Anda di halaman 1dari 46

Jurusan Fisika FMIPA

Universitas Negeri Malang

BAB IV
PEMBAHASAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

4.1 Struktur Organisasi Unit Kerja


-54-

-67-

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

4.2

Tugas Pokok Unit Kerja


Seksi jaminan mutu berada di bawah biro jaminan mutu, departemen litbang

dan jaminan mutu. Tugas pokok seksi jaminan mutu adalah untuk menjamin mutu
incoming dan outgoing sesuai standard yang telah ditetapkan oleh pemerintah
dalam SNI yang merupakan adopsi penuh dari ASTM.
4.3 Penjelasan Singkat Unit Kerja
Seksi jaminan mutu bertanggung jawab untuk melakukan serangkaian uji
laboratorium untuk memastikan kualitas bahan mentah, bahan bakar, dan produk
jadi yang benar-benar sesuai dengan target. Di Semen Indonesia, seksi ini
bertindak sebagai quality assurance. Dalam menjalankan tugasnya, seksi jaminan
mutu memiliki 4 laboratorium, yaitu Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia,
Laboratorium Bahan Baku, serta Laboratorium Batu Bara. Berikut penjelasan dari
masing-masing laboratorium.
4.3.1

Laboratorium Kimia
Laboratorium ini menganalisa bahan untuk mengetahui kandungan oksida-68oksida semen. Sampel yang diambil berupa produk semen hasil dari
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

gilingan finish mill. Tugas laboratorium kimia adalah melakukan analisa


kuantitatif dengan cara gravimetri untuk komposit produk semen meliputi
analisa kadar SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, SO3 dengan X-Ray; Free
Lime; Insolubel dan Loss On Ignition (LOI).
a) LOI (Lost On Ignation)
LOI merupakan pengujian untuk mengetahui hilang pijar semen
(persentase massa hilang semen) dengan proses pembakar pada suhu
950 0C. Persyaratan hilang pijar dicantumkan dalam standard adalah
untuk mencegah adanya mineral-mineral yang dapat diurai dalam
pemijaran. Kristal mineral-mineral tersebut pada umumnya dapat
mengalami metamorfosa
metamorfosa

dalam 5waktu

tahun,

dimana

tersebut dapat menimbulkan kerusakan. Pengujiannya

dilakukan satu kali sehari.


b) Insoluble (Ketaklarutan)
Pengujian ketaklarutan bertujuan

c)

beberapa

untuk

mengetahui

persentase

massasemen yang tak larut dalam larutan asam dan basa.


Pengujian : satu kali sehari
Free Lime.
Analisa free lime dalam semen bertujuan untuk menentukan kadar free
lime (persen CaO bebas) dalam semen dengan dilarurkan di dalam 60 ml
pelarut gliserin etanol dan 2 gr SrNO 3 anhidrat dan hingga sedikit

4.3.2

bersifat alkali dengan menambahkan tetes demi tetes NaOH.


Pengujian: satu kali sehari
Laboratorium Fisika
Laboratorium fisika bertugas memeriksa sifat-sifat fisis, diantaranya,
A. Bahan Mentah
-69- yang diuji hanya trass, yaitu dengan
Pada laboratorium fisika, bahan mentah
menguji kuat tekannya (Pozzolan Activity),
Pengujian
: satu kali sehari
Standar mutu trass :
SiO2 + Al2O3 + Fe2O3 : 75%
Kuat tekan pozzoland : 800 Psi
H2O bebas
: 10 %
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

B. Bahan Jadi (Semen)


Beberapa uji fisika yang dilakukan pada bahan jadi (semen) adalah
sebagai berikut.
a. Setting Time
Adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk mengeras, mulai
penambahan air sampai pengadukan. Setting time ini dipengaruhi
oleh C3A, CaSO4. Analisa dilakukan dengan metode vicat yang
dilakukan dalam waktu 45-330 menit, atau dengan metode gillmore
yaitu dengan menggunakan peralatan bersuhu 21oC 25 oC,
kelembapan 95% dan dilakukan selama 1 jam penetrasi. Pengujian
b.

dilakukan selama satu kali sehari.


Kuat Tekan Semen
Yaitu kemampuan semen untuk menerima tekanan. Kuat tekan
semen ini dipengaruhi oleh C3S, C2S. Analisa dilakukan dengan
membuat semen yang dicetak dan dibiarkan dikamar lembab selama
3, 7 dan 28 hari lalu ditekan. Pengujian dilakukan selama satu kali
sehari.

c.

False Set
Yaitu pengerasan semu dari pasta semen disertai tanpa disertai panas
-70- beberapa menit. Pengerasan semua
hidrasi yang berlangsung selama
ini dapat dihilangkan dengan penambahan pengadukan. Pengujian

d.

dilakukan selama satu kali sehari.


Kehalusan
Kehalusan semen berpengaruh pada kekuatan semen, semakin halus
semen maka kekuatan semen semakin tinggi. Pengujian dilakukan

e.

selama satu kali sehari.


Pemuaian
Yaitu dengan mengeringkan produk selama 24 jam kemudian
dimasukkan dalam autoclave selama 3 jam. Bila semen mempunyai

Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

kadar freelime yang terlalu tinggi maka pemuaiannya akan lebih


4.3.3

cepat. Pengujian dilakukan selama satu hari sekali.


Laboratorium Batubara
Laboratorium batubara bertugas untuk menganalisa batubara secara
proximate. Komponen-komponen yang dianalisa antara lain ash content,
volatile matter, total sulfur, gross heating value, dan total moisture. Sampel
batubara diambil setiap kali ada kedatangan batubara dari Kalimantan.
Apabila ternyata hasil analisa batubara tidak sesuai dengan standart
batubara yang dibutuhkan PT. SEMEN INDONESIA maka batubara yang
telah dikirimkan tersebut akan dikembalikan atau PT. SEMEN

4.3.4

INDONESIA mau menerima kembali dengan harga yang lebih murah.


Laboratorium Bahan Baku
Laboratorium Bahan Baku adalah laboratorium yang mengadakan analisa
bahan baku yang meliputi trass, coper slag, dan fly ash. Pengujian ini
dilakukan dengan tujuan mengontrol kualitas bahan baku agar kualitas
bahan baku semne dapat dipertahankan. Analisis bahan baku dilakukan
dengan menggunakan analisis X-ray
Difraction Spectrometer (XRD).
-71-

4.4 Ruang Lingkup Seksi Jaminan Mutu dan Penjelasannya


Ruang lingkup jaminan mutu hanya terbatas pada incoming material dan
produk jadi yang pengujiannya disesuaikan dengan parameter uji di SNI. Incoming
material adalah material yang proses pengadaannya transaksi dengan pihak luar.
Pada incoming material terdiri atas bahan baku, bahan penolong, bahan bakar,
bahan bakar alternatif. Dalam bahan baku terdiri atas:
a. Pasir silika (SiO2)
b. Pasir besi (Fe2O3)
c. Copper slag (Fe2O3, SiO2)
Sedangkan pada bahan penolong terdiri dari :
a. Gypsum atau retarder (CaSO4, 2H2O)
b. Fly ash (Pozzolonic)
c. Batu trass (Pozzolonic)
Lalu pada bahan bakar yang digunakan terdiri dari :
a. Batu bara
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

b.

IDO (Industry Diesel Oil) : digunakan saat heating up / pemanasan awal

kiln.
Selanjutnya pada bahan bakar alternatif di antaranya :
a. Sekam
b. Cocofeat
Proses pengadaan material ada yang diperoleh dari transaksi dengan pihak
luar yang berupa bahan baku dan bahan penolong, dimana penerimaannya
dimonitoring kualitasnya oleh jaminan mutu. Uji yang dilakukan oleh jaminan
mutu terhadap semen terbagi menjadi dua kelompok uji yaitu uji fisika dan uji
kimia.
Uji kimia terdiri dari :

-72-

a.

Pengujian oksida : menggunakan alat X-ray untuk menentukan oksida dari

b.

SiO2, Al2O3, Fe2O3, MgO, CaO, dan SO3


LOI ( Loss On Ignation) atau hilang pijar : diukur melalui metode

c.
d.

gravimetri.
Insoluble atau bagian tidak larut : diukur dengan metode gravimetri
Freelime (F-CaO) : dihitung berdasarkan besar adsorbsi ammonium
asetat.

Sedangkan uji fisika terdiri dari:


a.

b.

Kehalusan: digunakan dua metode, yaitu :


1. Sieve ( ayakan ) : digunakan alat sieve 45 (325 mesh)
2. Blaine : digunakan alat manometer blaine dengan metode permeability
yang menggunakan cairan organic oil
Setting time / waktu pengeringan yang berfungsi melihat kecepatan
pengeringan pada pasta semen. Terdapat tiga pengujian yaitu :
1. Vicat
2. Initial set (setting awal) : waktu dari pencampuran semen dengan air
3.

c.

sampai menjadi pasta semen yang hilang sifat keplastisannya.


Final set : waktu antara terbentuknya pasta semen sampai semen

mengeras
Autoclave Expantion atau pemuaian semen.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

d.

False set (kekakuan palsu) : sampl yang diuji hanya sesaat setelah dicetak
dan setelah 5 menit pencetakan. Dihitung sebagai presentasi. Besar jarum

e.

yang digunakan untuk menguji sebesar 10 mm.


Compressive strength atau uji kekuatan semen : pengujian semen pada

tenggang waktu 3 hari, 7 hari, dan 28 hari.


Produk yang dihasilkan ada 2 macam yaitu :
1. Komposit Produk Harian
2. Out Silo Produk
Tabel 4.1 Parameter Uji SNI dan-73yang Digunakan pada Pabrik.
NO

Pengujian

1
2
3
4
5
6
7
8

SNI

Pabrik PT. Semen Gresik

OPC

PPC

OPC

PPC

LOI

Insol

>240

>240

>330

>360

> 45 menit

>45 menit

>90 menit

>120 menit

<360 menit

>420 menit

>240 menit

>300 menit

140

125

220

220

85

280

280

350

350

Blaine
(Kehalusan)
Setting Time Awal
Setting Time
Akhir
Compresive
Strenght 3 Hari
Compresive
Strenght 7 Hari
Compresive
Strenght 28 Hari

Kendala pada jaminan mutu terjadi pada kerusakan peralatan dan kurangnya
koordinasi kerja yang terkait. Hubungan antar unit kerja seksi jaminan mutu saling
berkoordinasi dengan unit kerja terkait, antara lain :
a. Untuk bahan baku penolong, jaminan mutu berkoordinasi dengan unit
kerja penerimaan bahan.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

b.

Untuk batubara, jaminan mutu berkoordinasi dengan unit kerja

c.

pengangkutan dan alat berat.


Untuk semen, jaminan mutu berkoordinasi dengan unit kerja finish mill.

4.4 Judul Tugas

-74Judul tugas khusus yang diberikan oleh pembimbing lapangan kepada

peserta PKL adalah Hubungan antara Kehalusan dengan Kuat Tekan Produk
Semen PPC Periode Bulan Juli sampai Desember 2013.
4.5 Kegiatan kerja Praktek
Selama satu bulan melakukan kerja praktek, kegiatan peserta kerja praktek
sesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh pembimbing lapangan. Berikut
adalah uraian kegiatan peserta kerja praktek selama satu bulan.
NO
1

URAIAN SINGKAT KEGIATAN ATAU

HARI/TANGGAL
Senin/ 2 Juni 2014

Selasa/ 3 Juni 2014

PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

Pembekalan PKL di kantor Penyelenggara Diklat

Semen Indonesia pabrik Gresik.


Pembuatan ID card untuk peserta PKL.
Pembuatan kartu keluar masuk pabrik
Peminjaman APD di K3.
Pengarahan dari seksi diklat
Materi pengarahan dari staf pembimbing lapangan
oleh bapak Said Effendi di seksi pemeliharaan

Rabu/ 4 Juni 2014

instrumentasi sistem control RKC 3-4


Materi dan pengarahan dari bapak Sulur dan bapak

Kencana di CCR 3.
Pengarahan dari bapak Sumanto sebagai pembimbing
lapangan pertama di seksi pemeliharaan instrumentasi

sistem control RKC 3-4.


Materi dan pengarahan di laboratorium fisika dan
kimia-75oleh bapak Teguh Widodo.

Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Kamis/ 5 Juni 2014

Materi dan pengarahan di laboratorium pengendalian

proses oleh bapak Allen.


Pengurusan kepindahan penempatan PKL di seksi

Jumat/ 6 Juni 2014

diklat.
Materi

Senin/ 9 Juni 2014

Selasa/ 10 Juni 2014

pembimbing lapangan di seksi jaminan mutu (CCR 3).


Masuk ke seksi pengendalian proses di CCR 1
Penyampaian materi oleh bapak Achmad Rusdiyanto.
Masuk ke seksi perencanaan dan pengawasan tambang

di CCR 1
Penyampaian materi oleh bapak Khoirul Anwar, ST.
Masuk ke seksi finish mill 1 & 2.
Penyampaian materi oleh bapak Rahman di CCR 1

lantai 3 tentang sistem operasi di finish mill 1 & 2.


Peninjauan lapangan oleh bapak Ahmad Rizal
Masuk ke seksi operasi crusher
Penyampaian materi oleh bapak Moh. Kholil
Peninjauan lapangan oleh bapak Dika
Masuk ke seksi RKC 3 di CCR 3
Penyampaian materi oleh bapak Join Trimor Damanik,

ST. -76Masuk ke seksi perencanaan bahan dan produksi


Penyampaian materi oleh bapak Afifudin Zuhri, ST.
Studi kepustakaan di perpustakaan.
Masuk ke seksi jaminan mutu di CCR 3
Penyampaian materi oleh bapak Fajar Soleh Fagi

Effendi, ST.
Konsultasi dengan pembimbing lapangan.
Masuk ke seksi pengujian bahan di CCR 3
Penyampaian materi oleh bapak Muhammad Hasan.
Masuk ke seksi operasi utilitas.
Penyampaian materi dan peninjauan lapangan

bersama bapak Taufik dan bapak Mala.


Masuk ke seksi bahan bakar alternative di CCR 1.

Rabu/ 11 Juni 2014

Kamis/ 12 Juni 2014

10
11

Jumat/ 13 Juni 2014


Senin/ 16 Juni 2014

12

Selasa/17 Juni 2014

13

Rabu/ 18 Juni 2014


Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

dan

pengarahan

bapak

Fajar

sebagai

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

14

Kamis/ 19 Juni 2014

15
16

Jumat/ 20 Juni 2014


Senin/ 23 Juni 2014

Penyampaian materi oleh bapak Donny Kusbiantoro.


Masuk ke seksi evaluasi proses di CCR 1.
Penyampaian materi oleh ibu Muyasaroh Effendi, ST
Studi kepustakaan di perpustakaan
Konsultasi pengerjaan laporan dan pemberian tugas

khusus oleh pembimbing lapangan.


Masuk ke laboratorium fisika untuk meminta data
-77- dan kuat tekan semen OPC periode bulan
kehalusan
Juli sampai Desember 2013 (tugas khusus) pada bapak

17
18
19
20
21

Selasa/ 24 Juni 2014


Rabu/ 25 Juni 2014
Kamis/ 26 Juni 2014
Jumat/ 27 Juni 2014
Senin/ 30 Juni 2014

Johar.
Pengerjaan tugas khusus serta laporan
Pengerjaan tugas khusus serta laporan
Pengerjaan tugas khusus serta laporan
Pengerjaan tugas khusus serta laporan
Konsultasi terkait tugas khusus dan penyusunan

laporan kepada pembimbing lapangan.


Pengembalian kartu identitas
Pengembalian APD ke K3
Pengembalian kartu keluar-masuk pabrik

Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Malang

-78-

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

4.6 Jadual Kerja Praktek


No Unit kerja Ka. Unit
.
kerja
1.
2.

3.
4.

5.
6.

7.

Pengendal
ian proses
Perenc.
Dan
pengawas
an
tambang
Operasi
crusher
Operasi
RKC 3
Operasi
finish mill
1&2
Jaminan
mutu
Operasi

9
ju
n

10
Ju
n

11
Ju
n

12
Ju
n

13
Ju
n

16
Ju
n

Achmad
Rusdiyanto
Khoirul
Anwar, ST.

Moh.
Kholil
Join
Trimor
Damanik,
ST.
Susanto
Fajar Soleh
Fagi
Effendi,
ST
Hilmi

Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Malang

-79-

17
Ju
n

18
Ju
n

19
Ju
n

20
Ju
n

23
Ju
n

24
Ju
n

25
Ju
n

26
Ju
n

27
Ju
n

30
Ju
n

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

utilitas
8.

9.
10
11
12
13

Perencana
an bahan
dan
produksi
Evaluasi
proses

Tahta
Amrillah,
ST.
Afifudin
Zuhri, ST.
Muyasaroh
Effendi,
ST
Muhamma
d Hasan
Wasito Edi

Pengujian
bahan
Material
ketiga
Bahan
Donny
bakar
Kusbiantor
alternatif
o
Penyusunan laporan
kerja praktek

Nb. jadwal bersifat insidental, jadwal kunjungan bisa disesuaikan dengan jam kerja masing-masing Ka. Unit Kerja

Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Malang

-80-

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

4.7 Uraian Kerja Praktek


Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Kegiatan PKL ini dilaksanakan selama satu bulan terhitung dari
tanggal 02 s.d 30 Juni 2014. Secara umum kegiatan yang dilakukan praktikan
meliputi observasi proses pembuatan semen, tugas khusus mencari besarnya
korelasi antara Kehalusan dengan Kuat Tekan Produk Semen OPC Periode Bulan
Juli sampai Desember 2013 serta penyusunan laporan.
4.7.1

Kegiatan Observasi Proses Pembuatan Semen


Dalam kegiatan observasi proses pembuatan semen yang dilakukan

praktikan adalah mengunjungi setiap biro ataupun seksi yang bertugas menangani
proses pembuatan semen mulai dari seksi Pengendalian Proses, seksi Perencanaan
dan Pengawasan Tambang, seksi Operasi Crusher, seksi RKCM 3 (Raw Kiln Coal
Mill), seksi Finish Mill Tuban 1 dan 2, seksi Jaminan Mutu, seksi Operasi Utilitas,
Perencanaan Bahan dan Produksi, seksi Evaluasi Proses, seksi Pengujian Bahan,
seksi Material Ketiga, serta seksi Bahan Bakar Alternative. Dalam kegiatan ini
metode yang digunakan adalah wawancara dan tinjau lapangan.
Rekaman hasil dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.
A. Seksi Pengendalian Proses
Tugas pokok dari seksi pengendalian proses antara lain:
1.

Melakukan pengendalian proses pembuatan semen dari bahan mentah

2.

sampai bahan jadi.


Melakukan pengawasan dan pengendalian mutu pada awal proses,
selama proses berlangsung, dan pada akhir proses produksi dalam batas-

3.

batas yang telah ditetapkan.


Mengatur komponen bahan baku sehingga diperoleh produk dengan

4.

kualitas yang diinginkan.


Menguji dan menganalisa komposisi bahan setiap keluar dari unit ke unit
yang lain.

Uraian Seksi Pengendalian Proses -81Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Pengendalian yang dilakukan diseksi pengendalian proses ini adalah


mengendalikan proses produksi semen baik bahan mentah maupun bahan
jadi dengan mengamati sifat-sifat kimia dan fisika dari semen agar tetap
memenuhi standart mutu yang ditentukan. Sifat kimia dari semen yang
diamati adalah kadar SO3 dan kadar CaO untuk semen tipe PPC. Sedangkan
sifat fisika yang diamati adalah blaine dan setting time. Standar mutu semen
yang dipakai di PT. Semen Indonesia (Persero) Pabrik Tuban adalah Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan American Society of Testing Material
(ASTM).
Kegiatan seksi Pengendalian Proses berpusat di laboratorium
Pengendalian Proses. Di dalam laboratorium ini dilakukan pengawasan
serta pengendalian mutu. Analisis yang dilakukan meliputi analisa kualitas
bahan baku yang akan digunakan. Hal ini penting dilakukan karena dengan
mengetahui kandungan senyawa yang dibutuhkan untuk pembuatan semen
di dalam bahan baku maka dapat ditentukan komposisi yang tepat agar
semen yang diproduksi memenuhi standart. Selain itu juga dilakukan
pengujian dan analisa komposisi bahan setiap keluar dari satu unit ke unit
yang lain. Parameter yang dianalisa mencakup komposisi pile (campuran
limestone dan clay), komposisi bahan masuk dan keluar dari raw mill,
komposisi umpan masuk kiln, komposisi terak, dan komposisi pencampuran
terak dan gypsum pada finish mill. Dilakukan juga analiasis terhadap semen
yang sudah jadi dan siap untuk dipasarkan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui dan mengontrol kualitas semen yang akan dikeluarkan pabrik.
Kandungan yang dianalisa dalam laboratorium ini meliputi kandungan CaO,
MgO, SiO2, Al2O3, Fe2O3, H2O, dan kandungan senyawa lainnya yang
menentukan mutu semen yang dihasilkan. Kandungan keseluruhan dari
parameter tersebut, dianalisa dengan menggunakan metode QCX atau
Quality Control X-ray.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

-82-

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Dalam proses ini kendala yang biasa muncul adalah adanya


perbedaan jumlah barang yang diminta dan yang ditimbang, akibat adanya
perbedaan jumlah ini bisa mempengaruhi mutu semen yang dihasilkan.
2.

Seksi perencanaan dan pengawasan Tambang


Seksi perencanaan dan pengawasan tambang berada di bawah biro
tambang. Tugas dari seksi ini adalah merencanakan bahan yang akan
ditambang, baik dari segi tempat maupun waktu penambangan. Hasil yang
diperoleh dari pertambangan adalah batu kapur dan tanah liat. Sedangkan
bahan baku lain seperti pasir besi dan pasir silika didapat dengan memasok
dari pihak luar. Jumlah batu kapur yang berhasil ditambang setiap tahunnya
adalah 400 ton, sedangkan tanah liat sebesar 4 juta ton per tahun.
Penambangan

batu

menghilangkan lapisan

kapur

dilakukan

dengan

mula-mula

penutup (stripping) pada lahan tambang yang

memiliki tebal sekitar 30 cm. Setelah lapisan penutup dihilangkan,


selanjutnya dilakukan pengeboran sedalam 6 meter dan

dilakukan

peledakan (blasting). Berikut design penambangan batu kapur dan tanah


liat.
6m

2m

(a)

(b)

Gambar 4.1. Design penambangan batu kapur (a) dan tanah liat (b)
Secara umum, design penambangan batu kapur dan tanah liat pada
dasarnya sama. Namun, kedalaman penambangannya tidak sama, pada
penambangan tanah liat hanya dilakukan penambangan sedalah 2 m secara
vertical, lalu 2 m ke arah horizontal, selanjutnya berulang seperti itu.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Model penambangan dibuat seperti gambar di atas dengan tujuan untuk


mencegah adanya kelongsoran. Untuk tanah liat sendiri dapat ditambang
sampai kedalaman 0 m dari permukaan laut. Sedangkan batu kapur hanya
boleh ditambang sampai kedalaman-83maksimal 30 m dari muka laut.
Berdasarkan kandungan CaO, batu kapur diklasifikasikan menjadi 3
tipe, diantaranya:

low great dengan kandungan CaO sebesar < 52%


medium great dengan kandungan CaO antara 52% sampai 54%
dan high great dengan kandungan CaO > 54%.
Berbeda dengan batu kapur, tanah liat hanya memiliki 2 tipe, yaitu
low Alumina yang biasanya berwarna cokelat dan high alumina yang
memiliki warna hitam. Pada pertambangan juga dilakukan pencampuran
antara batu kapur dengan tanah liat. Secara umum persentase pencampuran
adalah 80% batu kapur dan tanah liat sebanyak 15%. Selanjutnya campuran
ini dengan pail.
Kendala yang biasa muncul selama proses penambangan adalah
berkaitan dengan cuaca. Ketika hujan, tanah liat tidak bisa ditambang,
sehingga hal ini akan menunda proses penambangan. Selain itu, terkadang
terdapat demo atau protes dari warga sekitar terkait proses penambangan.
Kendala lain yang dihadapi adalah ketika beberapa alat tambang tidak
berfungsi dengan baik.

3.

Seksi Operasi Crusher


Tugas pokok unit kerja dari Seksi Operasi Crusher antara lain, yaitu:
1. Memproduksi mix pile atau correction sesuai dengan kualitas yang
2.
3.

telah dipersyaratkan.
Melakukan inspeksi berkala dan mendiagnosis ketidaknormalan
peralatan operasi.
Melakukan kegiatan otonomous maintenance pada peralatan di area
-84Crusher.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Seksi ini bertanggung jawab untuk mengoperasikan unit mesin limestone


crusher dan clay cutter. Selain itu, seksi ini bertanggung jawab untuk
mengisi pile campuran batu kapur dan tanah liat (mix pile) yang berada di
storage.
Jenis operasi pada produksi pada Crusher ada 2, yaitu:
a. Mix Pile, yang meliputi:
- Batu kapur 80% dengan CaO:
High grade / correction
>93%
Medium grade
> 54-90%
Low grade
> 30-53%

Pedel
>
30%
Dolomite
- Tanah liat 20%
High alumina dengan kadar alumina 17-22%
Low alumina
15-17%
Dengan toleransi kadar air maksimal 30%.
Mix pile berdasarkan tempat penyiapan bahan dibagi menjadi dua
jenis yaitu east pile dan west pile yang masing-masing memiliki panjang
150 meter dengan kapasitas 4500 ton tiap pile. Selanjutnya pile tersebut
diuji di laboratorium berdasarkan tipe tanah liat dan batu kapurnya.
b.

Correction Pile
Correction pile merupakan batu kapur murni atau memiliki kadar CaO

yang tinngi. High grade / correction memiliki perbandingan batu kapur


jenis:
Batu kapur kasar 40%
-85 Batu kapur halus 60%
Presentase tanah liat antara 19% - 25% tergantung kandungan
kadar CaO batu kapur yang masuk ke pile. Dengan ketentuan supplay
batu kapur berdiameter < 80 cm. Dan batu kapur yang dihasilkan setelah
mengalami proses penggilingan harus berukuran 10 cm.
Peralatan yang digunakan dalam operasi Crusher diantaranya yaitu:
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

1.

Limestone Hopper, berfungsi sebagai tempat penampung material/


batu kapur dari quary yang akan digiling oleh Hammer Mill.

2.
3.

Limestone Hopper memiliki kapasitas 150 mt.


Wobbler Feeder.
Hammer Mill, dengan kapasitas terpasang 700 ton / jam. Dengan

4.

sistem non clog hammer mill, terdiri dari 3 unit rotor.


Surge Bin, berfungsi sebagai penampung batu kapur dari Limestone
Crusher untuk kontinyuitas suplay ke storage mix dengan kapasitas

5.

bin maksimal 500 ton.


Belt Weigher, berfungsi untuk mengetahui tonase batu kapur maupun
tanah liat (ton/jam). Alat ini memiliki kapasitas 1650 ton/jam untuk

6.

batu kapur dan 530 ton/jam untuk tanah liat.


Tripper, berfungsi untuk mengarahkan jatuhnya material ke storage
mix dengan speed 0,25 m/s dan kapasitas 2800 mtph. Fasilitas
pengaman dan interlock pada alat transport pile, yaitu:
a. Target motion sebagai detector putaran peralatan.
b. Pullcord sebagai stopper emergency di sepanjang peralatan belt

conveyor.
c. Drift switch menjaga kemiringan belt dan toleransi tertentu.
7. Clay Crusher, terdiri dari 2 unit rotor dengan kapasitas terpasang 350
ton/jam. Equipment clay crusher antara lain clay hopper, apron
-86feeder, appron drive unit, pan bucket.
Kegiatan operator pada seksi operasi Crusher dengan pihak terkait
untuk perfomance alat, meliputi:
a. Inspeksi harian peralatan dari tripper sampai crusher.
b. Mendiagnosis ketidaknormalan peralatan.
c. Inspeksi berkala mingguan, bulanan dan triwulan.
Selain itu, hubungan antar unit kerja lain seksi operasi Crusher saling
berkoordinasi dengan unit kerja terkait, antara lain :
a. Untuk perencanaan pile dan operasionalnya, seksi operasi crusher
berkoordinasi dengan seksi pengawasan dan perencanaan tambang,
laboratorium, dan PT.UTSG (PT. United Tractors Semen Gresik).
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

b.

Untuk pemeliharaan / perbaikan peralatan, seksi operasi crusher


berkoordinasi dengan pemeliharaan mesin crusher, pemeliharaan listrik
dan instrument crusher, serta unit kerja terkait dengan membuat
notifikasi / laporan kerusakan melalui program SAP dan koordinasi
melalui telepon.
Kegiatan operator pada seksi operasi Crusher untuk kelancaran

operasi dan efisiensi peralatan dengan melakukan 5R, GKM, dan RCM.
Preventive maintenance pada operasi Crusher antara lain meliputi perbaikan
ringan sesuai jobdisknya untuk kelancaran operasional, dan fabrikasi ringan
untuk

mengurangi

kerusakan

peralatan

demi

kelancaran

operasi.

Contohnya: ganti return roll, carrying roll, rubber skirt, fabrikasi tools,
stopper, belt cleaner, clamp rubber skirt, dll.
Operasi Crusher dibagi menjadi dua shift dan kapasitas kerja alat
crusher sekitar 1800-1850 ton/jam. Inspeksi mesin Crusher dilakukan tiap
hari, tetapi pengecekan secara tercatat dilakukan seminggu sekali. Alur
kerja sistem operasi crusher yaitu pertama
pengangkutan hasil tambang
-87dengan menggunakan dump truck, kemudian dimasukkan dalam Hopper. Di
bawah hopper terdapat alat angkut wisbbler feeder untuk mentransport batu
kapur ke limestone crusher. Limestone crusher merupakan alat penghancur
tipe hummer mill yang prinsip kerjanya seperti palu dengan kapasitas 750
ton/jam. Batu kapur ini dihancurkan menjadi seukuran kerikil dengan
diameter paling besar 1 cm. Setelah hancur, bahan baku tersebut masuk ke
celah-celah greezle dan diangkut oleh belt conveyor lalu masuk ke dalam
surge bin yang kapasitasnya max 500 ton. Setelah volume surge bin
mencapai 50%, material batu kapur dikeluarkan ke transport pile menuju
surge bin. Selanjutnya semua batu kapur yang keluar dari surge bin
ditimbang atau diukur feed batu kapur yang keluar dari surge bin tersebut
oleh alat ukur yang bernama belt weight dengan satuan ton/jam.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Untuk tanah liat, konsep pengecilan ukurannya menggunakan prinsip


cutting (pemotongan) menggunakan mesin dengan tipe double-roll crusher
yang dilengkapi dengan clay cutter, dengan kapasitas 500 ton/jam. Setelah
itu, tanah liat dibawa menuju storage menggunakan belt conveyor. Sebelum
memasuki storage, kedua bahan baku tersebut bercampur terlebih dahulu
pada sebuah belt conveyor. Setelah itu, campuran tersebut dimasukkan /
disimpan ke dalam limestone/clay mix storage yang berkapasitas 45.000 ton
menggunakan tripper. Di limestone/clay mix storage, bahan campuran batu
kapur dan tanah liat tersebut dicampur dengan bahan koreksi berupa pasir
silika, pasir besi, dan batu kapur high grade. Setelah itu, bahan-bahan
tersebut akan diproses di penggilingan awal (Raw Mill).
Masalah atau kendala yang dialami dalam proses operasi Crusher
antara lain:
a. Elektrik dan instrument, meliputi : Hammer Mill gagal start, problem
LQ, komunikasi radio link error, motor hammer mill dan BC unballance,
b.

dll.
-88Mekanik, meliputi: spalcing belt
conveyor rusak, link pin breaker plate,
chains sprocket wobbler putus, low pressure lubricant/ drop, oli sirkulasi
sering kotor, oli hydraulic drop, seal bearing bocor, seal oli sirkulasi
bearing hammer mill, seal oli sirkulasi bearing wobbler bar, dan seal O-

c.

ring hydraulic.
Proses, meliputi: clay menggantung diatas hopper, chute kemasukan

d.

border, dan dowl limestone putus dan menguras hopper.


UTSG, meliputi: batu kapur telat, oper shift, dan menunggu UTSG
blasting.
Contoh modifikasi alat untuk mengatasi masalah dalam proses

pengoperasian Crusher antara lain :


a. Memodifikasi clamp skirt dari model siku diganti plat untuk
menghindari material menyangkut di siku jika terjadi kebocoran
material yang menyebabkan belt rusak atau aus.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

b.
4.

Memasang deflektor belt untuk menghindari material clay lengket pada

dinding chute.
Seksi RKC 3 (Raw Kiln Coal Mill 3)
Seksi ini bertugas menjalankan penggilingan awal di raw mill,
kemudian menjalankan proses pembakaran awal preheater, lalu
menjalankan proses pembakaran di kiln. Selain itu, seksi ini juga
menjalankan proses penggilingan batu bara sebagai bahan bakar di calciner
dan burner kiln. Ditamah lagi dengan menjalankan proses pendinginan terak
(klinker) menggunakan pendingin udara.
1.

Raw mill
Pada tahap ini, bahan dari storage akan diproses menggunakan mesin

roller mill, yang berfungsi untuk memperkecil ukuran material sekaligus


mengurangi kadar airnya. Material akan mengalami pengecilan ukuran dari
material berdiameter maksimal 100 nm menjadi material berukuran 90
mikron. Selain itu, material akan mengalami penguapan air. Kandungan air
dari material yang semula semula 18% akan berkurang menjadi maksimal
1%. Pengeringan ini menggunakan sisa udara dari preheater (3820C) dan
clincer cooler (2500C). Produk hasil penggilingan yang sudah halus
(diameter 90 mikron) dan memiliki kadar air maksimal 1% keluar dari
Roller Mill. Selain itu, material dibawa aliran udara masuk kedalam
Cyclone akibat tarikan Mill Fan. Cyclone akan memisahkan material dari
aliran udara. Sisa material yang masih berada bersama aliran udara (kurang
lebih sebesar 10%) diambil oleh Electrostatik Precipitaor (EP) yang
mempunyai efisiensi 99,9%. Sisa gas sebesar 0,1% melewati Electrostatik
Precipitaor untuk kemudin dibuang ke udara bebas melalui Stack. Produk
dari Cyclone dan Electrostatik Precipitaor akan dibawa oleh air slide,
Bucket Elevator, Screw Conveyor menuju ke blending Silo. Produk dari
Electrostatik Precipitator aka dibawa oleh chain conveyor dan bergabung
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

dengan produk dari Conditioning Tower yang melewati dan bercampur di


Screw Conveyor. Kemudian produk-89dibawa ke Dust Bin melalui Screw
Conveyor ke Bucket Elevator dan Air slide. Udara yang masuk ke Bucket
elevator disaring oleh Bag Filter. Hasil penyaringan ditarik oleh fan dan
dibuang ke udara sebagai udara bersih.
Jika Row mill tidak beroperasi, gas panas dari Preheater dan Clinker
Cooler dialirkan lewat Conditioning tower yang dilengkapi dengan Water
Spray untuk menurunkan temperatur gas panas. Pada kondisi normal (saat
Roller Mill beropeasi) suhu gas keluar dari pre Heater dan Clinker Cooler
sebesar 3300C dan 3970C. Gas panas yang masuk Electrostatik Precipitator
sebesar 900C untuk kondisi Roller Mill jalan, dan 1500C untuk kondisi
Roller Mill down. Selama Row Mill-90down, debu dari Conditioning Tower
dan Electrostatik Precipitator dibawa di Dust bin dengan kapasitas 170 ton.
Setelah itu dikirim ke kiln feed bin
Reject dari Roller mill sekitar 143 ton/jam dikembalikan ke sistem
lewat Belt Conveyor. Produk reject oleh Bucket Elevator dan bersama-sama
dengan umpan baru massuk ke belt conveyor.
a.

Blending Silo
Pada Blending Silo materisal yang berasal dari produk Raw Mill akan

di-Blending bersama produk-produk Raw


-78- Mill yang telah ada ataupun yang
akan datang. Tujuanya adalah untuk membuat produk Raw Mill yang
berbeda-beda kandungnanya homogen.
Produk dari Raw Mill yang disebut tepung baku di transport menuju
Blending silo yang kapasitasnya 20.000 ton. Input materian ke masingmasing silo diatur bergantian dengan timer setiap 36 menit dan diatur lewat
distribusi Cone yang kemudian dilewatkan mealui Air Slide dengan laju alir
780 ton/jam unttuk Blending1 dan Blendig Silo 2. Lapisan-lapisan yang
terbentuk didalam silo akan bergabung dan bercampur sewaktu proses
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

pengeluaran aliran material. Pengeluaran material dari dalam silo pada


umumnya dilakukan secara bersama-sama, melalui 2 dari 10 flow gate pada
ssetiap silo atau empat flow gate untuk kedua silo. Siklus kerja seoasang
flow gate pada saat membuka dan menutup diatur sesuai dengan interval
waktu yang telah ditentukan yaitu 180 menit. Pada setiap Blending Silo
dilengkapi dengan dua buah Blower yanhg berfungsi untuk fluidisasi pada
air slide yang berada di dalam kedua Blending Silo dengan tekanan 0,56
kg/cm2 dan laju alir 360 m3/jam.
Material yang keluar dari kedua silo tersebut dilewatkan melaui Air
Slide ke salah satu Bucket Elevator, dengan kapasitas 354 ton/jam.
Kemusdian material dibawa Air slide masuk ke Kiln Feed Bin. Dari Kiln
-91-dua Calibration Bin yang
Feed Bin umpan Kiln dibagi kedalam
kapasitasnya masing-masing 50 ton. Keluar dari kedua Calibration Bin,
material ditimbang oleh Flow Maker yang keudian ditransport ke ILC (In
Line Clciner) dan SLC (Separate Line Calciner) Preheater leawat Air slide
lalu diangkut oleh Bucket Elevator. Debu yang menuju ke Preheater
disaring dahulu oleh Bag Filter dan dibuang oleh fun.

-80Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Gambar 4.2 Blending Silo


b.

Preheater
Suspension Preheater merupakan sub unit yang berfungsi sebagai

pemanasan awal umpan kiln sehingga material terkalsinasi sebagian. Jenis


Preheater yang digunakan oleh PT. SEMEN INDONESIA adalah Double
String Preaheter dengan 4 stages yang dilengkapi dengan In-Line dan
Separate-Line Calciner. Aliran material berlawanan arah atau co-current
dengan gas panas, yaitu umpan masuk dari atas Cyclone, sedangkan gas
panas dialirkan dari bawah Cyclone maka kontak panas terjadi searah di
siserduct. Untuk meningkatkan efisiensi pemisahan antara gas panas dan
material didalam Preheater, maka pada stage I dipasang Double cyclone.
Pada stage I sampai dengan stage III berfungsi sebagai pemanas awal
-92umpan kiln, sedangkan pada stage IV digunakan untuk memisahkan produk
yang telah terkalsinasi, yang keluar dari calciner.

-81-

Gambar 4.3 PreHeater


Proses pemanassan meruapakan umpan stage I sampai III terjadi
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

karena adanya perpindahan panas antara gas panas yang keluar kiln dan
kalsier dengan umpan kiln yang masih dingin. Suhu umpan yang masuk
Riser Duct satge I berkisar antara 500C hingga 600C. Umpan kiln yang
masih dingin masuk kedalam riser duct stage pertama dengan laju alir 310
ton/jam, kemudian bercampur dengan aliran gas panas yang ikut masuk
kedalam cyclone. Di dalam cyclone, umpan kiln dipisahkan dari campuran
antara gas dan material. Campuaran antara umpan kiln dipisahkan dari
campuran antara umpan kiln dan gas panas masuk kedalam Cyclone dengan
arah tangensial, sehingga akan terjadi pusaran angin. Pusaran angin tersebut
mengakibatkan terjadinya gaya sentrifugal, gaya gravitasi dan gaya angkat
di dalam cyclone. Unyuk material kasar, gaya gravitasi dan gaya sentrifugal
lebih dominan. Gaya sentrifugal menyebabkan material menumbuk dinding
Cyclone, sehingga akan jatuh ke down
-93- pipe karena gaya gravitasi. Untuk
material halus, gaya angkat gas sangat dominan sehingga material akan
terangkat gas keluar dari Cyclone.
Material umpan kiln masuk kedalam Riser Duct, lalu masuk ke Down
Pipe Cyclone stage II, kemudian mengalami proses seperti pada stage
pertama, demikian pula pada stage III da IV. Material yang keluar dari
Cyclone stage III akan masuk kedalam ILC dan SLC. Disana, material akan
mengalami kalsinasi minimal 90%. Material akan terbawa aliran gas masuk
kedalam Cyclone Stage IV dan keluar dari Cyclone Stage IV melewati Riser
Duct dan akan diumpankan ke dalam Kiln.
c.

Rotary Kiln
Rotary Kiln digunakan untuk membakar umpan Kiln menjadi Klinker.

Sumber panas dalam Rotary Kiln dihasilkan dari pmbakaran batu bara.
Rotary Kiln dibagi menjadi 4 zone sesuai dengan reaksi yang terjadi pada
suhu dimana reaksi tersebut berlangsung. Zone-zone tersebut adalah:
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Zone transisi, pada kondisi 1100-12000C


Zone Klinkerisasi, pada suhu 1250-14500C
Zone pendinginan, pada kondisi suhu 1450-13000C

Gambar 4.4 Kiln

Material keluar dari preheater bersuhu 9000C masuk kedalam Rotary


-94Kiln dengan laju alir 417 ton/jam (sebagian hilang karena terkalsinasi),
umpan Kiln tersebut mengalami pemanasan oleh gas panas dari batu bara
hasil penggilingan Coal Mill yang ditarik oleh Fan manuju ke burner untuk
dibakar sebagai udara pembakar primer. Pemansan berlangsung secara
Counter Current , sehingga kontak antara panas dan umpan kiln lebih
efisien. Akibat secara Counter Current, sehingga kontak antara panas dan
umpan kiln lebih efisien. Akibat kontak antar partikel maka akan terjadi
perpindahan panas dari gas panas menuju ke umpan kiln. Umpan kiln terus
terbakar dan meleleh hingga akhirnya akan terbentuk senayaewa-senyawa
semen yang disebut clinker. Senyawa tersebut adalah C2S, C3S,C4F dan C3A
d.

Clinker Cooler
Clinker Cooler berfungsi sebagai pendingin klinker yang sudah

terbentuk dan memproduksi udara pembakar sekunder yang digunakan


dalam Rotary kiln. Clinker Cooler yang digunakan terdiri dari 16
kompartemen. Sebagai media pendingin, digunakan udara (air) yang
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

dihasilkan oleh 14 buah fan. Klinker hassil pembakaran yang mempunyai


suhu 12500C keluar dari Rotary Kiln, dengan laju alir 390 ton/jam langsung
jatuh kedalam Clinker Cooler. Selanjutnya clinker langgsung diterima oleh
grate-grate (saran gan).
Pendinginan dilakukan secara mendadak, yaitu untuk menghindari
terjadinya pengerasan semen atau dekomposisi C3S menjadi C2S sehingga
klinker yang dihasilkan menjadi amorf supaya mudah digiling. Pendinginan
dilakukan sampai suhu clinker menjadi 1000C. Keluar dari Clinker Storage
yang berkapasitas 75.000 ton.
Pada Clinker Cooler, grate-grate bergerak dengan dengan cara
bergeser, sehingga klinker akan terdorong menuju outlet cooler yang
dilengkapi dengan Klinker Breaker/Crusher yang berfungsi untuk
menghancurkan klinker yang masih-95kasar. Udara yang digunkan untuk
mendinginkan klinker panas dopakai kembali oleh Rotary klin, Calciner dan
Roller Mill. Udara panas dari cooler compartmen 1, 2, 3 digunakan sebgai
udara pembakar sekunder. Sedangkan kebutuhan udara pembakar untuk
calciner diambilkan dari cooler compartmen 5, 6, 7, 8 dan sisa udara cooler
dilewatkan dalam Electrostatistic Precipitator. Debu yang berhasil disaring
dicampur dengan produk dari Cooler ke Drag Conveyor melewati Screw
Conveyor. Sedangkan udara bersih dibuang ke udara bebas melalui Stuck.
e.

Coal Mill
Batubara (coal) dari lapangan dibawa oleh loader, diumpankan ke

Hopper, kemudian dibawa oleh Apron Conveyor serta Belt Conveyor ke


Tropper untuk dicurahkan ke dalam Coal Storage menjadi pile-pile batu
bara. Batu bara dari Coal Storage dibawa oleh Reclaimer untuk
diumpankan ke Feed Bin melalui Belt Conveyor. Belt Conveyor ini
dilengkapi dengan metal Detector yang dapat mendeteksi adanya logam
pada umpan batu bara. Pada Metal Detector terdapat dua buah lampu yang
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

berwarna hijau dan merah. Jika terdapat kandugan metal dalam umpan batu
bara, sensor metal akan membaca danya metal dan lampu merah pada Metal
Betector akan menyala, dengan demikian Gate akan menutup aliran batu
bara ke Feed Bin. Batu bara yang menfandung logam akn di reject dan
dibuang melalui down pipe.
Batu bara dari Feed Bin diumpankan ke dalam Coal Mill untuk giling
menjadi batu bara dengan diameter 20 mikron. Gas panas yang digunakan
oleh Coal Mill berasal dari Pre Heater. Di dalam Coal Mill terjadi
pengurangan kadar air pada batu bara. Batu bara yang halus ditangkap ke
Burner maupun Calciner Kiln.
Batu bara mempunyai sifat yang rawan terhadap panas dan dapat
menyebabkan ledakan jika temperatur dan tekanan tinggi. Untuk itu, Coal
-96Mill dilengkapi Explosion Vent pada
asing-masing Bag Filter untuk
menghindari ledakan yang dapat merusak alat dan membahayakan
lingkungan. Jika menggunakan satu Bag Filter aka satu Dumper akan
membuka dan Dumper lainnya akan tertutup, begitu juga sebaliknya. Jika
digunakan kedua-duanya maka Dumper akan terbuka semua. Pembukaan
Dumper diatur oleh CCR (Central Control Room) dengan presentase yang
ditentukan.
Pada Bag Filter 1, material juga jatuh ke bawah karena adanya Jet
Pulse, yang mampu menghembuskan udara bertekanan 6 Bar setiap 5 detik
sekali secara automatis, sehingga material akan jatuh terlepas dari filternya.
Setelah itu, material ditransfer ke Screw Conveyor tetapi sebelum masuk ke
Screw Conveyor batu bara halus melewati Rotary Feeder untuk mencegah
masuknya udara masuk ke Screw Conveyor. Batu bara halus bertemu di
Conveyor dan masuk ke Pulvurize Coal Bin dengan kapasitas 120 ton untuk
ditampung. Pulvurize Coal Bin dilengkapi dengan tangki CO2 yang
berfungsi menginjeksikan CO2 apabila terjadi kebakaran pada Pulvurize
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Coal Bin yang disebabkan terjadinya reaksi antara batu bara dengan
oksigen. Karena itu, di dalam Coal Bin, oksigen dikondisikan berada pada
kadar serendah-rendahnya. Kebakaran di Coal Bin dapat menyebabkan
kenaikan temperatur dan volume gas CO hasil pembakaran tidak sempurna.
Dengan demikian, tekanan di dalam Coal Bin akan semakin meningkat dan
hal ini dapat mengakibatkan terjadinya ledakan. Pulvurize Coal Bin juga
dilengkapi Bag Filter. Karena tarikan Fan, debu batu bara dapat ditangkap
dan dimasukkan kembali ke Pulvurize Coal Bin. Batu bara keluar dari
Pulvurize Coal Bin dengan dua aliran keluar diatur oleh Slide Gate yang
membuka secara bergantian, yang pembukaannya diatur oleh CCR (Central
Control Room), untuk dimasukkan ke dalam Pulvurize Coal Bin. Dari
Pulvurize Coal Bin, dengan kapasitas 120 ton, batu bara halus masuk ke
Pfister Feeder dengan menggunakan Blower. Dari Pfister Feeder,
menggunakan Blower batu bara masuk ke Calsiner ILC. Serta, dari Pfister
Feeder, menggunakan Blower batu bara masuk ke Calsiner SLC. Pada
Pulvurize Coal Bin, Batu bara dengan diamter 20 mikron masuk ke Pfister
Feeder dengan menggunakan Blower untuk dimasukkan ke Kiln.
5.

Seksi Finish Mill


Tugas utama dari unit kerja finish mill adalah menghaluskan clinker
produk dari unit RKC. Unit finish mill merupakan unit penggilingan akhir
pada proses produksi semen sebelum menjadi produk semen jadi yang siap
-97- Selain menghaluskan juga
dipakai dan berlanjut ke unit pengepakan.
terdapat proses pencampuran bahan baku tambahan yakni gypsum, batu
trass, serta lime Stone dengan komposisi tertentu sesuai dengan jenis semen
yang akan diproduksi. Untuk jenis semen PPC memiliki variasi persentase
terak 84%, pozzolan 12% dan gypsum 4% sedangkan untuk jenis semen
OPC memiliki persentase material terak (klinker) 93%, Gypsum 4%, dan
additive 3%. Selanjutnya produk dialirkan menuju silo semen yang
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

merupakan tempat produk disimpan. Tahap finish mill merupakan salah satu
tahapan yang sangat penting dalam proses pembuatan semen karena jika
proses finish mill terhenti maka akan mengurangi kapasitas produk yang
dihasilkan.
Pada finish mill Tuban 3 menggunakan ball mill yang berupa bolabola besi untuk menghaluskan clinker. Prosesnya yaitu clinker dari dome
ditransportkan dengan belt convenyor dan bucket elevator menuju bin
clinker, terdapat 4 bin clinker utama yaitu bin fly ash, bin gypsum, bin batu
kapur, dan bin trass, selanjutnya ditimbang dengan wight feeder yang
komposisinya sudah ditentukan oleh bagian laboratorium. Setelah
ditimbang akan masuk ke surge bin lalu ke HRC. Didalam HRC terjadi
pemisahan material yang halus dan kurang halus, material yang halus
-98langsung masuk ke mill dan material
yang kurang halus akan kembali
digiling. Produk dari finish mill dikirim ke separator dengan air slide dan
bucket elevator. Produk yang telah halus dibawa oleh aliran udara ke
cyclone dan dust collector lalu masuk ke dalam silo.
Kendala dari Tuban 3 yaitu sering terjadi masalah pada greeding ball
yang aus, sedangkan pada Tuban 4 sering terjadi masalah pada gydrolic dan
terjadi vibrasi.
Hubungan unit kerja seksi finish mill yaitu memperoleh material
berupa clinker dari seksi RKC, sedangkan prodek yang dihasilkan
berhubungan dengan seksi packer. Target dari seksi finish mill yaitu 215
ton/jam dalam satu hari.
6.

Seksi Operasi Utilitas


Fungsi: Mendukung kelancaran kegiatan produksi dan memenuhi
kebutuhan sanitasi Pabrik Semen Indonesia di Tuban
Tugas Pokok
1. Melaksanakan kegiatan Pengolahan Air (Water Treatment)
2.

Melaksanakan kegiatan Pengelolaan IDO ( Industrial Diesel Oil)


Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

3.

Menyediakan Power Emergency (Genset), untuk Area Kiln dan Cooler

4.

Melaksanakan kegiatan Pengoperasian Compressor Plant Air

Goal/Target yang dicapai:


1. Avability/Utilitas Alat
2. Kapasitas/Yield
3. Quality Rate
Material Input Al :
Air : Sumur, BozemdanTemandang
BahanPenolong: PAC, Kaporit, Kapur, Soda Abu, HCl, NaCl, NaOH
Material Output (Produk) Al :
Air Clear (Sanitasi)
-99 Air Proses (Pendingin)
Kegiatan Water Treatment terdiri darei 4 bagian antara lain:
Pengambilan air baku
Proses Pengendapan Air
Proses Pelunakan Air
Proses Pendinginan air / cooling tower.
Produk Water Treatment :
1. Air Clear
SanitasiPerkantoran.
Water Spray
2. Air Proses (Pendingin)
Untuk Heat Exchanger
Compresor
Pendingin AC Central
Air Tanpa Treatment yaitu Air Hydrant yang diambil dari Raw Water
Pada pengambilan air baku (raw water) diperoleh air dengan kondisi
yang kotor dan berkesadahan yang masih tinggi (TH: 200-250ppm)
sedangkan pH 7 / normal. Sumber air baku tersebut berasal dari Air
Permukaan (AP) yang diambil dari suatu waduk/tampungan air dibekas
tambang tanah liat. Air baku ini sudah bisa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air hydrant dan air untuk penyiraman diberbagai area pabrik.
Selanjutnya pada Proses Pengendapan Air dilakukan dengan dua
cara yaitu secara alami dan secara kimiawi. Pada pengendapan secara alami
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

air baku didiamkan didalam raw water reservoir beberapa saat lamanya
sehingga partikel yang besar akan bisa mengendap ke bagian dasar.
Sedangkan pada pengendapan secara kimiawi air baku yang sudah
diendapkan secara alami dipompa masuk ke dalam clarifier, pengendapan
dan diinject dengan chemical PAC sebagai koagulan (pembentuk inti floc)
-100dan kaporit sebagai desinfektan. Proses Pengendapan air terjadi di clarifier
ini dimana kumpulan kotoran / floc akan mengendap dan dikeluarkan
melalui saluran drainase, sedangkan air akan bergerak ke atas sehingga
overflow dan masuk kedalam suatu filter kemudian air ditampung di dalam
tangki-tangki air. Air ini sudah dalam kondisi air bersih tetapi kesadahannya
masih tetap tinggi (TH: 200-250ppm) serta pH tetap 7 / normal. Pada
tahap selanjutnya air sudah bisa didistribusikan ke seluruh bagian pabrik
untuk memenuhi kebutuhan penunjang produksi (dipakai sebagai water
spray) dan memenuhi kebutuhan sanitasi perkantoran serta unit-unit kerja.
Pada Proses Pelunakan Air metode yang digunakan hamper sama
dengan metode proses pengendapan
kimiawi, hanya saja chemical yang
-90diinjeksikan berbeda yaitu berupa kapur aktif (CaO) dan soda ash (Na 2CO3).
Output dari proses ini berupa air lunak dengan kondisi bersih, berkesadahan
rendah (0-60 ppm) dan pH 8 atau 9 sehingga cocok digunakan untuk air
pendingin (cooling water) pada Cooling Tower karena lebih aman dari
timbulnya kerak dan terjadinya korosi.
Cooling Tower atau menara pendingin berfungsi untuk menurunkan
temperature air panas return dari heat exchanger menjadi lebih dingin
beberapa derajat sehingga air siap kembali untuk dialirkan ke heat
exchanger sebagai pendinginnya. Dalam operasionalnya cooling tower
memerlukan beberapa perawatan diantaranya : mekanikal dan elektrikal,
cleaning menara dan basinnya kemudian treatment cooling tower dari
scaling, korosif dan lumut.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Kendala yang pernah dialami / terjadi bisa disebabkan oleh factor


manusia (human error), alat, mesin, metode, dan lingkungan kerja.Kegiatan
-101-oleh pimpinan seksi kepada biro
di unit kerja ini akan dilaporkan
7.

pengendalian proses.
Seksi Jaminan Mutu
Tugas pokok seksi jaminan mutu adalah untuk menjamin mutu
incoming dan outgoing sesuai standard yang telah ditetapkan oleh
pemerintah dalam SNI yang merupakan adopsi penuh dari ASTM, serta
bertanggung jawab untuk melakukan serangkaian uji laboratorium untuk
memastikan kualitas bahan mentah, bahan bakar dan produk jadi yang
benar-benar sesuai dengan target. Seksi ini bertindak sebagai quality
assurance di Semen Indonesia. Dalam menjalankan tugasnya, seksi
jaminan mutu memiliki 4 laboratorium, yaitu Laboratorium Fisika,
Laboratorium Kimia, Laboratorium Bahan Baku serta Laboratorium Batu
Bara.
1. Laboratorium Kimia
Laboratorium ini menganalisa bahan untuk memeriksa oksida-oksida
semen. Sampel yang diambil berupa produk semen hasil dari gilingan
finish mill. Tugas laboratorium kimia adalah melakukan analisa
kuantitatif dengan cara gravimetri untuk komposit produk semen
meliputi analisa kadar SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, SO3 dengan XRay; Free Lime; Insolubel dan Loss On Ignition (LOI).
a. LOI (Lost On Ignation)
LOI merupakan pengujian untuk mengetahui hilang pijar semen
(persentase massa hilang semen) dengan proses pembakar pada suhu
950 0C. Persyaratan hilang pijar dicantumkan dalam standard
adalah untuk mencegah adanya mineral-mineral yang dapat
diurai dalam pemijaran. Kristal mineral-mineral tersebut pada
umumnya dapat mengalami metamorfosa dalam waktu beberapa
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

tahun,
b.

c.

dimana

metamorfosa

tersebut dapat menimbulkan

kerusakan. Pengujiannya dilakukan satu kali sehari.


Insoluble (Ketaklarutan)
Pengujian ketaklarutan bertujuan untuk mengetahui persentase
massasemen yang tak larut dalam larutan asam dan basa.
Pengujian : satu kali sehari
Free Lime.
Analisa free lime dalam semen bertujuan untuk menentukan kadar
free lime (persen CaO bebas) dalam semen dengan dilarurkan di
-102dalam 60 ml pelarut gliserin etanol dan 2 gr SrNO3 anhidrat dan
hingga sedikit bersifat alkali dengan menambahkan tetes demi tetes

2.

NaOH. Pengujiannya dilakukan satu kali sehari


Laboratorium Fisika
Laboratorium fisika bertugas memeriksa sifat-sifat fisis, yaitu :
2.1. Bahan Mentah
Pada laboratorium fisika, bahan mentah yang diuji hanya trass
yaitu dengan menguji kuat tekannya (Pozzolan Activity),
Pengujian
: satu kali sehari
Standar mutu trass :
SiO2 + Al2O3 + Fe2O3 : 75%
Kuat tekan pozzoland
: 800 Psi
H2O bebas
: 10 %
2.1 Bahan Jadi (Semen)
a. Setting Time
Adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk mengeras, mulai
penambahan air sampai pengadukan. Setting time ini
dipengaruhi oleh C3A, CaSO4. Analisa dilakukan dengan
metode vicat yang dilakukan dalam waktu 45-330 menit, atau
dengan metode gillmore
yaitu dengan menggunakan peralatan
-103bersuhu 21oC 25 oC, kelembapan 95% dan dilakukan selama
b.

1 jam penetrasi. Pengujian dilakukan selama satu kali sehari.


Kuat Tekan Semen
Yaitu kemampuan semen untuk menerima tekanan. Kuat tekan
semen ini dipengaruhi oleh-93C3S, C2S. Analisa dilakukan dengan

Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

membuat semen yang dicetak dan dibiarkan dikamar lembab


selama 3, 7 dan 28 hari lalu ditekan. Pengujian dilakukan
c.

selama satu kali sehari.


False Set
Yaitu pengerasan semu dari pasta semen disertai tanpa disertai
panas hidrasi yang berlangsung selama beberapa menit.
Pengerasan semua ini dapat dihilangkan dengan penambahan

d.

pengadukan. Pengujian dilakukan selama satu kali sehari.


Kehalusan
Kehalusan semen berpengaruh pada kekuatan semen, semakin
halus semen maka kekuatan semen semakin tinggi. Pengujian

e.

dilakukan selama satu kali sehari.


Pemuaian
Yaitu dengan mengeringkan produk selama 24 jam kemudian
dimasukkan dalam autoclave selama 3 jam. Bila semen
mempunyai kadar freelime yang terlalu tinggi maka
pemuaiannya akan lebih cepat. Pengujian dilakukan selama

3.

satu hari sekali.


Laboratorium Batubara
Laboratorium batubara bertugas untuk menganalisa batubara secara
proximate. Komponen-komponen yang dianalisa antara lain ash content,
volatile matter, total sulfur, gross heating value, dan total moisture.
-104Sampel batubara diambil setiap kali ada kedatangan batubara dari
Kalimantan. Apabila ternyata hasil analisa batubara tidak sesuai dengan
standart batubara yang dibutuhkan PT. Semen Indonesia maka batubara
yang telah dikirimkan tersebut akan dikembalikan atau PT. Semen

4.

Indonesia mau menerima kembali dengan harga yang lebih murah.


Laboratorium Bahan Baku
Laboratorium Bahan Baku adalah laboratorium yang mengadakan
analisa bahan baku yang meliputi trass, coper slag, dan fly ash.
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan mengontrol kualitas bahan baku
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

agar kualitas bahan baku semne dapat dipertahankan. Analisis bahan


baku dilakukan dengan menggunakan analisis X-ray Difraction
8.

Spectrometer (XRD).
Seksi Perencanaan Bahan dan Produksi.
Seksi ini bertugas untuk merencanakan kebutuhan dan menyediakan
bahan, terutama bahan-bahan penolong seperti pasir besi, pasir silika,
gypsum, trass, dan batubara. Selain itu, seksi ini juga bertanggung jawab
dalam mengatur jumlah produksi terak dan semen agar sesuai dengan terget
penjualan yang diminta oleh perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya,
seksi ini berhubungan dengan banyak bagian, baik seksi-seksi yang terlibat
pada proses produksi secara langsung, maupun seksi-seksi penunjang,
seperti Seksi Jaminan Mutu dan Pengendalian Proses.
Berikut proses pembuatan semen mulai bahan baku sampai produk
(semen):
Hasil tambang diproses oleh unit kerja crusher menghasilkan produk
mix pile. Selanjtunyamix pile ditransportasikan dengan menggunakan belt
conveyor menuju bin, bin sendiri dibagi menjadi empat Antara lain mix bin,
high grade bin, silica bin, dan besi bin. Pada mix bin dan high grade bin alat
transportasinya menggunakan apron sedangkan pada bin yang berisisilica
maupun yang berisibesi, alat transportasinya berupabelt conveyor. Setelah
itu ditimbang untuk menentukan komposisinya. Selanjutnya melalui belt
conveyor, material tersebut akan dimasukkan dalam rawmill, didalam
rawmill ada 3 prinsip diantaranya pengeringan, pemisahan dan size
reduction. Didalam rawmill disemburkan udara panas. Setelah melalui
rawmill material tersebut ditarik oleh fan melewati siklon, didalam siklon
terjadi pemisahan dari padatan dan gas secara gravitasi. hasil pemisahan
yang berbentuk gas mengalir melalui EP (Electrostatic Precipitator) gas
tersebut dibuang dalam bentuk flue gas, yang sebagian besar berupa
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

karbondioksida, sedangkan hasil pemisahan yang berupa padatan


ditransportasikan menuju homo silo dengan menggunakan air slide dan
bucket elevator menuju preheater untuk pemanasan awal. Sumber panas
tersebut berasal dari kiln dan cooler. Di dalam preheater terdapat 4 stage,
yaitu stage 1 dengan distribusi suhu-105310-3300C, stage 2 dengan distribusi
suhu 520-5500C , stage 3 dengan distribusi suhu 680-7200C , dan stage 4
dengan distribusi suhu 810-8400C.
Setelah melewati stage 1 hingga stage 3, maka material dialirkan
menuju calciner. Pada calciner terjadi reaksi kalsinasi sebanyak 95% adapun
reaksi kalsinasi sebagai berikut.
CaCO3
CaO + CO2
Selanjutnya
dari calciner akan dialirkan menuju ke stage 4 dan baru
masuk ke dalam kiln. Lalu material yang mengandung CaO tersebut yang
telah masuk ke dalam kiln akan mengalami pemanasan dengan suhu 14500C
yang akan bereaksi dengan silica, alumina, dan pasir besi yang membentuk
suatu mineral yaitu
1. 3CaO.SiO2 atau C3S (Trikalsium silikat) yang berpengaruh besar

3.

terhadap penyusun kuat tekan awal


2CaO.SiO2 atau C2S (dikalsium silikat) yang berpengaruh besar terhadap
-106penyusun kuat tekan akhir
3CaO.Al2O3 atau C3A (trikalsium aluminat) yang berpengaruh terhadap

4.

pemercepat pengeringan semen


4CaO.Al2O3.Fe2O3 atau C4AF (tetrakalsium aluminoferrit) sebagai

5.

pewarna dari semen.


CaO freelime, kadar yang dibutuhkan hanya sekitar 0,9 1,5 % saja.

2.

Jika kadar CaO terlalu tinggi, maka kadar C3Snya rendah dan
sebaliknya. Hal ini diakibatkan oleh pembakaran yang tidak sempurna.
Jika hal tersebut terjadi, clinker yang dihasilkan kurang berkualitas
(clinker masih mentah) dan teksturnya terlalu halus, sehingga akan sulit
dihandlling oleh finish mill dalam proses grinding yang dilakukan oleh
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

ball mill. Akibatnya akan dihasilkan dust yang berlebih. Selain itu, jika
CaO freelime terlalu tinggi akan menyebabkan pemuaian volume
sehingga akan merusak produk semen. Oleh karena itu, kadar CaO free
lime harus rendah.
Selanjutnya hasil akhir dari proses pemanasan di kiln tersebut berupa
terak (clinker). Kemudian terak masuk ke dalam cooler. Di dalam cooler
tersebut, terjadi proses quenching atau pendinginan mendadak agar tidak
terjadi reaksi balik. Dari cooler akan dibawa menuju ke dome dengan
menggunakan drag bucket yang selanjutnya akan ditangani oleh Unit Kerja
finish mill. Clinker yang berada dalam dome tersebut akan ditransportkan
dengan menggunakan belt convenyor, terdapat 4 belt convenor utama yang
digunakan yaitu, BC1, BC2, BC3, dan BC4. Selanjutnya material dari belt
convenyor tersebut, diangkat oleh bucket elevator menuju bin clinker,
terdapat 4 bin clinker utama yaitu bin fly ash, bin gypsum, bin batu kapur,
dan bin trass, yang selanjutnya turun melalui weight feeder dan ditentukan
komposisinya oleh laboratorium. Jika produknya berupa PPC maka dengan
adanya tambahan trass, langsung masuk kedalam Bucket 1 melalui BC2
menuju ke bin HRC (hydrolic roll crusher). Didalam HRC, material yang
kurang halus dan sangat halus akan terpisahkan. Pada material yang sangat
halus akan menuju BC 3 dan masuk ke dalam mill, sedangkan pada material
kurang halus akan di recycle untuk kestabilan operasi dan masuk kembali
bin HRC melalui BC4. Pada produk OPC tanpa adanya penambahan trass
langsung menuju kedalam mill melalui BC 5, didalam mill terdapat bolabola besi yang selanjutnya keluar menuju air slide yang diangkut oleh
bucket elevator. Selanjutnya dipisahkan didalam separator yaitu paling
halus, halus, dan kasar. Produk yang paling halus ditangkap oleh dept filter
dan yang halus terangkat oleh siklon menjadi produk, sedangkan yang kasar
masuk kembali kedalam mill untuk dilakukan pengolahan lagi melalui
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

bucket elevator.Selanjutnya produk yang didapatkan siap untuk dilakukan


pengemasan.
Kendala yang dihadapi dalam unit kerja seksi perencanaan bahan
dan produksi yaitu:
a.

Ketika terjadi kerusakan atau terjadi trouble pada peralatan secara


mendadak, sehingga perlu dilakukan service yang tidak sesuai schedule.

b.

Akibatnya akan menghambat proses produksi.


Apabila permintaan pasar akan semen meningkat maka penyediaaan
bahan baku akan tidak terpenuhi, sehingga perlu adanya pengadaan
bahan dari pabrik semen lainnya yang tergabung dalam PT. Semen

9.

Indonesia.
Seksi Evaluasi Proses
Seksi Evaluasi Proses adalah bagian dari Biro Pengendalian Proses
-107- publik (atau tidak otonom) artinya
Seksi ini merupakan unit yang bersifat
bukan unit kerja yang struktural tetapi unit kerja fungsional. Tugas pokok
dari unit kerja Seksi Evaluasi Proses antara lain yaitu:
a. Mengevaluasi kinerja dan kualitas peralatan di lapangan.
-108b. Melakukan analisa yang bersifat
rutin dan tidak rutin.
c. Melakukan evaluasi adanya keabnormalan produk atau alat pada lab,
d.

misalnya dari segi material, pembakaran, dll.


Mengevaluasi potensi-potensi yang memungkinkan akan terjadi

permasalahan atau kendala dalam proses operasi.


Dalam seksi evaluasi proses ini terdapat 2 kegiatan, yaitu:
1. Kegiatan rutin, seperti melaporkan performa kinerja alat di lapangan.
2.

Kegiatan ini dilakukan 3 bulan sekali.


Kegiatan non-rutin, seperti melaporkan terkait isu yang berkembang,
pemodifikasian

peralatan.

Kegiatan

ini

dilakukan

berdasarkan

kepentingan saat ada masalah tertentu. Misalnya ada trouble di Finish


Mill yang tidak dapat diprediksi kejadiannya.
Pengevaluasian proses dimulai dari Crusher sampai Packer.
Pengevaluasian alat produksi dilakukan dengan membandingkan desain
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

awal alat dengan kondisi real di lapangan. Selain itu, seksi ini juga bertugas
mempersiapkan dan mempelajari sistem alat baru yang akan beroperasi baik
sesudah perbaikan maupun pembelian.
Contoh trouble, misalnya jika ada keabnormalan produksi terak
dalam waktu 1 jam, maka masih bisa dihandle. Karena layer atau lapisan
terak

masih

belum

terlalu

banyak,

jadi

masih

mudah

untuk

dihomogenisasikan. Namun jika keabnormalan produksi terak dalam waktu


>3 jam, maka terak tersebut akan dimix dengan terak yang berkualitas
bagus di Finish Mill sehingga menghasilkan produk akhir sesuai standart
yang ingin dicapai. Kalau ada trouble dalam seksi evaluasi proses, maka
akan dievaluasi dengan data dan mengecek langsung ke lapangan mengenai
trouble yang terjadi. Trouble yang -109terjadi paling sering muncul di Raw Mill
sampai Finish Mill. Setiap ada

trouble yang terjadi dan solusi untuk

mengatasinya, akan diarsipkan oleh seksi evaluasi proses. Hal ini berguna
untuk historial, jika suatu saat nanti terjadi trouble yang sama maka cara
mengatasinya bisa menggunakan cara yang sama dengan solusi terdahulu.
Salah satu tugas dari seksi evaluasi proses misalnya yaitu
menganalisa

terak.

Evaluasi

dari

analisa

terak

misalnya

tentang

pembakarannya di Kiln. Dari evaluasi ini dapat diketahui suhu pembakaran


terak, percepatan pemanasan terak, percepatan pendinginan terak, lamanya
pemanasan terak, dll. Sehingga dari evaluasi tentang analisa terak ini dapat
diperoleh infomasi terak yang layak (sesuai standart) atau tidak layak
(menyimpang dari standart). Terak yang baik memiliki standart tertentu,
misalnya memiliki C3S yang berbentuk persegi, berwarna kuning,
berdiameter 20-25, dll. Parameter dari terak dapat dianalisa dengan
menggunakan mikroskop optik ataupun elektron. Untuk penganalisaan
dengan mikroskop optik, sebelumnya terak diberi perlakuan khusus terlebih
dahulu. Prosesnya meliputi proses mounting terak dengan resin sampai
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

memadat, kemudian dipotong dan diamplas sampai halus. Setelah itu terak
diberi larutan diamond agar lebih mudah diamati, selanjutnya diwarnai
dengan HF dengan durasi selama 25 detik. Terak siap dianalisa dengan
mikroskop optik.
10. Seksi Pengujian Bahan
Tugas dari seksi pengujian bahan hampir sama dengan tugas jaminan
mutu dan pengendalian proses yaitu menguji bahan sesuai dengan SNI.
Seksi pengujian bahan tidak melakukan analisis secara rutin tetapi sesuai
permintaan, apabila terdapat ketidaknormalan semen atau problem pada
semen maka seksi pengujian bahan akan melakukan pengujian.
Laboratorium yang dimiliki oleh seksi pengujian bahan, yaitu:
1.

Lab. Kertas
-110Analisa kertas dilihat dari segi fisika berdasarkan kuat tarik, kuat regang
dan kuat sobek. Kertas yang digunakan disebut kertas kraft yang berbeda
dengan kertas pada umumnya untuk menulis dari segi selulosa. Pemakaian
kertas diharapkan dapat diminimalisir, awalnya 5 ply sekarang menjadi 2
ply dan diharapkan dapat menjadi 1 ply yang dapat menampung semen

2.

dengan berat 50 kg dan tidak rusak sampai ke tangan konsumen.


Lab. Batubara
Pengujian batubara yang digunakan sebagai dasar pembayaran ke penjual
batubara. Lab batubara pada pengujian bahan sama dengan jaminan mutu.
Pengujian batubara di pabrik tuban menggunakan analisa AR, sedangkan di
pabrik gresik menggunakan analisa ADB (Air Dry Basic). Perbedaan AR
dan ADB saat treatment awal proses analisa. Sample yang digunakan AR
harus sama dengan temperatur, diuapkan airnya sesuai temperatur ruangan
yang ditentukan sampai setimbang. Metode ADB sample yang datang
langsung dianalisis tanpa memperhatikan kandungan airnya. Kedua analisa
tersebut merupakan analisa paling besar, adapun analisa lain yaitu IDO
(solar) untuk pemanasan awal pada kiln, memakan waktu hingga satu hari.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Pengujian batu bara meliputi TM, inhern moisture, calorimeter, volatilmeter,


3.

dan kadar sulfur.


Lab. Kimia
Pada Lab. Kimia yang diuji sama dengan jaminan mutu dan pengendalian
proses, yang membedakan cara pengujiannya. Pada seksi pengujian bahan
menggunakan analisa kimia seperti pencampuran, asam-basa, titrasi.
Sedangkan pada jaminan mutu dan pengendalian proses menggunakan
metal seperti X-Ray. Parameter yang diuji adalah pengujin oksida, CaO
freelamb, dan bagian yang tidak terlarut

4.

5.

6.

Lab. Kimia Air


Lab kimia air digunakan untuk menguji sumber-sumber air yang digunakan
-111di pabrik tuban maupun gresik. Yang dianalisis yaitu air baku, air proses dan
air buangan.
Lab. Fisika
Dilakukan pengujian kuat tekan, setting time, uji kehalusan, volset,
ekspansi, dan lainnya.
Lab. Minyak
Analisa berat jenis, flash point, viskositas, kadar air.
Seksi pengujian bahan ini berkordinasi dengan unit pengadaan,
jaminan mutu, pengendalian proses dan pelanggan.
Kendala yang dihadapi seksi pengujian bahan adalah adanya complain
dari pelanggan yang tidak puas dengan hasil yang dikelurkan oleh seksi
pengujian bahan.
Struktur organisasi terdiri dari 5 kepala regu, terbagi dalam regu
pengujian air, regu pengujian batu bara, regu pengujian IDO, regu

pengujian kertas, dan regu pengujian solar.


11. Seksi Material Ketiga
Tugas utama dari seksi material ketiga adalah mengelola material
ketiga semen dan melayani finish mill. Yang dimaksud material ketiga
adalah material selain klinker, atau biasa juga disebut sebagai material
aditif. Yang termasuk material ketiga adalah sebagai berikut.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Gypsum
Gypsum adalah material yang harus ditambahkan pada semen karena
gypsum berperan dalam proses pengeringan semen (setting time) agar
sesuai dengan harapan. Berdasarkan proses pembuatannya, gypsum dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu gypsum sintetis dan gypsum natural.
Gypsum natural atau alam diperoleh sebagai hasil dari penambangan.
Sedangkan gypsum sintesis didapatkan
-112- dari limbah pabrik kimia. Ditinjau
dari segi kualitas, gypsum natural lebih baik dibandingkan gypsum sintesis.
Akan tetapi, harga gypsum alam jauh lebih mahal daripada gypsum sintesis,
sehingga saat ini PT semen Indonesia pabrik tuban menggunakan gypsum
sintesis. Hal ini bertujuan untuk menekan biaya produksi agar dapat lebih
efisien. Selama ini, pemasok gypsum adalah beberapa pabrik ternama di

jawa, yaitu petrokimia, tanjung jati, dan smelting yang berada di gresik.
Fly ash atau dust
Fly ash merupakan limbah atau sisa pembakaran batubara. Dalam semen,
fly ash digunakan sebagai filler atau pengisi semen. Selama ini pasokan fly
ash didapatkan dari PLTU PAITON yang berada di daerah Probolinggo.

Sedangkan dust didapatkan dari sisa pembakaran di rawmill.


Dolomit
Dolomit merupakan batu kapur yang masih muda yang didapat dari proses

penambangan sendiri.
Batu trass
Batu trass merupakan bahan tambang yang didatangkan dari pihak luar,
yaitu dari pasuruan dan rembang. Ditinjau dari segi kualitas, batu trass yang
didatangkan dari pasuruan memiliki kualitas yang lebih baik jika
dibandingkan batu trass dari daerah rembang. Kualitas yang baik ini
diindikasikan dengan tidak terjadi kebuntuan selama di transport dan
komposisi kimianya bagus. Namun demikian, dengan kualitas yang lebih
baik, harga batu trass dari pasuruan relative lebih mahal dibandingkan batu
trass yang dipasok dari rembang.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Selanjutnya, semua material yang telah tersedia akan disimpan ke dalam bin
masing-masing. Setiap material mempunyai bin yang berbeda, sedangkan
untuk prosentase pemakaian material ketiga akan ditentukan oleh pihak
-113laboratorium.
Dalam kinerjanya, seksi material ketiga memiliki target utama yang harus
dicapai, yaitu mempertahankan kualitas dan kelancaran produksi semen
seperti mengurangi pemakaian klinker yang semula 80% menjadi 72%. Hal
ini dapat dilakukan dengan menambahkan jumlah material ketiga dalam
jumlah yang lebih besar, namun tetap sesuai standart. Selama ini kendala
yang mungkin terjadi selama proses kerja seksi material ketiga adalah
berkaitan dengan transpot, yaitu kebuntuan transport. Agar hal ini tidak
terjadi, maka material harus dikondisikan benar-benar kering dengan kadar
air < 20%.
12. Seksi Bahan Bakar Alternatif
Tugas pokok dari seksi bahan bakar alternatif :
1. Mengurangi pemakaian bahan bakar utama yaitu batu bara atau
2.
3.

mensubsitusi penggunaan batubara, dan secara bertahap.


Mengupayakan mengurangi pemakaian energi listrik.
Meningkatkan penggunaan biomass sebagai bahan bakar alternative.
Jenis biomass yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif adalah

sekam padi, serbuk gergaji, serbuk kelapa (cocopeat) dan limbah tembakau.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menargetkan penggunaan biomassa
sebagai bahan bakar alternatif untuk empat unit pabrik semen di Tuban,
secara bertahap dapat ditingkatkan menjadi 3% dari kebutuhan bahan bakar
batubara rata-rata 2.000 ton per hari. Pemakaian biomass sekaligus dapat
mengurangi emisi gas CO2hingga 15.034 ton eqCO2 setiap tahunnya.
Saat ini PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah menggandeng
pabrik rokok HM Sampoerna untuk kepentingan penggunaan bahan bakar
-114alternatif. Dari pabrik rokok berbasis
di Surabaya ini, PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk mendapat kiriman limbah rokok sebanyak 5-10 ton per hari.
Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

Sedangkan untuk sekam dan jerami didapat dari tiga wilayah kabupaten
(Lamongan, Tuban dan Bojonegoro) sebanyak 40-50 ton sehari.

Dari

limbah pertanian dari tiga kabupaten bisa menerima sampai 800.000 ton per
tahun. Kebutuhan batu bata PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dengan
kapasitas produksi sebanyak 8,2 juta ton per tahun, saat ini membutuhkan
1,5 ton. Dari jumlah itu bakal terkurangi untuk tahap awal sebanyak 15%,
karena disubtitusi bahan bakar alternatife.
Sumber lain bahan bakar alternatif adalah sampah perkotaan yang
dihasilkan dari kegiatan masyarakat. PT Semen Indonesia bekerjasama
dengan Pemerintah Kabupaten Gresik dan Pemerintah Kabupaten Tuban
untuk pemanfaatan sampah perkotaan sebagai bahan bakar alternatif
yakni refuse derived fuel (RDF). Untuk merealisasikannya perusahaan
menggandeng Japan

Fero

Engineering (JFE)

dan New

Energi

Foundation (NEF) sebagai mitra kerja. Potensi sampah perkotaan yang


dapat dimanfaatkan mencapai 300 ton perhari dan mulai diterapkan seiring
beroperasinya Pabrik Tuban IV.
Alat-Alat yang digunakan dalam bahan bakar alternative yaitu
loader, belt conveyor, apron, diatomill, kalsiner batu (sebagai ruang
pembakaran). Kendala yang terjadi pada pemakaian bahan bakar alternative
diantaranya, sangat bergantung pada kelancaran operasi kiln, setting suhu,
kestabilan operasi, untuk bahan bakar sekam padi tergantung pada panen.
Penelitian bahan bakar alternatif sebelum digunakan akan di lakukan pada
bagian litbang dengan ketentuan standart tertentu meliputi kalori,
kontunuitas, kwalitas, mouisture dan ash content.
-115-

Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Malang

Laporan Praktek Kerja Lapangan tanggal 02 sd. 30 Juni 2014


Di PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk.

4.7.2 Penyusunan Laporan


Penyusunan laporan dilakukan dengan menggunakan sistematika yang
telah ditentukan oleh badan penyelenggara diklat PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Pabrik Tuban.

Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Malang

-116-

Anda mungkin juga menyukai