Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Defenisi
Epidural hematome merupakan perdarahan yang terdapat antara dura dan
lapisan dalam tengkorak akibat injury atau robekan arteri mayor dari dura, yang
sifatnya serius atau emergenci karena dapat menimbulkan kompresi pada
jaringan otak (Lewis, et al., 2011).
Epidura hematom disebut juga hematom ekstradural merupakan perdarahan
antara dura dan tengkorak akibat fraktur tengkorak atau robekan arteri (lebih
sering arteri meningeal) yang cenderung berkembang secara cepat sehingga
mendorong dura dari tengkorak sekaligus menekan organ intrakranial (LeMone,
et all., 2015).
Epidural Hematoma adalah terkumpulnya darah antara dura dan tengkorak
bagian dalam, akibat laserasi dari arteri meningeal tengah atau juga robekan
vena sinus yang dapat mengakibatkan kecemasan atau koma (Morton &
Fontaine, 2013).

B. Anatomi Fisiologi Otak


1. Otak.
Otak terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: cerebrum, cerebellum dan
batang otak (brainstem), ketiga bagian otak otak ini memiliki fungsi yang
berbeda. Cerebrum merupakan bagian terbesar dan paling cepat berkembang
dari otak manusia. Cerebrum memiliki beberapa fungsi yang lebih tinggi,
termasuk fungsi intelektual, bicara, emosi, integrasi terhadap semua
stimulus sensori, inisiasi dan mengontrol pergerakan. Cerebellum
merupakan bagian otak terbesar yang kedua, bertanggung jawab untuk
mengatur keseimbangan, mengontrol dan koordinasi pergerakan. Batang
otak (brainstem) merupakan jalur terakhir antara struktur serebral dan
medula spinalis. Batang otak bertanggung jawab untuk berbagai fungsi
otomatis, seperti kontrol respirasi, denyut jantung, tekanan darah,
keterjagaan, gairah dan perhatian.
Cerebrum dibagi menjadi hemisfer kiri dan hemisfer dan terdiri lobus
frontal, parietal, temporal dan oksipital. Hemisfer kiri mengendalikan
sebagian besar fungsi tubuh pada sisi kanan, sedangkan hemisfer kanan
mengendalikan sebagian besar fungsi padaa sisi kiri tubuh. Penyeberangan
serabut saraf ini terjadi di batang otak. Dengan demikian, lesi pada otak
hemisfer kiri akan menyebabkan defisit sensorik dan motorik pada sisi
kanan tubuh dan demikian sebaliknya.
Satu hemisfer dapat memiliki area yang sedikit lebih berkembang atau
dominan, dimana bahasa tulisan dan lisan diorganisisir. Sebagian besar atau
lebih dari 95% orang kidal memiliki dominasi pusat bicara dan bahasa pada
hemisfer kiri. Dengan demikian, stroke pada otak hemisfer kiri akan lebih
cenderung menyebabkan afasia dan defisit bahasa lainnya.
Seberum dibagi menjadi dua lapisan, lapisan paling luar dan paling
tebal (20 mm)disebut korteks serebral (gray matter), merupakan pusat
kognitif, kepribadian dan koordinasi pergerakan. Lapisan kedua, yaitu white
matter merupakan jaringan fibrus yang memungkinkan seluruh bagian otak
berkomunikasi satu sama lainnya.

Gambar 1.1
Anatomi Otak (The Internet Stroke Center, 2011)

2. Pembuluh darah otak.


Fungsi normal pusat kontrol di otak sangat bergantung pada suplai
darah yang membawa oksigen dan nutrisi yang adekuat melalui jaringan
pembuluh darah. Suplai darah ke otak, wajah dan kulit kepala melalui dua
pasang pembuluh darah arteri utama, yaitu arteri karotis komunis kanan dan
kiri dan arteri vertebralis kanan dan kiri. Arteri karotis komunis terbagi
menjadi dua, yaitu arteri karotis eksternal yang menyuplai darah ke wajah
dan kulit kepala dan arteri karotis internal yang menyuplai darah ke
sebagian besar bagian anterior cerebrum. Arteri vertebrobasilar menyupalai
darah ke dua perlima bagian dari cerebrum, bagian otak serebelum dan
batang otak. Bila terjadi penurunan aliran darah melalui salah satu arteri
karotis internal akan menyebabkan beberapa gangguan pada fungsi lobus
frontal. Gangguan ini bisa berupa mati rasa, kelemahan atau kelumpuhan
pada sisi tubuh yang berlawanan dengan arteri yang mengalami oklusi.
Oklusi salah satu arteri vertebralis dapat menyebabkan banyak masalah
serius, mulai dari kebutaan sampai kelumpuhan.

Gambar 1.2
Anatomi Pembuluh Darah Otak (The Internet Stroke Center, 2011)

3. Sirkulus Wilis.
Pada bagian dasar otak, arteri karotis dan vertebrobasilar bersatu
membentuk lingkaran yang disebut sirkulus Willis. Dari lingkaran sirkulus
Wilisi inilah berpangkal arteri-arteri lain seperti arteri serebral anterior
(ACA), arteri serebral medial (MCA), arteri serebral posterior (PCA) untuk
menyuplai darah ke seluruh bagian otak. Karena arteri karotis dan arteri
vertebrobasilar membentuk lingkaran, maka jika salah satu arteri utama
tersumbat, arteri kecil dibagian distal yang disuplainya dapat menerima
darah dari arteri lain (sirkulasi kolateral).

Gambar 1.3
Anatomi Sirkulus Willis (The Internet Stroke Center, 2011)

1) Arteri Cerebral Anterior (ACA).


Arteri serebral anterior menuju ke atas dan ke bagian depan depan dari
arteri karotis interna, menyuplai darah ke lobus frontal yang
mengendalikan pikiran logis, kepribadian, dan gerakan volunter terutama
pada kaki. Stroke pada arteri serebral anterior ini akan menghasilkan
kelemahan kaki pada sisi yang berlawanan. Jika kedua wilayah serebral
anterior terpengaruh, gejala gangguan mental yang mendalam dapat
terjadi (akinetic mutism).

Gambar 1.4
Percabangan Arteri Cerebral Anterior (The Internet Stroke Center, 2011)
2) Arteri Cerebral Medial (ACM).
Arteri serebral medial merupakan cabang terbesar dari arteri karotis
internal. Arteri ini menyuplai darah ke sebagian lobus frontal, permukaan
lateral lobus temporal dan parietal, termasuk area motorik dan sensorik
utama pada wajah, tenggorokan, tangan dan lengan, dan hemisfer otak
yang dominan, area untuk berbicara. Arteri serebral medial ini
merupakan arteri yang paling sering tersumbat pada kasus stroke.

Gambar 2.5
Percabangan Arteri Cerebral Medial (The Internet Stroke Center, 2011)

Arteri lentikulostriate merupakan arteri dengan penetrasi yang


dalam ke bagian otak dan berukuran kecil yang berasal dari arteri
serebral medial. Oklusi pada arteri ini stroke lacunar, terhitung sekitar
20% dari semua kasus stokes dan memiliki insiden yang tinggi pada
pasien hipertensi kronis.

Gambar 1.6
Arteri Lentikulostriate dan Stroke Lacunar (The Internet Stroke Center, 2011)
3) Arteri Cerebral Posterior.
Arteri serebral posterior menempel pada sebagian besar individu dari
arteri basilar tapi kadang-kadang berasal dari arteri karotis interna
ipsilateral. Arteri serebral posterior menyuplai darah ke lobus temporal
dan oksipital dari hemisfer otak kiri dan kanan. Oklusi yang terjadi pada
arteri serebral posterior umumnya akibat sekunder dari emboli yang
berasal dari segmen bawah sistem basilar vertebra atau jantung.
Manifestasi klinik akibat oklusi arteri serebral posterior tergantung pada
lokasi oklusi, dan dapat meliputi sindrom thalamic, sindrom perforat
thalamic, sindrom Weber, hemplegia kontralateral, hemianopsia dan
berbagai gejala lainnya, termasuk buta warna, gangguan penglihatan,
disleksia verbal dan halusinasi. Temuan yang paling umum pada infark di
lobus oksipital adalah gangguan lapang pandang pada sisi yang
berlawanan.

Gambar 1.7
Percabangan Arteri Cerebral Posterior (The Internet Stroke Center, 2011)

C. Patoflowdiagram
DAFTAR PUSTAKA

Lewis, et al., (2011). Medical Surgical Nursing : Asseement and Management og


Clinical Problems. 8th Edition. Elsevier Inc.
LeMone, et all., (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Gangguan
Neurologi, Diagnosis Keperawatan Nanda Piihan, NIC&NOC. Edisi ke-5.
Jakarta: EGC.
Morton & Fontaine, (2013). Critical Care Nursing: A Holistic Approach. 10th
Edition. Lipincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai