Anda di halaman 1dari 30

PENATAGRAHAN LINGK.

RUMAH SAKIT
(SANITASI RUMAH SAKIT)
•Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia
diartikan sebagai 'pemelihara kesehatan'.
•Menurut WHO, sanitasi lingkungan
(environmental sanitation) adalah upaya
pengendalian semua faktor lingkungan fisik
manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat
menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi
perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan
hidup manusia.
• Dalam lingkup Rumah Sakit (RS), sanitasi berarti
upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik,
kimiawi dan biologik di RS yang menimbulkan atau
mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk
terhadap kesehatan petugas, penderita,
pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar RS.
• Dari pengertian di atas maka sanitasi RS
merupakan upaya dan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di RS
dalam memberikan layanan dan asuhan pasien
yang sebaik-baiknya, karena tujuan dari sanitasi RS
tersebut adalah menciptakan kondisi lingkungan RS
agar tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah
terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari
lingkungan
KONSEP SANITASI RUMAH SAKIT
•Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang
di dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia
(petugas, pasien dan pengunjung) dan kegiatan
pelayanan kesehatan, ternyata di samping dapat
menghasilkan dampak positif berupa produk pelayanan
kesehatan yang baik terhadap pasien, juga dapat
menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk
kepada manusia seperti pencemaran lingkungan, sumber
penularan penyakit dan menghambat proses
penyembuhan dan pemulihan penderita.
• Sanitasi RS diarahkan untuk mengawasi faktor-faktor
tersebut agar tidak membahayakan.
• Dengan demikian, sesuai dengan pengertian sanitasi,
lingkup sanitasi RS menjadi luas mencakup upaya-
upaya yang bersifat fisik seperti pembangunan sarana
pengolahan air limbah, penyediaan air bersih, fasilitas
cuci tangan, masker, fasilitas pembuangan sampah,
serta upaya non fisik seperti pemeriksaan,
pengawasan.
TUJUAN SANITASI RS
Terujudnya kondisi Lingkungan RS yang memenuhi
persyartan sanitasi dan menjamin pencegahan infeksi
nosokomial dan membantu proses pengobatan serta
penyembuhan penderita.
ASPEK KESLING & PRINSIP SANITASI RS
1.Aspek Kesling dalam RS.
•Aspek kesling di RS terdiri dari lingk.biotik dan abiotik.
•Ini dikaitkan dg upaya-upaya pengawasan, penyebaran
penyakit Nosokomial.
•Interaski aspek biotik dan abiotik memungkinkan kontak
antara pasien, petugas, masy.dlm lingk RS dan
benda/alat/alat yg digunakan untk.proses penyembuhan,
shg terjadi cross infection
Lingkungan Biotik
•RS.merupakan depot pengumpulan (collection depot) bagi segala
macam penyakit.
•RS. Selalu dihuni, dikunjungi dan dignkan oleh berbagai penjamu
yang rentan (suceptibel host), spt anak2 orang tua dan orang-
orang lemah kondisi tubuhnya.

Lingkungan Abiotik
Merupakan bangunan permanen dan semi permanen, terdiri dari
•Ruang pelayanan ( R.perawatan/jalan/inap, bedah, UGD,
Radiotheraphi, fisotherapi dll).
•Ruang untk. Instalasi pengunjung ( lab.klinik, lab pathologi klinik,
farmasi, kamar jenasah, gizi dan instalasi pemeliharaan saran
RS)
•Ruang untk.admisnistrasi (kantor sekretariat, keuangan, umum
dll)
•Bagian lain, koridor2, halam RS termasuk taman)
HUBUNGAN RS DENGAN KESEHATAN
1.Adanya sumber penularan penyakit.
•Mutu dan jumlah air
•Mutu air yg kurang baik (mis.banyak mengandung
Coliform bacteri) dpt menyebabkan penyakit saluran
pencernaan.
•Kontaminasi pada pasien luka, luka bakar.
•Kontaminasi pd proses pengolahan bhn makanan.
•Air harus memenuhi persyaratan air minum yg
ditetapkan Kemenkes RI.
Pembuangan air kotor dan tinja
•Pembuangan air kotor dan tinja kurang baik dpt menjadi
sarang vektor penyakit (lalat, nyamuk, kecoa, tikus dll)
Pembuangan sampah
•Pengelolaan sampah RS yg tdk saniter, cendrung
mengundang serangga.
•Sampah merupakan sarang vektor penyakit.
•Sampah RS, selain sampah organik juga sampah
anorganik spt pembalut luka atau sampah dari lab
atau unit pelayanan yg lain.
•Utk.hal tersebut pemb.sampah hrs saniter.
Pengawasan serangga.
•Serangga penular penyait perlu diawasi, dengan
Pest.kontrol, shg seranga penular penyakit dpt
dieleminir..
Kebersihan makanan dan minuman
•Termasuk kebersihan dari penglola makanan, alat-alat
makan, kebersihan waktu mengolah, menghidangkan,
ataupun menyimpan makanan.
Kualitas udara ruangan
•Kualitas udara ruangan harus terjaga kebersihan.
•Ada ruang isolasi antara penyakit menular dan tidak
menular (mis.Penyakit TBC, Diptheri dll).
Proses pencucian
•Pencucian alat-alat RS spt.alat makan, alat-alat tidur,
alat-alat kedokteran apabila tdk baik dpt
mengkontaminasi orang lain.
BAHAN DAN SUMBER PENCEMAR
A.Bhn.pencemar patologis
Limbah padat
•Limbah padat dlm bentuk kering dan basah
•Dlm bentuk kering (bekas pembalut, pelester,
jarum suntik,ampul vaksin dll).
•Dlm bentuk basah : sisa makanan, kasa bekas
perdarahan,bekas amputasi, potongan tumor dan
sejenisnya.
•Sumber dari kegiatan pd ruang perawatan, bedah
operasi, bedah oprasi persalinan, jenasah, UGD
,lab.
Limbah cair
•Limbah cair berupa sisa darah, urine, tinja, potongan
biopsi, media pembenihan, sisa obat, sampah kimia
lainnya.
Limbah gas
•Biasanya berasal dari kegiatan anestesi, ruang lab.
Incenerator, septic tank.
Bahan pencemar non patologis
Limbah padat
•Sampah padat berupa kertas, plastik, sisa makanan,
pecahan gelas/kaca, dll.
Limbah cair
•Berupa buangan dari dapur, kamar madi, laundry,air
hujan dll
Keracunan
•Terjadi krn faktor lingk.RS .mis.keracunan obat
obatan (alergi, kelebihan dosis, salah pemberian jenis
obat)
•Keracunan zat zat kimia, gas toksin, makmin yg
terkontaminasi zat toxic.
Kecelakaan kerja
•Harus memperahtikan APD (Alat Pelindung Diri),
Masker, sarung tangan , Helm dll
PRINSIP-PRINSIP SANITASI
A.Pencegahan dan Pengurangan Infeksi Nosokomial.
•Infeksi Nosokomial  penyakit yg terjadi akibat
infeksi silang(cross infection) maupun swainfection.
•Swa nfection adalah timbulnya penyakit atau makin
parahnya kodisi peny.krn faktor lingk.
Pencegahan infeksi Nosocomial
•Penanganan kebersihaan kerumahtanggaan bebas
dari jasad renik/microrganisme phatogen.
•Tersedianya dan terlaksannya penanganan,
pengumpulan limbah atau sampah yg memadai.
•Tersdianya air bersih yg bebas kuman
•Ventilasi udara yg baik.
•Teknik2 aseptic.
•Tempat tidur dan perlengkapannya bersih dari kuman
•Makmin yg sehat, bebas bhn pencemar.
•Bebas serangga dan rodent penular penyakit.
Pencegahan pencemar lingkungan.
•Subsitusi substitusi bhn pencemar dilakukan dgn
menganti bhn yang beracun/berbahaya dgn bhn
sejenis yg kurang berbahaya.
•Dilusi
Dilusi atau pengenceran bhn  dgn menurunkan
konsentrasi bhn larutan tinggi sampai bts yang
dipertimbangkan tdk menimbulkan bahaya.
•Isolasi  dgn mengadakan perlindungan thd bhn2
berbahaya .
•Separasi  pemisahan dilakukan scara memilih dan
memisahkan bhn berbahaya sesuai dg sifat, jenis
dan komponen baik, secara manual atau mekanik.
• Desinfeksi pengurangan /penurunan jasad
renik yg pathogen dg menggunakan zat
desinfectan.
• Sterilasasi penyucihamaan bhn/alat dg cara
pemanasan, misalnya alat2 kedokteran
dimasukkan didlm autoclave, penyucian dg air
panas, penjemuran dll.
• Pemusnahan memusnahkan bhn yag
berbahay dg cara pembakaran menggunakan
incenerator.
• Reduksi  Pengurang volume bhn berbahaya
sedemikan rupa shg bhn tsb sampai bts
tertentu sesua standar.
Pencegahan Kecelakaan Kerja
•Pemakaian APD
•Pemasangan penyekat pd alat kerja yg
berbahaya.
•Pemasangan alat pemantau kerja mekanis
pd mesin2.
•Pengantian alat yg rusak dg alat yg baru.
•Pemberian petunjuk kerja yg tepat.
•Pemasangan tanda peringatan pd tempat2
yg berbahaya.
•Penerapan sistem ganjaran/hukuman yg baik
PENGENDALIAN LINGKUNGAN RS.
1.Pengendalian Infeksi
2.Pengendalian Lingkungan RS
3.Pengendalian Kesehatan Radiologi
4.Penyehatan Lingkungan dlm rangka pencegahan dan
kesker.
1.Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
•Meniadakan (elimenasi) atau memberantas kuman
atau sumber kuman(reservoir).
•Membunuh kuman dgn sterilasasi
•Membuat lingk.tdk cocok untk kehidupan kuman
•Memotong/memutuskan, memberantas siklus antara
reservoir dan bahan penularan.
Sampah dan barang sisa.
•Sampah dan barang sisa yg terkontaminasi hrs
diangkut oleh org. bukan dgn kereta.
•Jaringan sisa, sedian kultrur, plasma darah,
darah jika tdk dpt dibuktikan terkena kontaminasi
dpt disalurakan ke pembuangan.
•Sampah dibungkus dlm kantong dan diangkut ke
tmpt pembuangan sampah atau incenerator.
•Jaringan sisa yg terkena kontaminasi dpt
diseterilkan atau disinfeksi.Penyimpanan dan
pengumpulan yg mengandung bhn dpt membusuk
hrs masuk dlm kantong kedap.
•Barang sisa yg terkena infeksi hrs dimasukkan ke
dalam insinerator
Peralatan
•Sistem penyediaan air bersih tdk terjadi cross conection.
•Jika air diperoleh bukan PAM hrs diperiksa kualitasnya.
•Bak penyedian hrs bersih.
Pemeliharan bangunan
•Semua permukaan lantai, dinding, langit langit hrs selalu
diperiksa, dlm keadaan kering dan rata.
•Tambahan permukaan untk keperluan akustik tdk boleh
dipasang di daerah kamar oprasi, ruang obsteri, kamar
bayidan kamar tindakan medik lainnya.(ini sulit
dibersihkan).
Sistem Ventilasi udara
•Ventilasi letaknya paling sedikit 7 feet dr lantai.
•Exhauster fans hrs diletakan pd tempat paling ujung
dari ruangan.
•Udara untk.kamar oprasi harus ada 2 Exhouster .
•Hrs. ada 15 kali pergantian udara perjam kamar
operasi .
•Filter udara AC hrs dibersihkan secara teratur.
Temprat dan kelembaban(%) pd :
Kamar oprasi ; 21,1 – 24,4 C / 50 – 60 %
Kamar bersalin ; 21,1 – 24,4 C/ 50 – 60 %
Recovery room ; 23,9 C / 50 – 60 %
Kamar bayi ; 23,9 C/50 – 60 %
Kamar intensive : 23, 9 – 26,7 C / 20 60 %
Sistem pemeliharaan dan perbaikan
•Filter dari semua AC hrs diperiksa 6 bln sekali dan
segera diganti jika rusak.
•Pendingin dan pemanas didapar hrs diperiksa
tempraturnya.
•Pipa air hrs disiram (flush) setelah ada perbaikan.
•Hrs.dilakukan pemeriksaan teratur pd mesin destilasi
air, alat sterilialsi, kemudian diganti/perbaiki jika rusak.
Pemberantasan binatang pengerat
•Pestisida digunakan sesuai ketentuan.
PENGENDALIAN KESEHATAN LINGKUNGAN.
Air
•Air harus mempunyai kualitas, kuantitas dan
kuntinuitas untuk kebutuhan, Lab,Dapur air minum,
pencucian alat kedokteran, proksi cairan untk kamar
oprasi, dan lab.
Sitem perpipaan
•Hrs. dipisahkan secara ketat perpipaan air minum
dan air kotor/limbah.
•Limbah
•Sistem perpipaan yg baik dan memenuhi syarat
terentu.
Udara
•Polusi dari incenerator dan Pembangkit tenaga
listrik perlu dikendalikan.
PENGENDALIAN INSEK DAN BINATANG PENGERAT.
•Binatang pengerat dpt masuk lewat dlm pengiriman barang
dari luar spt dus karton pembungkus barang., lewat bhn
makanan, lewat celah-celah bangunan.
•Penggunaan pestisida hrs dibatasi
•Yg paling baik adalah membuat lingkungan RS tdk cocok
untuk kehidupan binatang ini.
PENGENDALIAN KESEHATAN RADIOLOGI.
Sumber radiasi RS ada 2 :
•Radiasi ion sinar X dan radiasi isotop radioaktif/
•Radiasi non-ion dari sinar laser dan gelombang mikro.
 Pegendalian radiasi diadasarkan atas waktu, jarak,
ventilasi ruangan, alat pengamanan pegawai, bangunan dan
saran pemngaman.
 Tiap 1 th sekali alat hrs dikalibrasi
PENYEHATN LINGKUNGAN DLM RANGKA
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA.
Kegiatan meliputi :
•Pengendalian bahaya dan risiko
•Pencegahan bahaya dan resiko
•Dokumentasi.
Adapun ruangan2 termasuk katagori rawan terkena
infeksi.
•R.Perawatan Intensip (ICU)
•Ruang Perawatan bayi
•Ruang untk luka bakar
•Ruang cuci darah
Peralatan yg termasuk katagori rawan:
•Peralatan endoskopi
•Tensimeter
•Peralatan2 yg sekali pakai (disposable components),
jarum suntik
•Kateter.
Upaya pencegahan dpt dikelompokkan:
•Menghilangkan atau mengendalikan bahaya secara
langsung.
•Supervisi dan penyuluhan thd bahaya petugas.
USAHA PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN
Penangana secara menyeluruh menyangkut hal-hal ,
yg perlu dipertimbangkan :
•Adanya kewenangan yg diberikan bahwa sanitasi
RS.perlu dilaksanakan demi kebersihan dan
kesehatan.
•Tersedianya struktur organisasi yg dpt menjelaskan
tugas, fungsi serta wewenangnya.
•Adanya diagram bangunan RS, yg mendukung
kemudahan dlm megelola lingkungan RS.
•Pengawasan mutu lingkungan RS secara berkala.
•Pendidikan secara berkala bagi petugas RS.Tentang
pengaruh lingkungan RS.

Anda mungkin juga menyukai