Anda di halaman 1dari 27

GOOD

LABORATORY
PRACTICE (GLP)
PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIS

STIKES NASIONAL

Mastuti Widi L., M.Si


Apa Itu GLP?
• Glp Adalah Pelaksanaan Kegiatan Untuk Meningkatkan Dan Memantapkan Mutu Hasil
Pemeriksaan Laboratorium (Permenkes No.43 Th 2013).
• Tujuan: Mengatur cara penyelenggaraan lab klinik yang baik sehingga dapat
memberikan pelayanan dan hasil yang bermutu serta dapat dipertanggungjawabkan.
• Lab klinik harus diselenggarakan secara baik dengan memenuhi kriteria:
• Organisasi
• ruang dan fasilitas
• Peralatan
• Bahan
• Specimen K3
• metode pemeriksaan
• Mutu
• Keamanan
• pencatatan, dan pelaporan
RUANG LINGKUP GLP
• Petugas/Tim K3 Laboratorium
• Kesehatan Petugas Laboratorium
• Sarana Dan Prasarana K3 Laboratorium
• Pengamanan Pada Keadaan Darurat
• Tindakan Pencegahan
• Disinfeksi, Sterilisasi Dan Dekontaminasi
• Tindakan Khusus Terhadap Darah Dan Cairan Tubuh
• Pengelolaan Specimen
• Penanganan Limbah
PETUGAS/TIM K3
• Fungsi: mengkoordinasi. Menginformasikan, memonitor, dan mengevaluasi
pelaksanaan keamanan laboratorium
• Dipimpin oleh Kepala Laboratorium
• Tugas tim k3:
• Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala thd metode / prosedur dan
pelaksanaannya, bahan habis pakai dan peralatan kerja
• Memastikan semua petugas lab memahami dan dapat menghindari bahaya infeksi
• Melakukan penyelidikan semua kecelakaan di dalam lab
• Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan dekontaminasi telah
dilakukan
• Menyediakan kepustakaan/rujukan K3 yang sesuai dan informasi untuk petugas lab
• Menyusun jadwal pemeliharaan kesehatan
• Memantau petugas lab yang sakit atau absen yang mungkin berhubungan dengan
pekerjaan di lab dan melaporkannya pada pimpinan lab
• Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang seara aman
• Mengembangkan sistem pencatatan
• Memberitahu kepala lab mengenai adanya mikroorganisme yang harus
dilaporkan kepada pejabat kesehatan setempat
• Membuat sistem panggil untuk keadaan darurat
• Membuat rencana dan pelaksanaan pelatihan K3 lab
• Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di lab dan melaporkan
ke kepala lab.
KESEHATAN PETUGAS LAB
• Keadaan kesehatan petugas lab harus memenuhi standar kesehatan yang telah
ditentukan lab.
• Penjaminan kesehatan petugas lab meliputi:
• Pemeriksaan foto toraks setiap tahun
• Pemberian imunisasi vaksin hepatitis B dan Rubella. Petugas lab wanita yg
sedang hamil dilarang bekerja dengan TORCH
• Perlindungan terhadap sinar UV
• Pemantauan kesehatan
SARANA DAN PRASARANA K3 LAB
• Sarana dan prasarana yang perlu dipersiapkan di lab:
• Jas lab yg sesuai standar
• Sarung tangan
• Masker
• Alas kaki / sepatu tertutup
• Wastafel yang dilengkapi dengan sabun (skin desinfektan) dan air mengalir
• Lemari asam
• Pipetting aid, rubber bulb
• Kontainer khusus untuk insenerasi jarum dan lancet
• Emergency shower
• Biosafety cabinet
PENGAMANAN PADA KEADAAN DARURAT
• Sistem tanda bahaya
• Sistem evakuasi
• Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
• Alat komunikasi darurat baik di dalam atau ke luar lab
• Sistem informasi darurat
• Pelatihan khusus berkala tentang penanganan keadaan darurat
• Alat pemadam kebakaran, masker, pasir, sumber air
• Alat seperti kampak, palu, obeng, tangga dan tali
• No. telp ambulance, pemadam kebakaran dan polisi
TINDAKAN PENCEGAHAN
Contoh:
• Mencegah penyebaran bahan infeksius:
• Menggunakan peralatan standar
• Lingkaran sengkelit ohse harus jenuh dan panjang tangkai maks 6 cm
• Tidak melakukan tes katalase diatas gelas obyek
• Sebaiknya gunakan tabung / gelas obyek dengan penutup
• Menempatkan sisa specimen dan media biakan yang akan disterilisasi dalam
wadah yang tahan bocor.
• Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan disinfektan yang
sesuai setiap kali habis bekerja.
• Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit dan mata
• Mencegah infeksi melalui tusukan
• Menggunakan pipet dan alat bantu pipet
• Menggunakan sentrifuge
• Menggunakan alat homogenisasi, alat pengguncang dan alat sonikasi
• Menggunakan lemari pendingin dan lemari pembeku
• Membuka ampul berisi bahan infeksi yang diliofilisasi

Bagaimana contoh masing-masing tindakan


pencegahannya?
DISINFEKSI, STERILISASI DAN
DEKONTAMINASI
• Apa beda disinfeksi, sterilisasi dan dekontaminasi?
• Contoh masing-masing caranya?
TINDAKAN KHUSUS TERHADAP DARAH DAN
CAIRAN TUBUH
• Mengambil, memberi label dan membawa specimen:
• Hanya petugas lab yang boleh melakukan pengambilan darah
• Gunakan sarung tangan
• Perhatikan teknik pengambilan darah
• Tabung specimen dan formulir permintaan harus diberi label “BAHAYA
INFEKSI”
• Masukkan tabung ke dalam kantong plastic untuk dibawa ke lab. Formulir
permintaan dibawa secara terpisah.
• Membuka tabung specimen dan mengambil sampel
• Gunakan sarung tangan
• Buka tabung dalam biosafety cabinet
• Untuk mencegah percikan, buka sumbat tabung dengan dililit kain kasa
terlebih dahulu.
• Kaca dan benda tajam
• Diutamakan, menggunakan alat terbuat dari plastic sebagai pengganti
kaca/gelas
• Sedapat mungkin hindari penggunaan suntik
• Sediaan darah pada gelas dengan forsep
• Pegang gelas dengan forsep

• Peralatan otomatis
• Sebaiknya gunakan alat yang tertutup (enclosed type)
• Cairan yang keluar dari alat/effluent harus dikumpulkan dalam
tabung/wadah tertutup atau dibuang ke dalam sistem pembuangan limbah
• Jika memungkinkan, aliran larutan hipoklorit/glutaraldehid ke dalam alat
setiap habis dipakai. Air dapat digunakan sebagai bahan disinfektan hanya
pada keadaan tertentu.
PENGELOLAAN SPESIMEN
PENERIMAAN SPESIMEN

• Lab harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan specimen


• Spesimen harus ditempatkan dalam wadah tertutup rapat
• Wadah harus dapat didisinfeksi atau diautoklaf
• Wadah terbuat dari bahan tidak mudah pecah atau bocor
• Wadah diberi label tentang identitas specimen
• Wadah diletakkan pada baki khusus terbuat dari logam atau plastic yang dapat
didisinfeksi
• Baki harus didisinfeksi secara teratur tiap hari
• Jika mungkin, wadah terletak di atas baki dalam posisi berdiri
PENGELOLAAN SPESIMEN
PETUGAS PENERIMA SPESIMEN

• Semua petugas penerima specimen harus mengenakan jas lab


• Semua specimen harus dianggap infeksi dan ditangani dengan hati-hati
• Meja penerimaan specimen harus dibersihkan dengan disinfektan setiap hari
• Jangan menggunakan ludah untuk merekatkan label
• Dilarang makan/minum dan merokok saat bekerja
• Cuci tangan dengan sabun/disinfektan setiap selesai bekerja
• Tamu/pasien tidak diperbolehkan menyentuh apapun yang terdapat pada meja
dimana specimen tersimpan
PENGELOLAAN SPESIMEN
PETUGAS PEMBAWA SPESIMEN DALAM LAB

• Mengenakan jas lab yang tertutup rapat pada bagian depan


• Membawa specimen dengan baki rak khusus
• Jika specimen bocor/tumbah di atas baki, baki didekontaminasi dan sisa
specimen diautoklaf
• Lapor pada petugas/tim K3 lab jika terluka pada saat bekerja
PENGELOLAAN SPESIMEN
PENGIRIMAN SPESIMEN DAN BAHAN INFEKSIUS DARI LAB

• Produk biologis beberapa bahan infeksi membutuhkan kemasan 3 lapis (sesuai


rekomendasi WHO) peraturan dan rekomendasi menyesuaikan dengan
persyaratan yang paling baru
• Persyaratan kemasan dan dokumentasi
Wadah 3 lapis terdiri dari:
• Wadah kedap air
• Wadah kedap air berisi bantalan absorben yang cukup banyak untuk
menghisap cairan yang bocor
• wadah luar untuk melindungi pengaruh luar seperti kerusakan fisik dalam
perjalanan.
TATA RUANG DAN FASILITAS LAB
RUANGAN LAB

• Seluruh ruangan lab harus mudah dibersihkan


• Pertemuan antara dua dinding dibuat melengkung
• Permukaan meja tdk tembus air, tahan asam, alkali, larutan organic, panas yg
sedang, tepi meja dibuat melengkung
• Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah dibersihkan
• Tersedianya wastafel dengan air mengalir dalam setiap ruangan lab
• Pintu lab diberi label “KELUAR”, alat penutup pintu otomatis diberi label
“BAHAYA INFEKSI”
• Denah ruang lab
• Tempat sampah dipisahkan jenisnya
• Tersedia ruang ganti pakaian
• Tidak boleh ada tanaman hias dan hewan peliharaan di ruang kerja
TATA RUANG DAN FASILITAS LAB
RUANGAN LAB

• Koridor, gang, lantai dna tangga


• Sistem ventilasi
• Harus cukup, jendela dapat dibuka dan dilengkapi kawat anti nyamuk/lalay
• Udara dalam lab dibuat mengalir searah
PENANGANAN LIMBAH

• Penggolongan limbah berdasarkan sumber, sifat dan bentuk limbah


• Bahan baku kadaluarsa
• Bahan habis pakai
• Produk proses dalam lab (mis: sisa specimen)
• Produk upaya penanganan limbah (mis: jarum suntik sekali pakai setelah
diautoklaf)
THANK
YOU ☺

Anda mungkin juga menyukai