Anda di halaman 1dari 24

PETUNJUK PRAKTIKUM

FLEBOTOMI

Penyusun :
Elis Anita Farida,S.Kep.,Ns.,MM

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS ANWAR MEDIKA
SIDOARJO
2017
KATA PENGANTAR

Praktikum Flebotomi secara garis besar memuat tentang


teknik-teknik flebotomi atau pengumpulan bahan spesimen.
Flebotomi sendiri merupakan keahlian khusus dalam
mengumpulkan darah, di Indonesia yang dapat melakukan
flebotomi adalah petugas medis (Ahli Teknologi Laboratorium
Medik, Bidan, Perawat, dan Dokter). Buku Petunjuk Flebotomi ini
disusun untuk kalangan terbatas, yaitu hanya untuk mahasiswa
DIII Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit
Anwar Medika Sidoarjo.
Buku Petunjuk Praktikum Flebotomi memuat topik-topik
yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan fasilitas laboratorium
yang ada tanpa mengurangi kompetensi yang diharapkan untuk
menjadi Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM). Capaian
Pembelajaran Mata Kuliah Flebotomi yakni agar Mahasiswa mampu
terlatih untuk mengambil darah pasien untuk uji klinis atau medis,
transfusi, donasi, atau penelitian.
Akhir kata, semoga buku petunjuk praktikum ini
bermanfaat bagi mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada
umumnya. Kemampuan dan keterbatasan waktu penulis membuat
buku ini belum sepenuhnya sempurna. Saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan penulis untuk kesempurnaan buku
ini.

Sidoarjo, 27 Februari 2017

Elis Anita Farida,S.Kep.,Ns.,MM


DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Tata Tertib Praktikum iv
Tata Tertib Laboratorium v
Kartu Praktikum vi
Kartu Kerusakan Alat v
Sistematika Penulisan Laporan FLEBOTOMI viii
Praktikum I : Keselamatan
Praktikum II : Pungsi Vena
Praktikum III : Prosedur OGTT untuk DIABETES
MELITUS
Praktikum IV : Prosedur Pungsi Dermal
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Semua aktifitas praktikum di laboratorium dibawah koordinasi


dan tanggung jawab pengampu mata kuliah.
2. Dosen, instruktur, dan praktikan harus menggunakan jas
laboratorium selama bekerja di laboratorium.
3. Praktikan tidak diperkenankan melakukan praktikum tanpa
didampingi oleh dosen pengampu atau instruktur praktikum.
4. Praktikum terdiri dari beberapa materi. Praktikan yang
berhalangan hadir (dikarenakan sakit) harus melapor ke
dosen pengampu dengan membawa surat keterangan sakit
dari dokter, selambat-lambatnya 1 minggu setelah acara
praktikum tersebut. Setelah 1 minggu tidak ada laporan dari
praktikan, maka praktikum pengganti ditiadakan dan
nilai akhir praktikum merupakan rerata dari depalan
praktikum.
5. Praktikan harus mengikuti ujian praktikum.
6. Praktikan harus memperoleh nilai minimal 70 pada pretes
untuk dapat mengikuti praktikum.
7. Praktikum harus dilaksanakan dengan suasana tertib,
tenang dan mengikuti peraturan laboratorium yang
berlaku.
8. Kebersihan awal dan akhir laboratorium merupakan tanggung
jawab praktikan.
9. Kerusakan alat yang dikarenakan kelalaian praktikan menjadi
tanggung jawab praktikan sendiri.
10. Praktikan harus menjaga kesehatan agar dapat mengikuti
semua acara praktikum dengan baik dan tertib.

Sidoarjo, 27 Februari 2017


Mengetahui Dosen Flebotomi

Elis Anita Farida,S.Kep.,Ns.,MM


TATA TERTIB LABORATORIUM
Selama bekerja di dalam laboratorium, hendaknya saudara
mematuhi peraturan-peraturan berikut:
1. Jangan merokok, makan, atau minum di laboratorium.
2. Letakkan tas dan lain-lain yang tidak diperlukan di tempat
yang tersedia, jangan sekali-kali meletakkannya di atas meja
kerja di laboratorium.
3. Kenakan jas laboratorium yang bersih dan rapi selama
bekerja untuk melindungi diri dari kontaminasi yang tidak
disengaja dan pakaian dari zat kimia.
4. Cuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan
sesudah kegiatan laboratorium. Lakukan hal yang sama
bila anda meninggalkan laboratorium untuk pergi ke kamar
kecil.
5. Seka meja kerja dengan desinfektan (alkohol 70%)
sebelum dan sesudah kegiatan laboratorium.
6. Hindari menyentuh mulut, hidung, dan telinga dengan tangan
selama bekerja di laboratorium.
7. Jangan membawa keluar apapun dari ruangan laboratorium
tanpa ijin dari dosen pengampu/asisten.
8. Matikan alat pada waktu tidak digunakan.
9. Letakkan alat yang tidak diperlukan lagi serta bahan-bahan
bekas pakai dalam tempat khusus yang disediakan. Jangan
sekali-kali membuang ke tempat sampah atau tempat
cuci.
10. Laporkan setiap kejadian yang tidak dikehendaki kepada staf
pengajar atau asisten yang bertugas
11. Buang sampah ditempat yang disediakan.
12. Sebelum meninggalkan laboratorium :
a. Seka meja kerja dengan desinfektan dan cuci tangan
dengan sabun
b. Periksa kembali: alat-alat yang hendaknya telah anda
matikan.
c. Tata alat-alat ke tempatnya semula sebagaimana
anda temukan ketika memulai.
d. Jangan lupa menandatangani buku pemakaian alat
STIKES RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA
DIII ANALIS KESEHATAN

KARTU PRAKTIKUM

NAMA :
NIM :
SEMESTER :

NO TGL MATERI P K L PARAF


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

NILAI AKHIR = PRETES (P)+ KERJA (K)+ LAPORAN (L) + UJIAN AKHIR PRAKTIK
(UAP)
(15%) (25%) (25%) (35%)

NILAI AKHIR:

ANGKA HURUF

Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah Flebotomi

Elis Anita Farida,S.Kep.,Ns.,MM


KARTU KERUSAKAN ALAT

NAMA :
NIM :
NO. MATERI NAMA ALAT KETERANGAN
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 1
KESELAMATAN

A. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN


Mahasiswa mampu melakukan Pedoman Mencuci Tangan
Menurut CDC, Penggunaan Pembersih Berbahan Alkohol,
Penggunaan APD

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu melakukan prosedur keselamatan
sesuai tahapannya

C. DASAR TEORI
Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu pemikiran atau upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasil karya dan budayanya. Menurut Budiono
(2003) keselamatan kerja merupakan ilmu dan penerapan yang
terkait dengan mesin, alat, bahan dan proses kerja guna menjamin
keselamatan tenaga kerja dan seluruh aset produksi agar terhindar
dari kecelakaan kerja atau kerugian lainya. Masalah keselamatan
kerja merupakan suatu hal yang penting, karenanya dengan
lingkungan kerja yang aman, tenang dan tentram maka orang
yang bekerja akan bersemangat dan dapat bekerja secara baik
sehingga hasil kerjanya memuaskan. Perlindungan tenaga kerja
meliputi berbagai aspek dan salah satunya yaitu perlindungan
keselamatan, perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga kerja
secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari untuk
meningkatkan produktivitas. Triyusliyanti (2007:245) menyatakan
bahwa “ Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap
fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan “.
Keselamatan kerja sangat penting dalam sebuah instansi terutama
pada bagian yang bersinggungan langsung dengan pekerjaan yang
mengandung resiko tinggi karena berhubungan langsung pada alat
– alat yang mungkin dapat membahayakan keselamatan kerja.
D. Alat dan Bahan
Bahan:
- Air
- Sabun
- Pembersih Berbahan Alkohol
- Tisu/ Handuk Kertas

Alat:
- Pakaian (gown)
- Masker
- Kacamata (google)
- Respirator N95

E. Prosedur Kerja

Higiene Tangan
Pedoman Mencuci Tangan menurut CDC (Center for
Disease Control)
 Basahi tangan dengan air mengalir
 Ambil sabun cair
 Gosokkan kedua tangan untuk membentuk busa, membuat
gesekan dan melepas debris
 Cuci tangan secara menyeluruh selama minimal 20 detik;
pastikan sela-sela jari, dibawah kuku, dibawah cincin dan
sekitar ibu jari dan pergelangan tangan
 Bilas tangan ke arah bawah untuk mencegah kontaminasi
ulang
 Ambil handuk kertas dari tempat persediaan
 Keringkan tangan dengan handuk kertas yang tersedia
 Matikan kran dengan tisu bersih untuk mencegah
kontaminasi ulang
WASPADA : Center for Disease Control and Prevention (CDC)
melarang penggunaan kuku palsu saat merawat pasien. Rujuk
protokol rumah sakit
6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO

1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan


kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara
lembut dengan arah memutar.

