03 Tipe-tipe semen
2
1.1 Bahan Baku dan Komposisi Semen
Batu kapur, + 80% Tanah Liat, + 16% Silika, + 3% Pasir Besi, + 1%
GBFS FA
Material Ketiga
Limestone (batu kapur) + Tanah Liat (clay) + Pasir Silika +
Klinker Gypsum, 3-4%
Pasir Besi dihaluskan dalam mill raw meal
02
Semen
01 03
1. BAHAN BAKU UTAMA 3. BAHAN BAKU TAMBAHAN
• Limestone Untuk memperbaiki sifat-sifat
• Clay (Tanah Liat) tertentu dari semen.
• Silica Sand (Pasir Silika)
Gypsum (CaSO4.2H2O)
FUNGSI GYPSUM
• Mengapa harus ditambahkan Setting Time: Waktu yang diperlukan semen setelah dicampur
GYPSUM ? dengan air untuk menjadi kaku/keras
• Ketika semen dicampur dengan air, semen kemudian mulai kaku (setting) dan kemudian mengeras
(hardening) dalam waktu tertentu karena terjadinya proses hidrasi fasa-fasa klinker
• Fasa C3A (aluminate) dari semen adalah yang paling reaktif sehingga hidrasi fasa C3A akan langsung
terjadi segera setelah semen bercampur dengan air untuk membentuk kristal C3A.14H2O dan C3A.8H2
• Hidrasi C3A ini jika tidak dikontrol maka akan menyebabkan terjadinya flash set (kekakuan semen yang
sangat cepat)
• Sulphate juga larut dengan cepat saat semen dicampur dengan air dan kemudian bereaksi dengan C3A
untuk membentuk semacam gel koloid C3ACaSO4.3H2O (ettringite) yang akan memperlambat reaksi
hidrasi dari C3A
• Kecepatan kelarutan sulphate dibandingkan dengan kelarutan fasa aluminate tersebut yang
memungkinkan terbentuknya C3ACaSO4.3H2O sehingga mencegah hidrasi C3A yang terlalu cepat saat
semen dicampur dengan air
MENGAPA CLINKER SEHARUSNYA TIDAK DISIMPAN DI LUAR
Clinker akan mengalami proses hidrasi
parsial pada saat bereaksi dengan air
terutama pada bagian permukaan clinker
sehingga nantinya kualitas semen yang PERCENTAGE HYDRATION
dihasilkan (kuat tekan) akan berkurang
karena sebagian clinker-nya sudah bereaksi. STORAGE OF CLINKER 0 – 10 %
Parsial hidrasi juga akan menyebabkan GRINDING OF CEMENT 0–1%
setting time menjadi lebih panjang
STORAGE OF CEMENT 0–4%
Notes: CONCRETE MIX 0 – 100 %
Fasa-fasa dalam clinker merupakan
senyawa-senyawa yang berperan untuk
menghasilkan kuat tekan dari semen,
sehingga harus dijaga jangan bereaksi
dengan air karena akan mengalami hidrasi
sehingga kekuatan semen berkurang
PARTIAL HIDRASI
• Parsial hidrasi terjadi saat clinker bereaksi dengan air atau uap air saat
penyimpanan, atau saat proses penggilingan
• Parsial hidrasi harus dihindari karena secara signifikan menyebabkan
Kuat Tekan turun dan Setting Time meningkat
• Clinker yang telah mengalami parsial hidrasi biasanya harus dicampur
dengan clinker normal, dan saat penggilingan blaine dinaikan untuk
kompensasi terhadap penurunan strength akibat parsial hidrasi
• Clinker yang disimpan di luar harus disaring untuk menghilangkan dust
dan bagian yang telah terhidrasi parsial
• Mencegah/meminimalkan terjadinya parsial hidrasi ini juga menjelaskan
mengapa water spray (untuk menstabilkan mill) saat grinding di VRM
harus diminimalkan. Demikian juga water spray untuk Ball Mill (untuk
menurunkan suhu mill) harus diminimalkan atau dihindari.
2.1 Notasi Fasa dalam Semen
• Suhu tinggi berasal dari proses grinding itu sendiri (tumbukan antara media
dan juga dari penggunaan clinker yang masih panas)
3. TIPE-TIPE SEMEN
• Tipe-III: High early strength (jembatan, jalan dan pondasi berat yang
memerlukan high early strength) (komposisi C3S tinggi dan
kehalusan/blaine sangat tinggi)