Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PAPER REPORT INDIVIDU

GUIDE FEEDING POST OPERATIF

Paper ini dibuat sebagai salah satu syarat memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar

Dosen Pengampu :

Ns. Muhammad Ibnu Hasan, S. Kep., M. Kep.

Disusun oleh :
Rahma Wediasih
M.

Disusun oleh:

Rahma Werdiasih (22130051)


Kelas: 2B Keperawatan

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL


2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tindakan operasi bedah telah menjadi komponen pelayanan kesehatan yang essensial
pada banyak Negara di dunia. Menurut data dari the word bank tahun 2015 sebanyak
4.511.101 per 100.000 populasi dengan posisi tertinggi yaitu benua Australia sebanyak
28.907 dari 100.000 populasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health
Organization (WHO) dalam jurnal ners (2018) jumlah pasien dengan tindakan operasi
mencapai angka peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Tercatan ditahun 2011
terdapat 140 juta pasien diseluruh rumah sakit dunia, sedangkan pada tahun 2012 data
mengalami peningkatan sebesar 148 juta jiwa sedangkan untuk kawasan asia pasien operasi
mencapai angka 77 juta jiwa pada tahun 2012 ( Harahap, Nurelilasari, & Ritonga, 2019 ).
Pembedahan atau operasi adalah segala tindakan pengobatan yang menggunakan cara
invasi dengan cara membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan diintervensi,
umumnya tindakan tersebut dilakukan dengan membuat sayatan yang diakhiri dengan
penutupan dan penjahitan luka. Pembedahan dilakukan karena beberapa alasan, seperti
diagnostik (biopsi, laparatomi eksplorasi), kuratif (eksisi massa tumor, pengangkatan
apendiks yang mengalami inflamasi), reparative (memperbaiki luka multipel), rekonstruksi
dan paliatif (Wim DJ, 2004). Pembedahan atau operasi adalah tindakan pengobatan invasif
melalui sayatan untuk membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan
diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka ( Sjamsuhidajat,2010 ). Pasien pasca bedah
memerlukan asupan protein lebih untuk mempercepat penyembuhan luka, sehingga perlu
diberikan diet tinggi protein, serta diberikan tinggi kalori untuk pasien dengan malnutrisi.
Pada penelitian tersebut menunjukkan pemberian diet yang tepat memiliki hubungan yang
signifikan antara nutrisi dan penyembuhan luka dan lama rawat inap pasca
operasi(Susetyowati, Ija and Makhmudi, 2010). Metode tradisional atau konvensional
pemberian nutrisi pascaoperasi adalah cara pemberian diet setelah operasi tanpa komplikasi
satu hari pascaoperasi setelah munculnya pergerakan usus yang ditandai dengan suara
peristaltik usus dan munculnya flatus ataupun buang air besar. Alasan dilakukannya hal ini
adalah untuk mencegah mual, muntah, distensi, infeksi luka operasi, dan komplikasi lain
pascaoperasi (Osland, 2010).
Pemberian nutrisi pada pasien pasca bedah biasa dinamakan dengan diet operasi/pasca
bedah. Tujuan pemberian diet tersebut untuk mengupayakan agar status gizi pasien tetap
normal atau segera kembali normal, mempercepat proses penyembuhan luka dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan cara memberikan kebutuhan dasar, mengganti
kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain, memperbaiki ketidakseimbangan
elektrolit dan cairan, serta mencegah dan menghentikan perdarahan. Makanan diberikan
secara bertahap mulai dari makanan cair, saring, lunak dan biasa. Perubahan bentuk makanan
tergantung dengan keadaan pasien, sehingga perlu dipantau bagaimana pasien dalam
menerima makanan (Dictara, Angraini and Musyabiq, 2018).
Jalur pemberian makanan untuk pasien dapat dilakukan secara oral, enteral dan
parenteral. Jalur Pemberian diet secara oral biasa diberikan dalam bentuk cair, saring, lunak
dan biasa. Jalur pemberian diet secara enteral diberikan dalam bentuk makanan cair atau
formula peroral, diberikan apabila makanan peroral tidak adekuat atau ditujukan sebagai
suplemen atau pengganti makanan (Nuryati, 2013).
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi lama perawatan adalah asupan nutrisi
pasien. Hal tersebut dikarenakan nutrisi merupakan dasar untuk meningkatkan penyembuhan
luka dan mencegah terjadinya malnutrisi pada pasien, oleh karena itu penting untuk diberikan
nutrisi secara dini pada pasien pasca bedah. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Masood, et al (2021), penelitian ini menunjukkan bahwa pasien yang
menerima makanan secara dini memiliki lama rawat di rumah sakit yang lebih pendek, nyeri
yang lebih rendah, skor, dan durasi ileus pasca operasi lebih pendek daripada pasien dengan
perawatan pasca operasi tradisional (Masood et al., 2021).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud guide feeding post operative care?
2. Apa indikasi dari guide feeding post operative care?
3. Apa tujuan dari guide feeding post operative care?
4. Apa saja syarat guide feeding post operative care
1.3 Tujuan
1. Untuk mengatahui definisi guide feeding post operatuve care
2. Untuk mengatahui indikasi guide feeding post operasif care
3. Untuk mengetahui tujuan guide feeding post operative care
4. Untuk mengetahui syarat guide feeding post operative care
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Guide Feeding Post Operative


