Kelompok :
- Dwi Ayu R.S 88170019
- Agita Liliandari 88170020
- Euis Siti Komariah 88170028
- Riska Nurvia 88170035
- Ayu Komalasari 88170038
Perawatan Kritis
Esensial
Pengertian Perawatan Kritis Esensial
1. Personal Hygiene
2. Perawatan Mata
3. Oral Hygiene
5. Manajemen Eliminasi
6. Perawatan Kateter
Mata merupakan organ penting dan sering kurang diperhatikan pada pasien kritis di ICU.
Fenomena perawatan mata yang diabaikan (negelected eye care) ternyata masih banyak terjadi.
Pelaksanaan perawatan mata pada pasien koma yang dilakukan oleh perawat merupakan salah
satu intervensi dalam melaksanakan asuhan keperawatan khususnya pada pasien yang terjadi
penurunan kesadaran mata akan mengalami komplikasi yaitu keratitis. Perawat dituntut untuk
mampu merawat kebutuhan pasien khususnya pada perawatan mata, oleh sebab itu dibutuhkan
keterampilan dan pengetahuan yang baik tentang perawatan mata dan dengan prosedur yang
benar.
Penyakit permukaan mata atau Ocular Surface Disorder (OSD) umum terjadi pada populasi perawatan intensif dengan
20-42% pasien mengalami defek epitel kornea. Penelitian lain menjelaskan bahwa ocular surface disorder dapat terjadi
pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran, 56 pasien 55,4% diantaranya mengalami gangguan pada permukaan
matanya (Oculer surface disorder), 24 pasien mengalami gangguan pada konjungtiva (conjungtival disorder), 2
pasien mengalami gangguan pada kornea. (Nurul dkk., 2017).
Penyakit permukaan mata (OSD) dapat melibatkan salah satu dari berbagai struktur seperti :
Tujuan utama dari penilaian ini adalah untuk menilai tingkat keparahan lagophthalmos dari nol menjadi
dua. Tindakan perlindungan.
1. Berbagai metode dapat digunakan untuk melindungi mata pasien ICU
2. Penggunaan banyak pelumas ke mata
Ini biasanya diberikan dalam bentuk tetes atau salep. Terkadang diperlukan beberapa tetes
berbeda.
Oral Hygiene
Oral hygiene merupakan salah satu tindakan yang diperlukan untuk menjaga agar mulut
terhindar dari infeksi, membersihkan dan menyegarkan mulut (Clark,2003). Perawatan
mulut tidak hanya untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa haus, tetapi juga
memelihara integritas mukosa orofaring (Morton dkk, 2011).
Kebersihan mulut yang tidak memadai di unit perawatan intensif (ICU) pada
pasien kritis dengan ventilator mekanik juga telah diakui sebagai isu penting.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan oral hygiene tersebut perlu diberlakukan prosedur tetap pelaksanaan
oral hygiene, menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pelaksanaan oral hygiene, penyegaran
tentang oral hygiene dan penyajian kasus secara rutin untuk mengetahui berbagai kekurangan dalam
pemberian asuhan keperawatan.
Pengaturan Posisi dan Mobilisasi Pasien
Mobilisasi dini merupakan prosedur yang diberikan pada spektrum penyakit yang sangat luas antara
lain kasus-kasus neurologis, kardiovaskular, muskuloskeletal, metabolik, trauma, dan sebagainya
(Kress & Hall, 2014).
Kemampuan bergerak adalah kebutuhan penting manusia. Bergerak menyebabkan tubuh
berada dalam reaksi anabolik yang tujuan akhirnya adalah regenerasi sel. Umumnya
aktivitas fisik yang tinggi diikuti daya regenerasi yang baik, sehingga tubuh dapat
berfungsi secara maksimal.
Intervensi mobilisasi dini yang disampaikan dalam pengaturan ICU yang bisa diterima sebagai intervensi
terapeutik yang berpotensi dapat mencegah gangguan fungsional dan ICU-AW (L. Zhang et al., 2019).
Mobilisasi dini di ICU memberikan efek positif dan aman pada pasien dengan ventilator mekanik karena
memberikan manfaat yang signifikan dari pengurangan durasi penggunaan ventilator mekanik serta LOS di
ICU (G. Zhang, Zhang, Cui, Hong, & Zhang, 2018).
Manajemen Eliminasi
Jenis Gangguan Eliminasi
Eliminasi adalah pengeluaran, penghilangan,
penyingkiran, penyisihan (Menurut KBBI). 1. Konstipasi : Konstipasi dapat disebabkan
Dalam bidang Kesehatan, eliminasi adalah proses
pembuangan sisa metabolism tubuh baik berupa oleh penurunan motilitas gastrointestinal,
urin atau bowel (feses). Terdapat 2 jenis eliminasi hipoksemia, hipotensi, dan penggunaan
1. eliminasi alvi/fekal
2. eliminasi urin ventilasi mekanik (Fatimah dan Prawesti,
2016).
Intrahospital Transportation (ITH) diartikan sebagai proses perpindahan pasien dari satu tempat ke
tempat lainnya, merupakan tugas yang sering dilakukan oleh perawat. Tetapi memindahkan atau
mengangkut pasien dalam kondisi kritis merupakan suatu tantangan tersendiiri (Shwu - Jen et al., 2020).
Dalam penelitian Won, et al (2018) menjelaskan bahwa diantara banyak faktor yang mempengaruhi
risiko efek samping dari IHT, terdapat 4 kategori telah yaitu : keadaan pasien, peralatan, indikasi dan
organisasi transportasi, dan komposisi tim transportasi.
Berdasarkan hasil penelitian Leonardo et al (2020), meenjelaskan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi penatalaksanaan
transportasi pasien krisis yaitu :