Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PROMOSI KESEHATAN

KELOMPOK 1
Standar Promkes Puskesmas

NAMA KELOMPOK - Prosus :

1. Shinta Intan Nurada (1703329013)


2. Asthi Azzahra (1803329001)
3. Reka Apriyani (1803329002)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2018
DAFTAR ISI :

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................................................ 2
C. Manfaat .............................................................................................................................. 3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Promosi Kesehatan Puskesmas ....................................................................... 4
B. Strategi Dasar Promosi Kesehatan .................................................................................... 5
C. Sumberdaya Promosi Kesehatan ....................................................................................... 7
D. Kegiatan Promosi Kesehatan Didalam Ruangan .............................................................. 7
E. Pemantauan dan Evaluasi ................................................................................................ 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 16

LAMPIRAN ........................................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat terutama yang


berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak ternyata masih cukup tinggi.
Sehubungan dengan hal tersebut maka pelayanan kesehatan di masyarakat perlu
terus ditingkatkan baik yang bersifat kuratif maupun promotive dan preventif serta
rehabilitatif. Hal ini sejalan dengan misi departemen kesehatan yaitu membuat
rakyat sehat dan strategi utamanya antara lain:

1. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, dan


2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas.

Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan


terdepan, kehadirannya ditengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat
pelayanan kesehatan bagi masyarakat tapi juga sebagai pusat komunikasi
masyarakat. Disamping itu, keberadaan puskesmas di suatu wilayah dimanfaatkan
sebagai upaya pembaharuan (inovasi) baik di bidang kesehatan masyarakat
maupun upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya
sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu,
keberadaan puskesmas dapat diumpamakan sebagai “agen perubahan” di
masyarakat sehingga masyarakat lebih berdaya dan timbul gerakan upaya
kesehatan yang bersumber pada masyarakat.

Namun dalam pelaksanaanya puskesmas masih menghadapi berbagai


masalah antara lain;

1. Kegiatan yang dilaksanakan puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan


kebutuhan masyarakat setempat tetapi lebih berorientasi pada pelayanan kuratif
bagi pasien yang datang ke puskesmas.
2. Keterlibatan masyarakat belum dikembangkan secara optimal. Sampai saat ini
puskesmas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif masyarakat dalam
pemecahan masalah dan rasa memiliki puskesmas serta belum mampu
mendorong kontribusi sumberdaya dari masyarakat dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan.

Disadari bahwa untuk mengatasi masalah tersebut sesuai dengan salah satu
azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu pemberdayaan masyarakat, artinya

1|Standar Promkes Puskesmas


Puskesmas wajib menggerakkan dan memberdayakan masyarakat agar berperan
aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan, terutama dalam berperilaku
hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, upaya promosi kesehatan puskesmas
membantu masyarakat agar mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).

Berkenaan dengan pentingnya peran promosi kesehatan dalam pelayanan


kesehatan, telah ditetapkan Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004. Kebijakan
dimaksud juga didukung dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/Menkes/SK/II/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah.Untuk melaksanakan upaya kesehatan wajib tersebut di Puskesmas
diperlukan tenaga fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM) untuk
mengelola promosi kesehatan di Puskesmas secara profesional dan mampu untuk
mengelola serta menyelenggarakan pelayanan yang bersifat promotif dan
preventif.

B. Tujuan

1. Memberdayakan pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun di luar


puskesmas agar berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mengenali
masalah kesehatan, mencegah dan menanggulanginya. Dengan promosi
kesehatan juga menjadikan lingkungan puskesmas lebih aman, nyaman, bersih
dan sehat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

2. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam


membina suasana dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta
berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

3. Mengetahui kegiatan advokasi agar masyarakat di lingkungan puskesmas


berdaya di bidang kesehatan.

4. Mengetahui upaya kemitraan yang dikembangkan dalam promosi kesehatan

2|Standar Promkes Puskesmas


C. Manfaat

Manafaat yang ditimbulkan dalam pembahasan Standar Promosi


Keseahatan Puskesmas adalah:

1. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup promosi kesehatan di


Puskesmas.
2. Mahasiswa mengetahui strategi promosi kesehatan
3. Mahasiswa juga dapat mengetahui sasaran dan prinsip-prinsip dalam
promosi kesehatan

3|Standar Promkes Puskesmas


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Promosi Kesehatan Puskesmas

WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan


individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatannya. Di Indonesias, pengertian dari WHO telah
diartikan sebagai: “upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan.

Setiap masalah kesehatan pada umumnya disebabkan oleh tiga faktor yang
ditimbulkan secara bersamaan yaitu adanya bibit penyakit dan peganggu lainnya,
adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, adanya
prilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit penyakit dan lingkungan.
Oleh sebab itu, sehat dan sakitnya seseorang sangat ditentukan oleh prilaku hidup
manusia itu sendiri.

Sebagaimana keputusan mentri kesehatan nomor 1114/Menkes/


SK/VII/2005 tentang pedoman promosi kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri, seta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan
kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.

Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi, misi departemen


kesehatan dan fungsi puskesmas khusunya dalam penggerakan dan pemberdayaan
kelurga dan masyarakat dapat dirumuskan bahwa promosi kesehatan puskesmas
adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta
lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
masyarakat.

Secara operasional, upaya promosi kesehatan dipuskesmas dilakukan agar


masyarakat mampu berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk

4|Standar Promkes Puskesmas


pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah-masalah
kesehatan yang diderita maupun yan berpotensi mengancam secara mandiri.
Disamping itu, petugas kesehatan puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan
bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS.

B. Strategi Dasar Promosi Kesehatan

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/II/2005 tentang
Pedoman Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar promosi kesehatan adalah

1. Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan


meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, kelurga dan
masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan
lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiapa upaya
kesehatan. Pemeberdayaan terhadap individu, kelurga dan masyarakat yang
diselenggarakan puskesmas harus memperhatikan kondisi dan situasi, khusunya
sosial budaya masyarakat setempat.

2. Bina Suasana

Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana dan lingkungan sosial


yang mendorong individu, kelurga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan
aktif dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan. Seseorang akan terdorong
untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan apabila lingkungan sosialnya
mendukung. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemeberdayaan
masyarakat, khususnya dalam upaya mengajak individu, keluarga dan masyarakat
mengalami peningkatan dari fase “tahu” ke fase “mau” perlu diciptakan
lingkungan yang mendukung.

Petugas kesehatan puskesmas dapat menjadi panutan atau teladan dalam


sikap dan tingkah laku. Oleh karena itu, pengetahuan sikap dan prilaku petugas
kesehatan puskesmas yang melayani harus benar-benar konsisten dengan
pelayanan yang diberikan. Misalnya ramah, tidak merokok, memelihara hygiene
atau kebersihan dan kesehatan perorangan, dan lain sebagainya.

3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait agara masyarakat

5|Standar Promkes Puskesmas


dilingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan
kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat.
Dalam upaya memberdayakan individu, kelurga dan masyarakat,
puskesmas membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain, sehingga advokasi
perlu dilakukan.
Misalnya dalam rangka mengupayakan lingkungan puskesmas bebas asap
rokok, puskesmas selalu melakukan advokasi kepada pimpinan daerah setempat
untuk diterbitnya peraturan tentang Kawasan Tanpa Roko (KTR) di lingkungan
kerja seperti sekolah, kantor kecamatan, tempat ibadah.
Kata-kata kunci dalam penyiapan bahan advokasi adalah tepat, lengkap,
akurat, dan menarik. Artinya bahan advokasi harus mencakup hal-hal sebagai
berikut :
a. Sesuai dengan sasaran
b. Sesuai denga lama waktu yang disediakan untuk advokasi
c. mencakup unsur-unsur pokok, yaitu Apa, Mengapa, Dimana, Siapa,
Kapan dan Bagaimana (5W + 1 H)
d. Membuat masalah dan pilihan-pilihan kemungkinan untuk memecahkan
masalah
e. Memuat peran yang diharapkan dari sasaran advokasi
f. Membuat data pendukung, bila mungkin juga bagan, gambar, dan lain-
lain.
g. Dalam kemasan yang menarik, ringkas, tetapi jelas.