Pembedahan atau operasi adalah segala tindakan pengobatan yang menggunakan cara
invasi dengan cara membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan diintervensi,
umumnya tindakan tersebut dilakukan dengan membuat sayatan yang diakhiri dengan
penutupan dan penjahitan luka. Pembedahan dilakukan karena beberapa alasan, seperti
diagnostik (biopsi, laparatomi eksplorasi), kuratif (eksisi massa tumor, pengangkatan
apendiks yang mengalami inflamasi), reparative (memperbaiki luka multipel),
rekonstruksi dan paliatif (Wim DJ, 2004). Pembedahan atau operasi adalah tindakan
pengobatan invasif melalui sayatan untuk membuka atau menampilkan bagian tubuh yang
akan ditangani dan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka
( Sjamsuhidajat,2010 ).
Perawatan setelah operasi adalah perawatan yang dilakukan untuk meningkatkan
proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dengan cara merawat luka serta
memperbaiki asupan makanan tinggi protein dan vitamin. Ada beberapa macam dalam
perawatan setelah operasi meliputi perawatan luka, pemberian makanan atau diet pasca
operasi. Pemberian makanan pasca operasi atau pemberian nutrisi pada pasien pasca
bedah biasa dinamakan dengan diet operasi/pasca bedah. Diet pacaoperasi adalah
makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan
makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit
penyerta.

2.2 Indikasi dan Jenis Guide Feeding Post Operative Care


Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
a. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :
1. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
2. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus
mulai bekerja
Cara Memberikan Makanan
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, the
manis, atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan
dalam waktu sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu
diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.
b. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I
Cara Memberikan Makanan
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah,
sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah
cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat
diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu
sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan
pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung
karbondioksida.
c. Diet Pasca-Bedah III
Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II.
Cara Memberikan Makanan
Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan
hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan
parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan
bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.
d. Diet Pasca-Bedah IV
Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :
1. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah I
2. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III

Cara Memberikan Makanan : Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi
dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan..

e. Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Lambung


Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Lambung adalah pemberian makanan bagi pasien dalam
keadaan khusus, seperti koma, terbakar, gangguan psikis, di mana makanan harus
diberikan lewat pipa lambung atau enteral atau Naso Gastric Tube (NGT).
 Cara Memberikan Makanan : Makanan diberikan sebagai makanan cair kental
penuh, 1 kkal/ml, sebanyak 250 ml tiap 3 jam bila tidak tidur. Makanan
diharapkan dapat merangsang peristaltic lambung
f. Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum
Diet Pasca-Bedah lewat Pipa Jejunum adalah pemberian makanan bagi pasien yang
tidak dapat menerima makanan melalui oral atau pipa lambung. Makanan diberikan
langsung ke jejunum atau Jejunum Feeding Fistula (JFF).
 Cara Memberikan Makanan : Makanan diberikan sebagai makanan cair yang tidak
memerlukan pencernaan lambung dan tidak merangsang jejunum secara mekanis
maupun osmotis. Cairan diberikan tetes demi tetes secara perlahan, agar tidak
terjadi diare atau kejang. Diet ini diberikan dalam waktu singkat karena kurang
energi, protein, vitamin, dan zat besinya. Bahan makanan sehari diet pasca-bedah
lewat jejunum adalah: susu bubuk 80 g; dekstrin maltose 20 g; air kapur (USP)
420 ml; air ml.
 Tips Perawatan Pasca-Operasi
Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi
pasien setelah operasi, maka perlu diperhatikan beberapa tips di bawah ini :

•Makan makanan bergizi

•Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti : daging, telur, ayam, ikan.
•Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari

•Usahakan cukup istirahat

•Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa

•Kontrol secara teratue untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh

•Minum obat sesuai anjuran dokter.

 Contoh Diet Pasca-Operasi


 Diet Pasca-Operasi Amandel

Biasanya setelah operasi pasien boleh makan makanan cair atau es krim. Makanan
cair dapat berupa susu, tatapi tidak boleh terlalu panas. Makanan dalam suhu dingin
lebih baik karena dapat mempercepat berhentinya perdarahan. Setelah tahap makanan
cair, dapat diberikan makanan dalam bentuk saring bertahap ke makanan lunak dan
kembali seperti semasa sehat, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.

Contoh

 Menu PAGI

Bubur Sumsum

Orak-Arik Tahu

Telur Rebus Setengah Matang

 Pukul 10.00

Puding caramel atau es krim

 Siang

Bubur Saring

Gadon daging

orak-arik tahu

Sup Makaroni

Jus Pepaya

 Pukul 16.00

Puding Saus Peach

 Sore
Bubur saring

Ayam giling bumbu

Tahu kukus

Sup oyong variasi

2.3 Tujuan Guide Feeding Post Operative Care

Tujuan diet pasca operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien, dengan cara memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein), mengganti
kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain, memperbaiki ketidakseimbangan
elektrolit dan cairan, mencegah dan menghentikan perdarahan. Diet yang disarankan adalah
Makanan yang mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi, bentuk makanan
disesuaikan dengan kemampuan penderita, menghindari makanan yang merangsang (pedas,
asam), suhu makanan lebih baik bersuhu dingi, pembagian porsi makanan sehari diberikan
sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan makan penderita (Russell L., 2014).

Pemberian nutrisi pada pasien pasca bedah biasa dinamakan dengan diet operasi/pasca
bedah. Tujuan pemberian diet tersebut untuk mengupayakan agar status gizi pasien tetap
normal atau segera kembali normal, mempercepat proses penyembuhan luka dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan cara memberikan kebutuhan dasar, mengganti
kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain, memperbaiki ketidakseimbangan
elektrolit dan cairan, serta mencegah dan menghentikan perdarahan. Makanan diberikan
secara bertahap mulai dari makanan cair, saring, lunak dan biasa. Perubahan bentuk makanan
tergantung dengan keadaan pasien, sehingga perlu dipantau bagaimana pasien dalam
menerima makanan (Dictara, Angraini and Musyabiq, 2018).

Tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :

1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)


2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan perdarahan
2.4 Syarat Guide Feeding Post Operative Care
Syarat diet pasca operasi adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari
bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung
pada macam pembedahan dan keadaan pasien, seperti pasca operasi kecil makanan
diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal. Pasca operasi besar
makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk
menerimanya (Russell L., 2014).
Syarat diet pasca-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari
bentuk cair, 4 saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap
tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien, seperti :
1. Pasca-operasi kecil
Makanan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau normal
2. Pasca-operasi besar
Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien
untuk menerimanya
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada
macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Waktu ketidakmampuan pasien setelah
operasi atau pembedahan dapat diperpendek melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal
yang juga harus diperhatikan dalam pemberian diet pasca operasi untuk mencapai hasil yang
optimal adalah mengenai karakter individu pasien.
Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut:
a. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
b. Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
3.2 Saran
Sebelum pemberian makanan atau diet pasca operasi sebaiknya ditanyakan terlebih
dahulu terkait riwayat penyakit, jenis operasi, dan pemeriksaan bising usus serta pasien sudah
kentut atau belum. Pastikan jenis diet dan nama pasien sesuai dengan pasien dengan
klarifikasi nama, tempat tanggal lahir, alamat.
DAFTAR PUSTAKA

Hancock S, Cresci G, Martindale R. Diet cairan bening: kapan waktu yang tepat?Curr
Gastroenterol Rep2002;4: 324-331 Sagar

Susetyowati, Ija, M. and Makhmudi, A. (2010) ‘Status gizi pasien bedah mayor preoperasi
berpengaruh terhadap penyembuhan luka dan lama rawat inap pascaoperasi di RSUP Dr
Sardjito Yogyakarta’, Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 7(1), p. 1. doi: 10.22146/ijcn.17608.

Osland E, Yunus RM, Khan S, Memon MA. Original communication: early versus traditional
postoperative feeding in patients undergoing resectional gastrointestinal surgery: a meta-
analysis. J Parenteral Enteral Nutr. 2011;35(4):473– 87.

Dictara, A. A., Angraini, D. I. and Musyabiq, S. (2018) ‘Efektivitas Pemberian Nutrisi


Adekuat dalam Penyembuhan Luka Pasca Laparotomi Effectiveness of Adequate Nutrition in
Wound Healing Post Laparotomy’, 7(71), pp. 249–256.

Masood, A. et al. (2021) ‘Early Oral Feeding Compared With Traditional Postoperative Care
in Patients Undergoing Emergency Abdominal Surgery for Perforated Duodenal Ulcer’,
13(1), pp. 1–11. doi: 10.7759/cureus.12553.

Wim DJ. Buku ajar ilmu bedah. Edisi Pertama. Jakarta: EGC.2004.

Russell L. The importance of patients' nutritional status in wound healing. Br J Nurs.


2011;10(6):44-9.

Anda mungkin juga menyukai