Anda di halaman 1dari 10

1.

definisi Homecare

Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang
diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit (Depkes, 2012). Kebutuhan akan
layanan home care sangatlah tinggi, hal ini seiring dengan peningkatan prevalensi penyakit
kronis atau long life desease, seperti stroke, penyakit jantung dan diabetes melitus.

Berdasarkan hasil Riskedas tahun 2013 prevalensi pasien stroke Nasional 10,3% dan
Sumatera Utara 6% dari total populasi, sementara prevalensi pasien penyakit jantung
Nasional 6,7% dan Sumatera Utara 6,6% dari total populasi dan prevalensi penyakit diabetes
melitus Nasional 2,3% dan Sumatera Utara 1,8%. Sementara data di RSU Sari Mutiara
Medan, tahun 2015 jumlah pasien stroke (124 orang) penyakit jantung (104 orang) dan DM
(220 orang). Bulan Februari sampai dengan Mei 2016, jumlah penyakit stroke (64 orang),
penyakit DM (119 orang), penyakit jantung (70 orang). Ketiga penyakit tersebut merupakan
10 penyakit terbesar di RSU Sari Mutiara Medan. Ketiga penyakit tersebut membutuhkan
perawatan yang lama dan perlu perawatan lanjutan di komunitas atau di rumah dalam masa
rehabilitasi dan proses pemulihan. Kondisi tersebut saat ini dan masa yang akan datang
sangat membutuhkan jasa layanan kesehatan atau perawatan oleh tenaga profesional yang
terorganisir secara baik dan profesional.

2.alasan memilih home care dan tujuan homecare

Di beberapa Negara maju, home care bukan merupakan sebuah konsep yang baru. Konsep
ini telah dikembangkan oleh William Rathon sejak tahun 1859 di Liverpool yang dinamakan
perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk
mengobati pasien yang sakit dan tidak bersedia dibawa ke rumah sakit. Florence Nightingale
juga melakukan perawatan di rumah dengan memberikan perawatan kepada pasien yang
mengalami sakit terutama bagi pasien dengan dengan status ekonomi rendah, kondisi
sanitasi, kebersihan diri dan lingkungan dan gizi buruk sehingga beresiko terhadap berbagai
jenis infeksi yang umum ditemukan di masyarakat. Selain karena tidak bersedia dibawa ke
rumah sakit, homecare juga bisa menjadi perawatan lanjutan dari rumah sakit yang sudah
dalam rencana pemulangan (dishcharge planning) dan dapat dilaksanalan oleh perawat dari
rumah sakit semula atau perawat komunitas atau tim keperawatan yang khusus menangani
perawatan di rumah (Bukit, 2008). Perawat homecare menyediakan pelayanan individual.
Mereka membantu pasien beradaptasi terhadap keterbatasan fisik temporer atau
permanen sehingga mereka dapat memiliki aktivitas rutin yang normal. Pelayanan
kesehatan di rumah membutuhkan pengetahuan berbagai bidang seperti dinamika keluarga,
kegiatan cultural, nilai-nilai spiritual dan prinsip-prinsip komunikasi (Laksmi, 2009)
3.peran dan tanggung jawab perawat

Praktik keperawatan mandiri seorang perawat pada pasiennya, meliputi beberapa hal yang
penting. Seperti misalnya asuhan keperawatan perintal, neonantal, keperawatan anak,
keperawatan dewasa, maternitas, dan keperawatan jiwa. Semua jenis keperawatan yang
dilakukan tersebut, dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

Melakukan keperawatan secara langsung, yang meliputi beberapa hal diantaranya yaitu
melakukan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan juga wawancara
langsung. Kemudian seorang perawat juga harus menentukan masalah keperawatan,
membuat perencanaan yang matang dalam merawat seorang pasien, dan lain-lain. Atau
perawat tersebut juga harus melakukan beberapa hal lagi seperti melaksanakan tindakan
keperawatan yang memerlukan keterampilan tertentu. Dalam hal memenuhi kebutuhan
dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan keperawatan maupun tindakan pelimpahan
wewenang dalam hal terapi medis.

Mendokumentasikan suatu tindakan pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk pasien atau
klien. Karena dokumentasi tersebut diperlukan sebagai pertanggungjawaban dan tanggung
gugat suatu kasus hukum (bila ada), dan sebagai bukti atas jasa pelayanan keperawatan
yang telah ia berikan.

Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lainnya jika praktik keperawatan dilakukan
secara berkelompok.

Perawat juga harus menjadi seorang pembela atau pendukung suatu advokat klien, dalam
memenuhi kebutuhan keperawatan klien yang dilakukan di rumah. Bila diperlukan jika ada
tindak lanjut di rumah sakit. Perawat juga harus memastikan bahwa terapi yang klien
tersebut dapatkan, sudah sesuai dengan standart yang berlaku dan biaya yang dikeluarkan.

Perawat juga harus menentukan frekuensi dan lamanya keperawatan kesehatan yang
dilakukan di rumah.
4. mekanisme Dalam menyiapkan layanan home care oleh tenaga perawat yang profesional,
maka Mutiara Home Care telah menetapkan beberapa aturan yang telah dituangkan dalam
buku pedoman peraturan, termasuk angaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi,
menyusun buku pedoman home care, aturan dan kode etik, pedoman pelatihan pengetahuan,
ketrampilan dan komunikasi yang dilengkapi dengan standar kompetensi minimal menjadi
tenaga di Mutiara Home Care. Syarat lain adalah semua perawat yang akan direkrut dilatih
menjadi tenaga home care adalah perawat dan yang telah lulus uji kompetensi nasional yang
ditunjukkan dengan surat keterangan lulus uji kompetensi dari institusi pendidikan dan
lampiran print out pengumuman hasil uji kompetensi nasional, dengan demikian semua
tenaga yang bekerja di Mutiara Home Care telah memiliki kompetensi dasar tenaga
kesehatan. Selanjutnya dilakukan proses seleksi dan yang lulus seleksi diwajibkan mengikuti
pelatihan dan workshop peningkatan pengetahuan, skill dan sikap/ komunikasi di komunitas
dan keluarga. Proses pelatihan dan workshop mengacu pada buku pedoman dan standar
kompetensi yang telah ditetapkan. Tenaga yang dinyatakan siap bekerja sebagai tenaga home
care adalah yang telah lulus pelatihan dan workshop dan mencapai standar kompetensi.
Pelatihan dan Workshop menjadi perawat home care telah dilaksanakan selama 5 hari pada
tanggal 20-24 Maret 2017. Pelatihan dan workshop tersebut melibatkan mitra kerja yaitu tim
expert RSU Sari Mutiara Medan, Psikolog USM-Indonesia dan Manajemen Mutiara Home
Care (dosen) sesuai bidang keahlianya masing-masing. Peserta pelatihan sebanyak 10 orang
perawat dan 1 orang ahli fisioterapi. Pelatih/narasumber : perawat spesialis kardiovaskuler,
perawat spesialis neurologi, perawat terampil endokrin, ahli fisioterapi, dokter umum dan
psikologi. Semua tenaga perawat yang akan ditugaskan merawat di komunitas atau di rumah
wajib telah memiliki sertifikat perawat home care dari USM-Indonesia.

Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah (home care) mempunyai peran
untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan peme-liharaan
kesehatan sehinga penerapan proses keperawatan di rumah, terjadi proses alih peran dari
perawat kepada klien dan keluarga (sasaran), dan diharapkan secara bertahap dapat mencapai
kemandirian klien beserta keluarga sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya.
Dalam hal menyiapkan jasa layanan home care oleh tenaga perawat yang profesional, maka
Mutiara Home Care bekerja sesuai dengan Standar Operasional Procedur (SOP) seperti
pemberian oksigen, perawatan luka, pemantauan hipertensi, pemberian latihan wicara, dan
lain-lain. Mutiara Home Care juga menetapkan beberapa aturan yang telah dituangkan dalam
buku pedoman home care, aturan dan kode etik, pedoman pelatihan pengetahuan,
ketrampilan dan komunikasi.
Kegiatan-kegiatan promosi hingga saat ini masih tetap dilakukan, baik melalui berbagai
kegiatan yaitu menyebarkan informasi keberadaan dan jenis layanan Mutiara Home Care
melalui penyebaran leaflet dan poster ke rumah rumah sakit, puskesmas, klinik-klinik. Selain
penyebaran leaflet, penyebaran informasi juga dilakukan dengan memberdayakan ikatan
alumni Program Studi Ilmu Keperawatan dan Program Studi Ners. Tujuan promosi adalah
untuk memperkenalkan usaha homecare yang masih dapat dikatakan belum cukup dikenal
oleh masyarakat, dikarenakan masyarakat masih menganggap universitas hanyalah sebagai
tempat untukmengenyam pendidikan bukan sebagai tempat untuk mengembangan suatu
usaha.
Jumlah pasien homecare pada bulan april masih belum sesuai dengan target capaian karena
awal pembukaan dan masih dalam promosi. Kunjungan rumah pada bulan April sampai
dengan Juli tahun 2017 adalah : Bulan April 2017 (32 orang), terdiri stroke = 9 orang,
Hipertensi/Jantung = 7 orang dan Endokrin/DM = 16 orang. Bulan Mei 2017 (40 orang),
terdiri dari stroke = 9 orang, hipertensi/Jantung = 12 orang dan endokrin/DM = 19 orang,
Bulan Juni 2017 (51 orang) terdiri dari stroke = 15 orang, hipertensi/Jantung = 16 orang dan
endokrin/DM = 20 orang. Bulan Juli 2017 (65 orang), terdiri dari stroke = 18,
hipertensi/Jantung = 17 orang dan endokrin/DM = 30 orang.
Kebutuhan akan kesinambungan asuhan keperawatan dengan integrasi home care sebagai
komponen penting dalam sistem jaringan rumah sakit dengan komunitas. Melalui layanan
home care, klien dengan kondisi pasca akut dan disable atau dengan kondisi penyakit kronis
tidak lagi perlu menjalani hospitalisasi sehingga pasien dan keluarga diberdayakan untuk
turut ambil bagian dalam upaya proses pemulihan ataupun melakukan upaya prevensi
sekunder dan tersier, bantuan yang diberikan oleh perawat home care sesuai dengan porsi dan
kebutuhan.
Home care merupakan bagian atau lanjutan dari pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan dampak penyakit.
Pelayanan home care juga meliputi konseling yang bermanfaat meningkatkan kepatuhan
pasien dalam penggunaan obat, sehingga angka kematian dan kerugian (baik biaya maupun
hilangnya produktivitas) dapat ditekan (Schnipper, 2006).
Hasil kuisioner kepuasan pasien menyatakan bahwa sebagian besar (90%) menyatakan
kepuasan terhadap kinerja perawat yang bekerja merawat anggota keluarga di rumah. Hal
ini menunjukkan bahwa kepuasan pasien tidak hanya dari segi pemberian pendidikan
kesehatan saja namun juga dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya faktor kenyamanan
dengan perawat, hubungan pasien dengan petugas RS dan biaya (Mulyanasari, 2014).
Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah (home care) mempunyai peran
untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan
kesehatan sehinga penerapan proses keperawatan di rumah, terjadi proses alih peran dari
perawat kepada klien dan keluarga (sasaran), dan diharapkan secara bertahap dapat
mencapai kemandirian klien beserta keluarga sasaran dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya (Depkes, 2006).

ADMINISTRASI Pada proses pembayaran yang berlangsung di ProNers Home Care


and Nursing Solution, pembayaran dilakukan setiap periode tertentu sesuai kesepakatan
atara perusahaan dan klien. Proses pembayaran yang berjalan di perusahaan dapat
digambarkan dalam gambar 4.6.
Gambar 4.6 menjelaskan mengenai proses pembayaran yang terjadi dalam perusahaan.
Saat ini perusahaan sudah memiliki tiga metode untuk melakukan pembayaran, yaitu
pembayaran dengan cara klien mendatangi perusahaan, pembayaran dengan cara pihak
perusahaan mendatangi rumah klien, dan pembayaran dengan cara melakukan transfer
rekening apabila klien dan pihak perusahaan tidak dapat bertemu secara langsung.
Setelah dilakukan pemetaan terhadap proses pembayaran ke dalam
functional flowchart, kemudian dilakukan analisis terhadap kegiatan
value-added maupun non- value-added.
Jenis
No Kegiatan Bagian Kerja Kegiatan Usulan Perbaikan
1 Pembayaran Direktur Value-  -
melalui tiga added
metode
pembayaran

Proses pembayaran yang dapat dilakukan dengan tiga metode saat ini merupakan proses
value-added. Dengan dimungkinkannya klien untuk melakukan pembayaran baik di
kantor, di rumah, maupun secara transfer akan secara langsung meningkatkan kepuasan
klien karena memudahkan klien melakukan pembayaran kepada perusahaan.
5.masalah

Dalam melakukan perwatan,terdapat dua kemungkinan permasalahan utama


yang terjadi.permasalahan pertama adalah klien yang mengajukan perubahan layanan
keperawatan kepada pihak perusahaan, ,dan perubahan perawat.selanjutnya
informasi,diserahkan ke pihak perusahaan untuk ditindaklanjuti dan diinformasikan ke
pihak keluarga klien. Proses tindak lanjut perubahan layanan keperawatan mempunyai
alur proses tersendiri

proses tindak lanjut perubahan layanan keperawatan. Setelah klien mengajukan


permintaan perubahan layanan keperawatan kepada pihak perusahaan, kemudian pihak
administrasi menginformasikan kepada koordinator perawat. Ada 2 macam perubahan
layanan, yaitu perubahan jenis layanan dan perubahan jadwal pelayanan / petugas
perawat. Setelah menerima permintaan dari klien, maka petugas administrasi
menginformasikan kepada koordinator perawat. Pertama, apabila perubahan jenis
layanan, ada 2 kemungkinan, yaitu perubahan dari visit ke shift atau sebaliknya. Untuk
visit ke shift, koordinator perawat melakukan pengecekan ketersediaan jadwal
perawatan. Apabila ada jadwal yang kosong maka koordinator perawat akan
menginformasikan kepada perawat yang bertugas untuk melakukan perubahan jenis
layanan visit ke shift, namun apabila sebaliknya maka petugas administrasi akan
menginformasikan kepada klien bahwa perubahan layanan dari visit ke shift tidak dapat
dilakukan karena jadwal perawatan sudah penuh. Untuk shift ke visit, koordinator
perawat tetap melakukan pengecekan ketersediaan jadwal perawatan, namun di sini
pengecekan bertujuan untuk melihat apakah ada peluang untuk mengosongkan shift
tambahan. Apabila ada peluang, maka dilakukan pergantian perawat. Namun sebelum
dilakukan pergantian, petugas administrasi akan terlebih dahulu melakukan konfirmasi
persetujuan kepada klien. Apabila klien menolak, maka perawatan akan dilanjutkan
dengan perawat semula, namun apabila klien menyetujui maka perawatan akan
dilanjutkan dengan perawat baru.

Kedua yaitu perubahan jadwal pelayanan dan perubahan perawat,


apabila klien meminta perubahan jadwal pelayanan maupun perubahan
perawat, maka Koordinator Perawat melakukan pengaturan ulang jadwal
pelayanan / petugas perawat. Apabila pengaturan ulang jadwal
pelayanan maupun perawat tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka
petugas administrasi akan menginformasikan kepada klien bahwa
perubahan jadwal pelayanan perawat

tidak dapat dilakukan. Apabila pengaturan ulang jadwal pelayanan /


perawat dapat dilakukan, maka koordinator perawat akan melakukan
perubahan jadwal pelayanan / petugas perawat.Tahapan selanjutnya
berlanjut pada flowchart utama proses perawatan, yaitu apakah klien
menerima keputusan perubahan pelayanan keperawatan yang telah
ditetapkan perusahaan. Apabila klien tidak menerima keputusan perusahaan,
maka perusahaan akan mencoba melakukan solusi yang lain, namun apabila
tidak ditemukan solusi yang lain, klien dapat menentukan apakah akan
melanjutkan layanan perawatan atau berhenti
menggunakan layanan perawatan dari perusahaan. Apabila berhenti,
maka proses perawatan dinyatakan selesai, namun apabila klien masih ingin
menggunakan layanan perawatan, maka perawatan akan dilanjutkan kembali.
Apabila klien menerima keputusan perubahan layanan keperawatan dari
perusahaan, maka perawatan dilanjutkan kembali. Permasalahan kedua yaitu
perubahan kondisi dan gejala pasien selama proses perawatan berlangsung.
Apabila dalam proses perawatan ditemui permasalahan seperti ini, maka
perawat akan melakukan langkah tindak lanjut sesuai kondisi pasien. Proses
tindak lanjut perubahan kondisi pasien memiliki alur proses yang
digambarkan dalam 4.5.
proses tindak lanjut perubahan kondisi / gejala pasien yang
dilakukan oleh perawat. Setelah mengetahui adanya perubahan kondisi pada
pasien, maka langkah selanjutnya perawat akan mengklasifikasi kondisi
pasien ke dalam 3 kategori sesuai dengan klasifikasi sistem Triase, perawat
kemudian mengisi formulir laporan kesehatan klien, kemudian perawat
memberitahukan kepada keluarga pasien mengenai perubahan kondisi yang
terjadi pada pasien. Perawat mengklasifikasi kondisi pasien meliputi 3
kategori, yaitu pertama kategori tidak gawat tidak darurat (P4), kedua
kategori darurat tidak gawat (P3) atau gawat tidak darurat (P4), dan ketiga
kategori gawat darurat (P1).
Kategori pertama apabila termasuk kategori tidak gawat tidak
darurat (P1), perawat dapat memutuskan perlu mengkonsultasikan
perubahan kondisi tersebut kepada kepala perawat atau tidak. Apabila tidak
diperlukan, maka perawat akan melakukan perawatan disesuaikan dengan
gejala yang muncul, namun apabila diperlukan konsultasi, maka perawat
akan menghubungi kepala perawat, kemudian kepala perawat
membecroim
kamnitpteotuunsjeurk mengenai tindakan yang harus
dilakukan. Kepala perawat dapat menyarankan agar pasien dibawa ke
dokter apabila diperlukan, dan dokter dapat memberikan saran perawatan
kepada pasien, apakah pasien perlu dibawa ke rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai