Anda di halaman 1dari 24

MATERI PPI

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH SURYA DHARMA HUSADA JOMBANG
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

1. Hand hygine
2. 5 Momen Cuci Tangan
3. Etika Batuk
4. Limbah Rumah Sakit
5. APD
Click icon to add picture

HAND HYGINE
6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN

• 1. Basahi tangan, tuangkan sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
• 2. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian
• 3. Gosok sels – sela jari tangan hingga bersih
• 4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
• 5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
• 6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemuydian gosok perlahan, bilas dengan air bersih
dan keringkan
4 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN
HANDRUP
• 1. Teteskan Handrup pada telapak tangan
• 2. Gosok telapak tangan bersama, telapak tangan dengan Punggung tanggan secara
bergantian
• 3. gosok ujung jari dengan telapak tangan secara bergantian
• Ratakan ke semua permukaan sampai tangan kering, kurang lebih sekitar 20 detik
LIMA MOMENT CUCI TANGAN

• Sebelum bersentuhan dengan pasien.


• Sebelum melakukan tindakan aseptik.
• Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien.
• Setelah bersentuhan dengan pasien.
• Setelah keluar dari lingkungan pasien.
ETIKA BATUK
• 1. Tutup hidung dan Mulut anda dengan menggunakan tissue atau sapu tangan
• 2. Jika tidak ada tisu atau sapu tangan, anda bisa menggunakan lengan dalam baju anda
• 3. segera buang tissue yang sudah di pakai pada tempat sampah
• 4. cuci tangan dengan cairan berbasis alcohol atau sabun dan bilas dengan bersih
• 5. Gunakan Masker
Click icon to add picture

LIMBAH RUMAH SAKIT


Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat,
cair dan gas
TUJUAN PENGELOLAAN LIMBAH

• Pengelolaan sampah RS dapat sesuai dengan aturan yang berlaku.


• Melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit
dari penyebaran infeksi dan cidera.
• Membuang bahan-bahan berbahaya (sitotoksik, radioaktif, gas, limbah infeksius, limbah
kimiawi dan farmasi) dengan aman.
• Mencegah pencemaran lingkungan di sekitar
JENIS LIMBAH

• Limbah Radioaktif; Limbah radio aktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotape yang berasal dari penggunaan
medik atau riset raadionucleida. Limbah ini dapat berasal antara lain dari tindakan kedokteran nuklir, pemeriksaan radiologi,
radioimmunoassay, dan bakteriologis dapat berbentuk padat, cair, atau gas.
• Limbah Sangat Infeksius' Limbah insfeksius adalah limbah yang diduga mengandung bahan pathogen (bakteri, virus, parasit
atau jamur) dalam konsentrasi atau jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada penjamu yang rentan.
• Limbah Infeklsius, Patologi dan Anatomi; Limbah patologis terdiri dari jaringa, organ, bagian tubuh, janin manusia dan
bangkai hewan, darah dan cairan tubuh (limbah anatomis) atau subkategori dari limbah insfeksius.
• Sitotoksis; Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama
peracikan,pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. Penanganan limbah ini memerlukan absorben yang tepat dan bahan
pembersihnya harus selalu tersedia dalam ruangan peracikan.
• Limbah Kimia dan Farmasi; Limbah farmasi mencakup produk farmasi, obat-obatan, vaksin dan serum yang sudah
kadaluwarsa, tidak digunakan, tumpah, dan dibuang dengan tepat.
PROSES PENGELOLAAN LIMBAH

• ) Identifikasi jenis limbah


• Secara umum limbah medis dibagi menjadi padat, cair, dan gas. Sedangkan kategori
limbah medis padat terdiridari benda tajam, limbah infeksius, limbah patologi, limbah
sitotoksik, limbah tabung bertekanan, limbah genotoksik, limbah farmasi, limbah dengan
kandungan logam berat, limbah kimia, dan limbah radioaktif.
• ) Pemisahan Limbah
• Pemisahan limbah dimulai pada awal limbah dihasilkan dengan memisahkan limbah sesuai dengan jenisnya. Tempatkan limbah
sesuai dengan jenisnya, antara lain :

• Limbah infeksius; Limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning.
Contoh: sampel laboratorium, limbah patologis (jaringan, organ, bagian dari tubuh, otopsi, cairan tubuh, produk darah yang
terdiri dari serum, plasma, trombosit dan lain-lain), diapers dianggap limbah infeksius bila bekas pakai pasien infeksi saluran
cerna, menstruasi dan pasien dengan infeksi yang di transmisikan lewat darah atau cairan tubuh lainnya.
• Limbah non-infeksius; Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh, masukkan ke dalam kantong plastik berwarna
hitam. Contoh: sampah rumah tangga, sisa makanan, sampah kantor.
• Limbah benda tajam; Limbah yang memiliki permukaan tajam, masukkan kedalam wadah tahan tusuk dan air. Contoh: jarum,
spuit, ujung infus, benda yang berpermukaan tajam.
• Pengangkutan
• Pengangkutan limbah harus menggunakan troli khusus yang kuat, tertutup dan mudah
dibersihkan, tidak boleh tercecer, petugas menggunakan APD ketika mengangkut limbah.
Lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien, bila tidak
• memungkinkan atur waktu pengangkutan limbah.
• Tempat Penampungan Limbah Sementara

• Tempat Penampungan Sementara (TPS) limbah sebelum dibawa ke tempat penampungan akhir pembuangan.
• Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat.
• Beri label pada kantong plastik limbah.
• Setiap hari limbah diangkat dari TPS minimal 2 kali sehari.
• Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus.
• Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup limbah tidak boleh ada yang tercecer.
• Gunakan APD ketika menangani limbah.
• TPS harus di area terbuka, terjangkau oleh kendaraan, aman dan selalu dijaga kebersihannya dan kondisi kering.
• Pengolahan Limbah

• Limbah infeksius dimusnahkan dengan insenerator.


• Limbah non-infeksius dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).
• Limbah benda tajam dimusnahkan dengan insenerator. Limbah cair dibuang ke
spoelhoek.
• Limbah feces, urin, darah dibuang ke tempat pembuangan/pojok limbah (spoelhoek).
• Penanganan Limbah Benda Tajam/ Pecahan Kaca

• Memperhatikan aspek K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

• Tidak boleh menekuk atau mematahkan benda tajam.

• Tidak boleh meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat.

• Segera membuang limbah benda tajam ke wadah yang tersedia tahan tusuk dan tahan air dan tidak bisa dibuka lagi.

• Selalu membuang sendiri oleh si pemakai/pengguna.

• Tidak boleh menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai (recapping).

• Wadah khusus benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan.

• Bila menangani limbah pecahan kaca selalu menggunakan sarung tangan rumah tangga.

• Wadah Penampung Limbah Benda Tajam harus : Tahan bocor dan tahan tusukan, Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu tangan,
Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi, Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu tangan, Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi
dengan limbah; Ditangani bersama limbah medis
• Pembuangan Benda Tajam

• Wadah benda tajam merupakan limbah medis dan harus dimasukkan ke dalam kantong
medis sebelum insinerasi.
• Idealnya semua benda tajam dapat diinsinersi, tetapi bila tidak mungkin dapat dikubur dan
dikapurisasi bersama limbah lain.
• Apapun metode yang digunakan haruslah tidak memberikan kemungkinan perlukaan.
• Pemusnahan dilakukan oleh Pihak Ketiga Berizin.
• Limbah B3

• Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya); seperti misalnya : Limbah Cair Bahan Kimia Radiologi, Oli Bekas, Limbah Lampu
TL, Sludge IPAL, Bateria, Cartridge, Limbah Farmasi Kadaluarasa, Kemasan Terkontaminasi, Tabung Freon, dll; maka dilakukan
sbb :

• Limbah B3 di Unit diambil oleh petugas limbah B3 setiap hari jam 08.00-12.00 WIB.
• Disimpan di TPS Khusus Limbah B3
• Setiap 2 hari sekali diangkut dan dimusnahkan oleh pihak ke-3 berizin (dilengkapi dengan Manifest).
• Pemusnahan dilakukan Pihak Ketiga dengan Incinerator dengan suhu diatas 1000oC.
• Limbah B3 selalu dalam pemantauan.
Click icon to add picture

APD
PENTINGNYA ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BAGI TENAGA
KESEHATAN

• Wabah Covid 19 kini telah menyebabkan lebih dari dua juta kasus dan ratusan ribu orang
meninggal dunia, termasuk para tenaga kesehatan (nakes) yang gugur. Salah satu
penyebab mengapa banyak nakes yang gugur saat bertugas adalah kurangnya pasokan
alat pelindung diri (APD) yang tersedia.
• Kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat banyak rumah sakit yang melaporkan
kekurangan peralatan ini saat menangani wabah COVID-19. Begini penjelasan seputar
alat pelindung diri di rumah sakit dan mengapa menjadi penting bagi petugas medis.
APA ITU ALAT PELINDUNG DIRI (APD)?

• Dilansir dari WHO, alat pelindung diri atau WHO merupakan peralatan yang digunakan
untuk mencegah dan mengendalikan infeksi. Peralatan ini biasanya terdiri atar pakaian
yang dipakai oleh tenaga kesehatan untuk mengurangi risiko penularan. Mulai dari
sarung tangan, pelindung wajah, hingga gaun sekali pakai.
JENIS JENIS APD

• 1. Masker
• 2. Pelindung Mata
• 3. Pelindung Wajah
• 4. Sarung Tangan
• 5. Pelindung Tubuh
• 6. Sepatu Boot Anti Air
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai