Riset Keperawatan
Disusun oleh:
Kelompok 3
2021
KATA PENGATAR
Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah yang berjudul “Teori dalam Riset Keperawatan”
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran, yang bersifat membangun dari para
pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita. Akhir kata kami meminta
maaf, apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan yang
mungkin dapat kita maklumi bersama.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
PEMBAHASAN
Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian. Teori
ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian
serta membimbing dalam pemilihan variable dan pernyataan penelitian. Middle
Range Theory dapat membantu parktik dengan memfasilitasi pemahaman
terhadap perilaku klien dan memungkinkan untuk menjelaskan beberapa
efektifitas dari intervensi. Review terhadap beberapa penelitian yang
dipublikasikan mengungkapkan penggunaan Middle Range Theory dalam
penelitian keperawatan masih cukup luas. Dan sebagian besar Middle Range
Teori berasal dari disiplin ilmu lain. Hal ini sangat jelas ketika kita
membandingkan seberapa sering Middle Range Theory dan Grand Teori dikutip
dalam literatur penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian, yang diidentifikasi
menggunakan teori adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian tersebut diidentifikasi
hanya 25 penelitian yang benar-benar menggunakan teori keperawatan dan 54
lainnya menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan dari
ilmu psikolog.
Identifikasi Middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain, Chenitz
seorang penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage,
memasukan teoori ini kedalam praktikal. Sedangkan yang lainnya memasukan ke
dalam Middle Range Teori. Middle Range Teori mengandung nilai abstrak, tidak
terlalu sempit tetapi berada pada kondisi pertengahan. Untuk mencegah salah
penafsiaran dalam pemahaman terhadap teori, para penemu teori harus
memberikan identitas Teori terhadap komponen konsep dalam teori tersebut.
Ketidakakuratan dari Middle Range Teori hanya salah satu dari sekian banyak
kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjealasan definisi Middle Range
Teori telah dikritis untuk membedakannya dengan Grand Teori, karena mampu
untuk menguji ide positif-logis.
1.2 HAINSWORTH
a. Keperawatan
Praktik keperawatan memiliki lingkup praktik untuk mendiagnosa adanya
chronic sorrow kemudian melakukan intervensi untuk mengatasinya. Peran
utama perawat adalah bersikap empati, memberi edukasi, serta merawat dan
melakukan tindakan professional lainnya.
b. Manusia
Memiliki presepsi ideal mengenai proses kehidupan dan kesehatan. Manusia
akan membandingkan pengalamnnya dengan idealisnya pribadi dan dengan
orang-orang disekitarnya. Meskipun pengalaman individu terhadap
kehilangan bersifat unik, namun terdapat komponen yang umumnya dapat
diprediksi yang ada terkait pengalaman kehilangan.
c. Kesehatan
Kesehatan seseorang tergantung adaptasi terhadap kesenjangan yang tercipta
setelah kehilangan. Koping yang efektif menghasilkan respon normal terhadp
kehilangan.
d. Lingkungan
Lingkungan pelayanan kesehatan adalah tempat terjadinya interaksi individu
dalam konteks social dengan keluarga dan pekerjaan.
1.3 Theory of Ilness Trajectory (Wieneer and Dodd)
a. Identitas
Konsepsi diri pada waktu tertentu yang menyatukan beberapa aspek pribadi
dan terletak pada tubuh
b. Temporalitas
Waktu biografi yang tercermin dalam aliran berkelanjutan peristiwa kejadian
hidup yang tiada henti, persepsi dari masa lalu, sekarang dan kemungkinan
hubungan di masa depan ke dalam konsepsi diri
c. Tubuh
Aktivitas hidup dan persepsi turunan yang berbasis di dalam tubuh. Penyakit
terutama kanker sangat mengganggu konsepsi diri yang biasa atau sehari-hari
dan diperparah oleh tindakan dan reaksi yang dirasakan orang lain dalam
konteks sosiologis kehidupan. Gangguan ini meresap kedalam unsur biografi
interdependen (identitas, temporalitas, dan tubuh). Gangguan atau perasaan
disekuilibrium ini ditandai oleh rasa kehilangan kendali, sehingga menjadi
keadaan yang ketidak pastian. Seiring konteks kehidupan terus terungkap,
dimensi ketidak pastian terwujud, tidak dalam urutan linier tahap atau fase,
tapi dalam perbedaan yang mengganggu persepsi tentang tubuh yang tidak
menentu, tidak pasti temporalitas, dan identitas yang tidak pasti.
Pengalaman penyakit selalu ditempatkan dalam konteks biografis,
yaitu penyakit yang dialami secara terus-menerus dalam domain kehidupan
yang berhubungan dengan penyakit ketidakpastian bervariasi dalam
dominasi lintas lintasan penyakit melalui arus persepsi diri dan interaksi
dengan orang lain yang dinamis. Aktivitas hidup dan hidup dengan penyakit
adalah bentuk pekeijaan. Lingkup pekeijaan meliputi orang dan semua orang
lain dengan siapa dia berinteraksi, termasuk keluarga dan penyedia layanan
kesehatan. Ini mempakan jaringan pemain disebut total organisasi. Orang
sakit (atau pasien) adalah pekeija pusat. Namun, semua pekeijaan teijadi di
dalam dan saling mempengaruhi. Disusun oleh total organisasi. Jenis
pekeijaan yang diselenggarakan pada trajectory yang dilakukan oleh pasien
dan keluarga:
a. Pekerjaan terkait penyakit
Diagnostik, manajemen gejala, regimen perawatan, dan pencegahan
krisis
b. Pekerjaan sehari-hari
Aktivitas hidup sehari-hari, menjaga rumah tangga, menjaga sebuah
kependudukan, mempertahankan hubungan, dan rekreasi
c. Pekerjaan biografis
Pertukaran informasi, ekspresi emosional, dan pembagian tugas melalui
interaksi dalam total organisasi
d. Pekerjaan pengurangan ketidakpastian
Kegiatan diundangkan untuk mengurangi dampak temporal, tubuh, dan
ketidakpastian identitas
Keseimbangan jenis pekerjaan ini bersifat dinamis, responsif
berfluktuasi sepanjang waktu, situasi, persepsi, dan beragam pemain dalam
total oiganisasi untuk mendapatkan rasa keseimbangan (control).
Keterkaitan ini di antara jenis pekeijaan tercipta sebuah ketegangan yang
ditandai dengan pergeseran dominasi jenis pekeijaan melintasi lintasan.
Yang penting adalah konteks biografi berakar pada tubuh. Saat tubuh
berubah selama peijalanan sakit dan perawatan, kapasitas untuk melakukan
jenis pekeijaan tertentu dan akhirnya identitas seseorang adalah berubah.
Kontribusi utama dari pekeijaan ini adalah penggambaran jenis pekerjaan
pengurangan ketidakpastian. Kegiatan ini diberlakukan untuk mengurangi
dampak dari berbagai keadaan ketidak pastian yang diinduksi dalam
menjalani kemoterapi kanker. Strategi ini sangat dinamis dan responsif dan
teijadi dikombinasi dan konfigurasi bervariasi di seluruh lintasan penyakit
untuk pemain yang berbeda dalam organisasi. Mereka yang memberlakukan
strategi ini mempengaruhi konsepsi diri saat mereka memantau tanggapan
orang lain terhadap strategi yang mereka coba kelola dalam hidup dengan
penyakit.
Asumsi Utama
Manusia adalah fokus dari teori Wiener dan Dodd tentang trajektori sakit.
Teori ini menjelaskan asumsi utama yang mencerminkan turunannya dalam
sebuah perspektif sosiologis Teori ini meliputi tidak hanya komponen fisik
dari penyakit, tetapi “total organisasi keija yang dilakukan selama peijalanan
penyakit” (Wiener&Dodd, 1993 dalam Alligood, 2014). Trajektori sakit
secara teoritis berbeda dari peijalanan suatu penyakit. Dalam teori ini,
trajektori sakit tidak terbatas pada orang yang menderita penyakit.
Sebaliknya, organisasi keseluruhan melibatkan orang sakit, keluarga, dan
professional perawatan kesehatan yang memberikan perawatan (Alligood,
2014).
Teori ini menjelaskan penggunaan istilah keija. “Para pemain yang
bervariasi dalam organisasi memiliki berbagai jenis pekeijaan; namun,
pasien adalah pekeija sentral dalam trajektori sakit”. Pekeijaan yang hidup
dengan penyakit menghasilkan konsekuensi tertentu yang menyerap
kehidupan orang¬orang yang terlibat. Pada gilirannya, konsekuensi dan
konsekuensi timbal balik berada diseluruh organisasi, melibatkan organisasi,
melibatkan organisasi keseluruhan dengan pekeija pusat (yaitu, pasien)
melalui trajektori hidup dengan penyakit. Hubungan antara para pekeija di
dalam trajektori adalah sebuah atribut yang “memengaruhi baik manajemen
dari peijalanan penyakit itu, maupun nasib orang yang sakit” (Wiener &
Dodd, 1993, dalam Alligood, 2014).
Penegasan Teori
Konteks untuk pekeijaan dan hubungan sosial yang memengaruhi pekeijaan
hidup dengan penyakit dalam teori trajektori sakit berbasis pada karya yang
dipengaruhi oleh Corbin dan Strauss (1988). Sebagai pekeija pusat,
tindakan-tindakan dilakukan seseorang untuk mengelola dampak hidup
dengan penyakit dalam berbagai konteks, termasuk biografis (konsepsi diri)
dan sosiologis (interkasi dengan orang lain). Dari perspektif ini, mengelola
gangguan (atau koping terhadap ketidakpastian) melibatkan interaksi
pasien dengan berbagai pemain dalam organisasi serta kondisi sosial
eksternal. Mengingat kompleksitas interaksi tersebut di beberapa konteks
dan dengan banyak pemain di seluruh trajektori sakit, koping adalah sebuah
proses yang sangat bervariasi dan dinamis (Alligood, 2014).
Awalnya, diantisipasi bahwa trajektori hidup dengan kanker
memiliki fase-fase yang kelihatan atau tahapan yang dapat diidentifikasi
oleh pergeseran besar masalah, tantangan, dan kegiatan yang dilaporkan.
Ini adalah alasan untuk mengumpulkan data kualitatif di tiga titik selama
pengobatan kemoterapi. Bahkan, gagasan ini tidak berlaku: status fisik
pasien dengan kanker dan konsekuensi sosial-psikologis penyakit dan
pengobatan adalah tema sentral pada semua titik pengukuran sepanjang
trajektori (Alligood, 2014).
Para penulis secara konseptual menyamakan ketidakpastian dengan
hilangnya kontrol, menggambarkan sebagai “aspek yang paling bermasalah
dari hidup dengan kanker”. Penegasan teoritis ini tercermin lebih lanjut
dalam identifikasi proses sosial-psikologis inti dari hidup dengan
kanker, :mentoleransi ketidakpastian yang menyertai penyakit”
(Wiener&Dodd, 1993 dalam Alligood, 2014). Faktor-faktor yang
memengamhi tingkat ketidakpastian diungkapkan oleh pasien dan keluarga
yang berbasis dalam kerangka keija teoritis dari total organisasi dan kondisi
sosiologis eksternal, termasuk sifat dukungan keluarga, sumber daya
keuangan, dan kualitas bantuan dari penyedia layanan kesehatan (Alligood,
2014).
1. Asumsi Mayor
Bronfenbrenner’s, yaitu :
a. Mikrosistem
Profil Eakes, Burke & Hainsworth Georgene Gaskill Eakes lahir di New
Bern, North Carolina. Ia seorang Profesor Emeritus di East Carolina
University College of Nursing. Eakes menyelesaikan pendidikan
magister keperawatan dan doktoralnya di University of North Carolina.
Pada awal karirnya, Eakes bekerja di tatanan pelayanan kesehatan jiwa
komunitas. Eakes bergabung di East Carolina University School of
Nursing di Greenville, North Carolina. Eakes tertarik dengan isu
kematian, dying, respon berduka dan kehilangan saat ia mengalami cidera
parah yang mengancam nyawanya karena kecelakaan mobil. Pengalaman
menegangkan tersebut melatarbelakangi pemikirannya untuk
mempersiapkan tenaga kesehatan perawatan pada pasien yang kritis dan
menanggapi reaksi berduka. Mulai sejak saat itu, Eakes melakukan
banyak penelitian dan praktik terkait kondisi pasien terminal, dying,
respon berduka dan respon kehilangan (Coughlin & Sethares, 2017;
Alligood, 2014).
Landasan Teoritis
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian yaitu di SMA Neg 1 Sinjai Timur yang terletak 6,5 km
dari ibu kota Sinjai Timur Kab.Sinjai, berbatasan dengan:
a. Kriteria Inklusi
b. Coding
d. Cleansing
2. Analisa data
a. Analisa univariat
b. Analisa bivariat
Masalah etika yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah sebagai berikut;
1. Informed consent
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Dalam setiap penelitian yang kita lakukan, tentunya akan ada hasil
yang akan kita peroleh melalui beragam teknik pengumpulan data. Pada
bagian hasil kita hanya menuliskan semua temuan penelitian kita (hanya
temuan penelitian), tidak menyertakan interpretasi kita terhadap hasil
temuan tersebut. Panjang halaman bagian hasil ditentukan oleh jumlah dan
jenis data yang akan dilaporkan.Pembahasan hasil penelitian menjadi
salah satu sub-bab dalam laporan penelitian yang paling orisinal.
Pada sub-bab ini, peneliti wajib mengulas hasil penelitian yang
diperolehnya secara panjang lebar dengan menggunakan pandangan
orisinalnya dalam kerangka teori dan kajian empirik yang terdahulu
Hasil penelitian adalah proses pengaturan dan pengelompokan secara
baik tentang informasi suatu kegiatan berdasarkan fakta melalui usaha
pikiran peneliti dalam mengolah dan menganalisis objek atau topik
penelitian secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu
permasalahan atau menguji suatu hipotesis sehingga terbentuk prinsip-
prinsip umum atau teori. Bagian hasil dalam suatu karya ilmiah bukan untuk
menafsirkan hasil penelitian, karena penafsiran tersebut termasuk dalam
bagian diskusi atau pembahasan. Pada bagian hasil harus bertujuan untuk
menceritakan temuan tanpa mencoba menafsirkan atau mengevaluasinya,
selain untuk memberikan tautan ke bagian diskusi. Sangat mudah untuk
memasukkan terlalu banyak informasi ke bagian hasil dan mengaburkan
temuan. Temuan penelitian itu sendiri meliputi:
1. Data yang disajikan dalam tabel, grafik, grafik, dan gambar lain (dapat
ditempatkan di antara teks penelitian atau di halaman terpisah)
2. Analisis kontekstual dari data tersebut yang dijelaskan artinya dalam
bentuk kalimat
3. Laporkan pengumpulan data, rekrutmen, dan / atau partisipan
4. Data yang sesuai dengan pertanyaan penelitian utama
5. Temuan sekunder (hasil sekunder, analisis sub kelompok, dan lain-
lain.)
Jika ruang lingkup penelitian luas atau memiliki banyak variabel, atau
jika metodologi yang digunakan menghasilkan berbagai hasil yang berbeda,
penulis harus menyatakan hanya hasil yang paling relevan dengan
pertanyaan penelitian yang dinyatakan di bagian pendahuluan. Sebagai
aturan umum, setiap informasi yang tidak menyajikan temuan atau hasil
langsung dari penelitian ini tidak perlu dituliskan di bagian ini. Kecuali
penulis diminta oleh penerbit jurnal atau pembimbing untuk memasukkan
Hasil dan Diskusi secara bersama, penjelasan dan interpretasi dari hasil ini
harus dihilangkan dari Hasil. Jadi yang perlu kita ingat bahwa ketika Hasil
dan Diskusi/Pembahasan disajikan secara terpisah, maka: Hasil = Penyajian
Data (Eksperimen menunjukkan bahwa …), sedangkan Diskusi =
Interpretasi Data (Eksperimen menyarankan bahwa …)
Tabel dan gambar harus diberi nomor sesuai urutan yang disebutkan
dalam teks utama makalah penelitian. Informasi dalam angka harus
relatif jelas (dengan bantuan keterangan), dan desainnya harus
mencakup semua definisi dan informasi lain yang diperlukan bagi
pembaca untuk memahami temuan tanpa membaca semua teks.
Gunakan tabel dan gambar sebagai titik fokus untuk menceritakan kisah
yang jelas dan informatif tentang penelitian Anda dan menghindari
pengulangan informasi. Tetapi ingat bahwa ketika angka
mengklarifikasi teks, itu tidak dapat digantikan.
4. Buat konsep bagian Hasil menggunakan temuan dan angka yang telah
disusun
2.10 PEMBAHASAN
Sebuah studi yang dilakukan selama selang waktu tertentu adalah tergantung
pada kondisi yang terjadi waktu ini. Hal tersebut setidaknya akan berpengaruh
pada pembuktian hipotesis dalam penelitiannya. Seorang peneliti harus
menyadari keterbatasan agar tidak mempengaruhi hasil penelitian.
Contoh :
Alligood, M.R. (2014). Nursing theories and their work. 8th edition. Singapore.
Elsevier Singapore
Pte Ltd
Alligood, M.T. (2014). Inroduction to nursing theory: Its history significance and
analysis. In
A.M. Tomey & M. R. Alligood (Eds), Nursing theorist and their work (8th ed, pp.
3-15). St. Louis: Elsevier