Anda di halaman 1dari 7

1.

Sebutkan dan gambarkan 3 buah alat untuk mengukur pencahyaan, kebisingan dan
temperatur!

Lux meter​ juga dikenal sebagai ​lightmeter​. Ia adalah alat untuk mengukur
intensitas cahaya (selain ​fotometer​). Peralatan ini terdiri dari
sebuah ​sensor​ cahaya dari bahan foto sel dan layar. Fungsi dari alat ini untuk
mengukur tingkat pencahayaan dalam dalam satuan candela pada suatu
tempat.

Lighmeter  adalah  salah  satu  alat  ukur  intensitas  cahaya  yang  banyak 
digunakan.  Dalam  dunia  fotografi,  light  meter  sering  digunakan  untuk 
menentukan eksposur yang tepat untuk sebuah foto. 
Ganiofotometer 

Alat  ukur  intensitas  cahaya  selanjutnya  adalah  Goniophotometer. 


Goniophotometer  adalah  alat  yang  digunakan  untuk  pengukuran  cahaya 
yang dipancarkan dari benda pada sudut yang berbeda. 

Spektrofotometer 

Spektrofotometer  adalah  alat  ukur  intensitas  cahaya  pada  panjang 


gelombang  tertentu  yang  melewati  sebuah  materi.  Spektrofotometer  ini 
mengukur  jumlah  cahaya  berdasarkan  interaksi  antara materi dengan cahaya 
yang ditembakkan. 
Sound Level Meter (SLM)
Adalah instrumen dasar yang digunakan dalam pengukuran kebisingan. SLM terdiri atas
mikropon dan sebuah sirkuit elektronik termasuk attenuator, 3 jaringan perespon frekuensi, skala
indikator dan amplifier. Tiga jaringan tersebut distandarisasi sesuai standar SLM. Tujuannya
adalah untuk memberikan pendekatan yang terbaik dalam pengukuran tingkat kebisingan total.
Respon manusia terhadap suara bermacam-macam sesuai dengan frekuensi dan intensitasnya.
Telinga kurang sensitif terhadap frekuensi lemah maupun tinggi pada intensitas yang rendah.
Pada tingkat kebisingan yang tinggi, ada perbedaan respon manusia terhadap berbagai frekuensi.
Tiga pembobotan tersebut berfungsi untuk mengkompensasi perbedaan respon manusia.

Thermohygrometer
2. Deskripsikan sejumlah pendekatan yang dilakukan untuk mengurangi
kebisingan
 
Pengendalian bising secara teknis: Bebrapa cara yang dapat dilakukan pada jenis pengendalian
bising secara teknis antara lain :

1. Mengubah cara kerja dari yang menimbulkan bising menjadi berkurang suara yang
menimbulkan bisingnya
2. Menggunakan penyekat dinding dan langit- langit yang kedap suara
3. Mengisolasi mesin-mesin yang menjadi sumber kebisingan
4. Subtitusi mesin yang bising dengan mesin yang kurang bising
5. Menggunakan pondasi mesin yang baik agar tidak ada sambungan yang goyang dan
mengganti bagian-bagian logam dengan karet
6. Modifikasi mesin-mesin atau proses
7. Merawat mesin dan alat secara teratur dan periodik sehingga dapat mengurangi sumber
bising.

Pengendalian secara administratif: Pengendalian secara administratif merupakan cara yang


dipakai untuk mengurangi exposure time dan level pada tenaga kerja dengan mengatur work
pattern sedemikian rupa sehingga waktu dan level exposurenya masih dalam batas aman Adapun
pengendalian secara administratif meliputi Jadwal yang sesuai, Rotasi pekerjaan, Informasi
tentang bahaya bising, serta Penggunaan alat pelindung perorangan

Pengendalian secara medis: Pemeriksaan medis sebaiknya dilakukan sebelum tenaga kerja
tersebut bekerja atau diterima kerja. Pemeriksaan sebelum penempatan hendaknya mencakup
riwayat medis pemeriksaan fisik. Selain itu , pengendalian secara medis juga dapat dilakukan
dengan pengadaan pemeriksaan berkala. Misalnya dilakukan setahun sekali. Berdasarkan hasil
pemeriksaan ini (sebelum, sesudah, maupun secara periodik), dapat dijadikan dasar sebagai
bahan evaluasi dan perbaikan sistem.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD): Pengendalian dengan cara penggunaan APD merupakan
alternatife terakhir bila pengendalian yang lain telah dilakukan. APD berupa alat pelindung
telinga yang berfungsi untuk melindungi alat pendengaran (telinga) dan bahaya kebisingan dan
melindungi telinga dari percikan api atau logam yang panas. Secara umum alat pelindung telinga
dapat dibagi menjadi dua yaitu, ​ear plug​ dan ear muff. Ear plug atau sumbat telinga merupakan
alat pelindung telinga yang cara penggunaannya dimasukan pada liang telinga. Sedangkan tutup
telinga (ear muff) merupakan alat pelindung telinga yang penggunaanya ditutupkan pada saluran
daun telinga.

3. Jelaskan berbagai kondisi yang dapat terjadi akibat paparan terhadap


panas!
Lingkungan kerja dengan suhu yang tinggi dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja

seperti ​heat cramps​, ​heat exhaustion​, ​heat stroke dan miliaria. Heat ​cramps dialami dalam

lingkungan yang suhunya tinggi, sebagai akibat bertambahnya keringat yang menyebabkan

hilangnya garam natrium (Na) dari tubuh dan sebagai akibat dari minum banyak air tapi

tidak diberi garam untuk mengganti garam natrium yang hilang. ​Heat cramps

mengakibatkan kejang otot pada tubuh dan perut yang sakit. Disamping kejang tersebut

terdapat pula gejala yang biasa terjadi pada heat stress yaitu pingsan, kelemahan dan

muntah. ​Heat exhaustion biasanya ditandai dengan penderita berkeringat banyak, suhu tubuh

normal atau subnormal, tekanan darah menurun dan denyut nadi bergerak lebih cepat. Selain
itu panas dapat menyebabkan terjadinya dilatasi pembuluh darah perifer, sehingga

keseimbangan peredaran darah akan terganggu (Telan, 2012).

Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa tingginya suhu di tempat kerja

mempengaruhi banyaknya kejadian kecelakaan kerja, misalnya yang terjadi di perusahaan

tambang dengan suhu 85°F atau 29,4°C ke atas dilaporkan mengalami kecelakaan kerja tiga

kali lebih besar dibandingkan perusahaan-perusahaan yang memiliki suhu di bawahnya. Hal

ini dimungkinkan karena para pekerja menjadi malas, kurang konsentrasi, tidak senang dan

acuh tak acuh terhadap pekerjaannya (Suksmono, 2013).

4. Suatu lingkungan kerja dianggap nyaman, jika memenuh sejumlah


karakteristik tertentu. Sebutkan karakteristik-karakteristik tersebut!
Tiffin dan Mc Cormick (Trianasari, 2005) mengemukakan beberapa aspek
lingkungan kerja fisik yaitu : 1) Peralatan kerja, perlengkapan yang
tersedia merupakan komponen yang menunjang aktivitas kerja. 2) Sirkulasi
udara, sirkulasi udara yang cukup didalam ruangan sangat diperlukan
terutama jika didalam ruangan yang penuh dengan pegawai. 3)
Penerangan atau pencahayaan, fasilitas penerangan dalam ruangan yang
cukup memadai akan mendukung kelancaran dalam bekerja. 4) Kebisingan
atau suara gaduh, bising yang ada dalam lingkungan kerja akan
mengganggu konsentrasi. 5) Tata ruang kerja, penataan, pewarnaan dan
kebersihan setiap ruangan akan berpengaruh terhadap karyawan pada saat
melakukan pekerjaan.
1. Lingkungan Kerjan Menurut (Ahyari, dalam Chaifatul 20006) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi lingkungan kerja antara lain :
1) Penerangan: ​Penerangan adalah cukupnya sinar yang masuk kedalam ruang kerja,
masing-masing karyawan perusahaan. Penerangan yang ada harus sesuai dengan kebutuhan, tidak
terlalu terang tetapi juga tidak terlalugelap, dengan sistem penerangan yang baik diharapkan
karyawan akan menjalankan tugasnya dengan lebih teliti, sehingga kesalahan karyawan dalam
bekerja dapat diperkecil.
2) Suhu udara:​ Temperatur udara atau suhu udara terlalu panas bagi karyawan akan dapat menjadi
penyebab penurunnya kepuasan kerjapara karyawan sehingga akan menimbulkan
kesalahan-kesalahan pelaksanaan proses produksi.
3) Kebisingan:​ Karyawan memerlukan suasana yang dapat mendukung konsentrasi dalam bekerja
suasana bising yang bersumber dari mesim-mesim pabrik maupun dari kendaraan umum akan dapat
menganggu konsentrasi karyawan dalam bekerja.
4) Ruang gerak: ​Manajemen perusahaan perlu untuk memperhatikan rung gerak yang memadai
dalam perusahaan, agar karyawan dapat leluasa bergerak dengan baik, terlalu sempitnya ruang gerak
yang tersedia akan mengakibatkan karyawan tidak dapat bekerja dengan baik. Oleh karena itu
manajemen perusahaan tentunya harus dapat menyusun perencanaan yang tepat untuk runag gerak
yang dari masing-masing karywan.
5) Keamanan kerja:​ Keamanan kerja merupakan faktor yang sangat penting yang diperhatikan oleh
perusahaan. Kondisi kerja yang aman akan membuat karyawan tenang dalam bekerja sehingga
meningkatkan produktivitas karyawan.
Indikator lingkungan kerja
Indikator lingkungan kerja yang baik antara lain menurut Sarwanto:
1. Tata ruang yang tepat dan mampu memberikan keleluasaan bekerja para karyawan.
2. Pencahayaan memedai, sehingga mampu mendukung kinerja karyawan.
3. Drainase dan ventilasi yang baik sehingga tercipta suhu dan kelembapan ruangan.
4. Pengaturan ruang yang memungkinkan penciptaan ruangan yang tenang dari suara bising.

Anda mungkin juga menyukai