Anda di halaman 1dari 25

PENGELOLAAN

LIMBAH MEDIS RUMAH SAKIT

Oleh : Linda Hernike Napitupulu, M.Kes


Pendahuluan

• Disadari bahwa limbah layanan medis dapat


menimbulkan dapak negatif thd kesehatan
dan keselamatan dari petugas, pemulung
dan masyarakat

• Limbah layanan medis dapat menjadi


tempat berbiaknya mikro-organisme dan
sarang vektor penyakit dan tikus

• Secara garis besar dibagi menjadi sampah


medis dan sampah non medis
Jumlah Sampah

• Langkah pokok pengelolaan sampah


adalah mengukur produksi sampah karena
menentukan jumlah dan volume sarana
penyimpanan dan pembuangan sampah,
seperti pemilihan ukuran incinerator, alat
angkut, dll.

• Pengukuran jumlah sampah dapat


menggunakan ukuran berat atau ukuran
volume
Berat dan Volume
Sampah Rumah Sakit
• Diperkirakan produksi sampah domestik adalah 2
Kg/pasien/hr sedang di AS = 3,25 Kg/pasien/hr

• Volume sampah diperlukan untuk menentukan ukuran bak


dan sarana pengangkutan, shg perlu survei pada Rumah
Sakit setempat

• Meningkatnya produksi samah RS karena peningkatan


penggunaan barang disposable
Pengangkutan
Sampah

• Pengangkutan dalam ruangan memakai kereta, sedangkan untuk


bangunan bertingkat dapat dibantu dgn menyediakan cerobong
sampah atau lift pada sudut ruangan

• Kereta sampah supaya dipisah antara sampah medis dan sampah non-
medis, karena berkaitan dengan metode pembuangan dan
pemusnahannya

• Dalam strategi pengelolaan sampah RS perlu ditetapkan lebih dulu


prosedur standar (PROTAP) pengelolaan sampah yang harus dipatuhi
oleh semua fihak yang terlibat
Sarana
Pengangkutan
Sangat diharapkan kendaraan yang dipakai mengangkut sampah
medis dan sejenisnya hanya untuk itu saja

Mudah diangkut dan dibongkar serta mudah dibersihkan dan


dilengkapi alat pengumpul kebocoran

Harus dipasang tanda atau kode untuk sampah medis/klinis


Metode
Pembuangan

 Sebagian besar limbah medis / klinis dibuang dengan metode


incinerator atau setelah sterilisasi (autoclave atau bahan kimia
hipoklorit / permanganat) dengan sanitary landfill

 Evaluasi keberhasilan pengelolaan sampah bisa dilihat dengan


indikator :
- akumulasi sampah tak terangkut
- peningkatan populasi lalat
- adanya keluhan masyarakat, pasien,
pengunjung atau petugas rumah sakit
Limbah
Layanan Medis
• Rumah sakit merupakan penghasil limbah medis/klinis terbesar,
sehingga perlu pengolahan pendahuluan sebelum diangkut ke
tempat pengumpulan dan pemusnahan

• Limbah atau sampah medis/klinis adalah limbah yang berasal dari


pelayanan medis, perawata, gigi, veterinary, farmasi atau sejenisnya,
pengobatan, perawatan, pendidikan dan penelitian yang
menggunakan bahan beracun dan infeksius

• Jenis limbah klinis :


- benda tajam - limbah farmasi
- limbah infeksius - limbah kimia
- limbah jar tubuh - limbah radioaktif
- limbah sitotoksik
Kategori
Limbah Medis/Klinis
• Golongan A : a. Dressing bedah, swab dan semua limbah
terkontaminasi;
b. Bahan linen kasus penyakit infeksi
c. Seluruh jar tubuh manusia, hewan dari lab, dan hal
lain yang berkaitan dengan swab dan dressing

• Golongan B : Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan


benda tajam lainnya

• Golongan C : Limbah lab dan post partum, kecuali yg masuk gol. A

• Golongan D : Limbah bh kimia dan farmasi tertentu

• Golongan E : Pelapis bed-pan disposable, urinoir, incontinence, pad


dan stamagbags
Pemilahan dan Pengurangan
Sampah Medis

• Alur limbah hrs diidentifikasi dan dipilah


• Reduksi volume limbah merupakan proses yang
kontinyu
• Pemisahan limbah B3 dari limbah lainnya pada tempat
penghasil adalah kunci pembuangan yang paling baik
• Dengan limbah berada di kantong dan kontainer yang
sama untuk penyimpanan, pengumpulan dan
pembuangan akan mengurangi kemungkinan kesalahan
petugas dlm penanganan
Penampungan
Sampah Medis

• Sarana penampungan limbah medis harus memadai,


diletakkan pada tempat yang pas, aman, dan higienis

• Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan


sampah medis yang bisa dibuang di sanitary landfill, namun
pemadatan tidak boleh dilakukan pada limbah infeksius
dan benda tajam
Standarisasi Kantong dan Kontainer
Pembuangan Limbah medis

• Karena terdapat berbagai macam kantong dan kontainer serta


logo (simbol) yang dipergunakan untuk pembuangan sampah
medis, maka perlu standardisasi nasional warna dan kode
masing-masing jenis sampah medis

• Keseragaman akan memberikan keuntungan sbb :


- mengurangi biaya dan waktu pelatihan petugas
- meningkatkan keamanan petugas dalam/luar RS
- pengurangan biaya produksi kantong dan kontainer

• Kantong dan kontainer harus kuat, bermutu, tidak mudah


robek dan tidak bereaksi dgn sampah yang disimpan di
dalamnya
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan A

 Dressing bedah dan limbah medis lainnya ditampung dlm bak


penampungan limbah medis, dilengkapi dengan kantong plastik diikat
kuat kalau ¾ isi sudah penuh, maksimal 1 hari sekali diangkut,
dimusnahkan dgn incinerator

 Prosedur yg digunakan disetujui Pimpinan jbj, Kepala Bagian Sanitasi


dan Dinas Kesehatan

 Semua jar tubuh, placenta dll ditampung bak medis dalam kantong
yang tepat untuk dimusnahkan dgn incinerator

 Alat lab yabg terinfeksi dimusnahkan dengan incinerator dan


incinerator dioperasikan dibawah pengawasan bagian sanitasi Rumah
Sakit
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan B

• Syringe, jarum, dan cartridge hendaknya dibuang dalam keadaan


tertutup

• Sampah ini hendaknya ditampung dalam bak tahan benda tajam yang
bilamana penuh ( atau dengan interval maksimal tidak lebih dari 1
minggu) hendaknya diikat dan ditampung dalam bak sampah medis
sebelum diangkut dan dimusnahkan dengan incinerator
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan C

• Pembuangan sampah medis yang berasal dari unit patologi


kimia, haematologi, transfusi darah, mikrobiologi, histologi dan
post partum serta unit sejenisnya (binatang percobaan) dibuat
dalam kode pencegahan infeksi dalam lab klinis dan ruang post
mortum dan publikasi lainnya
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan D

 Barang-barang yang lebih atau produk medis baru


sebagian digunakan hendaknya dikembalikan kepada
petugas yang bertanggung jawab di bagian Farmasi
Rumah Sakit
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan E

• Kecuali yang berasal dari ruangan dengan risiko tinggi, isi


sampah medis golongan E ini bisa dibuang melalui saluran
air “sluicer”, WC atau unit pembuangan untuk itu

• Sampah yang tidak dapat dibuang melalui saluran air


hendaknya disimpan dalam bak penampungan sampah
medis dan dimusnahkan dengan incinerator
Transportasi Sampah Medis
Kereta atau Trolli

• Permukaan harus licin, rata


dan tidak tembus
• Tidak akan menjadi sarang
serangga
• Mudah dibersihkan dan
dikeringkan
• Sampah tidak menempel di
alat angkut
• Sampah mudah diisikan,
diikat dan dituang kembali
Kalau Tidak Tersedia
Sarana Transportasi Limbah Medis

• Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa


dalam bak truck pengangkut sampah, dan dilakukan
upaya mencegah kontaminasi sampah lain yang
dibawa

• Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan


aman dan tidak terdapat kebocoran atau tumpahan
Tempat
Penampungan Sementara

• Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin, dikatakan


penuh itu kalau 2/3 atau ¾ kantong penuh

• Sementara menunggu pengangkutan, hendaknya :


- Simpan dalam kontainer memenuhi syarat
- Lokasi strategis, dalam kantong warna dan kode terpisah
- Taruh di tempat yg kering dan ada sarana pencuci
- Aman dari orang yang tak bertanggung jawab
- Terjangkau kendaraan pengangkut sampah

• Sampah medis yang tidak berbahaya dapat ditampung bersama


sampah lain sambil menunggu pemusnahan
Peringatan

• Peringatan bahaya dari kontainer bertekanan,


seperti kaleng aerosol hendaknya tidak
dimasukkan ke dalam kantong sampah yg akan
dimusnahkan dengan incinerator !!
Kebijakan Pembuangan
Sampah Medis/Klinis

• RS hendaknya menetapkan peraturan standard (protap) yang


jelas untuk penanganan, penampungan, pengangkutan, dan
pembuangan limbah medis/klinis

• Protap tersebut harus disesuaikan dengan kondisi lokal serta


perlu untuk diikuti dengan latihan sesuai dengan kategori dan
fungsi tenaga yang ada

• Perlu ditetapkan seorang petugas yang bertanggung jawab


dalam pelaksanaan dan untuk pengembangan program sanitasi
rumah sakit
Latihan Penanganan
dan Pembuangan

• Semua petugas yg kerja di tempat penghasil sampah medis (pemyimpan


dan pengumpul) harus mendapat informasi dan pelatihan dalam
pengelolaannya serta pemakaian APD
- memeriksa pakah kantong telah tertutup
- menangani kantong dgn pegang lehernya saja
- tahu prosedur mengatasi tumpahan
- memastikan pengikat kantong tidak putus selama proses

• Petugas yang bertanggung jawab thd pengangkutan perlu menjamin


bahwa :
- pemungut, sopir dan petugas lain sadar akan bahayanya
- menguasai prosedur standard kalau ada tumpahan
TUGAS
1. Amati dan ceritakan kegiatan rumah sakit
dalam upaya penanganan limbah rumah sakit
di daerah masing-masing.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai