Anda di halaman 1dari 32

gypsum

Ayu Intan Nurani


(I0113020)
Fitria Rindang Nur I
(I0113047)
Ramadhani Febrian D (I0113107)
Ulfandari Yudianti
(I0113134)

Paling umum
Gipsum
ditemukan
adalah salah
dalam
satu
jenis
darihidrat
Merupakan
contoh
mineral
kalsium
beberapa
sulfatmineral
dengan
yang
rumus
mudah
kimia
dengan
kadar
kalsium
yang
menguap
menjadi
anhidrit
CaSO4.2H
O
dengan
presentase
kalsium
2
mendominasi pada mineralnya.
(CaSO
) sebesar 21%.
sulfat sebesar 79%
dan 4air

Pengertian

Sebagai mineral
Gipsum merupakan
garam yang
pertama kali
mengendap akibat
proses evaporasi air
laut diikuti oleh
anhidrit dan halit,
ketika salinitas
makin bertambah

evaporit, endapan
gipsum berbentuk
lapisan di antara batuanbatuan sedimen batu
gamping, serpih merah,
batu pasir, lempung, dan
garam batu, serta sering
pula berbentuk endapan
lensa-lensa dalam
satuan-satuan batuan
sedimen.

Pembentukan

Kegunaan di Bidang Teknik Sipil

KALSIUM

Komposisi Unsur

23,28%

CaO

HIDROGEN

32,57%

2,34%

H2O

SULFUR

20,93%

18,62%

SO3

OKSIGEN

46,5%

55,76%Komposisi
Senyawa

Komposisi

Transparan, kelabu,
cokelat, kuning, putih

Skala kekerasan Mohs


antara 1,5-2

Memiliki pecahan yang


baik

Bersifat diamagnetik
(menolak magnet)

Rapat massa 2.308 gr/cm

Karakteristik

Sistem Kristal :
Monoclinic Prismatic
H-M Symbol (2/m) Space
Group: A2/a

Monoklin artinya hanya mempunyai satu


sumbu yang miring dari tiga sumbu yang
dimilikinya.

Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:


Sfenoid, Doma, Prisma

Contoh mineral dengan ancer kristal


monoklin adalahazurite, malachite,
colemanite, gypsum, dan epidot

Kristal Monoklin

Bentuk Kristal
Gypsum

Bentuk Kristal
Gypsum

GYPSU
M

Selenite
ansparan, berkilau.
Terkadang memiliki
kristal kembar.
Gypsum jenis ini
memiliki serabut dan
embut. Jenis ini bisa
menjadi butiran
kecil.

Alabaster
Masif, berbutir halus,
mirip lilin, kadangkadang berlembar,
Satin Spar
pecahan uneven,
Agregat koheran dg jernih, sering
struktur fibrous yg
berwarna suram dan
sejajar dan
terkotori kalsit,
memanjang.
lempung, oksida
besi, anhidrit.

Klasifikasi

Ilustrasi struktur
molekul CaSO42H2O

(wikipedia)

Komponen dalam Semen


Portland

Gypsum ditambahkan selama penggilingan klinker


untuk mengatur waktu pengikatan semen.
Kadar gypsum dengan murni minimal 95%
merupakan bahan penolong dalam industri semen
yang berguna untuk memperlambat proses
pengerasan dari semen.
Namun kandungan gypsum perlu diperhatikan agar
dapat memberikan kekuatan maksimum dan susut
minimum pada beton.
Pada penggilingan akhir digunakan gipsum
sebanyak 3-5% total pembuatan semen.

Peran dan Perilaku Minor


Gypsum pada Semen

Alat utama yang digunakan pada penggilingan akhir, dimana terjadinya pula
penggilingan clinker dengan gypsum adalah tube mill. Peralatan yang menunjang
proses penggilingan akhir ini adalah:
Tube Mill / Horizontal Mill
Separator
Bag Filter
Gypsum adalah bahan tambahan dalam pembuatan semen yang akan dicampur
dengan clinker pada penggilingan akhir. Gypsum yang dapat digunakan adalah
gypsum alami dan gypsum sintetic. Gypsum disimpan di dalam stock pile gypsum,
kemudian dengan menggunakan dump truck, gypsum tersebut dikirim ke dalam
bin gypsum untuk siap diumpankan ke dalam penggilingan akhir dan dicampur
dengan clinker.
Clinker yang akan digiling dan dicampur dengan gypsum, terlebih dahulu
ditransfer dari clinker silo menuju clinker bin. Dengan menggunakan bin maka
jumlah clinker yang akan digiling dapat diatur dengan baik oleh weight feeder

Gypsum pada proses penggilingan akhir


semen

Alat yang digunakan untuk melakukan penggilingan clinker dengan gypsum


disebut tube mill. Alat ini berbentuk silinder horizontal. Bagian dalam tube
mill terbagi menjadi dua kompartemen. Yang dari masing-masing
kompartemen tersebut diisi dengan bola-bola baja dengan beragam ukuran.
Kompartemen pertama diisi dengan bola-bola baja yang berdiameter lebih
besar daripada bola-bola yang ada di kompartemen kedua. Prinsip
penggunaan bola-bola baja dari ukuran yang besar ke ukuran yang kecil
adalah bahwa ukuran bola-bola baja yang lebih kecil menyebabkan luas
kontak tumbukan antara bola-bola baja dengan material yang akan digiling
akan lebih besar sehingga diharapkan ukuran partikelnya akan lebih halus.
Material yang telah mengalami penggilingan kemudian diangkut oleh bucket
elevator menuju separator. Separator berfungsi untuk memisahkan semen
yang ukurannya telah cukup halus dengan ukuran yang kurang halus. Semen
yang cukup halus akan dibawa udara melalui cyclone, kemudian ditangkap
oleh bag filter yang kemudian akan ditransfer ke dalam cement silo.
Sedangkan semen yang keluar dari bawah cyclone akan dimasukkan kembali
ke dalam tube mill untuk digiling kembali.

Gypsum pada proses penggilingan akhir


semen

Setting time mengindikasikan kesolidan atau


perubahan bentuk. Awal dari perubahan bentuk
adalah initial setting time, dimana merupakan
penanda waktu dimana beton sudah tidak dapat
dikerjakan. Sehingga proses penuangan, pemadatan
pada tahap ini sangat sulit dikerjakan.
Beton tidak dapat mengeras dengan tiba tiba; beton
memerlukan waktu menjadi sepenuhnya kaku. Waktu
yang diperlukan agar beton menjadi sepenuhnya rigid
atau kaku disebut dengan final setting time.

Waktu Pengikatan Dan


Pengerasan

Kegunaan daripada mengetahui setting time ini diantaranya


dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penjadwalan konstruksi beton. Selain itu, data test juga
berguna dalam membandingkan keefektifan relatif dalam
kontrol variasi bahan tambah atau admixture
Pengikatan juga dapat diartikan sebagai perubahan bentuk dari
bentuk cair menjadi bentuk padat, tetapi masih belum memiliki
kekuatan. Pengikatan ini terjadi akibat reaksi hidrasi yang
terjadi pada permukaan butir semen, terutama pada butir
Trikalsium Aluminat, karena itu dengan menambahkan gipsum
dapat memodifikasi hidrasi awal ini, sehingga mengatur waktu
pengikatan. Sedangkan pengerasan / hardening adalah pada
bentuk yang sudah padat yaitu pertumbuhan kekuatannya

Waktu Pengikatan Dan


Pengerasan

Akselerator adalah bahan tambahan yang dicampurkan


ke dalam beton yang berfungsi untuk mempercepat
proses pengikatan dan pengerasan adukan beton. Jenis
akselerator biasanya ada 2 kelompok yaitu:
1. Kelompok yang dapat mempercepat pengerasan
sehingga kekuatan awal dapat meningkat.
2. Kelompok yang dapat mempersingkat waktu pengikatan
awal. Kelompok ini biasanya berupa benda benda basa
yang mempengaruhi reaksi antara C3A dan gips.

Akselerator

PLUS
1. CaCl2 dapat meningkatkan daya tahan beton terhadap
erosi dan abrasi dan ketentuan ini berlaku bagi semua
umur beton.
2. Ketika beton dalam perawatan uap, CaCl2 meningkatkan
kekuatan dari beton dan mengijinkan penggunaan suhu
tinggi yang terus meningkat selama waktu perawatan.
3. Peningkatan yang kecil terhadap workability dari beton
basah.
4. Mengurangi bleeding

Akselerator (khususnya
CaCl2)

MINUS
1. Daya tahan semen terhadap sulfat menurun, karena
adanya larangan penggunaan High Alumina Cement
bersama sama dengan CaCl2, dimana alumina
berfungsi untuk meningkatkan daya tahan terhadap
sulfat dengan menghilangkan Ca(OH)2 dalam reaksi
hidrasi.
2. CaCl2 meningkatkan retak dan susut sebesar kurang
lebih 10% 15%, karena meningkatkan temperatur
seiring dengan peningkatan panas yang terjadi pada
proses hidrasi semen di dalam campuran beton.

Akselerator (khususnya
CaCl2)

Komposisi dari Semen Portland terdiri dari produk


produk yang tidak seimbang dengan menghasilkan
reaksi dengan temperature tinggi dan energi yang
tinggi. Ketika semen berhidrasi, reaksi dari produk +
air akan menghasilkan tingkat energi yang stabil dan
untuk mencapainya terdapat sejumlah pembebasan
energi dalam bentuk panas. Data dari panas hidrasi
dapat digunakan untuk menentukan karakteristik
setting time dan hardening dan dapat digunakan untuk
mengukur tingkat suhu. ( P. Kumar M. dan P. J. M.
Monteiro, 1993 ).

Mekanisme Cara Kerja


Akselerator

Alumina dikenal melakukan hidrasi terlebih dahulu daripada silika.


Hidrasi pada Alumina yaitu reaksi yang terjadi antara C3A dengan air
sangat cepat. Kristal hidrat seperti C3AH6, C4AH19, dan C2AH8,
dibentuk dengan sangat cepat, dengan pembebasan panas dalam
jumlah besar terjadi pada hidrasi tersebut dengan dikontrol oleh
gipsum(intinya gypsum mengerem pembebasan panas pada hidrasi).
Pada kondisi normal penundaan yang dilakukan oleh 5% - 6% gipsum,
maka percepatan yang dilakukan oleh Ettringite meliputi stiffening,
setting dan pada awal hardening. Selanjutnya setelah penghabisan dari
sulfat (Akselerator) pada pelarutan, pada waktu konsentrasi pada
Alumina bertambah disebabkan karena pembaruan hidrasi dari C3A dan
C4AF, Ettringite menjadi tidak stabil dan biasanya akan berubah
menjadi Monosulfat, dimana merupakan produk akhir dari hidrasi
Alumina. Jika monosulfat muncul, akan menyebabkan internal stress
pada pasta semen, sehingga menyebabkan kehilangan kekuatan (bila
komposisi Nano Portland Cement terlalu banyak)

Mekanisme Cara Kerja


Akselerator

Pada hidrasi Silika yaitu C3S dan C2S pada semen Portland
menghasilkan Kalsium Silikat Hidrat ( CSH ) dan Kalsium Hidroksida
( CA(OH)2 ).
Dari sifat materialnya bentuk CSH ini sangat buruk untuk menjadi
kristal dan membentuk semacam lubang pada bentuk gel keras.
C3S berhidrasi terlebih dahulu daripada C2S. Dengan kehadiran
gipsum, C3S sebagai partikel dimulai berhidrasi selama 1 jam sejak
penambahan semen ke dalam air dan akan bekerja pada final setting
time dan hardening dari pasta semen.
Reaksi C2S dan C3S akan dipercepat dengan kehadiran sulfat pada
pelarutan. Reaksi pada hidrasi C3S ini berlangsung cepat pada
beberapa minggu / proses hardening. Proses perkembangan mengisi
rongga dalam pasta dengan hasil produk hidrasi akan menurunkan
porositas dan permeabilitas dan meningkatkan kekuatan beton.

Mekanisme Cara Kerja


Akselerator

Semen mempunyai 4 komponen utama, yaitu C3S, C2S, C3A, dan C4AF.
Masing2 komponen tersebut akan bereaksi dengan air sbb:
1. C3S + air => CSH + CH
C3S merupakan komponen yg biasanya paling bnyak di semen.
Reaksinya dengan air utamanya menghasilkan CSH dan CH, dimana :
- CSH merupakan komponen utama yg menentukan kekuatan beton
- CH merupakan kristal pengisi matriks beton namun tidak banyak
berkontribusi terhadap kekuatan beton
- Reaksi diatas berlangsung cepat dan menentukan kekuatan awal dari
concrete.
2. C2S + air => CSH + CH
- C2S dan air bereaksi lebih lambat, oleh karena itu rate CSH yg dihasilkan
juga lebih lambat daripada reaksi yg pertama.
- Karena rate CSH yg dihasilkan lambat, ini menjelaskan mengapa beton PC
baru mencapai kekuatan maksimal pada waktu 28 hari.

Garis Besar Reaksi pada Semen


sehingga menghasilkan monosulfat

3. C3A + air => C3AH6


- C3A bereaksi dalam waktu yg sangat cepat (lebih cepat dibandingkan C3S).
- Persentase kontribusi kekuatan reaksi ini relatif kecil terhadap kekuatan
total akhir, namun dapat menyebabkan beton menjadi keras sebelum sampai
ke tempat tujuan. Untuk menghindari hal tersebut, maka ditambahkan
gypsum ke campuran beton, sehingga: .....
C3A + gypsum + air => ettringite
- Ettringe adalah sejenis kristal yg matriksnya berbentuk seperti jarum,
membantu menyumbang kekakuan beton.
- Ettringite primer yg terbentuk ini tidak merusak beton karena pada saat
ettringite ini terbentuk, pasta beton masih belum mengeras.
- Bila dalam komposisi beton, prosentase C3A banyak, maka C3A yg tersisa
akan bereaksi lagi dengan ettringite sbb:
C3A + ettringite + air => monosulfat

Garis Besar Reaksi pada Semen


sehingga menghasilkan monosulfat

4. Reaksi C4AF prinsipnya sama seperti reaksi C3A, namun yg penting


adalah reaksinya dengan gypsum
C4AF + gypsum + air => hasilnya bereaksi lagi dengan C4AF, pada
akhirnya menghasilkan monosulfat.

Garis Besar Reaksi pada Semen


sehingga menghasilkan monosulfat

Sulfat dapat bereaksi dengan CSH dan/atau CH,


menghasilkan gypsum. CSH dan CH adalah komponen
utama penyusun matriks beton, bila mereka bereaksi lagi
dan menghasilkan gypsum, akibatnya kekuatan beton
berkurang.
Sulfat juga dapat bereaksi dengan CAH dan/atau
monosulfat, menghasilkan ettringite. Karena ettringite ini
terbentuk saat beton sudah mengeras, ettringite ini mampu
merusak matriks beton karena kekakuan lokalnya yg tinggi,
akibatnya pada beton dapat terbentuk pore/micro-crack.

Bagaimana Sulfat Merusak


Beton?

Gypsum yg tersedia didalam semen sangat sedikit,


sehingga umumnya gypsum yang ada habis bereaksi
dengan C3A dan C4AF. Gypsum yang sedikit ini
penting untuk mencegah beton "set" sebelum
waktunya tanpa ada reaksi sisa.

Bila gypsum tidak baik untuk beton


mengapa pada semen terkandung
gypsum?

Sulfat utamanya bereaksi dengan monosulfat, produk


akhir hasil reaksi C3A dan C4AF menghasilkan
ettringite. Jadi cara mengurangi kerusakan akibat
sulfat adalah mengurangi produk monosulfat pada
reaksi beton, caranya adalah dengan memilih semen
yang memiliki kandungan C3A rendah, karena
umumnya monosulfat terbentuk dari reaksi C3A dan
ettringite.

Bagaimana mencegah/mengurangi
kerusakan akibat sulfat?

Chloride menyebabkan korosi pada tulangan beton, hal


ini dikarenakan masuknya chloride dari lingkungan
luar, salah satu cara mencegah masuknya chloride dari
luar adalah dengan membuat beton yang memiliki
permeabilitas rendah. Salah satu cara mencegah
masuknya chloride dari lingkungan luar adalah
misalnya dengan menambahkan pozzolan pada
semen.

Chloride?

Prinsip sifat gypsum apabila ditambahkan pada suatu zat / campuran


maka akan menurunkan PH zat tersebut. Akan tetapi, gypsum yang
terdapat pada semen jumlahnya cukup kecil (+ hingga 5%), jumlah
ini masih dapat mempertahankan sifat basa semen (PH masih di atas
9). Perbedaan signifikan PH baru akan terlihat andaikata apabila
kandungan komponen gypsum yang ditambahkan dalam semen
sebesar lebih dari 30%, maka PH semen secara keseluruhan akan
turun hingga di bawah 9, bahkan mungkin mendekati netral.
(Wei JIN a, Chunlei ZHANGb and Zhongmin ZHANG
College of Environment, Hohai University, Nanjing, China)

Pengaruh Gypsum terhadap PH


semen

Anda mungkin juga menyukai