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan


secara bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih


4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan
posisi saling mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian


gosok perlahan
Penggunaan Pembersih Berbahan Alkohol
Pembersih berbahan alkohol dapat digunakan saat tangan terlihat
tidak terkontaminasi.
 Taruh pembersih pada telapak salah satu tangan
 Gosok kedua tangan dan bersihkan seluruh area yang ingin
dibersihkan termasuk sela-sela jari dan ibu jari
 Terus gosok hingga alkohol mengering
WASPADA : Pembersih berbahan alkohol tidak direkomendasikan
setelah kontak dengan bakteri pembentuk spora termasuk spesies
Clostridiumdifficile dan Bacillus

Memakai APD
Langkah 1. Kenakan pakaian dan ikatkan pada leher dan pinggang
Langkah 2. Pakai masker, tepat menutupi hidung dan mulut, lalu
kencangkan
Langkah 3. Pakai kacamata
Langkah 4. Kenakan sarung tangan lalu masukkan ujung lengan
pakaian kedalam sarung tangan

Lepaskan APD mulai dari yang paling terkontaminasi hingga ke


yang paling sedikit terkontaminasi
Langkah 1. Lepaskan dan buang sarung tangan:
 Dengan menggunakan salah satu tangan yang bersarung
tangan , lepaskan sarung tangan pertama(dari
pergelangan tangan ke arah bawah) sehingga sarung
tangan pertama lepas dengan bagian dalamnya dipegang
oleh tangan yang masih bersarung tangan.
 Sisipkan jari yang sudah tidak bersarung tangan ke bagian
dalam sarung tangan di tangan yang lain
 Lepaskan sarung tangan tanpa menyentuh bagian luarnya
 Taruh kedua sarung tangan pada tempatnya
Langkah 2. Buka ikatan pakaian dan lepaskan pakaian hanya
dengan menyentuh bagian dalamnya. Taruh pakaian tersebut pada
tempatnya.
Langkah 3. Lepaskan masker hanya dengan menyentuh tali atau
pita. Buang masker.

F. Hasil

Foto hasil praktikum

PRAKTIKUM 2
PUNGSI VENA
(Pengambilan Sampel Darah/Plebotomi)

A. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN


Mahasiswa mampu melakukan prosedur Identifikasi Pasien,
Melakukan Prosedur Penggunaan Torniket, Melakukan Palpasi
Vena, Memfiksasi Vena, Pungsi Vena menggunakan ETS, Spuit dan
Set Pengambil Darah Bersayap

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu melakukukan prosedur dengan baik dan benar

C. DASAR TEORI
Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata
Yunani phleb dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan
tomia berarti mengiris/memotong (“cutting”). Dulu dikenal istilah
venasectie(Bld), venesection atau venisection(Ing).
Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam
fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang
cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan
representative dengan menggunakan spuit.

D. ALAT DAN BAHAN


 Lembar Permintaan
 Tabung
 Sarung Tangan
 Torniket
 Kapas
 Alkohol 70%
 Jarum suntik
 Spuit
 Kain kasa 5x5cm
 Wadah limbah benda tajam
 Label Tabung
 Pulpen permanen
E. PROSEDUR KERJA

• Ambil dan periksa lembar permintaan


• Beri salam pada pasien dan beri tahu prosedur yang akan
dilakukan
• Identifikasi pasien dengan menggunakan dua
pengidentifikasi
• Pilih tabung yang tepat dan alat pungsi untuk prosedur
• Bersihkan tangan
• Kenakan sarung tangan
• Posisikan lengan pasien dan pasang torniket
• Minta pasien untuk menggenggam dan pilih bagian pungsi
vena dengan mempalpasi
• Lepaskan torniket
• Bersihkan tempat pungsit
• Pasang peralatan
• Pasang lagi torniket
• Lepaskan penutup jarum dan periksa jarum
• Pastikan arah vena di bawah tempat pungsi
• Tusukkan jarum dengan sudut kemiringan ke atas
• Dorong tabung pemindah secara menyeluruh ke dalam
pegangan
• Kumpulkan spesimen dengan urutan pengambilan yang
tepat
• Bolak-balikkan spesimen dengan perlahan tiga hingga
delapan kali segera setelah pengambilan darah
• Minta pasien untuk membuka genggaman tangannya
• Lepaskan torniket dalam waktu 1 menit
• Tempatkan kasa diatas jarum, lepaskan jarum, dan berikan
tekanan
• Aktifkan alat keamanan jarum
• Buang jarum ke wadah limbah benda tajam
• Beri label tabung dan validasikan dengan pasien atau
gelang identitas
• Periksa bagian pungsi pasien dan berikan perban
• Siapkan sampel dan lembar permintaan untuk dipindahkan
ke laboratorium, perhatikan juga instruksi penanganan
khusus
• Buang bahan yang sudah digunakan
• Lepaskan sarung tangan
• Bersihkan tangan
• Terima kasih pada pasien

F. HASIL

Foto proses dan foto specimen dalam tabung

PRAKTIKUM 3
PROSEDUR OGTT UNTUK DIABETES MELITUS

A. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN


Mahasiswa mampu melakukan prosedur penanganan
khusus dengan baik dan benar

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu melakukan penanganan khusus dalam prosedur
OGTT untuk Diabetes Melitus

C. DASAR TEORI
Diabetes Melitus (DM) adalah kelainan metabolisme
karbohidrat, di mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan
baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. DM
merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. Penderita
DM mempunyai risiko untuk menderita komplikasi yang spesifik
akibat perjalanan penyakit ini, yaitu retinopati (bisa menyebabkan
kebutaan), gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis (bisa
menyebabkan stroke), gangren, dan penyakit arteria koronaria
(Coronary artery disease).
Prevalensi DM sulit ditentukan karena standar penetapan
diagnosisnya berbeda-beda. Berdasarkan kriteria American
Diabetes Association (ADA), sekitar 10,2 juta orang di Amerika
Serikat (AS) menderita DM dan yang tidak terdiagnosis sekitar 5,4
juta. Dengan demikian, diperkirakan lebih dari 15 juta orang di AS
menderita DM. Sementara itu, di Indonesia prevalensi DM sebesar
1,5-2,3% penduduk usia >15 tahun, bahkan di daerah Manado
prevalensi DM sebesar 6,1%.
Pemeriksaan laboratorium bagi penderita DM diperlukan untuk
menegakkan diagnosis serta memonitor Tx dan timbulnya
komplikasi spesifik akibat penyakit. Dengan demikian,
perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat mencegah
komplikasi.

D. ALAT DAN BAHAN


 Lembar Permintaan
 Larutan Glukosa yang diminta pada lembar
permintaan
 Sarung Tangan
 Torniket
 Alkohol pad
 Pegangan tabung pemindah dan jarum
 Tabung pemindah
WASPADA: Tipe tabung pemindah yang digunakan untuk
pengambilan darah OGTT harus konsisten
 Kasa 5x5cm
 Wadah limbah benda tajam
 Pulpen permanen
 Perban
 Kantong biohazard
WASPADA: Kumpulkan sampel darah yang tidak akan diperiksa
hingga akhir OGTT pada tabung stopper berwarna abu-abu
WASPADA: Gunakan secara konsisten pungsi vena atau pungsi
dermal karena nilai glukosa berbeda antara kedua jenis darah.
Sampel darah vena lebih diutamakan
E. PROSEDUR KERJA
1. Ambil dan periksa lembar permintaan
2. Identifikasi pasien dan jelaskan prosedur yang akan
dilakukan
3. Pastikan bahwa pasien sudah puasa selama 12jam dan
tidak lebih dari 16jam
4. Ambil dan periksa sampel glukosa puasa
5. Minta pasien untuk minum seluruh larutan glukosa dalam
waktu 5menit.
WASPADA : Amati perubahan pada kondisi pasien seperti
limbung yang dapat menunjukkan reaksi terhadap glukosa.
Laporkan setiap perubahan kepada supervisor
6. Mulai hitung waktu pengambilan sampel ketika pasien
selesai minum larutan glukosa:
- Untuk pasien rawat jalan berikan salinan jadwal dan
instruksikan pasien untuk terus puasa, minum air putih,
dan tetap berada di bagian pengambilan darah. - Untuk
pasien rawat inap simpan salinan jadwal dan kunjungi
pasien untuk mengambil specimen di waktu tertentu.
WASPADA: Jika terjadi muntah, laporkan waktu muntahnya
ke supervisor dan hubungi penyedia perawatan kesehatan
untuk mengetahui apakah pemeriksaan diteruskan. Muntah
diawal prosedur pengambilan sampel sangat penting dan
pada kebanyakan situasi menyebabkan GTT dihentikan
7. Beri label pada tabung dengan urutan sampel sesuai
dengan urutan pemeriksaan, seperti 1 jam, 2 jam atau 3
jam

F. HASIL

Foto proses dan foto specimen dalam tabung


PRAKTIKUM 4
PROSEDUR PUNGSI DERMAL

A. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN


Mahasiswa mampu melakukan prosedur pungsi dermal
dengan baik dan benar

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu mendapatkan sampel darah dari prosedur
pungsi dermal

C. DASAR TEORI
Pungsi dermal adalah metode pilihan untuk mengumpulkan
darah dari bayi dan anak yang berusia kurang dari 2 tahun dan
orang dewasa yang memiliki vena yang rapuh atau tidak dapat
dipasang pungsi vena

D. ALAT DAN BAHAN


 Lembar permintaan
 Sarung tangan
 70% isopropyl alcohol pad
 Alat pungsi jari atau tumit
 Kasa 5x5cm
 Alat penghangat
 Wadah sampah benda tajam
 Pulpen permanen
 Perban
 Kantong biohazard
 Wadah penampung mikro atau tabung kapiler

WASPADA: Wadah penampung mikro diberi kode dengan warna


untuk menyesuaikannya dengan warna tabung pemindah dan
termasuk wadah kuning sawo untuk pemeriksaan analit yang
sensitif cahaya
E. Prosedur Kerja

Ambil dan periksa lembar permintaan, periksa kelengkapannya,


tanggal dan waktu penampung sampel dan prioritas
1. Beri salam pada pasien dan jelaskan prosedur yang akan
dilakukan
2. Identifikasi pasien dengan menggunakan dua
pengidentifikasi. Minta orang tua atau pemberi asuhan
untuk mengidentifikasi bayi atau anak atau
membandingkan gelang identitas dengan lembar
permintaan
3. Verifikasi kepatuhan terhadap diet dan pembatasan obat
4. Tanyakan tentang alergi lateks dan masalah pengumpulan
darah sebelumnya
5. Beri posisi pasien:
- Untuk heelstick, baringkan bayi dengan kaki lebih rendah
dari tubuh
- Untuk fingerstick, posisikan lengan pasien pada
permukaan yang keras dengan telapak tangan menghadap
keatas dan jari menunjuk kearah bawah
6. Pilih peralatan yang tepat sesuai dengan usia pasien, jenis
pemeriksaan yang diminta dan jumlah darah yang
dikumpulkan
WASPADA: Ikuti petunjuk pabrik untuk pemilihan alat
pungsi. Jenis alat yang digunakan berdasarkan pada usia
pasien, jumlah darah yang diperlukan, bagian
pengumpulan darah, dan kedalaman pungsi
7. Bersihkan tangan dengan menggunakan teknik yang tepat
8. Kenakan sarung tangan dan kenakan pakaian ( gawn) jika
diperlukan oleh kamar anak-anak
WASPADA: Matikan lampu ultraviolet (bililight) ketika
mengambil specimen untuk uji bilirubin neonatus
9. Pilih bagian pungsi vena
10. Untuk aliran darah yang optimal, hangatkan area yang
harus dilakukan pungsi dengan:
- Menaruh handuk yang sudah dilembapkan dengan air
hangat (42 derajat celcius) pada bagian pungsi (biarkan
bagian ini mongering sebelum dilakukan pungsi) atau
- Mengaktifkan alat penghangat dan tempelkan pada
bagian pungsi selama 3-5 menit
11. Bersihkan bagian pungsi dengan 70% isopropyl alcohol
dan biarkan mongering
12. Persiapkan lanset dengan melepaskan alat pengunci lanset
13. Buka penutup wadah pengumpul barang mikro
14. Pegang dan posisikan area yang akan dilakukan pungsi :
- Untuk heelstick, pegang tumit dengan jari telunjuk
disekitar lengkungan tumit, ibu jari dibawah tumit dan jari
lainnya diatas kaki
- Untuk fingerstick, pegang jari antara ibu jari dan jari
telunjuk yang tidak dominan, dengan permukaan telapak
tangan menghadap keatas dan jari mengarah ke arah
bawah
15. Tempatkan lanset dengan tepat pada area jari yang
berdaging atau tumit tegak lurus dengan sidik jari atau
sidik jari tumit
16. Tekan pemicu lanset
17. Buang lanset dalam wadah limbah benda tajam yang
disarankan
WASPADA: Gagal menempatkan alat pungsi tepat pada
kulit adalah penyebab utama aliran darah yang tidak
memadai
18. Tekan jari atau tumit dengan perlahan
19. Usap tetesan darah pertama karena tetesan ini mungkin
mengandung sisa alcohol dan cairan jaringan
20. Tampung beberapa tetes penuh ke dalam alat penampung
yang tepat :
- Tekan dengan perlahan dan lepaskan dari area
pengambilan. Jangan membuat perdarahan bagian
pengambilan atau jaringan sekitar.
WASPADA: Menekan sekitar 2,5cm dari titik pungsi dengan
sering dapat mengalirkan darah dengan baik dibandingkan
menekannya terlalu dekat dengan titik pungsi
- Untuk wadah penampung mikro:
 Tempatkan ujung wadah penampung di bawah
titik pungsi dan sentuhkan bagan bawah tetesan
WASPADA: Jangan menggores kulit ketika
mengambil sampel
 Miringkan tabung ke arah bawah selama
penampungan untuk memungkinkan darah
mengalir melalui senduk penampung kapiler dan
turunkan bagian tabung tersebut
 Bila perlu dengan perlahan ketuk bagian bawah
tabung untuk mendorong darah ke dasarnya
 Tutup masing-masing wadah penampung mikro
bila jumlah yang tepat telah tercapai
- Untuk tube mikrohematokrit :
 Tempatkan ujung tabung mikrohematokrit ke
dalam tetesan darah
 Pertahankan tabung dalam posisi horizontal
untuk terisi berdasarkan kerja kapiler selama
seluruh penampungan
 Ketika tabung terisi, tutup rapat dengan
sealant clay
WASPADA: Tampung sampel dalam 2 menit untuk mencegah
pembekuan
Tampung dalam urutan pengambilan yang tepat :
 Gas darah kapiler
 Samar darah
 Tabung kapiler mikrohematokrit
 Wadah penampung mikro EDTA warna lembayung
muda
 Wadah penampung mikro antikoagulasi lainnya
 Wadah penampung mikro serum
WASPADA: Ingatlah bahwa urutan pungsi dermal berbeda dari
urutan pungsi vena
21. Setelah menutup atau membuka tabung, campurkanlah
dengan memasukkannya secara perlahan 5 hingga 10 kali
22. Taruh kasa pada bagian pungsi dan tekan hingga
perdarahan berhenti
23. Beri label pada tabung sebelum meninggalkan pasien dan
verifikasi identitas pasien
24. Periksa bagian pungsi untuk berhentinya perdarahan
25. Beri perban jika pasien usia lebih dari 2 tahun
26. Buang barang yang sudah digunakan dalam wadah
biohazard
27. Terima kasih pada pasien
28. Lepaskan sarung tangan
29. Bersihkan tangan
30. Siapkan sampel dan lembar permintaan untuk dipindahkan
ke laboratorium pastikan mengamati instruksi penanganan
khusus

F. HASIL
Foto proses dan foto specimen dalam tabung

Anda mungkin juga menyukai