Disusun Oleh :
AZIZAH RAHMAYATI 40040118060002
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.3 Dolomite
Dolomite adalah bahan tambahan dalam proses pembuatan semen yang berupa
batu kapur yang cacat. Komposisi dolomite dalam proses pembuatan semen
adalah ± 16 % dari berat klinker. Sama seperti gypsum, dolomite diikutsertakan
dalam proses pembuatan semen pada saat berada dipenggilingan akhir.
1.3.4 Fly Ash
Penggunaan fly ash sbenarnya tidak begitu penting dalam proses pembuatan
semen. Namun, dengan penambahan fly ash sebagai bahan tambahan, harga jual
yang dihasilkan bisa lebih murah. Penambahan fly ash tidak berpengaruh pada
kualitas semen.
1.4 Produk Utama
Produk yang dihasikan oleh PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk, adalah berupa produk
semen. Namun dalam produk semen yang dihasilkan mempunyai beberapa tipe serta
penggunaan yang berbeda di setiap tipenya. Berikut jenis semen yang dibedakan
menurut tipe dan penggunaannya (SNI 15 – 2049 – 2004 dan ASTM C – 150 – 2004) :
Type I (Ordinary Portland Cement) adalah semen yang dipakai untuk penggunaan
umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus
Type II (Moderate Sulfat Resistance) adalah semen portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat sedang dan kalor hidrasi
sedang
Type III (High Early Strength) adalah semen portland yang dalam penggunaannya
memerlukan kuat tekan awal yang tinggi.
Type IV (Low Heat of Hydration) adalah semen portland yang dalam penggunaannya
memerlukan kalor hidrasi rendah, biasanya digunakan untuk struktur beton seperti
Dam.
Type V (Sulfat Resistance) adalah semen portland yang dalam penggunaannya
memerlukan ketahanan terhadap sulfat tinggi.
BAB II
DESKRIPSI PROSES
PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk. Pabrik Tuban memproduksi General Used Cement
(GUC) serta menggunakan proses kering dalam memproduksi klinker sebagai bahan pokok
pembuatan semen. Umpan berupa tepung baku dengan kadar air 1%.
Unit-unit yang ada pada PT Solusi Bangun Indonesia meliputi :
1. Unit Penyiapan Bahan Baku (Seksi Crusher)
2. Unit Pengolahan Bahan (Seksi Raw Mill)
3. Unit Pembakaran dan Pendinginan (Seksi Kiln dan Cooler)
4. Unit Penggilingan Semen (Seksi Finish Mill)
5. Unit Pengisian dan Pengantongan (Seksi Packer)
3.1 Utilitas
Utilitas adalah unit penunjang produksi yang ada pada suatu pabrik untuk
membantu dan mempertahankan kondisi proses produksi secara normal dan dapat
dipakai untuk menunjang kebutuhan diluar pabrik. Unit-unit penunjang yang ada di PT
Solusi Bangun Indonesia Tbk. Pabrik Tuban meliputi:
1. Unit Penyediaan Air
2. Unit Penyediaan Tenaga Listrik
3. Unit Penyediaan Udara Tekan
4. Unit Penyediaan Bahan Bakar
3.1.1 Penyediaan Air
Kebutuhan air di PT Solusi Bangun Indonesia didapatkan dari Waduk
Temandang, Sumur Bor dan Bozem (penampungan air hujan dan limbah pabrik).
Air tersebut digunakan untuk air sanitasi dan sebagai air pendingin. Pemenuhan
kebutuhan air di PT Solusi Bangun Indonesia Pabrik Tuban dilakukan dengan
cara mengolah sendiri air sumber sehingga memenuhi standar untuk air sanitasi
dan air pendingin.
3.1.2 Unit Penyediaan Tenaga Listrik
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, Pabrik Tuban memperoleh listrik dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang digunakan untuk keperluan proses dan
administrsi atau kantor sebesar 96 MVA/hari. Empat buah generator digunakan
sebagai cadangan listrik pada cooler, kiln dan penggiling batu bara dengan daya
2,5 MVA persatuan generator, sedangkan pada proses lain menggunakan 28
buah generator yang diletakan dimasing-masing unit serta untuk perkantoran
menggunakan 6 buah generator. Generator ini digunakan bila pasokan listrik dari
PLN terhenti, kemudian sebuah breaker akan mengalihkan pengambilan daya
listrik dari PLN ke generator dalam waktu kurang dari lima menit.
