1. Semen Portland
Semen portland dikenal juga dengan semen abu,
karena berwarna abu kebiru-biruan, terbentuk dari
bahan utama batu kapur/gamping yang mengandung
kadar kalsium tinggi, kemudian diolah dalam tanur
dengan suhu dan tekanan tinggi. Semen ini lazim
digunakan sebagai perekat atau memplester.
2. Semen Putih (Grey Cement)
Merupakan semen yang lebih murni dari semen Portland.
Semen Putih biasa digunakan untuk pekerjaan penyelesaian
(finishing), seperti filter atau pengisi. Semen putih dibuat dari
bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.
3. Semen Sumur Minyak (Oil well cement)
Adalah semen khusus yang digunakan untuk proses
pengeboran gas alam atau minyak bumi di darat ataupun
dilepas pantai.
4. Mixed and Fly Ash Cement
Adalah campuran semen Portland dengan Pozzolan
buatan (fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil
sampingan dari pembakaran batubara yang mengandung
amorphous silica, aluminium oksida, besi oksida dan oksida
lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini biasa
digunakan untuk membuat beton.
5. Semen Pozolan
Pozolan adalah bahan yang dalam keadaan sendiri tidak
terlalu bersifat semen, namun akan muncul sifat semen jika
dicampur dengan gamping. Semen ini memiliki beberapa
kelebihan diantaranya tahan terhadap korosi larutan garam dan
air laut serta lebih baik dari pada semen Portland.
6. Semen Alumina Tinggi
Adalah semen kalsium alumina yang dibuat dengan cara
melebur campuran batu gamping dan bauksit yang biasanya
mengandung oksida besi, silika, magnesia dan ketakmurnian
lain. Kekuatan semen ini berkembang dengan cepat dan tahan
terhadap air laut serta air yang mengandung sulfat.
7. Semen Silikat
Semen ini tahan terhadap segala macam asam anorganik
dalam berbagai konsentrasi, kecuali asam flourida. Semen ini
tidak cocok untuk pH diatas 7 atau dalam sistem yang
membentuk kristal. Semen ini digunakan sebagai bahan perekat
bata didalam tangki reaksi asam kromat dan tangki alum.
8. Semen Belerang (Sulfur Cement)
Semen ini sangat tahan terhadap garam dan asam yang tak
mengoksidasi, namun tidak dianjurkan dipakai bila ada alkali,
minyak, lemak dan pelarut. Semen ini biasanya digunakan sebagai
bahan dasar, perekat bata, ubin dan pipa besi cor.
9. Semen Magnesium Oksiklorida (Semen Sorel)
Semen ini ditemukan oleh ahli kimia Prancis Sorel, oleh karena
itu semen ini juga disebut dengan semen sorel. Semen ini dibuat
melalui aksi eksotermik larutan magnesium klorida 20% terhadap
suatu ramuan magnesia yang didapatkan dari kalsinasi magnesit
dan magnesia yang diperoleh dari larutan garam. Semen ini bersifat
kuat dan keras tetapi mudah terserang air yang menguras
kandungan magnesium kloridanya. Semen ini digunakan sebagai
semen lantai dengan pengisi yang tak reaktif dan pigmen pewarna
serta sebagai dasar lantai dalam seperti ubin dan terazo. Semen ini
korosif terhadap korosi besi.
Dampak Industri Semen
bagi Lingkungan
1. Lahan
Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat.
Perubahan ini dari segi waktu akan meluas ke arah menurunnya kapasitas
penampungan air yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap kuantitas air
sungai. Sedangkan dari segi ruang akan mempengaruhi keseimbangan atau
keselarasan lingkungan setempat.
2. Air
Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk
minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang
mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, yang
pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim hujan.
3. Flora dan Fauna
Berkurangnya keanekaragaman flora karena berubahnya pola vegetasi dan
jenis endemic, dan pembentukkan klorofil serta proses fotosintesis, Sedangkan
berkurangnya keanekaragaman fauna (burung, hewan tanah dan hewan langka)
disebabkan karena berubahnya habitat air dan habitat tanah tempat hidup
hewan-hewan tersebut.
Dampak Industri Semen
bagi Kesehatan
Dampak negatif dari Industri semen adalah pencemaran udara yaitu debu
dari semen. Debu yang dihasilkan akibat dari saat pengadaan bahan baku,
selama proses pembakaran, pengemasan, dan debu yang dihasilkan selama
pengangkutan bahan baku ke pabrik serta bahan keluar pabrik. Sehingga
membuat pengaruh besar yang terjadi terhadap warga sekitar dimana
semen, ataupun bahan semen menumpuk banyak.
Sebagai contoh nyata di Kecamatan Sei Suka, yang mana terdapat pabrik
semen. Terlihat jelas bahwa debu yang merupakan hasil sampingan dari pabrik
semen telah berpengaruh secara fisik terhadap lingkungan yaitu debu yang
menyelimuti pohon sawit di sekitar area pabrik, yang mana menyebabkan
produksi pohon sawit menjadi terganggu. Dan dari data Puskesmas terlihat
bahwa ISPA dan penyakit kulit merupakan penyakit menonjol yang terjadi di
Kecamatan Sei Suka. Penyakit tersebut diduga disebabkan oleh debu dari
campuran semen.
Dampak Semen bagi
Kesehatan
1. Iritasi pada kulit, hal ini dapat terjadi akibat sifat semen yang abrasif kontak dengan kulit.
Prosesnya pun bisa secara langsung maupun tidak langsung (terlindung maupun oleh
keringat).
2. Alergi, hal ini dapat terjadi bergantung pada tingkat kesensitifan seseorang, alergi yang
dapat timbul akibat debu semen diantaranya: bersin-bersin, susah bernafas bagi
penderita asthma, gatal-gatal.
3. Iritasi pada mata, hal ini dapat terjadi tergantung pada banyaknya paparan debu, iritasi
yang timbul mulai gangguan mata merah sampai cidera mata serius.
4. Gangguan pernafasan, hal-hal yang bisa menjadi faktor penyebab diantaranya saat
mengosongkan kantong semen sehingga debu semen terhirup. Saat megaduk,
menghaluskan atau memotong material campuran semen juga dapat melepaskan
sejumlah debu semen. Untuk jangka pendek dapat menimbulkan iritasi pada saluran
pernafasan, sedangkan untuk jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pernafasan
Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Pencemaran Udara
Pemerintah Mengeluarkan Kebijakan tentang Pengendalian Pencemaran Udara :
1. Undang-undang No.23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Pasal 6 ayat (1) : “setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup
serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup”.
• Pasal 14 ayat (1) : “untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan/ atau
kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup”.
• Pasal 14 ayat (2) : “ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup, pencegahan dan
penanggulangan pencemaran serta pemulihan daya tampungnya diatur dengan pengaturan
pemerintah”.
• Pasal 15 ayat (1) : “setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis
mengenai dampak lingkungan hidup”.
2. Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Upaya untuk Mengurangi Dampak Negatif yang Ditimbulkan oleh Industri Semen
Dalam mengatasi limbah hasil industry, kita harus mengetahui jenis limbah yang akan
kita tangani. Untuk limbah dari industry pabrik semen limbahnya berupa limbah gas. Limbah
seperti ini dapat ditanggulangi dengan cara diminimalisasi. Artinya pihak perusahaan atau
pabrik lebih memberlakukan bahan-bahan yang berpotensi menghasilkan limbah non
ekonomis dengan meminimalisasi penggunaannya atau memberikan zat yang mampu
menetralisasi munculnya limbah yang melimpah ruah.
Selain itu, kesadaran manusia untuk menanggulangi limbah hasil industry sangat
penting. Para pemilik serta pengolah industry adalah pihak pertama yang seharusnya
memiliki kesadaran tersebut tanpa kesadaran dari mereka limbah hasil industri tidak akan
berkurang begitu saja. Berbagai tindakan dan upaya perlu dilakukan agar pabrik-pabrik di
Negara kita bisa menghasilkan produk yang berkualitas tinggi tanpa menimbulkan limbah
yang berbahaya bagi masyarakat serta lingkungan sekitar.
TERIMA KASIH