal oli sirkulasi bearing wobbler bar, dan seal O-
c.
ring hydraulic.
Proses, meliputi: clay menggantung diatas hopper, chute kemasukan
d.
b.
4.
dinding chute.
Seksi RKC 3 (Raw Kiln Coal Mill 3)
Seksi ini bertugas menjalankan penggilingan awal di raw mill,
kemudian menjalankan proses pembakaran awal preheater, lalu
menjalankan proses pembakaran di kiln. Selain itu, seksi ini juga
menjalankan proses penggilingan batu bara sebagai bahan bakar di calciner
dan burner kiln. Ditamah lagi dengan menjalankan proses pendinginan terak
(klinker) menggunakan pendingin udara.
1.
Raw mill
Pada tahap ini, bahan dari storage akan diproses menggunakan mesin
Blending Silo
Pada Blending Silo materisal yang berasal dari produk Raw Mill akan
Preheater
Suspension Preheater merupakan sub unit yang berfungsi sebagai
-81-
karena adanya perpindahan panas antara gas panas yang keluar kiln dan
kalsier dengan umpan kiln yang masih dingin. Suhu umpan yang masuk
Riser Duct satge I berkisar antara 500C hingga 600C. Umpan kiln yang
masih dingin masuk kedalam riser duct stage pertama dengan laju alir 310
ton/jam, kemudian bercampur dengan aliran gas panas yang ikut masuk
kedalam cyclone. Di dalam cyclone, umpan kiln dipisahkan dari campuran
antara gas dan material. Campuaran antara umpan kiln dipisahkan dari
campuran antara umpan kiln dan gas panas masuk kedalam Cyclone dengan
arah tangensial, sehingga akan terjadi pusaran angin. Pusaran angin tersebut
mengakibatkan terjadinya gaya sentrifugal, gaya gravitasi dan gaya angkat
di dalam cyclone. Unyuk material kasar, gaya gravitasi dan gaya sentrifugal
lebih dominan. Gaya sentrifugal menyebabkan material menumbuk dinding
Cyclone, sehingga akan jatuh ke down
-93- pipe karena gaya gravitasi. Untuk
material halus, gaya angkat gas sangat dominan sehingga material akan
terangkat gas keluar dari Cyclone.
Material umpan kiln masuk kedalam Riser Duct, lalu masuk ke Down
Pipe Cyclone stage II, kemudian mengalami proses seperti pada stage
pertama, demikian pula pada stage III da IV. Material yang keluar dari
Cyclone stage III akan masuk kedalam ILC dan SLC. Disana, material akan
mengalami kalsinasi minimal 90%. Material akan terbawa aliran gas masuk
kedalam Cyclone Stage IV dan keluar dari Cyclone Stage IV melewati Riser
Duct dan akan diumpankan ke dalam Kiln.
c.
Rotary Kiln
Rotary Kiln digunakan untuk membakar umpan Kiln menjadi Klinker.
Sumber panas dalam Rotary Kiln dihasilkan dari pmbakaran batu bara.
Rotary Kiln dibagi menjadi 4 zone sesuai dengan reaksi yang terjadi pada
suhu dimana reaksi tersebut berlangsung. Zone-zone tersebut adalah:
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
Clinker Cooler
Clinker Cooler berfungsi sebagai pendingin klinker yang sudah
Coal Mill
Batubara (coal) dari lapangan dibawa oleh loader, diumpankan ke
berwarna hijau dan merah. Jika terdapat kandugan metal dalam umpan batu
bara, sensor metal akan membaca danya metal dan lampu merah pada Metal
Betector akan menyala, dengan demikian Gate akan menutup aliran batu
bara ke Feed Bin. Batu bara yang menfandung logam akn di reject dan
dibuang melalui down pipe.
Batu bara dari Feed Bin diumpankan ke dalam Coal Mill untuk giling
menjadi batu bara dengan diameter 20 mikron. Gas panas yang digunakan
oleh Coal Mill berasal dari Pre Heater. Di dalam Coal Mill terjadi
pengurangan kadar air pada batu bara. Batu bara yang halus ditangkap ke
Burner maupun Calciner Kiln.
Batu bara mempunyai sifat yang rawan terhadap panas dan dapat
menyebabkan ledakan jika temperatur dan tekanan tinggi. Untuk itu, Coal
-96Mill dilengkapi Explosion Vent pada
asing-masing Bag Filter untuk
menghindari ledakan yang dapat merusak alat dan membahayakan
lingkungan. Jika menggunakan satu Bag Filter aka satu Dumper akan
membuka dan Dumper lainnya akan tertutup, begitu juga sebaliknya. Jika
digunakan kedua-duanya maka Dumper akan terbuka semua. Pembukaan
Dumper diatur oleh CCR (Central Control Room) dengan presentase yang
ditentukan.
Pada Bag Filter 1, material juga jatuh ke bawah karena adanya Jet
Pulse, yang mampu menghembuskan udara bertekanan 6 Bar setiap 5 detik
sekali secara automatis, sehingga material akan jatuh terlepas dari filternya.
Setelah itu, material ditransfer ke Screw Conveyor tetapi sebelum masuk ke
Screw Conveyor batu bara halus melewati Rotary Feeder untuk mencegah
masuknya udara masuk ke Screw Conveyor. Batu bara halus bertemu di
Conveyor dan masuk ke Pulvurize Coal Bin dengan kapasitas 120 ton untuk
ditampung. Pulvurize Coal Bin dilengkapi dengan tangki CO2 yang
berfungsi menginjeksikan CO2 apabila terjadi kebakaran pada Pulvurize
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
Coal Bin yang disebabkan terjadinya reaksi antara batu bara dengan
oksigen. Karena itu, di dalam Coal Bin, oksigen dikondisikan berada pada
kadar serendah-rendahnya. Kebakaran di Coal Bin dapat menyebabkan
kenaikan temperatur dan volume gas CO hasil pembakaran tidak sempurna.
Dengan demikian, tekanan di dalam Coal Bin akan semakin meningkat dan
hal ini dapat mengakibatkan terjadinya ledakan. Pulvurize Coal Bin juga
dilengkapi Bag Filter. Karena tarikan Fan, debu batu bara dapat ditangkap
dan dimasukkan kembali ke Pulvurize Coal Bin. Batu bara keluar dari
Pulvurize Coal Bin dengan dua aliran keluar diatur oleh Slide Gate yang
membuka secara bergantian, yang pembukaannya diatur oleh CCR (Central
Control Room), untuk dimasukkan ke dalam Pulvurize Coal Bin. Dari
Pulvurize Coal Bin, dengan kapasitas 120 ton, batu bara halus masuk ke
Pfister Feeder dengan menggunakan Blower. Dari Pfister Feeder,
menggunakan Blower batu bara masuk ke Calsiner ILC. Serta, dari Pfister
Feeder, menggunakan Blower batu bara masuk ke Calsiner SLC. Pada
Pulvurize Coal Bin, Batu bara dengan diamter 20 mikron masuk ke Pfister
Feeder dengan menggunakan Blower untuk dimasukkan ke Kiln.
5.
merupakan tempat produk disimpan. Tahap finish mill merupakan salah satu
tahapan yang sangat penting dalam proses pembuatan semen karena jika
proses finish mill terhenti maka akan mengurangi kapasitas produk yang
dihasilkan.
Pada finish mill Tuban 3 menggunakan ball mill yang berupa bolabola besi untuk menghaluskan clinker. Prosesnya yaitu clinker dari dome
ditransportkan dengan belt convenyor dan bucket elevator menuju bin
clinker, terdapat 4 bin clinker utama yaitu bin fly ash, bin gypsum, bin batu
kapur, dan bin trass, selanjutnya ditimbang dengan wight feeder yang
komposisinya sudah ditentukan oleh bagian laboratorium. Setelah
ditimbang akan masuk ke surge bin lalu ke HRC. Didalam HRC terjadi
pemisahan material yang halus dan kurang halus, material yang halus
-98langsung masuk ke mill dan material
yang kurang halus akan kembali
digiling. Produk dari finish mill dikirim ke separator dengan air slide dan
bucket elevator. Produk yang telah halus dibawa oleh aliran udara ke
cyclone dan dust collector lalu masuk ke dalam silo.
Kendala dari Tuban 3 yaitu sering terjadi masalah pada greeding ball
yang aus, sedangkan pada Tuban 4 sering terjadi masalah pada gydrolic dan
terjadi vibrasi.
Hubungan unit kerja seksi finish mill yaitu memperoleh material
berupa clinker dari seksi RKC, sedangkan prodek yang dihasilkan
berhubungan dengan seksi packer. Target dari seksi finish mill yaitu 215
ton/jam dalam satu hari.
6.
3.
4.
air baku didiamkan didalam raw water reservoir beberapa saat lamanya
sehingga partikel yang besar akan bisa mengendap ke bagian dasar.
Sedangkan pada pengendapan secara kimiawi air baku yang sudah
diendapkan secara alami dipompa masuk ke dalam clarifier, pengendapan
dan diinject dengan chemical PAC sebagai koagulan (pembentuk inti floc)
-100dan kaporit sebagai desinfektan. Proses Pengendapan air terjadi di clarifier
ini dimana kumpulan kotoran / floc akan mengendap dan dikeluarkan
melalui saluran drainase, sedangkan air akan bergerak ke atas sehingga
overflow dan masuk kedalam suatu filter kemudian air ditampung di dalam
tangki-tangki air. Air ini sudah dalam kondisi air bersih tetapi kesadahannya
masih tetap tinggi (TH: 200-250ppm) serta pH tetap 7 / normal. Pada
tahap selanjutnya air sudah bisa didistribusikan ke seluruh bagian pabrik
untuk memenuhi kebutuhan penunjang produksi (dipakai sebagai water
spray) dan memenuhi kebutuhan sanitasi perkantoran serta unit-unit kerja.
Pada Proses Pelunakan Air metode yang digunakan hamper sama
dengan metode proses pengendapan
kimiawi, hanya saja chemical yang
-90diinjeksikan berbeda yaitu berupa kapur aktif (CaO) dan soda ash (Na 2CO3).
Output dari proses ini berupa air lunak dengan kondisi bersih, berkesadahan
rendah (0-60 ppm) dan pH 8 atau 9 sehingga cocok digunakan untuk air
pendingin (cooling water) pada Cooling Tower karena lebih aman dari
timbulnya kerak dan terjadinya korosi.
Cooling Tower atau menara pendingin berfungsi untuk menurunkan
temperature air panas return dari heat exchanger menjadi lebih dingin
beberapa derajat sehingga air siap kembali untuk dialirkan ke heat
exchanger sebagai pendinginnya. Dalam operasionalnya cooling tower
memerlukan beberapa perawatan diantaranya : mekanikal dan elektrikal,
cleaning menara dan basinnya kemudian treatment cooling tower dari
scaling, korosif dan lumut.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
pengendalian proses.
Seksi Jaminan Mutu
Tugas pokok seksi jaminan mutu adalah untuk menjamin mutu
incoming dan outgoing sesuai standard yang telah ditetapkan oleh
pemerintah dalam SNI yang merupakan adopsi penuh dari ASTM, serta
bertanggung jawab untuk melakukan serangkaian uji laboratorium untuk
memastikan kualitas bahan mentah, bahan bakar dan produk jadi yang
benar-benar sesuai dengan target. Seksi ini bertindak sebagai quality
assurance di Semen Indonesia. Dalam menjalankan tugasnya, seksi
jaminan mutu memiliki 4 laboratorium, yaitu Laboratorium Fisika,
Laboratorium Kimia, Laboratorium Bahan Baku serta Laboratorium Batu
Bara.
1. Laboratorium Kimia
Laboratorium ini menganalisa bahan untuk memeriksa oksida-oksida
semen. Sampel yang diambil berupa produk semen hasil dari gilingan
finish mill. Tugas laboratorium kimia adalah melakukan analisa
kuantitatif dengan cara gravimetri untuk komposit produk semen
meliputi analisa kadar SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, SO3 dengan XRay; Free Lime; Insolubel dan Loss On Ignition (LOI).
a. LOI (Lost On Ignation)
LOI merupakan pengujian untuk mengetahui hilang pijar semen
(persentase massa hilang semen) dengan proses pembakar pada suhu
950 0C. Persyaratan hilang pijar dicantumkan dalam standard
adalah untuk mencegah adanya mineral-mineral yang dapat
diurai dalam pemijaran. Kristal mineral-mineral tersebut pada
umumnya dapat mengalami metamorfosa dalam waktu beberapa
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
tahun,
b.
c.
dimana
metamorfosa
2.
d.
e.
3.
4.
Spectrometer (XRD).
Seksi Perencanaan Bahan dan Produksi.
Seksi ini bertugas untuk merencanakan kebutuhan dan menyediakan
bahan, terutama bahan-bahan penolong seperti pasir besi, pasir silika,
gypsum, trass, dan batubara. Selain itu, seksi ini juga bertanggung jawab
dalam mengatur jumlah produksi terak dan semen agar sesuai dengan terget
penjualan yang diminta oleh perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya,
seksi ini berhubungan dengan banyak bagian, baik seksi-seksi yang terlibat
pada proses produksi secara langsung, maupun seksi-seksi penunjang,
seperti Seksi Jaminan Mutu dan Pengendalian Proses.
Berikut proses pembuatan semen mulai bahan baku sampai produk
(semen):
Hasil tambang diproses oleh unit kerja crusher menghasilkan produk
mix pile. Selanjtunyamix pile ditransportasikan dengan menggunakan belt
conveyor menuju bin, bin sendiri dibagi menjadi empat Antara lain mix bin,
high grade bin, silica bin, dan besi bin. Pada mix bin dan high grade bin alat
transportasinya menggunakan apron sedangkan pada bin yang berisisilica
maupun yang berisibesi, alat transportasinya berupabelt conveyor. Setelah
itu ditimbang untuk menentukan komposisinya. Selanjutnya melalui belt
conveyor, material tersebut akan dimasukkan dalam rawmill, didalam
rawmill ada 3 prinsip diantaranya pengeringan, pemisahan dan size
reduction. Didalam rawmill disemburkan udara panas. Setelah melalui
rawmill material tersebut ditarik oleh fan melewati siklon, didalam siklon
terjadi pemisahan dari padatan dan gas secara gravitasi. hasil pemisahan
yang berbentuk gas mengalir melalui EP (Electrostatic Precipitator) gas
tersebut dibuang dalam bentuk flue gas, yang sebagian besar berupa
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
3.
4.
5.
2.
Jika kadar CaO terlalu tinggi, maka kadar C3Snya rendah dan
sebaliknya. Hal ini diakibatkan oleh pembakaran yang tidak sempurna.
Jika hal tersebut terjadi, clinker yang dihasilkan kurang berkualitas
(clinker masih mentah) dan teksturnya terlalu halus, sehingga akan sulit
dihandlling oleh finish mill dalam proses grinding yang dilakukan oleh
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
ball mill. Akibatnya akan dihasilkan dust yang berlebih. Selain itu, jika
CaO freelime terlalu tinggi akan menyebabkan pemuaian volume
sehingga akan merusak produk semen. Oleh karena itu, kadar CaO free
lime harus rendah.
Selanjutnya hasil akhir dari proses pemanasan di kiln tersebut berupa
terak (clinker). Kemudian terak masuk ke dalam cooler. Di dalam cooler
tersebut, terjadi proses quenching atau pendinginan mendadak agar tidak
terjadi reaksi balik. Dari cooler akan dibawa menuju ke dome dengan
menggunakan drag bucket yang selanjutnya akan ditangani oleh Unit Kerja
finish mill. Clinker yang berada dalam dome tersebut akan ditransportkan
dengan menggunakan belt convenyor, terdapat 4 belt convenor utama yang
digunakan yaitu, BC1, BC2, BC3, dan BC4. Selanjutnya material dari belt
convenyor tersebut, diangkat oleh bucket elevator menuju bin clinker,
terdapat 4 bin clinker utama yaitu bin fly ash, bin gypsum, bin batu kapur,
dan bin trass, yang selanjutnya turun melalui weight feeder dan ditentukan
komposisinya oleh laboratorium. Jika produknya berupa PPC maka dengan
adanya tambahan trass, langsung masuk kedalam Bucket 1 melalui BC2
menuju ke bin HRC (hydrolic roll crusher). Didalam HRC, material yang
kurang halus dan sangat halus akan terpisahkan. Pada material yang sangat
halus akan menuju BC 3 dan masuk ke dalam mill, sedangkan pada material
kurang halus akan di recycle untuk kestabilan operasi dan masuk kembali
bin HRC melalui BC4. Pada produk OPC tanpa adanya penambahan trass
langsung menuju kedalam mill melalui BC 5, didalam mill terdapat bolabola besi yang selanjutnya keluar menuju air slide yang diangkut oleh
bucket elevator. Selanjutnya dipisahkan didalam separator yaitu paling
halus, halus, dan kasar. Produk yang paling halus ditangkap oleh dept filter
dan yang halus terangkat oleh siklon menjadi produk, sedangkan yang kasar
masuk kembali kedalam mill untuk dilakukan pengolahan lagi melalui
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
b.
9.
Indonesia.
Seksi Evaluasi Proses
Seksi Evaluasi Proses adalah bagian dari Biro Pengendalian Proses
-107- publik (atau tidak otonom) artinya
Seksi ini merupakan unit yang bersifat
bukan unit kerja yang struktural tetapi unit kerja fungsional. Tugas pokok
dari unit kerja Seksi Evaluasi Proses antara lain yaitu:
a. Mengevaluasi kinerja dan kualitas peralatan di lapangan.
-108b. Melakukan analisa yang bersifat
rutin dan tidak rutin.
c. Melakukan evaluasi adanya keabnormalan produk atau alat pada lab,
d.
peralatan.
Kegiatan
ini
dilakukan
berdasarkan
awal alat dengan kondisi real di lapangan. Selain itu, seksi ini juga bertugas
mempersiapkan dan mempelajari sistem alat baru yang akan beroperasi baik
sesudah perbaikan maupun pembelian.
Contoh trouble, misalnya jika ada keabnormalan produksi terak
dalam waktu 1 jam, maka masih bisa dihandle. Karena layer atau lapisan
terak
masih
belum
terlalu
banyak,
jadi
masih
mudah
untuk
mengatasinya, akan diarsipkan oleh seksi evaluasi proses. Hal ini berguna
untuk historial, jika suatu saat nanti terjadi trouble yang sama maka cara
mengatasinya bisa menggunakan cara yang sama dengan solusi terdahulu.
Salah satu tugas dari seksi evaluasi proses misalnya yaitu
menganalisa
terak.
Evaluasi
dari
analisa
terak
misalnya
tentang
memadat, kemudian dipotong dan diamplas sampai halus. Setelah itu terak
diberi larutan diamond agar lebih mudah diamati, selanjutnya diwarnai
dengan HF dengan durasi selama 25 detik. Terak siap dianalisa dengan
mikroskop optik.
10. Seksi Pengujian Bahan
Tugas dari seksi pengujian bahan hampir sama dengan tugas jaminan
mutu dan pengendalian proses yaitu menguji bahan sesuai dengan SNI.
Seksi pengujian bahan tidak melakukan analisis secara rutin tetapi sesuai
permintaan, apabila terdapat ketidaknormalan semen atau problem pada
semen maka seksi pengujian bahan akan melakukan pengujian.
Laboratorium yang dimiliki oleh seksi pengujian bahan, yaitu:
1.
Lab. Kertas
-110Analisa kertas dilihat dari segi fisika berdasarkan kuat tarik, kuat regang
dan kuat sobek. Kertas yang digunakan disebut kertas kraft yang berbeda
dengan kertas pada umumnya untuk menulis dari segi selulosa. Pemakaian
kertas diharapkan dapat diminimalisir, awalnya 5 ply sekarang menjadi 2
ply dan diharapkan dapat menjadi 1 ply yang dapat menampung semen
2.
4.
5.
6.
Gypsum
Gypsum adalah material yang harus ditambahkan pada semen karena
gypsum berperan dalam proses pengeringan semen (setting time) agar
sesuai dengan harapan. Berdasarkan proses pembuatannya, gypsum dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu gypsum sintetis dan gypsum natural.
Gypsum natural atau alam diperoleh sebagai hasil dari penambangan.
Sedangkan gypsum sintesis didapatkan
-112- dari limbah pabrik kimia. Ditinjau
dari segi kualitas, gypsum natural lebih baik dibandingkan gypsum sintesis.
Akan tetapi, harga gypsum alam jauh lebih mahal daripada gypsum sintesis,
sehingga saat ini PT semen Indonesia pabrik tuban menggunakan gypsum
sintesis. Hal ini bertujuan untuk menekan biaya produksi agar dapat lebih
efisien. Selama ini, pemasok gypsum adalah beberapa pabrik ternama di
jawa, yaitu petrokimia, tanjung jati, dan smelting yang berada di gresik.
Fly ash atau dust
Fly ash merupakan limbah atau sisa pembakaran batubara. Dalam semen,
fly ash digunakan sebagai filler atau pengisi semen. Selama ini pasokan fly
ash didapatkan dari PLTU PAITON yang berada di daerah Probolinggo.
penambangan sendiri.
Batu trass
Batu trass merupakan bahan tambang yang didatangkan dari pihak luar,
yaitu dari pasuruan dan rembang. Ditinjau dari segi kualitas, batu trass yang
didatangkan dari pasuruan memiliki kualitas yang lebih baik jika
dibandingkan batu trass dari daerah rembang. Kualitas yang baik ini
diindikasikan dengan tidak terjadi kebuntuan selama di transport dan
komposisi kimianya bagus. Namun demikian, dengan kualitas yang lebih
baik, harga batu trass dari pasuruan relative lebih mahal dibandingkan batu
trass yang dipasok dari rembang.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
Selanjutnya, semua material yang telah tersedia akan disimpan ke dalam bin
masing-masing. Setiap material mempunyai bin yang berbeda, sedangkan
untuk prosentase pemakaian material ketiga akan ditentukan oleh pihak
-113laboratorium.
Dalam kinerjanya, seksi material ketiga memiliki target utama yang harus
dicapai, yaitu mempertahankan kualitas dan kelancaran produksi semen
seperti mengurangi pemakaian klinker yang semula 80% menjadi 72%. Hal
ini dapat dilakukan dengan menambahkan jumlah material ketiga dalam
jumlah yang lebih besar, namun tetap sesuai standart. Selama ini kendala
yang mungkin terjadi selama proses kerja seksi material ketiga adalah
berkaitan dengan transpot, yaitu kebuntuan transport. Agar hal ini tidak
terjadi, maka material harus dikondisikan benar-benar kering dengan kadar
air < 20%.
12. Seksi Bahan Bakar Alternatif
Tugas pokok dari seksi bahan bakar alternatif :
1. Mengurangi pemakaian bahan bakar utama yaitu batu bara atau
2.
3.
sekam padi, serbuk gergaji, serbuk kelapa (cocopeat) dan limbah tembakau.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menargetkan penggunaan biomassa
sebagai bahan bakar alternatif untuk empat unit pabrik semen di Tuban,
secara bertahap dapat ditingkatkan menjadi 3% dari kebutuhan bahan bakar
batubara rata-rata 2.000 ton per hari. Pemakaian biomass sekaligus dapat
mengurangi emisi gas CO2hingga 15.034 ton eqCO2 setiap tahunnya.
Saat ini PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah menggandeng
pabrik rokok HM Sampoerna untuk kepentingan penggunaan bahan bakar
-114alternatif. Dari pabrik rokok berbasis
di Surabaya ini, PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk mendapat kiriman limbah rokok sebanyak 5-10 ton per hari.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang
Sedangkan untuk sekam dan jerami didapat dari tiga wilayah kabupaten
(Lamongan, Tuban dan Bojonegoro) sebanyak 40-50 ton sehari.
Dari
limbah pertanian dari tiga kabupaten bisa menerima sampai 800.000 ton per
tahun. Kebutuhan batu bata PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan
kapasitas produksi sebanyak 8,2 juta ton per tahun, saat ini membutuhkan
1,5 ton. Dari jumlah itu bakal terkurangi untuk tahap awal sebanyak 15%,
karena disubtitusi bahan bakar alternatife.
Sumber lain bahan bakar alternatif adalah sampah perkotaan yang
dihasilkan dari kegiatan masyarakat. PT Semen Indonesia bekerjasama
dengan Pemerintah Kabupaten Gresik dan Pemerintah Kabupaten Tuban
untuk pemanfaatan sampah perkotaan sebagai bahan bakar alternatif
yakni refuse derived fuel (RDF). Untuk merealisasikannya perusahaan
menggandeng Japan
Fero
Engineering (JFE)
dan New
Energi
-116-