3.1.3 Unit Penyediaan Udara Tekan
Udara proses dihasilkan oleh 7 buah kompresor yang menghasilkan
tekanan sebesar 5,5 – 6 bar. Penggunaan udara proses banyak digunakan di kiln
untuk membantu masuknya minyak IDO agar menjadi kabut pada proses heating
up, untuk alat-alat yang bekerja berdasarkan pneumatik, seperti bag filter dan
pembersihan pada Cyclone Preheater, sertauntuk aerasi bin, dan untuk peralatan
instrumen.
3.1.4 Unit Penyediaan Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan oleh PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk ada
2 jenis, yaitu:
3.1.4.1 Penyediaan Batu Bara
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk menggunakan batu bara untuk
pemanasan awal di preheater dan pembakaran terak di kiln. Batu bara
didatangkan dari beberapa perusahaan penambang batu bara di Kalimantan
dengan transportasi laut, kemudian disimpan di coal storage yang berada
di pelabuhan. Batu bara perlu mengalami proses penggilingan dan
pengurangan kadar air untuk mendapatkan nilai bakar yang tinggi yaitu
sekitar 5500 kkal/jam.
3.1.4.2 Penyediaan Minyak IDO (Industrial Diesel Oil)
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk menggunakan minyak. Minyak IDO
didatangkan dari Pertamina. Minyak ini digunakan untuk bahan bakar
mesin penggerakkan generator, selain itu digunakan pula untuk pemanas
awal (starting up) pada preheater dan kiln. Minyak IDO diturunkan dari
kapal kemudian ditransfer ke areal pabrik dan ditampung pada tangki-
tangki.
3.2 Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan oleh PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk ada 3 jenis, yaitu
limbah gas, limbah padat dan limbah cair. Berikut adalah cara pengolahan limbahnya:
3.2.1 Pengolahan Limbah Gas (Debu)
Debu merupakan pencemaran yang paling besar ditimbulkan pada
proses produksi semen. Debu yang tersuspensi di udara lingkungan sekitar
pabrik sebesar 40-60 mg/Nm3, sedangkan baku mutu udara emisi untuk
lingkungan sebesar 80 mg/Nm3. Dengan demikian udara sekitar pabrik masih
tergolong sebagai udara yang cukup bersih dari polusi.
Pengolahan limbah debu di PT Solusi Bangun Indonesia,Tbk sebagai berikut :
3.2.1.1 Bag Filter
Bag filter merupakan alat penangkap debu yang terdiri dari
ruangan yang didalamnya terdapat kantong–kantong yang terbuat dari
cotton glass woll yang berfungsi untuk menangkap debu.
3.2.1.2 Electrostatic Precipitator
Electrostatic precipitator adalah alat penangkap debu yang
digunakan apabila suhu debu yang keluar bersama gas cukup tinggi
yaitu lebih dari 850C sehingga tidak dapat digunakan bag filter.
Pengolahan limbah debu di PT Solusi Bangun Indonesia dibarengi
dengan pengendalian limbah berupa penghijauan dan penyiraman jalan.
Penghijauan dilakukan agar udara di kawasan pabrik tetap terjaga
kebersihannya, hal tersebut dilakukan dengan cara menanam pohon disekitar
pabrik.
3.2.2 Pengolahan Limbah Padat (Sampah Kertas)
PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. Pabrik Tuban juga menghasilkan
limbah padat berupa sampah kertas yang berasal dari kertas-kertas arsip
perkantoran yang di buang karena sudah tidak terpakai dan kertas kantong
semen yang pecah dan tidak dapat dipakai lagi.
3.2.3 Pengolahan Limbah Cair
Limbah cair yang utama berasal dari limbah air sanitasi,limbah
pencucian mesin-mesin dan peralatan pesawat. Penanganannya yaitu dengan
mengalirkan limbah tersebut ke danau/bozem yang ada di kawasan PT Solusi
Bangun Indonesia Tbk Pabrik Tuban, kemudian air dari danau tersebut diolah
lagi bersama air dari sumur bor untuk digunakan kembali sebagai air sanitasi
dan air pendingin. Proses pengolahan air tersebut dengan proses kapur soda.
BAB VI
LABORATORIUM
Laboratorium merupakan bagian dari kontrol proses PT. Solusi Bangun Indonesia
Tbk. Pabrik Tuban yang berfungsi untuk mengendalikan mutu bahan baku, bahan setengah
jadi dan bahan jadi selama proses serta mempertahankan mutu produksi sesuai SNI (Standart
Nasional Indonesia). Seksi Laboratorium pada PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk. Pabrik
Tuban terbagi dalam 3 bagian : Quality Control Shift (QC Shift), Chemical Laboratory dan
Physical Laboratory. Dalam pelaksanaannya, ketiga bagian tersebut mempunyai tugas yang
berbeda tetapi pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menjaga kualitas
semen yang diproduksi.
1. Bahan Baku
Bahan baku yang diuji adalah batu kapur, tanah liat, pasir silika dan pasir
besi. Analisa bahan baku meliputi:
Analisa kadar air
Hilang pijar (Lost of Ignition)
Analisa kadar SiO2, Al2O3, CaO, MgO, Fe2O3, SO3, Alkali (NaO dan
K2O) dan Cl
Analisa bahan baku ini dilakuakn sebanyak 1 kali setiap ada receiving.
2. Bahan Pembantu
Bahan pembantu yang diuji adalah gypsum
Penetapan kadar air bebas
Penetapan kadar air kristal
Analisa kadar CaO dan SO3
3. Pengujian terhadap bahan setengah jadi dan bahan jadi :
Bahan setengah jadi berupa klinker dan bahan jadi berupa semen
Hilang pijar (Lost Of Ignition)
Analisa kadar SiO2, Al2O3, CaO, MgO, Fe2O3, SO3, Alkali (NaO dan
K2O) dan Cl
Analisa Free Lime (batu kapur)
Analisa Insoluble (bagian yang tidak larut dalam asam klorida)
Analisa klinker dan semen pada laboratorium kimia dilakukan sebanyak 1
kali setiap hari. Sampel yang diambil berupa komposit, yaitu sisa sampel
dari Quality Control Shift selama 1 hari yang telah dihomogenkan.
1. Bahan Baku yaitu raw meal (tepung baku) dan kiln feed
2. Bahan Setengah Jadi yaitu klinker
3. Bahan Jadi yaitu semen keluaran dari finish mill
Analisa bahan baku yang dilakukan yaitu meliputi penetapan kadar air bahan baku,
analisa hilang pijar (Loss on Ignition), analisa kadar SiO2, Al2O3, CaO, MgO, Fe2O3, SO3,
alkali (Na2O dan K2O) dan NaCl, analisa gypsum dimana pada analisa gypsum (Penetapan
kadar air bebas (H2Osurf), penetapan kadar air kristal (H2Ocomb), dan analisa kadar CaO
dan SO3), serta analisa Raw Meal atau tepung baku (analisa Modulus yaitu LSF, HM, IM dan
SM, penetapan kadar air (H2O), analisa hilang pijar)
Analisa bahan setengah jadi diantaranya meliputi analisa LSF, C3S dan C3A, analisa
hilang pijar (Loss on Ignition), penetapan kadar free lime (kapur bebas).
Sedangkan pada analisa bahan jadi dilakukan beberapa analisa diantaranya adalah
penetapan hilang pijar, penetapan kandungan akhir semen, penetapan kadar free lime (kapur
bebas), pengujian waktu Setting Time, pengujian kehalusan semen dengan alat blaine,
pengujian residu 45 µ dan 90 µ untuk raw meal, fine coal dan semen, pengujian specific
grafity semen, pengujian kuat tekan.