Anda di halaman 1dari 10

HIGIENE DAN

SANITASI
DR. TANDRY MERIYANTI, SP.PK
PENDAHULUAN

• Higiene dan sanitasi  penting untuk kesehatan, keselamatan, dan


perkembangan.
• Inadekuat sanitasi  meningkatkan risiko penyakit
• 1.7 miliar orang mengalami sanitasi yang buruk (21% populasi dunia)
• 2.3 miliar orang (29% populasi dunia)  tidak memiliki akses hygiene dasar
termasuk akses cuci tangan dengan air dan sabun di rumah.
DEFINISI

• Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya


kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia
• Hygiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup
manusia.
• Sanitasi ditujukan kepada lingkungannya, sedangkan hygiene ditujukan kepada
orangnya.
HIGIENE PADA DIRI SENDIRI

1. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan pemeriksaan laboratorium, contohnya: sarung
tangan, masker, jas laboratorium, alas kaki tertutup,
2. Tidak makan atau minum di dalam
3. Tidak meletakkan zat-zat berbahaya di sembarang
4. Tidak memegang alat yang menggunakan arus listrik saat tangan
5. Mencuci tangan dan menggunakan antiseptik sesering mungkin, setelah bekerja dan sebelum
6. Mensterilkan ose atau alat-alat yang digunakan setelah selesai
7. Tidak memakai perhiasan atau melepas perhiasan karena akan menimbulkan kontaminasi mikrobiologis
secara tidak langsung atau kontaminasi fisik.
HIGIENE PADA RUANGAN LABORATORIUM

1. Dilarang merokok (karena rokok dapat bereaksi dengan bahan kimia yang mudah terbakar, rokok
dapat terkontaminasi mikroba yang terdapat dalam sampel pemeriksaan, dan dapat mengganggu
kenyamanan pasien maupun petugas laboratorium lainnya).
2. Setelah melakukan pemeriksaan, meja praktikum dibersihkan menggunakan desinfektan (kreolin),
peralatan.
3. Meletakan sampel pada tempatnya, sehingga tidak membahayakan petugas laboratorium yang lain.
4. Menyimpan reagen-reagen yang berpotensi bahaya bagi kesehatan maupun keamanan laboratorium
pada tempat khusus.
SANITASI RUANG DAN PERALATAN
LABORATORIUM
• Kondisi lantai secara umum harus bersih, kedap air, tidak licin, rata sehingga mudah
dibersihkan dan tidak ada genangan
• Dinding tembok, jendela, langit-langit, kerangka bangunan, perpipaan, lampu-lampu dan
benda lain yang berada di sekitar ruang pengujian harus dalam kondisi baik
• Kondisi umum bangunan harus memperhatikan aspek pencahayaan dan ventilasi yang
Ventilasi harus tersedia dengan cukup dan berfungsi dengan baik. Pencahayaan atau
penerangan hendaknya tersebar secara merata dan cukup di semua ruangan, namun
hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak menyilaukan
• Semua peralatan yang digunakan untuk pengujian harus selalu diperhatikan kebersihannya, dan
juga penanganannya harus hati-hati karena kebanyakan peralatan laboratorium mudah pecah dan
rusak
• Setelah penggunaan alat gelas dan non gelas selesai atau pekerjaan telah selesai semua peralatan
tersebut dibersihkan dan ruangan yang digunakan harus dibersihkan dengan bahan Saniter yaitu
senyawa kimia yang dapat membantu membunuh bakteri dan mikroba.
• Air yang digunakan dalam pencucian alat hendaknya air yang bersih yang memenuhi persyaratan
sanitasi, sehingga mencegah kontaminasi.
• Air bersih mempunyai ciri-ciri antara lain tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau
PENGENDALIAN RUANG PENYIMPANAN BAHAN KIMIA

• Ruang penyimpanan bahan kimia di laboratorium harus dikendalikan sehingga


temperatur, kelembaban, dan sirkulasi udara sesuai dengan yang diharapkan, Jika
temperatur dalam ruang penyimpanan bahan kimia tersebut tinggi dan terasa pengap,
maka exhaust fan (alat sejenis kipas angin) dihidupkan dan ventilasi atau pintu dibuka
agar terjadi sirkulasi udara, sehingga dapat menurunkan temperature.
• Pada saat akan mengambil bahan kimia harus memakai alat keselamatan. Sebelum masuk
ruang penyimpanan bahan kimia, harus memeriksa suhu dan kelembaban ruangan apakah
sesuai dengan persyaratan, baru melakukan pengambilan atau penempatan bahan kimia.
  PEMBUANGAN LIMBAH

• Saluran pembuangan limbah bahan kimia dalam bentuk cair harus dikonstruksi dengan
baik sehingga proses pembuangan limbah cair tidak menyebabkan kontaminasi
• Tempat penampungan hendaknya dibuat, jangan langsung dibuang ketempat umum
karena akan mengganggu dan mencemari lingkungan
• Jika produksi sampah/limbah cair ternyata cukup tinggi, atau telah mengakibatkan
ganggguan pencemaran adalah indikasi awal bahwa masalah pencemaran di lingkungan
telah terjadi, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan badan pengelolaan limbah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai