Paper ini dibuat sebagai salah satu syarat memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Rahma Wediasih
M.
Disusun oleh:
Cara Memberikan Makanan : Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi
dalam 3 kali makanan lengkap dan 1 kali makanan selingan..
•Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti : daging, telur, ayam, ikan.
•Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari
•Kontrol secara teratue untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh
Biasanya setelah operasi pasien boleh makan makanan cair atau es krim. Makanan
cair dapat berupa susu, tatapi tidak boleh terlalu panas. Makanan dalam suhu dingin
lebih baik karena dapat mempercepat berhentinya perdarahan. Setelah tahap makanan
cair, dapat diberikan makanan dalam bentuk saring bertahap ke makanan lunak dan
kembali seperti semasa sehat, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan.
Contoh
Menu PAGI
Bubur Sumsum
Orak-Arik Tahu
Pukul 10.00
Siang
Bubur Saring
Gadon daging
orak-arik tahu
Sup Makaroni
Jus Pepaya
Pukul 16.00
Sore
Bubur saring
Tahu kukus
Tujuan diet pasca operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien, dengan cara memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein), mengganti
kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain, memperbaiki ketidakseimbangan
elektrolit dan cairan, mencegah dan menghentikan perdarahan. Diet yang disarankan adalah
Makanan yang mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi, bentuk makanan
disesuaikan dengan kemampuan penderita, menghindari makanan yang merangsang (pedas,
asam), suhu makanan lebih baik bersuhu dingi, pembagian porsi makanan sehari diberikan
sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan makan penderita (Russell L., 2014).
Pemberian nutrisi pada pasien pasca bedah biasa dinamakan dengan diet operasi/pasca
bedah. Tujuan pemberian diet tersebut untuk mengupayakan agar status gizi pasien tetap
normal atau segera kembali normal, mempercepat proses penyembuhan luka dan
meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan cara memberikan kebutuhan dasar, mengganti
kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain, memperbaiki ketidakseimbangan
elektrolit dan cairan, serta mencegah dan menghentikan perdarahan. Makanan diberikan
secara bertahap mulai dari makanan cair, saring, lunak dan biasa. Perubahan bentuk makanan
tergantung dengan keadaan pasien, sehingga perlu dipantau bagaimana pasien dalam
menerima makanan (Dictara, Angraini and Musyabiq, 2018).
Tujuan diet pasca-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diet pasca bedah atau post operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada
macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta. Waktu ketidakmampuan pasien setelah
operasi atau pembedahan dapat diperpendek melalui pemberian zat gizi yang cukup. Hal
yang juga harus diperhatikan dalam pemberian diet pasca operasi untuk mencapai hasil yang
optimal adalah mengenai karakter individu pasien.
Tujuan diet pascabedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut:
a. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
b. Menggantikan kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
3.2 Saran
Sebelum pemberian makanan atau diet pasca operasi sebaiknya ditanyakan terlebih
dahulu terkait riwayat penyakit, jenis operasi, dan pemeriksaan bising usus serta pasien sudah
kentut atau belum. Pastikan jenis diet dan nama pasien sesuai dengan pasien dengan
klarifikasi nama, tempat tanggal lahir, alamat.
DAFTAR PUSTAKA
Hancock S, Cresci G, Martindale R. Diet cairan bening: kapan waktu yang tepat?Curr
Gastroenterol Rep2002;4: 324-331 Sagar
Susetyowati, Ija, M. and Makhmudi, A. (2010) ‘Status gizi pasien bedah mayor preoperasi
berpengaruh terhadap penyembuhan luka dan lama rawat inap pascaoperasi di RSUP Dr
Sardjito Yogyakarta’, Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 7(1), p. 1. doi: 10.22146/ijcn.17608.
Osland E, Yunus RM, Khan S, Memon MA. Original communication: early versus traditional
postoperative feeding in patients undergoing resectional gastrointestinal surgery: a meta-
analysis. J Parenteral Enteral Nutr. 2011;35(4):473– 87.
Masood, A. et al. (2021) ‘Early Oral Feeding Compared With Traditional Postoperative Care
in Patients Undergoing Emergency Abdominal Surgery for Perforated Duodenal Ulcer’,
13(1), pp. 1–11. doi: 10.7759/cureus.12553.
Wim DJ. Buku ajar ilmu bedah. Edisi Pertama. Jakarta: EGC.2004.