H. Sarwidi2
PENDAHULUAN
Semen sangat dikenal sebagai bahan berbagai macam bangunan dan berbagai
macam elemen struktur, tidak hanya terbatas untuk membuat beton bertulang saja.
Bermacam-macam jenis semen dapat ditemui di pasaran. Masing-masing jenis
mempunyai sifat-sifat khusus untuk maksud tertentu. Gabungan semen dan pasir yang
dicampur dengan air akan membentuk mortar semen (cement mortar). Bila semen,
pasir, dan kerkil atau batu pecah dicampur bersama-sama dengan air, maka akan
membentuk beton semen (untuk membedakan dengan beton aspal dan beton
lainnya) atau kadang cukup disebut beton. Sifat yang unik dari semen adalah
kemampuannya untuk mengeras bila dicampur dengan air.
Semen portland (portland cement) merupakan jenis semen yang biasa digunakan
untuk pembuatan beton. Agregat halus ataupun kasar yang digunakan untuk membuat
beton biasanya diperoleh dari penggalian di sekitar lokasi pembetonan. Untuk
memperoleh beton yang kuat, awet, dan murah, karakteristik/ sifat bahan dasar/
susun beton harus diketahui dengan baik. Bahan susun beton dapat diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu (1) aktif, yang terdiri atas semen dan air, dan (2) inaktif/ non-aktif,
yang terdiri atas agregat, baik halus maupun kasar.
Walaupun semua bahan susun semen adalah penting, namun semen menduduki
tempat pertama, karena semen(+air)lah yang mengikat bahan susun lain, sehingga
membentuk apa yang disebut beton. Fungsi semen adalah (1) mengikat agregat
kasar dan agregat halus, dan (2) mengisi rongga antara agregat halus dan agregat
kasar untuk membentuk masa yang kompak / (slang: solid). Walaupun proprosi semen
hanya sekitar 10%, semen adalah bagian yang aktif sebagai media perekat dan
merupakan bahan susun yang dapat dikontrol secara ilmiah.
1
Bahan kuliah “Teknologi Beton” tanggal 10 Oktober 2013 di Magister Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia (UII)
2
Prof. Ir. H. Sarwidi, MSCE, Ph.D., IP-U. adalah staf pengajar tetap UII yang juga Pengarah BNPB RI.
D:\ZSWD\Lecture\2022-2023\GL\PMTS UII\TBK\Lecture 02\TBK 02 - Semen - 14 Nov 2019 - Mhs.rtf. Last printed 9/30/2022 2:18:00 PM
Page 2
SEMEN
Semen merupakan bahan yang mempunyai sifat adesif dan kohesif, serta
merupakan media perekat antar fraksi-fraksi agregat. Semen diperoleh dengan
membakar (dengan temperatur yang sangat tinggi, yaitu sekitar 1450 oC) beberapa
bahan dasar yang dicampurkan dalam proporsi tertentu, yaitu argillacius (mengandung
alumina) dan calcareous (mengandung kalsium karbonat atau lime). Dari pembakaran
tersebut akan diperoleh klingker (clinker) yang kemudian didinginkan secara
mendadak yaitu dijatuhkan ke dalam udara normal membentuk faksi-fraksi lebih kecil
dan kemudian digilas untuk memperoleh butiran yang sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki. Butiran-butiran sangat halus tersebut dinamakan semen (cement).
Penemu semen, Joseph Aspdin, memberi istilah semen portland (PC = Portland
Cement), sebab apabila mengeras, semen membentuk batu yang menyerupai batu-
batu di lokasi penggalian dekat Portland di Inggris. Selama penggerusan klingker,
gipsum atau CaSO4 ditambahkan untuk mengatur waktu pengerasan (setting time).
Penambahan gipsum mencapai 3 % dari berat klingker. Hal tersebut juga mengurangi
pengembangan volume sebagian porsi semen setelah waktu pengikatan terjadi
(increases the soundness of cement).
Komposisi bahan dasar semen bervariasi, tergantung dari pabriknya,
sebagaimana terlihat pada Tabel 1.
Proses pembuatan semen dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu (1) proses kering
dan (2) proses basah. Pada proses kering, bahan susun semen diolah menjadi butiran-
butiran kecil dengan digiling, dicampur, dan dimasukkan dalam putaran dalam
keadaan kering. Pada proses basah, mulai proses pencampuran dengan penambahan
air dan akhirnya membentuk butiran-butiran halus yang bercampur air (slurry,
jladren(jw)).
D:\ZSWD\Lecture\2022-2023\GL\PMTS UII\TBK\Lecture 02\TBK 02 - Semen - 14 Nov 2019 - Mhs.rtf. Last printed 9/30/2022 2:18:00 PM
Page 3
Kecepatan Hidrasi
Senyawa C3A bereaksi cepat sekali dengan air, namun hanya menghasilkan
kekakuan tanpa perkembangan kekuatan. Perbandingan kecepatan hidrasi senyawa
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
D:\ZSWD\Lecture\2022-2023\GL\PMTS UII\TBK\Lecture 02\TBK 02 - Semen - 14 Nov 2019 - Mhs.rtf. Last printed 9/30/2022 2:18:00 PM
Page 4
tinggi tinggi
C4AF C3A
Accelerator
cement
Gambar 1 Gambar 2
tinggi 50%
C3S
C3S
C2S
C2S
C3A
C3A
Kuat desak Proporsi C4AF
C4AF senyawa
Gambar 3 Gambar 4
D:\ZSWD\Lecture\2022-2023\GL\PMTS UII\TBK\Lecture 02\TBK 02 - Semen - 14 Nov 2019 - Mhs.rtf. Last printed 9/30/2022 2:18:00 PM
Page 5
D:\ZSWD\Lecture\2022-2023\GL\PMTS UII\TBK\Lecture 02\TBK 02 - Semen - 14 Nov 2019 - Mhs.rtf. Last printed 9/30/2022 2:18:00 PM
Page 6
D:\ZSWD\Lecture\2022-2023\GL\PMTS UII\TBK\Lecture 02\TBK 02 - Semen - 14 Nov 2019 - Mhs.rtf. Last printed 9/30/2022 2:18:00 PM
Page 7
tinggi tinggi
Kelecakan
Fas
tinggi
-Rayapan
Kuat (deformasi
desak plastis)
beton -Susut Fas
rendah
tinggi bulan
tinggi tinggi
Pemadatan penuh
(tanpa pori)
Pemadatan baik
di lapangan
-Kelecakan
Kekuatan
-Segregasi
desak
beton
-Slump
Tanpa pemadatan
di lapangan
tinggi tinggi
Gambar 7 Gambar 8
D:\ZSWD\Lecture\2022-2023\GL\PMTS UII\TBK\Lecture 02\TBK 02 - Semen - 14 Nov 2019 - Mhs.rtf. Last printed 9/30/2022 2:18:00 PM
Page 8
tinggi tinggi
porositas
Fas
rendah tinggi
Fas
Kuat desak rendah
beton Susut
porositas kering
tinggi
Gambar 9 Gambar 10
tinggi tinggi
Mutu
Umur tinggi
beton:
1 tahun
Gambar 11 Gambar 12
D:\ZSWD\Lecture\2022-2023\GL\PMTS UII\TBK\Lecture 02\TBK 02 - Semen - 14 Nov 2019 - Mhs.rtf. Last printed 9/30/2022 2:18:00 PM
Page 9
D:\ZSWD\Lecture\2022-2023\GL\PMTS UII\TBK\Lecture 02\TBK 02 - Semen - 14 Nov 2019 - Mhs.rtf. Last printed 9/30/2022 2:18:00 PM
Page 10
☺
MTS UII 2012
D:\ZSWD\Lecture\2022-2023\GL\PMTS UII\TBK\Lecture 02\TBK 02 - Semen - 14 Nov 2019 - Mhs.rtf. Last printed 9/30/2022 2:18:00 PM