PROSES PRODUKSI
IV-1
LAPORAN KERJA
PRAKTEK
PT. Holcim Indonesia Tbk.
Tuban Plant
2. Tanah Liat (Clay)
Tanah liat merupakan sumber oksida silika (SiO2) dan alumina.
Dalam semen, tanah liat digunakan sebagai bahan pembantu (pengoreksi).
Umumnya tanah liat terbentuk oleh aluminat silikat hidroksida
(Al2O3.SiO3.2H2O) mineral oksida silika (SiO2) merupakan komponen
yang paling dominan dalam tanah liat. Komposisi dalam tepung baku
sebanyak 15%. Tanah liat yang digunakan didapat dari penambangan.
Tabel 4.2 Komposisi Tanah Liat
Komponen Komposisi (% berat)
Fe2O3 7,2-8
MgCO3 1,8-2,4
SiO2 48,4-52,3
Al2O3 16,7-18,2
1. Pozzolan
Bahan pozzolan mengandung silika aktif dan alumina, dan jika
bertemu dengan kalsium hidroksida dan air juga akan mengalami reaksi
hidrasi membentuk calcium silica hydrat dan tetra calcium alumina
hydrat.
SiO2 + Ca(OH)2 + Air → CSH
4.1.3 Produk
PT. Holcim Indonesia Tbk Tuban Plant memproduksi clinker sebanyak
4000 ton/hari, beserta semen 260 ton/jam. Jenis semen hasil produksi terdiri 3
macam produk, yaitu GU, RFP, dan OPC.
1. GU (General Use)
General Use atau yang biasa disebut GU merupakan jenis semen
tipe PCC (Portland Composite Cement) yang merupakan semen pada
umumnya yang digunakan untuk pembangunan perumahan dan akt4itas
pembangunan lainnya. Tipe semen ini memiliki proporsi clinker, gypsum
2. Penggilingan awal
Setelah mengalami prehomogenisasi bahan baku, yang biasanya
masih mengandung kadar air yang cukup tinggi perlu dikeringkan. Selain
itu, bahan baku perlu digiling untuk memperoleh ukuran sesuai dengan
persyaratan proses. Dalam praktek proses penggilingan biasanya selalu
dilakukan bersamaan dengan proses pengeringan (drying during grinding).
Kedua proses ini dapat dilakukan dalam sebuat alat raw mill. Proses
pengeringan dan penggilingan di dalam raw mill pada penyiapan bahan
baku umpan proses pembuatan semen secara kering (dry process) harus
dapat mengurangi kandungan air dari bahan baku sampai batas yang
rendah sekali (±0,5%). Proses pengeringan bahan baku dilakukan terlebih
dahulu, karena kandungan air dalam bahan mentah akan memperburuk
sifat mampu gilingnya (grindability). Selain itu sifat material basah yang
cenderung lengket juga dapat menimbulkan gangguan di dalam proses
penggilingan khususnya apabila memakai tube mill. Tujuan penggilingan
terutama untuk menaikkan luas permukaan spesifik material yang
diinginkan sehingga akan diperoleh luas permukaan kontak pemanasan
yang besar untuk meningkatkan reakt4itas (kecepatan reaksi) dan
kecepatan pemanasan pada tahapan proses berikutnya.
3. Pemanasan awal
Suspension preheater merupakan salah satu peralatan produksi
untuk memanaskan awal bahan baku sebelum masuk ke dalam rotary kiln.
Pada awalnya proses pemanasan bahan baku terjadi dengan mengalirkan