A. Pengertian
Lupus dalam bahasa Latin berarti “serigala”, erythematosus berarti “kemerahan”.
Istilah tersebut menggambarkan penyakit kulit pada masa lampau yang berwarna
kemerahan sekitar pipi dan hidung menyerupai gigitan serigala (Savitri, 2005). Lupus
Eritematosus Sistemik merupakan gangguan multisistem yang berkaitan dengan imun
yang menghasilkan berbagai kerusakan yang menyebar pada jaringan ikat, pembuluh
darah dan membran serosa serta mukosa (Black & Jane, 2014).
Pemeriksaan lebih
spesifik:
SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS Pemeriksaan:
Anti-dsDNA,
ANA test Nukelosom:
Gangguan ginjal
Pemeriksaan dan kulit.
aktivitas SLE: Ro: Gangguan kulit,
Kadar C3 dan C4 ginjal, gangguan
serum jantung fetus.
La: Gangguan
jantung fetus.
Sm: Gangguan
ginjal.
Reseptor NMDA:
gangguan otak.
Fosfolipid:
Trombosis, abortus.
𝛼-Actinin:
Gangguan ginjal.
C1q: gangguan
ginjal
Muskuloskeletal Kulit Cardio
Nefritis lupus Cerminan kertelibatan berbagai organ dan sebagai akibat dari pengobatan
Deposisi
Saraf pusat: Psikiatrik: kompleks imun
Epilepsy, Gangguan pada alveolus,
hemiparesis, lesi fungsi mental pembuluh darah
syaraf cranial, lesi dapat bersifat paru, baik itu
batang otak, organic atau adanya
meningitis aseptic non organik Perdangan
vaskulitis atau
atau myelitis permukaan pleura
tidak
transversal Pemeriksaan:
(peradangan sum- Rontgen
sum belakang). Pemeriksaan: TG: Permebilitas thorak
EEG
Pneumonitis Sesak nafas vaskuler Tes fungsi
Saraf tepi: Kompleks Batuk kering paru
Neuropati perifer, imun pada Suara ronchi Hitung
mythesnia gravis cairan Efusi pleura jenis darah
(terputusnya serobrospin Gangguan
hubungan saraf dan al. pengembangan
otot, mononeuritis Kadar C4 Penumpukan TG:
paru MK: pola nafas
kompleks (kerusakan rendah. cairan pada Sesak nafas
rangsang saraf) tidak efektif
Peningkata rongga pleura Nyeri dada
n IgG, IgA,
MK: IgM
Gagal nafas Ekspansi paru
Gangguan persepsi
sensori. menurun
Gangguan mobilitas
fisik KEMATIAN MK:
Resiko jatuh.
Tidak efektifnya jalan nafas
Hematologi TG:
Hemoglobinemia
Hemoglobinuri
Hemolisis oleh aktifitas system
retikuloendotelial yang berlebihan
Hipoksia jaringan
Sudoyo, Aru W.,et.al (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 5, Buku 2 &
3. Jakarta: Interna Publishing.
D. Pengkajian Sesuai Mode Adaptasi Roy
Unit : Paviliun
Kamar : 505 Bed 4
Tgl masuk RS : 27-10-2018, Jam 16.43 WIB
Tgl pengkajian : 29-10-2018, Jam 08.30 – 10.00 WIB
1. Identitas Klien
a. Nama : Ny. L
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Umur : 36 tahun
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : Sarjana/S1
f. Pekerjaan : Guru
g. Suku :-
h. Status kawin : Menikah
i. Alamat : Jl. Tutwuri Handayani No.42 Rt/Rw 005/002,
Padang Nangka, Singaran Bengkulu
j. Diagnosa Medis : Gastritis Kronik, SLE
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh Bab cair > 10x disertai sakit kepala, mual dan muntah
>5x.
3. Riwayat Keluhan Utama
Pasien rujukan dari Bengkulu, dibawah kerumah sakit RSPAD oleh
keluarga 2 hari yang lalu pukul 16.43 WIB dengan keluhan BAB cair
>10x, sempat pingsan 1x pada siang hari, demam (+), nyeri kepala sejak 2
bulan SMRS, pusing (+), linu pada persendian (+), nafsu makan menurun,
lemas, mual disertai muntah tiap kali makan, BB mengalami penurunan
dalam 3 bulan terakhir dari 56kg menjadi 39 kg (17 kg). Pasien
mengatakan memiliki riwayat penyakit radang sendi di sertai Maag. Pada
tahun 2010 pasien mengatakan sempat dirawat inap 2x dengan masalah
nyeri pada sendi dan telapak kaki diserta demam, selanjutnya ditahun 2014
pernah dirawat dengan keluhan nyeri hebat pada perut (colic) dan ditahun
2015 pasien mengatakan sempat dioperasi pada bagian usus. Pasien
mengatakan sering mengalami demam yang naik turun sejak tahun 2012,
bila pasien mengalami hal tersebut ia langsung berobat ke PKM. Pasien
mengatakan kondisinya makin menurun ditahun 2018 ini tepatnya dibulan
September (05/09/18-11/09/18) pasien sempat dirawat inap lagi dengan
keluhan yang sama yakni nyeri disertai demam disertai Hb sempat turun
dan dilakukan transfusi PRC 3 bag. Selanjutnya pasien mengatakan 2 hari
post ranap, pasien tiba-tiba diare dan kembali dirawat inap lagi dibengkulu
sejak tanggal (10/09/18-22/09/2018) dan telah dilakukan pemeriksaan
USG Abdomen, kemudian selanjutnya pasien disarankan untuk berobat ke
Jakarta. Pada tanggal 26/09/2018 pasien tiba di RSPAD namun disarankan
untuk berobat ke RSCM untuk pengobatan SLE pasien, kemudian sejak
tanggal 16/10/2018-22/10/2018 pasien berobat jalan ke RSCM, sempat
dilakukan beberapa jenis pemeriksaan serta sedot cairan pada jari pasien.
Pada saat dilakukan pengkajian (29/10/18) keadaan umum pasien sakit
sedang GCS E4M6V5 (Composmentis) dengan TTV TD : 110/70 mmHg,
N: 101 x/menit, RR: 24 x/menit, S: 38,40C, SPO2: 97% dengan O2
2liter/mnt. Pasien mengatakan BAB cair 10x (dlm sehari bisa ganti
pampers 10-11x) badannya sangat lemas, lidah terasa pahit, ulu hati terasa
perih, mengeluh haus, nafsu makan menurun dikarenakan pada lidah juga
ada sariawan, mual disertai muntah 4-5x (sejak pagi- pada saat
pengkajian), sakit kepala, serta nyeri pada daerah abdomen dengan skala
VAS 4/10. Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik mukosa bibir tampak
kering, turgor kulit teraba kering, CRT < 3 detik, tampak ekspresi wajah
pasien meringis ketika perutnya ditekan, auskultasi abdomen borborygmi
dengan bising usus 36x/menit, palpasi abdomen distensi serta tdk teraba
adanya massa, perkusi abdomen hypertimpani.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan pernah didiagnosis Rheumatoid Arthritis dan Gastritis
Klien mengatakan rutin mengkonsumsi obat-obat rutin yakni:
Methylprednisolone 8mg (3x1)
Ibuprofen 400 mg (3x1) k/p nyeri (jika tdk nyeri maka diturunkan 200mg)
Cavit D3 (1x1)
Lansoprasole 30mg (1x1)
Rheutrex 2,5 mg (pasien sdh mengkonsumsi selama 3 minggu, dikonsumsi
setiap hari senin, rabu, jumat) sementara di Stop sejak di
jakarta
Folic acid 400µ (1x1).
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada didalam keluarganya yang memiliki riwayat
penyakit yang sama dengannya (SLE). Pasien mengatakan setiap kali sakit
selalu rutin untuk berobat dan baru mengetahui penyakitnya ±1 bln ini
karena telah melakukan pemeriksaan antigen dsDNA (ANA profile).
6. Riwayat Alergi Obat
Pasien mengatakan alergi obat Amoxilin.
b. Physical Self
Perilaku Klien Fokal Konstekstual Residual
Adaptif Adaptif Adaptif Adaptif
d. Interdependence Mode
Perilaku Klien Fokal Konstekstual Residual
Adaptif Adaptif Adaptif Adaptif
E. Analisa Data
Nama/ umur : Ny. L/ 36 thn
Unit : Paviliun Darmawan Lt. 5 kamar 505 bed 4
- Tampak ekspresi
wajah pasien
meringis serta
tampak
menunjukkan area
yg nyeri (ulu hati)
- Nyeri tekan
abdomen (+)
- Auskultasi abdomen
borborygmi
- Bising usus
36x/menit, palpasi
abdomen distensi,
perkusi abdomen
hypertimpani.
5. Hipertermi
6. Intoleransi aktifitas
TERAPI PASIEN
CARA DOSIS
WAKTU
NAMA OBAT PEMBE PEMBERI GOLONGAN
PEMBERIAN
RIAN AN
OMEPRAZOLE 4O IV 1X40mg 10.00 PPIs
MG (proton pump inhibitors)
PCT tab 500 MG PO 1X500mg K/p Analgetik dan antipiretik
ZINC 20 MG PO 1X20mg 12.00 Mineral
NEW DIATAB PO 3X2tab 06.00 Obat bebas
ONDANCENTRON IV 3X8mg 10.00 Antiemetik
8 MG
METRODINAZOLE IV 3X500mg 10.00, 18.00, 02.00 Antimikroba
SUCRALFAT PO 3X1 10.00 Antiulcerant