Anda di halaman 1dari 20

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN

STERILISASI

1. Atika Prabandari
2. Dwi Fitriyana Putri
3. Juniya Siti Rahayu
4. Novia Marandica Ratu Putri
5. Rahma Puspita Hayati
6. Riska Femasari
7. Tanti Purwandari

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


2019
Apa itu
sterilisasi???

Sterilisasi merupakan suatu tindakan untuk membunuh


kuman pathogen dan apathogen beserta sporanya
pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan
cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan
bahan kimia
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN STERILISASI

1
• Prosedur sterilisasi

2
• Lingkungan

3
• Perilaku manusia

4
• Karakteristik alat/ bahan
1
• Prosedur sterilisasi
STERILISASI PANAS KERING ( OVEN )

• Membuka pintu oven dan meletakkan alat-alat yang akan


disterilisasi dengan rapi. dengan cara: Menyusun alat yang
akan disterilkan dalam bak instrument tertutup dengan
posisi yang sama (searah).
• Memasukkan bak instrumen yang telah disusun ke dalam
oven.
• Menutup pintu oven dengan cara: Memastikan semua
peralatan sudah masuk dengan benar. Menutup pintu oven
dengan rapat.
• Tunggu sampai suhu mencapai 1700C dan biarkan selama
60 menit.
• Setelah selesai, tunggu sampai suhu turun, buka
pintu oven, keluarkan alat-alat yang sudah steril dengan
menggunakan korentang steril dengan cara: Menunggu
sekitar 15 menit setelah lampu indikator mati, membuka
pintu oven pelan-pelan, mengeluarkan alat yang telah
disterilkan dengan korentang.
• Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka
bungkus atau tutupnya.
STERILISASI MENGGUNAKAN AUTOCLAVE

• Menuang air suling sampai batas tertentu ke dalam autoclave.


• letakkan wadah ke dalam autoclave dengan cara: tabung reaksi diambil
satu-persatu dengan korentang, kemudian disusun didalam wadah alumunium
yang sudah terdapat di dalam autoclave dengan jarak minimal 0,5 cm
dengan alat yang lain.
• Meletakkan tutup sterilisator pada tubuh sterilisator dan meletakkan baut-
baut penahan ke atas tempat yang sesuai dengan tutup sterilisator,
kemudian kencangkan masing-masing murnya secara bersama pada tempat
yang berlawanan dengan cara: memutar baut pada sudut yang
bersilangan dan diputar kearah kanan, baru pada dua baut pada sisi
sebelahnya kearahkanan sampai erat dan tidak bisa diputar lagi.
Lanjutan...

• Membuka pengatur klep pengaman


• Bila uap air mulai keluar dengan deras (menimbulkan
bunyi mendesis) tutuplah klep pengaman dengan cara
mendorong pengaturnya ke bawah sehingga posisinya mendatar
• Mempertahankan tekanan pada suhu 1210C, dengan cara
mengurangi pemanasan seperlunya untuk mempertahankan
tekanan tersebut
• Menyeterilkan media dan peralatan dengan cara
mempertahankan tekanan 1 atm selama 15-20 menit
• Mengawasi tekanan selama proses
• Mematikan alat dan mendiamkannya selama 15 menit sambil
dibuka penutupnya.
• Bila alat penunjuk tekanan sudah mencapai nol dan suhu telah turun
sampai jauh di bawah 1000C, bukalah pengatur klep pengaman
• Membuang air yang tersisa di dalam sterilisator dan keringkan baik-
baik semua bagiannya
2
• Lingkungan

Faktor Lingkungan yang mempengaruhi sterilisasi:

Suhu Kelembaban

Suhu yang digunakan disesuaikan Bahan yang akan disterilisasikan


dengan bahan yang akan disterilisasikan mempunyai tingkat kelembaban
dan alat yang digunakan untuk sterilisasi. yang berbeda, oleh sebab itu
Hal ini dikarenakan perbedaan jenis kelembaban harus disesuaikan
bahan alat yang digunakan. Apabila
dengan jenis bahan yang akan
suhu lingkungan sterilisasi semakin tinggi,
maka waktu yang dibutuhkan untuk
disterilisasikan
proses sterilisasi semakin pendek. Dalam
bakteriologi, sterilisasi pada suhu 121⁰C,
rekanan 15 pound selama 15−20 menit
dianggap paling efektif.
3
• Perilaku manusia

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada faktor pelaksana antara


lain: hygiene pribadi dan hygiene tangan yang baik. Faktor
pelaksanaan meliputi kebersihan badan dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Pelaksana selalu berpenampilan rapih,
memakai baju pelindung dan masker serta memperhatikan
kebersihan tangan untuk menghindari pemindahan kuman ke
pasien atau sebaliknya (Sudianto KF. Modul Penggunaan dan
Pemeliharaan Alat-alat Kesehatan Gigi. Akademi Kesehatan
Gigi. Surabaya; 2000).
a. Cuci tangan
Cuci tangan merupakan prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran
infeksi yang meyebabkan menyebarnya mikroorganisme.b.
b. Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung diri

1. Sarung tangan/ handscoon


Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah (kulit tak
utuh, selaput mukosa, darah atau cairan tubuh lainnya), peralatan, atau sampah
yang terkontaminasi.Jika sarung tangan diperlukan ganti sarung tangan untuk
setiap pasien untuk menghindari kontaminasi silang atau gunakan sarung tangan
yang berbeda untuk situasi berbeda
Gunakan sarung tangan steril/ DTT untuk prosedur yang mengakibatkan
kontak dengan jaringan dibawah kulit (persalinan, heating, pengambilan darah).
2. Alat pelindung diri
a. Kaca mata pelindung
b. Penutup kepala
c. Masker wajah
d. Sepatu boot atau sepatu tertutup
e. Celemek/ barack short
f. Menggunakan teknik asepsis atau aseptic
Antisepsis adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan cara
membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit,
karena kulit dan mukosa tidak dapat disterilkan maka penggunaan antiseptik
akan sangat mengurangi jumlah mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi
luka terbuka dan penyebab infeksi.
Antiseptik merupakan larutan yang digunakan pada kulit atau jaringan yang
tidak mampu menahan konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam larutan
disinfeksi.
4 • Karakteristik alat/ bahan

STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KARET ( Handscoon)

Handscoon atau Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau
dengan otoklaf. Sebelum sarung tangan disterilkan, terlebih dahulu harus
dibersihkan dengan jalan mencuci dengan air dan sabun. Sarung tangan yang
terkena nanah, setelah dicuci bersih, dibersihkan lagi dengan lison 0,5% atau
larutan betadin ( 1 gelas air ditambah 1 sendok teh betadin).
Bila hendak memakai uap formalin, sarung tangan yang telah siap, dimasukkan
kedalam tromol atau stoples, lalu dimasukkan beberapa tablet formalin. Sarung
tangan baru suci hama (steril) setelah terkena uap formalin paling sedikit 24 jam.
Sebaiknya disediakan beberapa buah stoples atau tromol agar selalu ada
sarung tengan yang steril. Sarung tangan dapat pula dimasukkan ke dalam
otoklaf untuk disterilkan.
Lanjutan...

STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU LOGAM

Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci terlebih dahulu.
Sebaiknya segera mencuci alat-alat begitu selesai memakainya, agar kotoran
yang melengket mudah dibersihkan.
Alat-alat logam seperti jarum suntik, pinset, gunting, jarum operasi, scalpel
blade ( pisau operasi bedah) maupun tabung reaksi mula-mula dibersihkan
terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kain gaas/ kain kasa. Setelah itu
menggunakan metode pemanasan secara kering, agar suhu mencapai 160oC,
jarak waktu mencapai 1-2 jam, kemudian didiamkan agar suhu turun
perlahan-lahan.
Lanjutan...

STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KACA

Sterilisasi bahan baku kaca sama dengan sterilisasi logam yaitu dengan
menggunakan pemanasan kering, selain itu bahan baku kaca juga sering
disterilisasi dengan menggunakan metode radiasi karena bahan baku kaca
banyak menyerap bahan kaca sehingga sterilisasi dengan radiasi sangat
efektif, pelaksanaanya yaitu alat bahan baku kaca dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran yang melekat kemudian keringkan dengan udara setelah kering
alat bahan baku kaca dimasukan ketempat elektronik yaitu dengan katoda
panas (emisi termis) yang mengeluarkan sinar ultraviolet kemudian sinari kaca
tersebut dengan sinar ultraviolet dengan kekuatan kurang lebih 2500 s/d 2600
angstrom sehingga spora dan bakteri yang melekat pada alat tersebut dapat
terbakar.
Lanjutan...

STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KAIN ATAU MEDIA KULTUR ( kain duk)

Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran,
kemudian kain tersebut dibungkus dengan kertas agar setelah steril dan
dikeluarkan dari alat sterilisator tidak terkontaminasi dengan kuman maupun
bakteri lagi. Demikian pula kain doek tersebut dibersihkan terlebih dahulu,
setelah dibersihkan bungkus dengan plastik terlebih dahulu sebelum sterilisasi,
metode sterilisasi yang akan dilakukan menggunakan metode pemanasan
dengan uap air dan juga dipengaruhi dengan tekanan (autoclave). Metode
sterilisasi denga menggunakan autoclave ini yaitu dengan adanya pertukaran
anatara oksigen dan carbon dioxida
Lanjutan...

STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU PLASTIK

Bahan baku plastik misalnya mayo gudel apabila disterilkan sebaiknya


jangan menggunakan metode pemanasan, oleh karna itu maka akan
merubah bentuk dari plastik tersebut. Untuk mensterilisasikan alat dari
bahan baku plastik sebaiknya mula-mula bersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan detergen, kemudian keringkan, setelah itu rendam dalam
larutan alkohol setelah itu cuci denga aquades lalu rendam dalam larutan
antiseptik.
PERAWATAN ALAT-ALAT

PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU LOGAM YANG SUDAH DISTERILKAN

Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga maupun


alumunium sering terjadi karatan. Untuk menghindari terjadinya hal
demikian maka alat-alat tersebut harus disimpan pada tempat yang
mempunyai temperatur tinggi (sekitar 37oC) dan lingkungan yang
kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air,
sebelum alat tersebut disimpan maka alat tersebut harus bebas dari
kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian olesi dengan oli atau
parafin.
PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KACA SETELAH DISTERIL

Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27oC-37oC dan beri


tambahan lampu 25 watt
Ruangan tempat penyimpanan diberi bahan silikon sebagai zat
higroskopis.
Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk
membersihakan debu dari permukaan kaca

Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat


menggunakan:
Air bersih
Detergen: menghilangkan efek lemak dan tidak membawa efek lemak
Larutan
kalium dichromat : 10 gram
Asam belerang : 25 ml
Aquades : 75 ml
PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KARET

Sarung tangan dari karet mudah meleleh atau lengket apabila disimpan
terlalu lama. Untuk menghindari kerusakan dari bahan baku karet,
sebelum melakukan penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran darah
atau cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun kemudian
dikeringkan dengan menjemur dibawah sinar matahari atau hembusan
udara hangat. Setelah itu taburi tal pada seluruh permukaan karet.

Anda mungkin juga menyukai