A. Definisi
Diabetes melitus adalah penyakit kronik yang membutuhkan perubahan perilaku dan gaya hidup
seumur hidup. Semua tipe DM fitur utamanya adalah hiperglikemia (kadar glukosa darah yang tinggi)
yang disebabkan oleh masalah sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Ignatavicius & Workman,
2014).
Diabetes melitus adalah penyakit kronis multisistem yang berhubungan dengan produksi insulin
yang abnormal, pemanfaatan insulin terganggu atau keduanya (Lewis et al, 2014).
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai oleh ketidakmampuan tubuh
untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar
glukosa darah tinggi) (Black&Hawks, 2014).
B. Anatomi fisiologi
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
“DOROTHEA OREM”
Pendidikan : SMA
Suku/ Bangsa : Sunda/ Indonesia
Agama : Islam
Status Kawin : Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Cimanglid, Bogor
Riwayat Penyakit Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit DM. Berdasarkan data
rekam medis, pasien memiliki riwayat DM sejak 13 tahuh yang lalu.
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama: Pasien mengatakan 8 hari yang lalu pasien merasa lemas, pusing dan
mual. Ketika pasien merasakan keluhan tersebut, pasien langsung di
bawa ke RS oleh keluarga
1. Status kesehatan
Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, akral teraba hangat, pulsasi
nadi perifer teraba kuat, pasien mengeluh lemas, terpasang infus RL 12 jam pada
tangan kiri TD: 140/80 N: 79x/menit P: 22x/menit s: 36,2 derajat celcius
2. Status perkembangan
Pasien dalam tahap dewasa akhir.
3. Orientasi sosial budaya
Pasien mengatakan sering berkumpul bersama tetangga atau keluarga disaat memiliki
waktu luang.
4. Sistem perawatan kesehatan
Pasien mengatakan pasien jarang sakit. Jika pasien merasa demam atau sakit kepala,
Faktor conditioning basic
pasien pergi ke puskesmas dan diberi obat generic oleh petugas kesehatan. Pasien
mengatakan tidak pernah control gula darah.
5. Sistem keluarga
Pasien mengatakan memiliki 3 orang anak. Pasien tinggal bersama istrinya. Anak
kedua dan ketiga pasien tinggal di rumah yang berbeda, sedangkan anak pasien yang
pertama tinggal di luar kota bersama suami pasien.
6. Pola hidup
Pasien mengatakan pasien tidak pernah berolahraga, pasien sering minum minuman
sachet, satu hari pasien bisa minum sebanyak 2-3 kali. Pasien mengatakan suka makan
makanan berlemak seperti nasi padang. Pasien mengatakan pasien biasa begadang,
tidur pada jam 1 malam. Pasien mengatakan pasien adalah perokok aktif. Pasien bisa
menghabiskan 1-2 bungkus rokok perhari.
7. Lingkungan hidup
Pasien mengatakan tinggal bersama istri, yang sering mengontrol makanan pasien
adalah istri pasien.
8. Sumber
Pasien mengatakan istri pasien selalu menemani pasien selama pengobatan. Pasien
mengatakan anak pasien juga menemani pasien di RS namun jarang karena anak
pasien bekerja.
1.1 Pemeliharaan Kecukupan Oksigen & Sirkulasi Adequacy of Self-Care
Unuversal Self Care
Sosial
DS: Pasien mengatakan sering berkumpul bersama teman-teman
dan selama di RS biasanya di jaga oleh istri pasien Adequate
DO: -
1.7 Pencegahan Faktor Risiko yang Mengancam Hidup, Adequacy of Self-Care
Fungsi Tubuh, dan Kesehatan
DS: Pasien mengatakan pasien tidak mengatahui bahwa pasien
menderita DM. pasien mengatakan tidak pernah control
kesehatan di fasilitas kesehatan. Pasien mengatakan pasien suka Inadequate
minum minuman sachet. Dalam sehari bisa minum 1-2 sachet
atau bahkan lebih. Pasien mengatakan pasien susah untuk
mengurangi konsumsi nasi. Karena pasien merasa kalau belum
makan nasi, makan belum merasakan kenyang. Pasien
mengatakan ingin minum obat-obatan herbal saja seperti
brotowali.
DO: -
1.8 Peningkatan Pemeliharaan Fungsi Diri dan Adequacy of Self-Care
Perkembangan dalam Kelompok Sosial
DS: pasien mengatakan tidak pernah ada masalah dengan orang-
orang di lingkungan rumah Adequate
DO: -
Perilaku Khusus sesuai Tahap Perkembangan atau Perilaku Adequacy of Self-Care
Development Self Care Requisites
pasien.
DO:-
3.2 Kesadaran terhadap Efek dari Kondisi Patologis Adequacy of Self-Care
DS: Pasien mengatakan terganggu dengan penyakitnya. Terutama
dengan kondisi mata pasien. Pasien mengatakan ingin cepat Inadequate
keluar dari rumah sakit. Pasien mengatakan akan meminta
bantuan istri untuk memotong kuku pasien dan akan mencoba
menggunakan sepatu yang tertutup dan tidak lembab.
3.3 Kepatuhan terhadap Regimen Terapeutik Adequacy of Self-Care
DS: Keluarga pasien mengatakan setelah pasien keluar dari
rumah sakit, akan diberi obat herbal, dan ketika perawat Inadequate
menganjurkan untuk tetap menyuntikan insulin sesuai dengan
instruksi dokter, keluarga pasien hanya diam dan senyum.
DO: Keluarga pasien tampak kurang setuju dengan anjuran yang
diberikan oleh perawat
Health Deviation Self Care Requisites
Laboratorium 15/10
Leukosit 11.700 4800-10800
16/10
Aseton +
HBA1C 12,1 <7%
pH 7,422 7,35-7,45
pCO2 26,6 35-45
PO2 173,6 71-104
HCO3 17,5 22-28
BE -5,3 (-2)-3
Saturasi O2 100% 95-100%
Kesimpulan: Alkalosis Respiratorik Murni
18/10
KH: j.7 253
j.11 294
22/10
GDS 314
Terapi:
Ceftriaxone 1x2 gr
Ceftriaxone adalah obat yang digunakan untuk mengatasi
berbagai infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara
menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuh bakteri dalam
tubuh.
Golongan: Antibiotik sefalosporin
Novorapid 3x8 u
Digunakan untuk mengurangi tingkat gula darah tinggi pada
orang dewasa, remaja dan anak-anak berusia 10 tahun ke atas
dengan diabetes mellitus.
Ezelin 1x8 u
Sebagai pengobatan diabetes melitus pasien dewasa, remaja, dan
anak-anak di atas usia 6 tahun
Citicolin 2x500 mg
Citicolin mampu meningkatkan senyawa kimia di otak bernama
phosphatidylcholine yang penting bagi berjalannya fungsi otak.
Metabolisme glukosa pada otak, aliran darah, dan konsumsi
oksigen ke otak diduga juga bisa ditingkatkan dengan pemberian
obat ini.
Golongan: Nootropik & Neurotonik/NeurotropikVasodilator
Perifer & Aktivator Serebral
Silum 2x5 mg
Profilaksis migren. Pengobatan & pencegahan gangguan
vestibular, sirkulasi serebral & perifer, tinitus, vertigo, kesulitan
berkonsentrasi, kebingungan, gangguan daya ingat, kram
nokturnal, parestesis, ekstremitas teraba dingin.
Clopidogrel 1x75mg
Clopidogrel merupakan obat yang berfungsi untuk mencegah
trombosit (platelet) saling menempel yang berisiko membentuk
gumpalan darah. Gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh
darah arteri dapat memicu terjadinya trombosis arteri, seperti
serangan jantung dan stroke.
Golongan: Obat antiplatelet
Amlodipine 1x10mg
Amlodipine adalah obat untuk mengatasi hipertensi atau tekanan
darah tinggi.
Golongan: Calcium-channel blocker (antagonis kalsium)
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d infark
2. Ketidakstabilan glukosa darah b.d pemantauan glukosa darah yang tidak adekuat, asupan diit,
3. Risiko Infeksi
4. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
5. Kurang pengetahuan b.d tidak mengatahui sumber-sumber informasi
6. Ketidakefektifan regimen terapeutik b.d konflik dalam memutuskan terapi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Tn. I
Unit : lt. 6 pav. Darmawan
No Therapeutic self-care demand Adequacy Nursing diagnosis Outcomes and Plan
of self
care Outcome Nursing planning Design of Method
agency the of
nursing helping
system
1 DS: Pasien mengatakan tidak Inadequat Gangguan perfusi Setelah dilakukan Ongoing Assessment Acting
Supportive &
merasa sakit kepala jaringan serebral tindakan 1. Kaji status neurologi klien
support
berhubungan keperawatan 3x24 dengan GCS
DO: MRI: Infark akut pada
dengan infark jam, gangguan 2. Monitor tanda vital klien
medulla oblongata sisi kanan,
perfusi jaringan 3. Monitor intake dan output
infark sub akut pada pons sisi kiri,
serebral berkurang 4. Gunakan oximetry untuk
lacunar infark kronik dikedua
yangditandai dengan: memonitor saturasi oksigen,
kapsula eksterna, penebalan
1. Glasgow Coma kaji AGD jika diperlukan
mukosa ringan dikedua sinus
Scale (GCS) Therapeutic Intervention
maksila
lebih dari 13, 5. Kolaborasi pemberian
TD: 140/80 N: 79x/menit P: 2. Tidak ada deficit Clopidogrel 1x75mg
22x/menit
neurologi 6. Kolaborasi pemberian
3. Tekanan Darah amlodipine 1x10mg
Normal 120/80 7. Hindari aktivitas yang tidak
4. Saturasi o2 95- perlu
100% 8. Pertahankan normotermia
dengan antipiretik dan
antibiotik
9. Pertahankan status volume
cairan klien
2 DS: Pasien mengatakan tidak Inadequat Ketidakstabilan Setelah dilakukan Ongoing Assessment Supportive Acting
&
mengatahui bahwa menderita DM. glukosa darah tindakan keperawatan 1. Kaji tanda gejala
Support
berhubungan 3x24 jam, glukosa hiperglikemia
Pasien mengatakan pasien merasa
dengan darah stabil dengan 2. Monitor NPP
lemas
pemantauan kriteria hasil: 3. Monitor HbA1c
DO: Aseton + glukosa darah 1. Glukosa darah 4. Kaji pola makan dan
HBA1C 12,1 yang tidak sewaktu <200 pengetahuan diit DM
adekuat, asupan mg/dl Therapeutic Intervention
KH: j.7 253
diit, 2. Glukosa darah
j.11 294 5. Berikan insulin sesuai indikasi
puasa <110 mg/dl
GDS 314 3. Glukosa darah 2 6. Berikan informasi tentang
jam setelah makan DM, penerapan diit, 5 pilar DM
140 mg/dl meliputi edukasi, aktivitas,
4. Keluarga dan pemeriksaan GDS dan
pasien mematuhi pemakaian obat-obatan serta
diit DM perawatan kaki.
5. Melaporkan gejala
hiperglikemia
(polidipsi, polifagi,
poliuria) berkurang
3 DS: - Inadequat Risiko Infeksi Setelah dilakukan Ongoing Assessment Supportive Acting
&
asuhan keperawatan 3 1. Kaji TTV pasien
Support
DO: Leukosit 11.700, TD: x 24 jam, tidak terjadi 2. Kaji adanya tanda dan gejala
140/80 N: 79x/menit P: 22x/menit infeksi, ditandai infeksi
s: 36,2
dengan: 3. Kaji higiene personal pasien
4. Kaji nilai lab yang relevan
1. Tidak mengalami
Therapeutic Intervention
gangguan dalam
frekuensi 5. Anjurkan pasien untuk mencuci
pernafasan, denyut tangan sebelum makan dan
jantung, tekanan setelah buang air
darah atau suhu 6. Ajarkan pasien untuk
2. Terbebas dari mengenali tanda dan gejala
tanda dan gejala infeksi
infeksi 7. Berikan penkes tentang resiko
3. Memperlihatkan infeksi oportunistik pada pasien
higiene personal 8. Kolaborasi pemberian
yang adekuat Ceftriaxone 1x2 gr