Anda di halaman 1dari 16

Keamanan

dan Keselamatan Kerja


di Laboratorium Mikroskopis TBC
LATAR BELAKANG
Pemeriksaan laboratorium merupakan pekerjaan dengan
risiko infeksi karena berhubungan dengan bahan-bahan
yang infeksius.
Untuk mencegah risiko ini diperlukan pengetahuan dan
praktek laboratorium yang baik, dan tersedianya sarana dan
prasarana yang menunjang.
OUTLINE PEMBAHASAN
1. Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Mikroskopis TBC
2. Prinsip dan Tujuan K3 Laboratorium
3. Laboratorium Mikroskopis TBC
4. Tata Ruang Laboratorium
5. Peralatan K3 Laboratorium Mikroskopis TBC
6. Perilaku Petugas Laboratorium
7. Pengelolaan Limbah
8. Kesiapan Kedaruratan
9. Standar Prosedur Operasional
1. Keamanan dan Keselamatan Kerja di
Laboratorium Mikroskopis TBC
Merujuk pada WHO Tuberculosis Laboratory
Biosafety Manual tahun 2012 bahwa setiap
laboratorium harus menggunakan pendekatan
penilaian risiko tergantung dari perbedaan prosedur
teknis dan jenis pemeriksaan di laboratorium TBC.
Tingkat risiko laboratorium TBC berdasarkan jenis
kegiatan laboratorium dan penilaian risiko,
pemeriksaan mikroskopis TBC masuk dalam tingkat
risiko rendah karena dinilai menghasilkan aerosol
infeksius dari spesimen dengan konsentrasi partikel
infeksius yang rendah.
2. Prinsip dan Tujuan K3 Laboratorium
Prinsip:
• Sebuah pendekatan yang komprehensif untuk melindungi petugas,
masyarakat dan lingkungan dari bahan infeksius
• Bahan non infeksius harus dikelola supaya tidak menjadi sumber
pencemaran lingkungan.
Tujuan:
• Melindungi petugas lab dan keluarga dari bahaya penyakit infeksi
yang didapat dari lab.
• Mencegah kontaminasi terhadap lingkungan.
3. Laboratorium Mikroskopis TBC
Laboratorium mikroskopis TBC adalah laboratorium yang melakukan
pemeriksaan sampel TBC secara mikroskopis, mulai dari membuat sediaan,
mewarnai hingga melakukan pembacaan sediaan dengan menggunakan
mikroskop baik untuk sampel diagnosis maupun follow up.
Laboratorium mikroskopis TBC minimal terdiri dari :
1. Ruang pendaftaran/ruang tunggu
2. Lokasi pengumpulan sputum (sputum booth)
3. Ruang kerja laboratorium
4. Ruang administrasi
4. Tata Ruang Laboratorium
Ruangan laboratorium mikroskopis TBC yang baik harus
memiliki
● ventilasi dan pencahayaan yang baik
○ Ventilasi alami : Arah angin tidak mengarah pada
petugas saat bekerja agar dapat mengurangi risiko
pajanan bahan infeksius.
○ Ventilasi mekanik : Ventilasi mekanik yaitu kipas
angin, exhaust atau Air Conditioner (AC).
● tata letak meja kerja pembuatan sediaan (menjamin
sirkulasi udara dari area bersih ke area kotor)
❖ Area Bersih : Area yang tidak ada pengolahan
spesimen.
❖ Area kotor : Area yang dilakukan pengolahan
spesimen, misalnya membuka pot dahak, pembuatan
sediaan.
5. Peralatan K3 Laboratorium Mikroskopis
TBC
a. Jas laboratorium
Jas laboratorium memiliki lengan panjang dengan ujung karet dan tali/
kancing belakang.
b. Sarung tangan
Sarung tangan harus sekali pakai/disposable dan tidak boleh digunakan
berulang kali. Petugas harus selalu mencuci tangan sebelum meninggalkan
laboratorium.
c. Masker
Meskipun pemeriksaan mikroskopis memiliki tingkat risiko rendah, namun
untuk meminimalisir adanya risiko infeksius setiap petugas laboratorium
perlu menggunakan masker level N95.
5. Peralatan K3 Laboratorium Mikroskopis TBC
•Wadah tahan tusukan dan autoclavable (stainless
steel)
• Tempat limbah infeksius dan non infeksius
• Plastik limbah biohazard
• Lampu Spiritus/Bunsen
• Sabun cair untuk cuci tangan
• Towell Tissue
•Larutan desinfektan (Alkohol 70%, Lysol/
Hypoclorit)
6. Perilaku Petugas Laboratorium
1. Tidak boleh makan, minum
dan merokok dalam
laboratorium
2. Harus memakai jas lab dan APD
lainnya
3. Desinfeksi meja kerja sebelum
dan setelah bekerja di
laboratorium
4. Hindari terbentuknya aerosol
dahak (mis: pada waktu membuka
pot sputum, pembuatan sediaan)
5. Cuci tangan setelah selesai
bekerja dengan sabun
7. Pengelolaan Limbah
➔ Limbah infeksius dan non infeksius harus dikumpulkan pada
tempat terpisah dalam wadah yang tidak bocor.
➔Wadah untuk limbah tajam harus kuat terhadap tusukan
➔Proses dekontaminasi limbah sebelum dibuang
➔ Limbah infeksius harus melalui proses sterilisasi otoklaf
sebelum diambil pihak ke 3
8. Kesiapan Kedaruratan
• Kotal P3K
• Alat pemadam kebakaran
• Spill kit, berisi:
• Desinfektan • Paper Towel
• Masker • Kantong Biohazard
• Sarung Tangan • Kacamata Pelindung
• Jas Lab Disposable • Pinset
• Sapu dan pengki
• Sabun
• Wadah Tahan Tusukan
8. Kesiapan Kedaruratan
- Penanganan Tumpahan (Spill)
Jika terjadi tumpahan di ruang laboratorium yang dilakukan adalah :
1. Mengosongkan ruang lab
2. Diamkan laboratorium selama 60 menit
3. Petugas laboratorium bersiap menggunakan APD dari Spill kit ; Jas Lab/Lab gown
disposable, sarung tangan, respirator (masker N95), kaca mata pelindung dan penutup
rambut
4. Tutup area tumpahan dengan tissue
5. Beri desinfektan mulai dari area luar tumpahan ke area dalam, diamkan selama 30
menit
6. Ambil tissue dan benda2 yang berhubungan dengan tumpahan dengann pinset,
masukkan ke dalam plastik biohazard
7. Bersihkan sisa cairan dengan menyeka dari tepi ke arah tengah
8. Bersihkan area dengan alkohol 70%
9. Biarkan kering
10.Cuci tangan dan tinggalkan laboratorium
9. Standar Prosedur Operasional (SPO)
Dalam laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan mikroskopis TB harus
tersedia prosedur tetap sebagai berikut
1. SPO Mencuci tangan secara higienis
2. SPO Pengelolaan limbah infeksius
3. SPO Pengelolaan limbah cair
4. SPO Pengelolaan limbah non infeksius
5. SPO Dekontaminasi meja kerja dan ruang kerja
6. SPO Penanganan Tumpahan
TERIMA KASIH
QNA
1. RUSDIN.
HYPOCLORIT SANGAT TERBATAS… BISA TIDAK DIGANTIKAN DENGAN PEMBERSIH LANTAI YANG LAIN?
UNTU APD BISA DIGANTI PERMINGGU?
SPILLKIT (TISSUE) BISA DIGANTI TANAH?

JAWAB :
LYSOL / WIPOL BISA DIGUNAKAN,
BYCLEAN BISA DIGUNAKAN .
APD UNTUK MIKROSKOPIS BISA DIGANTI 1 MINGGU. DI CUCI NYA JANGAN DI RUMAH
PEMAKAIAN TANAH JANGAN PAKAI TANAH. KARENA PEMBERSIHAN TANAH SULIT. DIANJURKAN
MEMAKAN TISSUE TOWEL

Anda mungkin juga menyukai