Anda di halaman 1dari 17

Pengetahuan Dasar Semen

Materi : Pengetahuan Dasar Semen

Bahan baku & komposisi serta fungsi umum bahan


01
baku

Fasa-fasa utama dalam semen dan pemahaman


02
notasi fasa dalam semen/klinker

03 Tipe-tipe semen

2
1.1 Bahan Baku dan Komposisi Semen
Batu kapur, + 80% Tanah Liat, + 16% Silika, + 3% Pasir Besi, + 1%
GBFS FA

Material Ketiga
Limestone (batu kapur) + Tanah Liat (clay) + Pasir Silika +
Klinker Gypsum, 3-4%
Pasir Besi dihaluskan dalam mill raw meal

kemudian dibakar dalam kiln (suhu +/- 1500 C) sehingga


menjadi klinker.
Semen Clinker
Klinker + Gypsum + Material ke-3 digiling di semen mill
menjadi semen

Material ke-3 : Pozzolan/Trass, Batu kapur, Fly Ash, GBFS


(Granulated Blast Furnace Slag)
Semen
1.2 Fungsi Umum Bahan Baku
2. BAHAN BAKU KOREKTIF MATERIAL KOMPOSISI, %
Bahan baku yang ditambahkan untuk melengkapi SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO H2O
bahan baku utama agar komposisi oksida-oksida
Limestone 5.15 1.01 0.72 51.93 0.71 3.97
yang ada dapat memenuhi persyaratan.
Silicastone 70.94 11.98 5.57 2.89 0.74 11.70
Iron Sand (Pasir Besi) untuk melengkapi Clay 47.28 30.67 9.01 0.70 0.28 31.63
kebutuhan Fe2O3. Iron Sand 26.02 10.15 57.63 6.26 2.81 3.09

02
Semen
01 03
1. BAHAN BAKU UTAMA 3. BAHAN BAKU TAMBAHAN
• Limestone Untuk memperbaiki sifat-sifat
• Clay (Tanah Liat) tertentu dari semen.
• Silica Sand (Pasir Silika)
Gypsum (CaSO4.2H2O)
FUNGSI GYPSUM
• Mengapa harus ditambahkan Setting Time: Waktu yang diperlukan semen setelah dicampur
GYPSUM ? dengan air untuk menjadi kaku/keras

• Gypsum (CaSO4.2H2O) ditambahkan Ada dua macam setting time yaitu :


Initial setting time (mulai kaku)
untuk mengontrol setting time semen Final setting time (permukaan keras)
dengan memperlambat hidrasi dari
fasa C3A sehingga semen tidak terlalu
cepat menjadi kaku TIPE GYPSUM

 Gypsum Natural: Dari pertambangan


 Gypsum Sintetis: Salah satu sumbernya bisa merupakan
hasil samping (limbah) dari proses di pembangkit tenaga
listrik yang menggunakan bahan bakar fosil, dimana gas
polutan yang mengandung sulfur mengalami proses
desulfurisasi. Gas-gas pollutan yang dihasilkan dialirkan
melalui CaCO3 untuk menghilangkan pengotor sehingga
gas buangan lebih ramah lingkungan. Gas SO2 merupakan
gas polutan hasil pembakaran fosil, ketika CaCO3 bereaksi
dengan gas ini maka dihasilkan gypsum sebagai produk
samping. Harganya lebih murah tetapi biasanya basah dan
tidak murni (banyak pengotornya)
MEKANISME KERJA GYPSUM
• Gypsum ditambahkan untuk mencegah pengerasan semen yang terlalu cepat atau terjadinya flash setting
sehingga :
a. Memungkinkan tersedianya waktu kerja untuk aplikasi beton/mortar yang lebih panjang
b. Reaksi hidrasi semen lebih sempurna sehingga kuat tekan nantinya juga lebih baik

• Ketika semen dicampur dengan air, semen kemudian mulai kaku (setting) dan kemudian mengeras
(hardening) dalam waktu tertentu karena terjadinya proses hidrasi fasa-fasa klinker

• Fasa C3A (aluminate) dari semen adalah yang paling reaktif sehingga hidrasi fasa C3A akan langsung
terjadi segera setelah semen bercampur dengan air untuk membentuk kristal C3A.14H2O dan C3A.8H2

• Hidrasi C3A ini jika tidak dikontrol maka akan menyebabkan terjadinya flash set (kekakuan semen yang
sangat cepat)

• Sulphate juga larut dengan cepat saat semen dicampur dengan air dan kemudian bereaksi dengan C3A
untuk membentuk semacam gel koloid C3ACaSO4.3H2O (ettringite) yang akan memperlambat reaksi
hidrasi dari C3A

• Kecepatan kelarutan sulphate dibandingkan dengan kelarutan fasa aluminate tersebut yang
memungkinkan terbentuknya C3ACaSO4.3H2O sehingga mencegah hidrasi C3A yang terlalu cepat saat
semen dicampur dengan air
MENGAPA CLINKER SEHARUSNYA TIDAK DISIMPAN DI LUAR
Clinker akan mengalami proses hidrasi
parsial pada saat bereaksi dengan air
terutama pada bagian permukaan clinker
sehingga nantinya kualitas semen yang PERCENTAGE HYDRATION
dihasilkan (kuat tekan) akan berkurang
karena sebagian clinker-nya sudah bereaksi. STORAGE OF CLINKER 0 – 10 %
Parsial hidrasi juga akan menyebabkan GRINDING OF CEMENT 0–1%
setting time menjadi lebih panjang
STORAGE OF CEMENT 0–4%
Notes: CONCRETE MIX 0 – 100 %
Fasa-fasa dalam clinker merupakan
senyawa-senyawa yang berperan untuk
menghasilkan kuat tekan dari semen,
sehingga harus dijaga jangan bereaksi
dengan air karena akan mengalami hidrasi
sehingga kekuatan semen berkurang
PARTIAL HIDRASI
• Parsial hidrasi terjadi saat clinker bereaksi dengan air atau uap air saat
penyimpanan, atau saat proses penggilingan
• Parsial hidrasi harus dihindari karena secara signifikan menyebabkan
Kuat Tekan turun dan Setting Time meningkat
• Clinker yang telah mengalami parsial hidrasi biasanya harus dicampur
dengan clinker normal, dan saat penggilingan blaine dinaikan untuk
kompensasi terhadap penurunan strength akibat parsial hidrasi
• Clinker yang disimpan di luar harus disaring untuk menghilangkan dust
dan bagian yang telah terhidrasi parsial
• Mencegah/meminimalkan terjadinya parsial hidrasi ini juga menjelaskan
mengapa water spray (untuk menstabilkan mill) saat grinding di VRM
harus diminimalkan. Demikian juga water spray untuk Ball Mill (untuk
menurunkan suhu mill) harus diminimalkan atau dihindari.
2.1 Notasi Fasa dalam Semen

• C3S : 3CaO.SiO2 - Alite


• C2S : 2CaO.SiO2 - Belite
• C3A : 3CaO.Al2O3 - Aluminate
• C4AF : 4CaO.Al2O3.Fe2O3 - Ferrite
2.2 Fasa utama dan tambahan dalam clinker

Fasa utama dalam clinker Fasa Tambahan


C3S - 3CaO.SiO2 - Alite (50-60%)
Mempengaruhi kuat tekan awal dan akhir CaO free
C2S - 2CaO.SiO2 - Belite (20-30%) Free Lime (sisa limestone yang tidak bereaksi
Mempengaruhi kuat tekan akhir dan durability untuk jangka sempurna saat pembakaran klinker)
panjang Mempengaruhi setting time dan kuat tekan awal
C3A - 3CaO.Al2O3 - Aluminate (4-10 %)
Mempengaruhi setting time dan panas hidrasi Alkali/Sulfat - Na2O dan K2O
C4AF - 4CaO.Al2O3.Fe2O3 - Ferrite (7-12%) Mempengaruhi kuat tekan awal dan reaktivitas dari
Mempengaruhi warna semen. Dibutuhkan sebagai fasa cair alkali agregat
saat proses pembakaran klinker di kiln
MgO - Maksimum (6%)
CaO berasal dari Limestone Menyebabkan semen ekspansi ketika mengeras
SiO2 berasal dari Tanah Liat / Pasir Silika yang disebabkan karena adanya hidrasi MgO dan
Al2O3 berasal Tanah Liat CaO)

Fe2O3 berasal dari Tanah Liat / Pasir Besi


PENJELASAN TAMBAHAN
• Limestone lebih mudah digiling dibandingkan dengan trass, oleh karena itu
kapasitas akan menurun jika komposisi semen menggunakan trass

• Pada proses penggilingan temperature tidak boleh terlalu tinggi (sebaiknya


<100 C) karena pada suhu tinggi akan menyebabkan dehidrasi dari gypsum
(melepaskan air) yang akan mengakibatkan terjadinya parsial hidrasi

• Suhu tinggi juga akan mengakibatkan turunnya kapasitas


Jika suhu tinggi, gaya elekstrostatik akan meningkat sehingga cenderung
akan menggumpal di bola besi sehingga efisiensi penggilingan akan
menurun

• Suhu tinggi berasal dari proses grinding itu sendiri (tumbukan antara media
dan juga dari penggunaan clinker yang masih panas)
3. TIPE-TIPE SEMEN

OPC PCC PPC


Ordinary Portland Cement - Portland Composite Cement Portland Pozzolan Cement
 OPC +
(Portland semen tipe-I)  OPC +
 Salah Satu Bahan Pozolan 6-40%
 Bahan anorganik 6-40%
 Clinker + Bahan Pozzolan:
 Gypsum (3.5% Bahan anorganik: • Trass
• Limestone • Flyash
 Bahan tambahan lainnya • Trass
• Flyash Dibagi menjadi 4 tipe :
• LOI (hilang pijar) : max 5%  Tipe IP-U semua adukan beton
• Blast Furnace Slag  Tipe-IP-K tahan sulfat sedang dan
• Jika C3A <8% :SO3 max 3.0
panas hidrasi sedang
% • SO3 max 4.0 %  Tipe-P-U tidak ada syarat high early
• Jika C3A >8% :SO3 max 3.5 strength
%  Tipe-P-K tidak ada syarat kekuatan
 LOI (hilang pijar) : Max
awal tinggi, tahan sulfat sedang, panas
• Kuat Tekan : 3D (135), 7D 20% hidrasi rendah
(215), 28D (300)  Kuat Tekan : 3D (130), 7D
(200), 28D (280)  LOI (hilang pijar) : max 5%
 Kuat Tekan : 3D (130), 7D (200), 28D (280)

SNI 7064 :2022


3. TIPE-TIPE SEMEN

Semen Portland terbagi atas 5 tipe :


• Tipe-I: Ordinary (jalan, gedung, jembatan secara umum)

• Tipe-II: Moderate heat of hydration and sulfate resistance (bangungan tepi


laut, irigasi, bendungan)

• Tipe-III: High early strength (jembatan, jalan dan pondasi berat yang
memerlukan high early strength) (komposisi C3S tinggi dan
kehalusan/blaine sangat tinggi)

• Tipe-IV: Low heat of hydration (bendungan dan struktur yang sangat


tebal) (komposisi C3S dan C3A sangat rendah)

• Tipe-V: High sulfate resistance (banguanan bawah laut, instalasi


pengolahan limbah) (komposisi C4AF tinggi)
3. TIPE-TIPE SEMEN
SEMEN HIDROLIK
 Semen Hidrolik adalah semen yang dibuat untuk menggantikan semen OPC untuk
aplikasi infrastruktur dan high risk building yang selama ini hanya menggunakan semen
OPC
 Semen Hidrolik lebih ramah lingkungan karena menggunakan klinker yang lebih rendah
dibandingkan semen OPC. Sebagai perbandingnan untuk OPC emisi CO2 745 kg per ton
semen, sementara untuk semen Hidrolik 684 kg per ton semen
 Semen Hidrolik adalah semen tipe High Early Strength
 Pada tahun 2020 pemerintah menyetujui permintaan Asosiasi Semen Indonesia (ASI)
untuk SNI bagi tipe semen Hidrolik
 Semen Hidrolik juga bisa dipakai untuk aplikasi dengan panas hidrasi rendah untuk
pelabuhan dan struktur lepas pantai karena tahan terhadap air laut (resisten terhadap
sulfat dan klorida)
 Semen Hidrolik : SNI 8912-2020
 SI Gresik May-2021 melunculkan PwrPro yang merupakan semen hidrolik tipe HE (high
early strength) yang ditujukan untuk digunakan menggantikan semen OPC di Precast
3. TIPE-TIPE SEMEN
WHITE CEMENT MASONRY CEMENT
• Sangat sedikit ferrite phase : C4AF <1%
• Sangat sedikit Besi : Fe2O3 <0.50 % • Digunakan sebagai mortar untuk
• Sangat sedikit Manganese : Mn2O3 <0.50 % konstruksi masonry dimana dibutuhkan

workability yang bagus dan rapid
Sangat sedikit Chromium :Cr2O3 <0.01 %
hardening disyaratkan
• Burning clinker under reduction condition,
Temp tinggi (>1600 C) • 20-50% limestone
• Penggilingan dengan blaine tinggi (high fineness) • Air entraining agent
• Menggunakan pasir murni dan limestone murni • Blaine 5000-6000 cm2/gr

Berbagai macam warna dapat dibuat dengan


mencampurkan atau intergrinding semen putih
dengan pigmen

• Iron oxide - merah


• Manganese oxide - hitam/coklat
• Chromium oxide - hijau
• Cobalt oxide - biru
• Carbon - hitam
3. TIPE-TIPE SEMEN

CALCIUM ALUMINOUS CEMENT SUPERSULPHATE CEMENT


• Ketahanan tinggi terhadap sulfat, • Ketahanan tinggi terhadap air laut, sulfat,
dapat dibuat dengan dan asam
mencampurkan kadar alumina
dan besi yang tinggi Komposisi :
• Harganya mahal • 80-85% granulated blast furnace slag
• Cepat setting dan kuat tekan • 10-15% Gypsum
awal yang tinggi (1D mirip • 5% Klinker
dengan 28D OPC) • Blaine 4500 cm2/gr
• Ketahanan yang tinggi terhadap
abrasi, temperature tinggi, sulfat,
dan asam yang lemah
Thank You!
PT. Penta Chemicals Indonesia
Talavera Building 27th floor.
Jl. TB. Simatupang Kav. 22-26
Jakarta Selatan 12430 – Indonesia
T: +62-21 – 7592 5223
F: +62-21 – 7592 5224

Anda mungkin juga menyukai