FLEBOTOMI
Penyusun :
Elis Anita Farida,S.Kep.,Ns.,MM
Halaman
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Tata Tertib Praktikum iv
Tata Tertib Laboratorium v
Kartu Praktikum vi
Kartu Kerusakan Alat v
Sistematika Penulisan Laporan FLEBOTOMI viii
Praktikum I : Keselamatan
Praktikum II : Pungsi Vena
Praktikum III : Prosedur OGTT untuk DIABETES
MELITUS
Praktikum IV : Prosedur Pungsi Dermal
TATA TERTIB PRAKTIKUM
KARTU PRAKTIKUM
NAMA :
NIM :
SEMESTER :
NILAI AKHIR = PRETES (P)+ KERJA (K)+ LAPORAN (L) + UJIAN AKHIR PRAKTIK
(UAP)
(15%) (25%) (25%) (35%)
NILAI AKHIR:
ANGKA HURUF
NAMA :
NIM :
NO. MATERI NAMA ALAT KETERANGAN
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM 1
KESELAMATAN
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu melakukan prosedur keselamatan
sesuai tahapannya
C. DASAR TEORI
Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu pemikiran atau upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasil karya dan budayanya. Menurut Budiono
(2003) keselamatan kerja merupakan ilmu dan penerapan yang
terkait dengan mesin, alat, bahan dan proses kerja guna menjamin
keselamatan tenaga kerja dan seluruh aset produksi agar terhindar
dari kecelakaan kerja atau kerugian lainya. Masalah keselamatan
kerja merupakan suatu hal yang penting, karenanya dengan
lingkungan kerja yang aman, tenang dan tentram maka orang
yang bekerja akan bersemangat dan dapat bekerja secara baik
sehingga hasil kerjanya memuaskan. Perlindungan tenaga kerja
meliputi berbagai aspek dan salah satunya yaitu perlindungan
keselamatan, perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga kerja
secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari untuk
meningkatkan produktivitas. Triyusliyanti (2007:245) menyatakan
bahwa “ Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap
fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan “.
Keselamatan kerja sangat penting dalam sebuah instansi terutama
pada bagian yang bersinggungan langsung dengan pekerjaan yang
mengandung resiko tinggi karena berhubungan langsung pada alat
– alat yang mungkin dapat membahayakan keselamatan kerja.
D. Alat dan Bahan
Bahan:
- Air
- Sabun
- Pembersih Berbahan Alkohol
- Tisu/ Handuk Kertas
Alat:
- Pakaian (gown)
- Masker
- Kacamata (google)
- Respirator N95
E. Prosedur Kerja
Higiene Tangan
Pedoman Mencuci Tangan menurut CDC (Center for
Disease Control)
Basahi tangan dengan air mengalir
Ambil sabun cair
Gosokkan kedua tangan untuk membentuk busa, membuat
gesekan dan melepas debris
Cuci tangan secara menyeluruh selama minimal 20 detik;
pastikan sela-sela jari, dibawah kuku, dibawah cincin dan
sekitar ibu jari dan pergelangan tangan
Bilas tangan ke arah bawah untuk mencegah kontaminasi
ulang
Ambil handuk kertas dari tempat persediaan
Keringkan tangan dengan handuk kertas yang tersedia
Matikan kran dengan tisu bersih untuk mencegah
kontaminasi ulang
WASPADA : Center for Disease Control and Prevention (CDC)
melarang penggunaan kuku palsu saat merawat pasien. Rujuk
protokol rumah sakit
6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO
Memakai APD
Langkah 1. Kenakan pakaian dan ikatkan pada leher dan pinggang
Langkah 2. Pakai masker, tepat menutupi hidung dan mulut, lalu
kencangkan
Langkah 3. Pakai kacamata
Langkah 4. Kenakan sarung tangan lalu masukkan ujung lengan
pakaian kedalam sarung tangan
F. Hasil
PRAKTIKUM 2
PUNGSI VENA
(Pengambilan Sampel Darah/Plebotomi)
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu melakukukan prosedur dengan baik dan benar
C. DASAR TEORI
Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata
Yunani phleb dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan
tomia berarti mengiris/memotong (“cutting”). Dulu dikenal istilah
venasectie(Bld), venesection atau venisection(Ing).
Suatu cara pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam
fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang
cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan
representative dengan menggunakan spuit.
F. HASIL
PRAKTIKUM 3
PROSEDUR OGTT UNTUK DIABETES MELITUS
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu melakukan penanganan khusus dalam prosedur
OGTT untuk Diabetes Melitus
C. DASAR TEORI
Diabetes Melitus (DM) adalah kelainan metabolisme
karbohidrat, di mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan
baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. DM
merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai. Penderita
DM mempunyai risiko untuk menderita komplikasi yang spesifik
akibat perjalanan penyakit ini, yaitu retinopati (bisa menyebabkan
kebutaan), gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis (bisa
menyebabkan stroke), gangren, dan penyakit arteria koronaria
(Coronary artery disease).
Prevalensi DM sulit ditentukan karena standar penetapan
diagnosisnya berbeda-beda. Berdasarkan kriteria American
Diabetes Association (ADA), sekitar 10,2 juta orang di Amerika
Serikat (AS) menderita DM dan yang tidak terdiagnosis sekitar 5,4
juta. Dengan demikian, diperkirakan lebih dari 15 juta orang di AS
menderita DM. Sementara itu, di Indonesia prevalensi DM sebesar
1,5-2,3% penduduk usia >15 tahun, bahkan di daerah Manado
prevalensi DM sebesar 6,1%.
Pemeriksaan laboratorium bagi penderita DM diperlukan untuk
menegakkan diagnosis serta memonitor Tx dan timbulnya
komplikasi spesifik akibat penyakit. Dengan demikian,
perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat mencegah
komplikasi.
F. HASIL
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu mendapatkan sampel darah dari prosedur
pungsi dermal
C. DASAR TEORI
Pungsi dermal adalah metode pilihan untuk mengumpulkan
darah dari bayi dan anak yang berusia kurang dari 2 tahun dan
orang dewasa yang memiliki vena yang rapuh atau tidak dapat
dipasang pungsi vena
F. HASIL
Foto proses dan foto specimen dalam tabung