Anda di halaman 1dari 23

SURVEILANS K3

PT. SEMEM BATURAJA (PERSERO) TBK

KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK
Elyarna Shania W. Gina Mai Heny
25000118130191 25000118140234

Felicia Jasmine C. Hanifah Pusparini


25000118130204 25000118130239

Fifi Harlinda Ibnu Raharjanto


25000118120038 25000118130160
Gadis Natasya F. Indhira Dian Safira
25000118140274 25000118130293
Gilang Aditya Irfan Hilmianto
25000118140265 25000118130169
PROSES PRODUKSI
Quarry Crusher
1 Pembuatan semen menggunakan bahan 2 Batu Kapur dan Tanah Liat
dikecilkan ukurannya sampai
baku utama Batu kapur dan Tanah Liat
8 cm di Crusher untuk
yang diambil dari proses penambangan
kemudian disimpan di
di Quarry milik Perseroan.
Stockpile (storage)

Storage Raw Mill


3 Bahan baku ditampung di dalam 4 Dari stock pile dimasukkan ke raw
mill ditambah pasir besi dan pasir
storage untuk selanjutnya dilakukan
silika untuk digiling dan dikeringkan
proses prehomogenisasi yang disebut
menjadi raw meal. Raw meal
reclaimer. berbentuk seperti powder yang
mempunyai kehalusan tertentu
5 PEMANASAN DAN PEMBAKARAN (KLIN)
Proses pembakaran menggunakan bahan bakar Batu Bara yang telah digiling dan
dikeringkan melalui Coal Mill. Klinker sebagian digunakan ke cement mill
Baturaja, Cement Mill di Palembang dengan angkutan Kereta Api dan Truk
sedangkan Cement Mill di Panjang dengan angkutan Truk untuk diproses
menjadi Semen Curah.
PENGGILINGAN CLINKER (CEMENT MILL)
6 merupakan tahapan dimana kita akan mendapatkan semen seperti yang di pasar.
Material ini bersama-sama diumpankan ke semen mill kemudian mengalami proses
penggilingan dan produknya berupa semen OPC Tipe I dan PCC. Setelah didapat
semen yang berkualitas maka semen tersebut disimpan melalui semen silo kemudian
ditranspor ke bin semen melalui air slide, belt conveyor, dan vibrating screen.

PENGANTONGAN SEMEN (PACKING PLANT)


7 pembungkusan atau pengepakan semen bungkus atau zak dan timbangan
berat yang ditetapkan.
POTENSI BAHAYA
Quarry
Terlindas dumptruck atau
Terkena ledakkan Kebisingan Debu
alat berat lainnya

Crusher
Terjepit Terpotong Terjatuh ke alat crusher

Storage
Terjatuh ke tempat
Terkena emisi debu Terpeleset Terpapar bahan kimia
penyimpanan
Raw Mill
Terpapar bahan kimia Terkena emisi debu Terjatuh ke alat penggiling

Proses Pemanasan dan Pembakaran (KLIN)


Terpapar bahan kimia (kandungan batu
Terbakar Iklim yang panas
bara)

Penggilingan Clinker (CEMENT CILL)


Terkena debu Tergiling Terjepit

Pengantongan Semen (Packing plant)


Terkena debu
DAMPAK BAHAYA
Quarry Crusher Storage Raw Mill
Meninggal Meninggal Gangguan pernapasan Meninggal

Gangguan pendengaran Cidera Cidera Gangguan pernapasan

Gangguan pada mata Meninggal Iritasi kulit

Gangguan pernapasan Iritasi kulit

Klin Cement Cill Storage

Meninggal Gangguan pernapasan Gangguan pernapasan

Cidera Meninggal Cidera

Gangguan Pernapasan Cidera

Heat Stress, dehidrasi


1 PERENCANAAN
SURVEILANS KESEHATAN
KERJA
Perencanaan
Jumlah Pekerja
Pekerja Divisi Produksi diasumsikan
sebanyak 761 Pekerja.

Unit Pekerja

1. Quarry 1. Klin
2. Cruisher 2. Cement
3. Raw Mill Packing
3. Cement Mill
Pelaksanaan Surveilans
Pelaksanaan surveilans secara berkala dilakukan selama 6
bulan sekali. Dilaksanakan selama 7 hari kerja.
Perencanaan
Persiapan Personil Peralatan Yang
DIbutuhkan
Untuk mempermudah kegiatan
surveilans tentunya harus ada petugas a) Instrumen Kuisioner
yang sesuai dengan bidangnya. Berikut b) High Volume Dust Sampler (HVDS)
adalah daftar personel dalam c) Low Volume Dust Sampler (LVDS)
pelaksanaan surveilans PT Semen d) Spirometer (Pemeriksaan Paru-paru)
Baturaja Divisi Produksi.
1. HSE Perusahaan 10 orang
2. Ketersediaan personil pemeriksa
kesehatan klinik perusahaan
1 dokter, 3 perawat, 1 petugas
administrasi
2

PELAKSANAAN
SURVEILANS KESEHATAN
KERJA
A. Pra Surveilans
● Sebelum pelaksanaan surveilans kesehatan kerja, petugas bagian HSE
melakukan brifing dan pengarahan kepada pekerja bagian unit
produksi PT. Semen Baturaja mengenai maksud dan tujuan serta
teknis pelaksanaan surveilans kesehatan kerja yang akan di lakukan.
● Jika terdapat pekerja yang tidak bersedia untuk dilakukan atau
dilibatkan dalam surveilans maka wajib membuat surat pernyataan
bermaterai. Pekerja tersebut tidak dapat menuntut apabila nantinya
yang bersangkutan terindikasi penyakit akibat kerja akibat paparan
debu silika
B. Pengumpulan Data Surveilans
1. Pengukuran Tingkat Pajanan pada Pekerja
Menggunakan Alat Ukur/Instrumen berupa Kuisioner dengan pertanyaan berkaitan
dengan kondisi kesehatan pekerja PT Semen Baturaja.

2. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan


• Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan Kesehatan Khusus akibat pajanan tertentu (special exposure) yaitu
paparan bahan kimia (debu silika) pada paru paru.
• Pelaksanaan Pemeriksaan
Disediakan dokter pada klinik perusahaan, bisa sendiri atau outsource tapi
harus menjamin validitas hasil (Sesuai SOP). Pemeriksaan pada klinik
perusahan dibagi sesuai dengan pembagian hari, waktu, dan tempat sesuai
kloter.
B. Pengumpulan Data Surveilans

Pemeriksaan Kesehatan Karyawan


Selain data pemeriksaan kesehatan khusus dilihat juga data pemeriksaan karyawan
yang lainnya seperti :
1. Pra-kerja (pre-employment);
2. Pra-penempatan atau alih tugas (pre-placement);
3. Berkala (periodical examination);
4. Pasca-penempatan (post-placement, exit).
5. Akhir masa kerja (Pensiun atau termination)
B. Pengumpulan Data Surveilans

3. Data Observasi dan Analisis Pengukuran Lingkungan


Perusahaan
Observasi ke semua unit di PT Semen Baturaja dengan mencari pelengkap baik
data primer maupun data sekunder. Melakukan pengukuran kadar bahan kimia
(debu silika) dengan metode Sampling NIOSH. 7601 . Pengukuran kadar debu di
unit produksi PT. Semen Baturaja dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) alat
yaitu:
a) High Volume Dust Sampler (HVDS)
b) Low Volume Dust Sampler (LVDS)
C. Pengolahan Data

Data diolah menggunakan aplikasi SPSS dan Ms.Excel. Metode pembuatannya mengikuti
kaidah pembuatan tabel, grafik dan peta/denah perusahaan sesuai paparan yang ada. Grafik
atau tabel menjelaskan Perkembangan maupun distribusi kasus PAK akibat paparan bahan
kimia (debu silika) pada PT Semen Baturaja. Sedangkan peta/denah menjelaskan mengenai
tingkat paparan bahan kimia di setiap tempat di perusahaan.
D. Analisis dan Interpretasi Data
Setelah dilakukan pengolahan data maka dapat diperoleh hasil yang selanjutnya dibahas dan
dibandingkan dengan peraturan maupun perundang-undangan yang ada, maka didapatkan
hasil :
1. Pekerja yang memiliki PAK akibat terpapar pajanan kimia debu silika
2. Kelompok rentan/population at risk (Penyakit bawaan, umur, gejala, dll)
3. Hasil analisis kadar debu silika di perusahaan dibawah/diatas NAB
4. Tempat di perusahaan yang memiliki kadar paparan debu silika tinggi.
Dari data tersebut maka dapat diambil tindakan pencegahan maupun rehabilitasi bagi
pekerja khususnya dampak dari paparan bahan kimia (debu silika) terhadap kesehatan
pekerja.

E. Desiminasi Hasil Surveilans


Diseminasi informasi pada surveilans K3 ini disampaikan dalam bentuk poster, infografis, maupun
saat safety briefing kepada pekerja. Selain itu juga melalui website ataupun laman yang dapat
diakses secara mudah bagi para pekerja, serta disampaikan dalam bentuk laporan berkala dan juga
saat forum pertemuan dengan pihak manajemen perusahaan PT Semen Baturaja
3
PENGARUH
SURVEILANS KESEHATAN KERJA
PENGARUH

1. Identifikasi Bahaya
Dapat mengetahui bahaya-bahaya yang terdapat di tempat kerja sehingga
bisa melakukan pencegahan dan penanganan supaya tidak terpapar atau
mengurangi paparan pada pekerja. Selain dari bahaya yang sudah diketahui
saat perencanaan surveilans, ada kemungkinan ditemukanya bahaya baru
saat proses surveilans dilakukan sehingga dapat menjadi deteksi dini dari
resiko penyakit lainnya. Menentukan prioritas kebutuhan pekerja untuk
melakukan pekerjaannya dengan menghilangkan, mengganti, atau
mengurangi paparan bahaya.

2. Identifikasi Kesehatan Pekerja


Dengan adanya surveilans, dapat mengetahui kondisi kesehatan dan
distribusi masalah kesehatan setiap pekerja.
PENGARUH
3. Monitoring 4. Monitoring Program
Dari hasil surveilans dapat dilihat bagaimana Surveilans juga digunakan untuk
kecenderungan trend penyakit dari waktu ke waktu mengetahui apakah program K3 yang
sehingga dapat digunakan untuk analisis sedang dilakukan sudah efektif dan
penyebabnya. efisien.

5. Sumber Informasi dan Pembanding 6. Evaluasi &


Data Pengembangan Program
Data surveilans dapat digunakan untuk pengambilan Data hasil surveilans digunakan sebagai bahan
keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi keberhasilan program k3 yang sebelumnya
evaluasi program, dan peningkatan kewaspadaan. Data sudah ada, yang kemudian setelahnya dapat
surveilans juga dapat menjadi pembanding dari kejadian dilakukan pengembangan, pembaruan, atau bahkan
sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai referensi perencanaan ulang program k3 yang lebih efektif
evaluasi dan efisien.
4
PENYIMPANAN DATA
SURVEILANS KESEHATAN KERJA
PENYIMPANAN DATA
Data surveilans dapat disimpan dengan format tertentu yang dapat dikaitkan dengan informasi
lainnya (misal: lokasi kerja, atau data lainnya) supaya memudahkan pencarian data. Jika data
memuat rekam pekerjaan yang sedang dilakukan dapat dimasukkan juga paparan yang beresiko
untuk mengidentifikasi bahan / zat yang membutuhkan surveilans. Hal tersebut akan menjadi
sangat berguna kedepannya.
Data surveilans tidak bisa dilihat sembarang orang, selain pemilik perusahaan yang bertanggung
jawab untuk menjaga kerahasiaan data, data surveilans dapat dilihat oleh :
1. Pekerja bersangkutan
2. Perwakilan dari pekerja ( dengan persetujuan pekerja bersangkutan)
3. HSE
Pemilik perusahaan harus memastikan bahwa data dilimdungi sistem keamanan yang layak demi
menghindari kehilangan data, akses, penggunaan, dan modifikasi data oleh pihak tidak
bertanggung jawab. Di lain pihak, pekerja juga harus memverifikasi data serta keamanan-nya
secara berkala, untuk menjaga agar data terbarui, akurat, serta lengkap.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai