Anda di halaman 1dari 23

PERATURAN ttg PENGELOLAAN LIMBAH

MEDIS RS
PERTEMUAN 7
AHMADIRFANDI, SKM., MKM
KESMAS & FIKES
Pendahuluan
• Rs adalah fasilitas layanan kesehatan yang
menghasilkan limbah medis dari pelayanan medis
terhadap orang sakit
• Disadari bahwa limbah layanan medis dapat
menimbulkan dapak negatif thd kesehatan dan
keselamatan dari petugas, pemulung dan masyarakat
• Limbah layanan medis dapat menjadi tempat
berbiaknya mikro-organisme dan sarang vektor
penyakit dan tikus
Klasifikasi Limbah Medis Rumah
Sakit
1. Limbah benda tajam
2. Limbah infeksius
3. Limbah jaringan tubuh
4. Limbah sitotoksik
5. Limbah farmasi
6. Limbah kimia
7. Limbah radioaktif
8. Limbah plastik
1. Limbah benda tajam

• Merupakan objek atau alat yg memiliki sudut


tajam, yg dapat memotong ataupun menusuk
kulit
• Seperti jarum suntik, perlengkapan intravena,
pipet pasteur, pecahan gelas dan pisau bedah
• Benda2 tajam yg dibuang ini mungkin sudah
terkontaminasi darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun, dan radioaktif
2. Limbah Infeksius

• Meliputi limbah yg berkaitan dgn pasien yg


memerlukan isolasi penyakit menular
(perawatan intensif)
• Seperti limbah jaringan tubuh meliputi organ,
anggota badan, dan cairan tubuh, sampah
mikrobiologis, limbah pembedahan, limbah
unit dialisis, dan peralatan pembedahan
• Termasuk juga limbah lab yg berkaitan dgn
penyakit menular
3. Limbah Jaringan Tubuh

• Meliputi jaringan tubuh, organ, anggota


badan, placenta, darah dan cairan tubuhlain
yg dibuang pada saat pembedahan dan
autopsy
• Limbah jaringan tubuh tdk memerlukan
pengesahan penguburan dan hendaknya
dikemas khusus, diberi label dan di buang ke
incenerator
4. Limbah Sitotoksik

• Adalah bahan yg terkontaminasi atau mungkin


terkontaminasi dengan obat sitotoksik
• Limbah sitotoksik harus dibakar dalam
incenerator dgn suhu diatas 10000C
5. Limbah Farmasi

• Limbah yg berasal dari obat-obatan


kadaluarsa, obat-obatan yg terbuang karena
tdk memenuhi spesifikasi atau terkontaminasi
• Obat-obatan yg tidak terpakai lagi karena tdk
diperlukan dan limbah hasil obat-obatan
Limbah Kimia

• Dihasilkan dari penggunaan kimia dalam


tindakan medis, vetenary, lab, proses
seterilisasi
• Limbah kimia juga meliputi limbah farmasi dan
sitotoksik
7. Limbah Radio aktif

• Adalah bahan yg terkontaminasi dgn radio


isotope yg berasal dari penggunaan medis dan
riset radionucleida
• Limbah ini berasal dari kedokteran nuklir dan
radioimmunoassay
8. Limbah Plastik

• Adalah limbah plastik yg dibuang oleh klinik,


rumah sakit dan sarana kesehatan lain
• Seperti barang-barang dissposable yg terbuat
dari plastik
• Juga pelapis peralatan dan perlengkapan
medis
Kategori
Limbah Medis/Klinis
• Golongan A : a. Dressing bedah, swab dan semua limbah
terkontaminasi;
b. Bahan linen kasus penyakit infeksi
c. Seluruh jar tubuh manusia, hewan dari lab, dan hal
lain yang berkaitan dengan swab dan dressing

• Golongan B : Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan


benda tajam lainnya

• Golongan C : Limbah lab dan post partum, kecuali yg masuk gol. A

• Golongan D : Limbah bh kimia dan farmasi tertentu

• Golongan E : Pelapis bed-pan disposable, urinoir, incontinence, pad


dan stamagbags
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan A

• Dressing bedah dan limbah medis lainnya ditampung dlm bak


penampungan limbah medis, dilengkapi dengan kantong plastik diikat
kuat kalau ¾ isi sudah penuh, maksimal 1 hari sekali diangkut,
dimusnahkan dgn incinerator

• Prosedur yg digunakan disetujui Pimpinan, Kepala Bagian Sanitasi dan


Dinas Kesehatan

• Semua jar tubuh, placenta dll ditampung bak medis dalam kantong
yang tepat untuk dimusnahkan dgn incinerator

• Alat lab yabg terinfeksi dimusnahkan dengan incinerator dan


incinerator dioperasikan dibawah pengawasan bagian sanitasi Rumah
Sakit
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan B

• Syringe, jarum, dan cartridge


hendaknya dibuang dalam keadaan
tertutup

• Sampah ini hendaknya ditampung


dalam bak tahan benda tajam yang
bilamana penuh ( atau dengan
interval maksimal tidak lebih dari 1
minggu) hendaknya diikat dan
ditampung dalam bak sampah
medis sebelum diangkut dan
dimusnahkan dengan incinerator
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan C

• Pembuangan sampah medis


yang berasal dari unit patologi
kimia, haematologi, transfusi
darah, mikrobiologi, histologi
dan post partum serta unit
sejenisnya (binatang percobaan)
dibuat dalam kode pencegahan
infeksi dalam lab klinis dan
ruang post mortum dan publikasi
lainnya
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan D

• Barang-barang yang lebih atau


produk medis baru sebagian
digunakan hendaknya
dikembalikan kepada petugas
yang bertanggung jawab di
bagian Farmasi Rumah Sakit
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan E

• Kecuali yang berasal dari ruangan


dengan risiko tinggi, isi sampah
medis golongan E ini bisa dibuang
melalui saluran air “sluicer”, WC
atau unit pembuangan untuk itu

• Sampah yang tidak dapat dibuang


melalui saluran air hendaknya
disimpan dalam bak penampungan
sampah medis dan dimusnahkan
dengan incinerator
ASPEK HUKUM PENGELOLAAN
LIMBAH MEDIS RS
Selain UU No. 36 Tahun 2009, dasar hukum
pengelolaan limbah medis RS adlh:
1. UU No. 4 ttg Rumah sakit
2. UU No 32 tahun 2009 ttg Perlindungan dan
pengelolaan LH
3. PP no. 101 tahun 2014 ttg pengelolaan limbah
B3
4. PP no. 27 tahun 2012 ttg izin lingkungan
5. Peraturan no. 38 tahun2007 ttg pembagian
urusan pemerintahan antara provinsi dan
kab/kota
6. Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 ttg persyaratan
kesling RS
7. Permen LH No. 14 tahun 2013 ttg simbol dan label
B3
8. Permen LH No. 02/2008 ttg pemanfaatan limbah B3
9. PermenLH No. 18 tahun 2009 ttg tata cara perizinan
pengelolaan limbah B3
10. PermenLH No. 30 tahun 2009 ttg tata laksana
perizinan dan pengawasan limbah B3 oleh Pemda
Prinsip2 Pengelolaan Limbah Medis
Berdasarkan Kesepakatan Internasional
1. The Polluter Pays Principle semua
penghasil limbah secara hukum dan finansial
bertanggung jawab menggunakan metode yg
aman
2. The Precautionary Principle perlindungan
kesehatan dan keselamatan melalui upaya
penanganan yg secepat mungkin dgn asumsi
risiko dapat menjadi cukup signifikan
3. The Duty Of Care Principle pengelola
limbah berbahaya secara etik
bertanggungjawab utk menerapkan
kewaspadaan tinggi
4. The Proximity Principle prinsip ini terkait
penanganan limbah berbahaya utk
meminimalkan risiko dalam pemindahan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai