Pada LAFC bisa dilakukan rutin pembersihan sebelum dan sesudah pakai,
selain itu per 1 bulan sekali dilakukan penyinaran UV
Alat tanam berupa alat diseksi, seperti pinset, scalpel, gunting, serta alat gelas
(petridish) pada saat penanaman selalu digunakan alat baru yang telah
disterilisasi (perganitian alat)
Pemeliharaan Laboratorium
• Pembersihan merupan point penting dalam pemeliharaan laboratorium in
vitro
• Pemeliharaan untuk sterilisasi ruang lab biasanya dilakukan pembersihan
manual rutin harian dan pemberian disinfektan (formalin) secara berkala 6
bulan sekali
• Pemeliharaan pada kultur, dengan cara sortir kultur kontam, kebersihan
pada ruang kultur, penguatan karet dan label yg rusak
• Pada beberapa tanaman kontam yang belum parah, dapat dilakukan
rescue
• Pemeliharaan dilakukan secara periodik dan berkelanjutan
.
Pemeliharaan Laboratorium
• Seluruh lantai laboratorium harus dibersihkan setiap hari dengan
campuran disinfektan. Sebaiknya laboratorium tidak menggunakan
karpet untuk menutupi lantai karena karpet sangat menagkap debu
• Sebelum dan sesudah bekerja di LAFC, mejanya harus dilap dengan
menggunakan alcohol
• Meja tempat pembuatan media dan alat-alatnya (timbangan dan
alat-alat gelas) harus dibersihkan Kembali setiap selesai bekerja
• Pastikan bahwa keran air tertutup serta destilator air dan alat-alat
listrik lainnya sudah dicabut dari aliran listrik sebelum meniggalkan
laboraorium
Beberapa Tindakan Bekerja Aman di Laboratorium
• Berhati-hati jika bekerja dengan alkohor atau spritus didekat api
yang menyala. Kedua bahan ini sangat mudah terbakar. Bila saat
penanaman, tempat alkohor terbakar. Maka Tindakan yang perlu
diambil menutup botol tempat alcohol yang menyala tersebut
dengan rapat menggunakan cawan petridish, tutup botol, dll
• Gunakan alas kaki dan jas lab. Di lab, kita selalu berhubungan
dengan zat kimia dan alat-alat listrik. Memakai alas kaki bisa
menghindarkan dari sengatan listrik statis alat elektronik. Jas lab
dapat menghindarkan kita dari terkena percikan zat kimia secara
langsung
• Sebelum membuka autoklaf, pastikan tekanannya sudah turun
mencapai titik nol dan temperature sudah agak dingin (dibawah
100OC)
Beberapa Tindakan Bekerja Aman di Laboratorium
• Sediakan PPPK pada laboratorium
• Sediakan juga alat pemadam api ringan (APAR)
• Berhati-hati bila bekerja dengan asam atau basa kuat (asam sulfat,
asam hidroklorit, atau sodium hidrosida), karena zat kimia tersebut
sangat korosif
Penanganan limbah lab kultur in vitro
• Limbah kultur in vitro berupa;
– Sampah plastic, kertas, karet, dll; dapat dibungan seperti biasanya
– Bekas media, bahan kimia standar (tidak mengandung logam berat) dapat
dibuang pada lokasi tertentu (khusus)
– Bekas media, dan bahan kimia yang mengandung senyawa logam berat,
mis HgCl harus ditangani khusus, yaitu dikumpulkan pada wadah khusus
kemudian stelah terakumulasi diserahkan pada pengelola limbah khusus
(instansi pemerintah atau swasta)
Penyiapan dan Sterilisasi Alat
• Alat dalam kultur jaringan perlu di sterilisasi karena dalam penggunaannya
apabila tidak steril akan menyebarkan kotoran yang nantinya terjadi
kontaminasi
• Kegiatan sterilisasi alat yang dilakukan meliputi sterilisasi peralatan diseksi
(penanaman), sterilisasi peralatan gelas, dan sterilisasi Laminar Air Flow
(LAF).
• Sterilisasi peralatan diseksi meliputi sterilisasi pinset, pisau scalpel, dan
gunting, sedangkan sterilisasi peralatan gelas meliputi sterilisasi botol
selai, dan petridish (cawan petri).
• Peralatan gelas dapat disterilkan dengan cara mencuci menggunakan air
dan deterjen. Selanjutnya peralatan gelas dimasukkan ke dalam autoklaf
atau disterilisasi basah pada suhu 121°C dengan tekanan 2 atm dalam
waktu 1 jam.
• untuk petridish, scalpel, dan peralatan diseksi sebelum dimasukkan ke
dalam autoklaf/oven dibungkus menggunakan kertas koran
Penyiapan dan Sterilisasi Alat
• Botol yang akan digunakan untuk pembutan media, sebelumnya
harus dilakukan sterilisasi
• Sterilisasi yang dilakukan pada botol baru yang belum dipakai cukup
dicuci dengan sabun dan dibilas air bersih. Setelah ditiriskan dapat
dimasukkan pada autoklaf
• Untuk botol yang sebelumnya berisi kultur yang telah kontam, harus
dibuang agar dan kultur yang telah kontam, kemudian dicuci dengan
menggunakan sabun dan selanjutnya dilakukan perendaman pada
air yang telah diberi detergen dan Bayclin/Clorox. Perendaman
dilakukan selama 1 jam dan kemudian dicuci serta dibilas. Sesudah
itu baru dapat dimasukkan ke autoklaf
PROSEDUR STERILISASI ALAT