4. Kemitraan

Kemitraan adalah dalam pemberdayaan, bina usaha dan advokasi, prinsip-


prinsip kemitraan harus ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara petugas
kesehatan puskesmas dengan sasarannya dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina
usaha dan advokasi. Disamping itu, kemitraan juga dikembangkan karena
kesadaran bahwa untuk meningkatkan efektivitas promosi kesehatan, petugas
kesehatan puskesmas harus bekerjsama dengan berbagai pihak terkait, seperti
misalnya kelompok profesi, pemuka agama, LSM, media masa, dan lain-lain.
Tiga prinsip kemitraan adalah kesetaraan, keterbukaan, dan saling
menguntungkan.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
585/Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Puskesmas, strategi promosi kesehatan di puskesmas juga mengacu pada strategi
dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran, kondisi puskesmas dan
tujuan dari promosi tersebut.

6|Standar Promkes Puskesmas


C. Sumberdaya Promosi Kesehatan

Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelengaraan promosi


kesehatan di puskesmas adalah tanaga, sarana-prasarana dan dana atau anggaran.
Standar tenaga khusus promosi kesehatan di puskesmas menurut Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/II/2005 tentang Pedoman
Promosi Kesehatan di Daerah adalah sebagai berikut:

- Kwalifikasi Jumlah Kopetensi Umum Sdm kesehatan minimal D3 kesehatan +


minat & bakat dibidang promosi 1 orang.
- Membantu tenaga kesehatan lain merancang pemberdayaan kesehatan.
- Melakukan binasuasana & advokasi.

Standar sarana-prasarana promosi kesehatan puskesmas minimal sebagai


berikut:

1. Flipcharts & stand 1 set.


2. LCD Projector 1 buah.
3. Amplifier & wireless microphone 1 set.
4. Kamera foto 1 buah.
5. Megaphon/Public Address System 1 set.
6. Portable Generator 1 buah.
7. Tape/casset recorder/player 1 buah.
8. Papan Informasi 1 buah

Pada unsur pendanaan promosi kesehatan puskesmas memang tidak


ditentukan standarnya, tetapi puskesmas/dinas kesehatan diharapkan menyediakan
anggaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan promosi kesehatan di
puskesmas.

D. Kegiatan Promosi Kesehatan Didalam Ruangan

Yang dimaksud dengan promosi kesehatan didalam gedung puskesmas


adalah promosi kesehatan yang dilaksanakan dilingkungan dan gedung puskesmas
seperti ditempat pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, laboratorium, kamar
obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas.

Kegiatan promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas dilaksanakan


sejalan dengan pelayan yang diselenggarakan puskesmas. Berikut ini rincian
keterangan bentuk kegiatan promosi kesehatan yang dapat dilakukan didalan
gedung puskemas.

7|Standar Promkes Puskesmas


1. Di Tempat Pendaftaran

Kegiatan promosi kesehatan ditempat pendaftaran dapat dilakukan dengan


penyebaran informasi melalui media seperti; poster, leafet, selembaran, yang
dapat juga dipasang didepan loket pendaftaran. Adapun jenis informasi yang
disediakan yaitu :

a. Alur pelayanan puskesmas


b. Jenis pelayanan puskesmas
c. Denah poliklinik
d. Informasi masalah kesehatan yang menjadi isu pada saat itu
e. Peraturan kesehatan seperti dilarang merokok, membuang sampah pada
tempatnya, dilarang meludah sembarangan, dan lain-lain.

2. Memberikan Salam Kepada Pengunjung

Puskesmas termasuk kegiatan promosi karena telah terjadi komunikasi


awal yang menimbulkan kesan yang baik dan menyejukan bagi pasien/
pengunjung puskesmas sehingga mengurangi beban yang diderita.

3. Di Poliklinik

Petugas kesehatan puskesmas yang melayani pasien meluangkan waktunya


untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya
atau obat yang harus ditelannya. Tetapi jika hal ini belum mungkin dilaksanakan,
maka dapat di buka klinik khusus bagi para pasien rawat jalan yang memerlukan
konsultasi atau konseling. Guna memudahkan pemberdayaan dalam pelayan
medis, harus disediakan media seperti misalnya lembar balik, poster, gambar-
gambar, model-model anatomi,boleh juga brosur (leaflet), yang bisa dibawa
pulang pasien.

Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien rawat jalan adalah orang
yang mengantarkannya ke puskesmas. Mereka ini tidak dalam keadaan sakit,
sehingga memungkinkan untuk mendapatkan informasi dari berbagai media
komunikasi yang tersedia di poliklinik. Oleh karena itu di poliklinik, khususnya
di ruang tunggu perlu dipasang media seperti poster, selebaran (leaflet), yang
berisi informasi yang benar mengenai penyakit yang di derita pasien, diharapkan
dapat membantu puskesmas memberikan informasi kepada pasien.

Pemasangan poster dan media komunikasi lainnya, mendorong pasien


untuk berprilaku sesuai yang dikehendaki agar penyakit atau masalah kesehatan
yang dideritannya dapat segera diatasi.

8|Standar Promkes Puskesmas


4. Di Ruang Pelayanan KIA & KB

Dipelayanan KIA & KB selain dijumpai pasien sakit, sebagai besar


pengunjung adalah ibu-ibu atau wanita yang tidak sakit. Seperti ibu-ibu yang
memeriksakan kehamilannya atay hendak bersalin, atau mereka yang memerlukan
pelayanan kontrasepsi. Petugas kesehatan di pelayanan KIA & KB tersebut perlu
meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan pasien/ induvidu
berkenaan dengan pelayanan yang didapatnya. Jika belum mampu, dapat
dilimpahkan ke klinik khusus.

Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien/ individu yang mendapat


pelayanan KIA & KB, juga orang yang mengantarkannnya ke puskesmas. Oleh
karena itu, di pelayanan KIA & KB perlu di pasang poster-poster atau disedikan
selembaran leaflet tentang berbagai penyakit, khususnya yang menyerang bayi
dan balita. Disamping itu, tentang pentingnya imunisasi kehamilan teratur,
pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil, pentingnya imunisasi lengkap bagi bayi,
pentingnya pemberian ASI eksklusif, pentingnya memantau tumbuh kembang
balita dan lain-lain.

5. Di Ruang Perawatan Inap

Pemberdayaan terhadap pasien rawat inap dilakukan terhadap pasien ibu-


ibu bersalin, pasien yang sudah dalam fase penyembuhan dan pasien penyakit
kronis. Tujuannya adalah agar pasien tidak kambuh dan dapat menjaga
kesehatannya setelah pulang ke rumah terutama bagi pasien yang menderita
penyakit kronis, beberapa cara pemberdayaan yang dapat dilakukan seperti
ditempat tidur, penggunaan bahan bacaan (biblioterapi), penyuluhan
berkelompok, pemanfaaatan ruang tunggu, dan pendekatan keagamaan.

6. Di Ruang Perawatan Inap

Di laboratorium selain dapat dijumpai pasien, juga individu/pengunjung


dan para pengantarnya. Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka
pentingnya melakukan pemerikasaan laboratorium, yaitu:

a. Bagi pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh dokter
b. Bagi pengunjung sehat lainnya adalah untuk memantau kondisi kesehatan,
agar diupayakan agar tetap sehat.

Pada umumnya pasien atau pengantarnya tidak tinggal terlalu lama di


laboratorium. Oleh karena itu, di kawasan sebaiknya dilakukan promosi
kesehatan yang bersifat swalayan seperti poster yang dibaca atau leaflet yang
diberikan secara gratis dan bisa dibawa pulang.

9|Standar Promkes Puskesmas


7. Di Kamar Obat

Di Kamar Obat Jenis informasi yang disediakan di ruang ini adalah


poster/standing banner yang dapat di baca, leaflet yang dapat diambil, pemutaran
TV, tape recorder atau player yang berisikan informasi tentang manfaat obat
generik & keuntungan menggunakannya, kesabaran & kedisiplinan menggunakan
obat sesuai petunjuk dokter serta pentingnya Taman Obat Keluarga (TOGA).

8. Di Tempat Pembayaran

Di Tempat Pembayaran Sebelum pasien/keluarga pulang sebaiknya


seluruh petugas memberi pelayanan yang hangat sebagai salam perpisahan,
ucapan terima kasih maupun selamat jalan semoga bertambah sehat serta jangan
lupa sampaikan kapanpun membutuhkan pelayanan lagi jangan ragu-ragu untuk
datang lagi di Puskesmas anda. Akan lebih terkesan lebih baik apa bila fase
terminasi ini dimanfaatkan untuk promosi pelayanan dengan memberikan
cindera mata sederhana seperti, leaflet, kalender, buku saku, CD dan lain
sebagainya yang bermanfaat bagi kesehatan.

9. Di Klinik Khusus

Di Klinik Khusus Pada umumnya poliklinik khusus di puskesmas antara


lain klinik gizi, klinik sanitasi, klinik konsultasi remaja, klinik PHBS dan lain
sebaginya. Oleh karena itu promosi kesehatan yang paling efektif adalah berupa
konseling dengan didukung oleh semua media dan alat peraga diatas sesuai
kebutuhan masing-masing pasien/klien seperti; lembar balik, leaflet, poster,
banner, buku saku, CD, pantoom, TV dan lain sebagainya.

10. Di Halaman Puskesmas

Di halaman puskesmas pada umumnya bisa dibikin seperti berikut ini:

a. Di tempat parkir Karena tempat ini biasanya berupa lapangan parkir,


sebaiknya promosi kesehatan bersifat umum seperti himbauan ber-PHBS,
larangan merokok, larangan menyalahgunakan Narkoba, bahaya napza dan
lain sebagainya dengan menggunakan media baliho/bilboard, spanduk dan
media serupa lainya.
b. Di taman puskesmas Taman puskesmas disamping diperlukan sebagai
media memperindah halaman dapat dijadikan sebagai model promosi
kesehatan dengan memberikan contoh-contoh Tanaman Obat Keluarga
(TOGA) dan contoh tanaman bergizi seperti sayuran dan buah-buahan
(warung hidup) sekaligus diberikan penjelasan kandungan gizi maupun
manfaatnya.

10 | S t a n d a r P r o m k e s P u s k e s m a s
c. Di dinding puskesmas Dinding puskesmas dapat dimanfaatkan untuk
promosi kesehatan dengan menggunakan poster dan media serupa lainnya
yang ditata seindah dan serapi mungkin (jangan terlalu banyak) yang berisi
pesan-pesan umum tentang kesehatan dan PHBS.
d. Di pagar puskesmas Pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada waktu
peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN), hari tembakau, hari gizi dan
lain sebagainya, pagar dapat dimanfaatkan sebagai media promosi melalui
pemasangan spanduk, rontek, umbul-umbul atau bahkan murral, semuanya
harus dipertimbangkan agar tidak merusak keindahan.
e. Di kantin/warung kawasan puskesmas Di tempat ini sebaiknya pesan
yang disampaikan berisikan tentang makanan sehat, pesan gizi seimbang,
keluarga sadar gizi dan PHBS dengan menggunakan poster, neon box,
leaflet, selebaran dan lain sebagainya.
f. Di tempat ibadah Di tempat ibadah (seperti musholla) akan lebih tepat
digunakan untuk menyampaikan informasi seputar kesehatan rokhani
(jiwa) dikaitkan dengan perintah-perintah agama dengan menggunakan
poster, neon box, leaflet, selebaran buku saku, bahan bacaan dan lain
sebagainya yang bersifat gratis.

11. Kegiatan Promosi Kesehatan Di Luar Gedung Puskesmas

Kegiatan ini berupa promosi kesehatan yang dilakukan dengan sasaran


masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan sebagai
upaya untuk meningkatkan PHBS dengan pengorganisaian masyarakat.
Pelaksanaan promkes diluar gedung dilaksanakan puskesmas bekerjasama dengan
berbagai fihak potensial melalui metode advokasi, binasuasana, gerakan
pemberdayaan yang dijiwai semangat kemitraan dengan kegiatan sebagai berikut:

- Promosi kesehatan melalui pendekatan individu


- Promosi kesehatan melalui pendekatan kelompok (TP PKK, karang taruna,
posyandu, SBH, majlis taklim dan lain sebagainya)
- Promosi kesehatan melalui pendekatan organisasi masyarakat (ormas) seperti
kelompok kesenian tradisional dan lain sebagainya
- Penggerakan dan pengorganisaian masyarakat melalui Kunjungan rumah,
Pemberdayaan berjenjang, Pengorganisasian masyarakat melalui Survei
Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

E. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan Kegiatan ini berfungsi untuk mengetahui sejauhmana


pencapaian pelaksanaan promkes dengan mekanisme; petugas membuat catatan

11 | S t a n d a r P r o m k e s P u s k e s m a s
secara berkala yang dilaporkan kepada kepala puskesmas dan kunjungan lapangan
dibebepa lokasi terpilih.

Evaluasi-evaluasi sebaiknya dilaksanakan pada setiap tahap menejerial


mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil sekurang-kurang pada tiap
pertengahan tahun dan akhir tahun dengan menggunakan indikator pada setiap
tahapan.

Indikator Keberhasilan pada kegiatan promosi kesehatan di puskesmas,


sebagai berikut:

1) Indikator masukan
a. Adanya komitmen Kepala Puskesmas yang mencerminkan dalam
Rencana Umum Pengembangan promkes Puskesmas.
b. Adanya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam Rencana
Operasional Promkes Puskesmas.
c. Adanya tenaga PKM sesuai dengan acuan dalam standar SDM promkes
puskesmas.
d. Adanya tenaga PKM dan tenaga kesehatan lain dipuskesmas yang sudah
dilatih.
e. Adanya sarana dan peralatan promkes puskesmas sesuai acuan dalam
standar sarana promkes puskesmas.
f. Adanya dana di puskesmas yang mencukupi untuk penyelenggaraan
promkes puskesmas.

2) Indikator proses
a. Dilaksanakannya kegiatan promkes didalam gedung (setiap tenaga
kesehatan melakukan promosi atau diselenggarakan klinik khusus,
pemasangan poster dan lain-lain) dan atau frekuensinya.
b. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk
dan lain-lain) masih bagus dan relevan.
c. Dilaksanakannya kegiatan promkes di masyrakat (kunjungan rumah &
pengorganisasian masyarakat).

3) Indikator keluaran
a. Semua tenaga kesehatan puskesmas telah melaksanakan promkes.
b. Berapa banyak pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan
promkes dalam gedung (konseling, bibliografi dan lain-lain).
c. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh
puskesmas.

12 | S t a n d a r P r o m k e s P u s k e s m a s
d. Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap puskesmas
dengan pengorganisasian masyarakat.
e. Puskesmas sebagai model institusi kesehatan yang ber-PHBS, yaitu
dengan puskesmas bebas rokok, lingkungan bersih, bebas jentik dan
jamban sehat

4) Indikator dampak
Indikator ini mengacu pada tujuan dilaksanakannya promkes dipuskesmas
yaitu terciptanya PHBS di masyarakat untuk semua tatanan. Tatanan yang
dianggap mewakili untuk dievaluasi adalah tatanan rumah tangga (dalam
Kebijakan Nasional Promkes tahun 2010).
Adapaun indikator PHBS untuk 7 tatanan adalah sebagai berikut:
a. Tatanan Rumah Tangga
o Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
o Memberi bayi ASI ekslusif
o Menimbang balita
o Menggunakan air bersih
o Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun
o Menggunakan jamban sehat
o Memberantas jentik
o Makan sayur buah
o Melakukan aktifitas fisik
o Tidak merokok didalam rumah

b. Tatanan Institusi Kesehatan


o Menggunakan air bersih
o Menggunakan jamban
o Membuang sampah pada tempatnya
o Tidak merokok di Institusi Kesehatan
o Tidak meludah sembarangan
o Memberantas jentik nyamuk
o Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun

c. Tatanan Institusi Pendidikan


o Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun
o Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
o Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
o Olahraga yang teratur dan terukur
o Memberantas jentik nyamuk
o Tidak merokok di sekolah

13 | S t a n d a r P r o m k e s P u s k e s m a s
o Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
o Membuang sampah pada tempatnya

d. Tatanan Institusi Tempat Kerja


o Tidak merokok di tempat kerja
o Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
o Melakukan olahraga secara teratur / aktivitas fisik
o Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar dan buang air kecil
o Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
o Menggunakan air bersih
o Menggunakan jamban saat buang air kecil dan air besar
o Membuang sampah pada tempatnya
o Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

e. Tatanan Institusi Pasar


o Menggunakan air bersih
o Menggunakan jamban
o Membuang sampah pada tempatnya
o Tidak merokok di pasar
o Tidak meludah sembarangan
o Memberantas jentik nyamuk

f. Tatanan Institusi Tempat Ibadah


o Menggunakan air bersih
o Menggunakan jamban
o Membuang sampah pada tempatnya
o Tidak merokok di tempat ibadah
o Tidak meludah sembarangan
o Memberantas jentik nyamuk

g. Tempat Makan (Rumah Makan)


o Menggunakan air bersih
o Menggunakan jamban
o Membuang sampah pada tempatnya
o Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
o Tidak merokok di tempat makan
o Menutup makanan dan minuman
o Tidak meludah sembarangan
o Memberantas jentik nyamuk

14 | S t a n d a r P r o m k e s P u s k e s m a s
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberdayaan masyarakat oleh Puskesmas mulai dari individu, kelompok


dan masyarakat dengan upaya pembentukkan perilaku hidup bersih, sehat
(PHBS); Bina suasana diupayakan melalui pengunaan media promosi poster,
spanduk dan televisi yang ditempatkan di halaman, balai pengobatan umum, dan
dinding puskesmas serta penciptaan lingkungan yang mendukung, seperti perilaku
kesehatan petugas kesehatan, kantin sehat dan lingkungan yang bebas asap rokok:
Advokasi melibatkan komitmen dan dukungan Pimpinan Kecamatan dan Dinas
Kesehatan Kabupaten dalam upaya pembuatan kebijakan/ regulasi dan pengadaan
sumber daya dalam upaya mencegah penyakit dan menciptakan lingkungan sehat,
hal ini disesuaikan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Puskesmas.

15 | S t a n d a r P r o m k e s P u s k e s m a s
DAFTAR PUSTAKA

Hartono. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta :


Rineka Cipta

Kerangka Acuan Pelaksanaan Promkes. 2016. Kerangka Acuan Program Promkes


Puskesmas Pelabuhan Batu Kecamatan Pelabuhan Ratu. Puskemas
Pelabuhan Ratu. Sukabumi

Kusuma, R. 2013. Analisis Kebijakan Desa Siaga Di Kabupaten Sleman


Yogyakarta. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia. Falkultas Kesmas
UGM. Yogyakarta

Maulana. 2012. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Monica, Jane. Dkk. 2013. Analisis Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan di


Puskemas Bahu Kecamatan Malalayang. Jurnal Kesehatan. Fakultas
Kesmas Universita Sam Ratulangi. Manado

Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Pusat Promosi Kesehatan. 2007. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di


Puskesmas. Kemenkes. Jakarta

Pusat Promosi Kesehatan. 2013. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di


Puskesmas. Kemenkes. Jakarta

Saleha, R. Dkk. 2016. Strategi Promosi Kesehatan Puskesmas DTP Tarogong


Kabupaten Garut. Universitas Padjajaran. Bandung

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 tentang


Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas

LAMPIRAN

16 | S t a n d a r P r o m k e s P u s k e s m a s
Soal 1-5 (Nama: Shinta Intan Nurada, NIM: 1703329013)

1. Yang termasuk dalam kegiatan promosi kesehatan di dalam gedung


puskesmas, kecuali:
a. Tempat Pendaftaran
b. Di Poliklinik
c. Di Laboratorium
d. Kunjungan Rumah
e. Di Halaman Puskesmas

2. Yang dimaksud dengan advokasi dalam promosi kesehatan di


puskesmas, kecuali:
a. Upaya untuk mendapatkan komitmen dari pihak terkait
b. Upaya untuk mendapatkan dukungan
c. Mencegah terjadinya kejahatan asusila
d. Upaya untuk menciptakan lingkungan sehat
e. Untuk menggalang kemitraan

3. Berikut cara melakukan perencanaan kegiatan di wilayah kerja


puskesmas, kecuali:
a. Menentukan prioritas masalah
b. Menetukan tujuan
c. Menentukan kegiatan
d. Menyusun jadwal kegiatan
e. Melakukan evaluasi kegiatan

4. Indikator keberhasilan pada kegiatan promosi kesehatan di puskemas


meliputi indikator masukan, indikator proses, indikator pengeluaran
dan ...
a. Indikator Kebutuhan
b. Indikator Sosial
c. Indikator Pendapatan
d. Indikator Struktur
e. Indikator dampak

5. Yang merupakan unsur unsur dari penggerakan PHBS di tatatan rumah


tangga, kecuali:
a. Persalinan ditolong tenaga kesehatan
b. Memberikan ASI eksklusif
c. Menimbang balita

17 | S t a n d a r P r o m k e s P u s k e s m a s
d. Merokok di dalam rumah
e. Menggunakan jamban sehat

Soal 6-10 (Nama: Reka Apriyani, NIM: 1803329002)


6. Yang termasuk dalam Strategi Promosi kesehatanan adalah, Kecuali :
a. Advokasi
b. Kemitraan
c. Bina Suasana
d. Sosialisasi
e. Pemberdayaan

7. Dibawah ini yang Tidak termasuk dalam Kegiatan promosi kesehatan


ditempat pendaftaran dapat dilakukan dengan penyebaran informasi
melalui media seperti
a. Leflet
b. Brosur
c. Baliho
d. Poster
e. Selembaran

8. Poster atau leafet yang harus ada di Ruangan Poli KIA & KB adalah,
a. Penanganan Diare
b. Penyakit DBD
c. Pentingnya Tablet Fe pada Ibu hamil Dan Imunisasi
d. Penanganan Penyakit DM
e. Penyebab Penyakit Hipertensi

9. Adanya komitmen Kepala Puskesmas yang mencerminkan dalam


Rencana Umum Pengembangan promkes Puskesmas dan Adanya tenaga
PKM sesuai dengan acuan dalam standar SDM promkes puskesmas.
Pernyataan tersebut merupakan ciri dari salah satu Indikator ?
a. Indikator Masukan
b. Indikator Proses
c.Indikator Dampak
d. Indikator Struktur
e. Indikator Sosial

18 | S t a n d a r P r o m k e s P u s k e s m a s
10. Cara Promosi Kesehatan PHBS di Tatanan Institusi Tempat Kerja
adalah, kecuali :
a. Melakukan olahraga secara teratur / aktivitas fisik
b. Merokok diruangan Kerja
c. Membasi Jenik Nyamuk di Tatanan tempat kerja
d. Membuang sampah pada tempatnya
e. Menggunakan air bersih

Soal 11-15 (Nama: Asthi Azzahra, NIM: 1803329001)

11. Indikator yang mengacu pada tujuan dilaksanakannya promkes


dipuskesmas yaitu terciptanya PHBS di masyarakat untuk semua tatanan.
Tatanan yang dianggap mewakili untuk dievaluasi adalah tatanan rumah
tangga (dalam Kebijakan Nasional Promkes tahun 2010), termasuk dalam
indikator :
a. Indikator dampak
b. Indikator keberhasilan
c. Indikator kegagalan
d. Indikator usaha
e. Indikator masukan

12. Yang termasuk dalam Indikator masukan, kecuali :


a. Adanya komitmen Kepala Puskesmas yang mencerminkan dalam
Rencana Umum Pengembangan promkes Puskesmas
b. Adanya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam Rencana
Operasional Promkes Puskesmas
c. Adanya dilaksanakan kegiatan promkes didalam gedung (setiap
tenaga kesehatan melakukan promosi atau diselenggarakan klinik
khusus, pemasangan poster dan lain-lain) dan atau frekuensinya
d. Adanya sarana dan peralatan promkes puskesmas sesuai acuan dalam
standar sarana promkes puskesmas
e. Adanya tenaga PKM sesuai dengan acuan dalam standar SDM
promkes puskesmas

13. Mengapa wali dari pasien rajal yang mengatarkan ke puskesmas adalah
orang yang paling berpengaruh dalam terhadap pasien rawat jalan :
a. Karena puskesmas bisa menjadi tempat untuk menjual segala poster
yang dibutuhkan orang sakit

19 | S t a n d a r P r o m k e s P u s k e s m a s
b. Karena tidak dalam keadaan sakit, memungkinkan puskesmas bisa
dijadikan tempat untuk rekreasi bagi keluarga pasien
c. Karena tidak dalam keadaan sakit, sehingga memungkinkan
untuk mendapatkan informasi dari berbagai media komunikasi
yang tersedia di poliklinik
d. Puskesmas tidak memperbolehkan wali pasien masuk, dikarenakan
terlalu banyak virus dan bakteri
e. Semua jawaban benar

14. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas diatur dalam :


a. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
585/MENKES/SK/V/2007
b. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1114/Menkes/SK/II/2005
c. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1114/Menkes/SK/X/2004
d. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004
e. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
585/MENKES/SK/IV/2007

15. Berikut ini yang termasuk strategi dasar promosi kesehatan :


a. Pemberdayaan, Bina Suasana, Advokasi, Kemunduran
b. Advokasi, Bina Suasana, Kemitraan, Pemberdayaan
c. Pemberdayaan, PKM, Bina Suasana, Kemunduran
d. Pemberdayaan, Advokasi, Strategi
e. Bina Suasana, SDM, PHBS, Pemberdayaan

20 | S t a n d a r P r o m k e s P u s k e s m a s

Anda mungkin juga menyukai