Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan
membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati.Ini mencakup
mengetahui kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan
bagaimana mengatakannya serta memiliki kepercayaan diri dan
kemampuan untuk memeriksa bahwa pesan telah diterima dengan benar.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi, diantaranya
menurut Amirah(2013) adalah persepsi, nilai, emosi, latar belakang, peran,
pengetahuan dan hubungan. Selanjutnya, Yudianto (2005), menyatakan
bahwa beberapa faktor yang mempunyai hubungan dengan komunikasi
saat perawat melaksanakan Handover adalah karakteristik jenis kelamin,
pengetahuan, sikap, ketersediaan protap, pimpinan dan teman sejawat.
Keterampilan komunikasi perlu dipelajari,dipraktekkan dan
disempurnakan oleh semua perawat sehingga mereka dapat berkomunikasi
dengan jelas, singkat dan tepat dalam lingkungan yang serba cepat dan
menegangkan meskipun digunakan setiap hari dalam situasi klinis(Fitria,
2013).
Masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan serah terima pasien
merupakan keprihatinan internasional, sebagaimana dilaporkan Cohen
&Hilligoss, dalam suatu studinya yaitu dari 889 kejadian malpraktek
ditemukan 32% akibat kesalahan komunikasi dalam serah terima pasien
yang dapat menimbulkan kesalahan dalam pemberian obat, kesalah
pahaman tentang rencana keperawatan, kehilangan informasi serta
kesalahan pada tes penunjang. Dilaporkan juga oleh World Health
Organization [WHO] (2007),bahwa terdapat 11% dari 25.000-30.000
kasus pada tahun19952006 terdapat kesalahan akibat komunikasi pada
saat serah terima pasien.

1
Menurut DepKes setiap tenaga kesehatan di Rumah Sakit termasuk
didalamnya perawat wajib menerapkan keselamatan pasien (Patient safety)
untuk mencegah insiden keselamatan pasien1. Joint Commission
International (JCI) & Wolrd Health Organitation (WHO)2 melaporkan
beberapa negara terdapat 70% kejadian kesalahan pengobatan. JCI &
WHO melaporkan kasus sebanyak 25.000-30.000 kecacatan yang
permanen pada pasien di Australia 11% disebabkan karena kegagalan
komunikasi2. WHO menyebutkan pemberian injeksi yang tidak aman
yaitu pemberian injeksi tanpa alat yang steril, berkontribusi 40% di
seluruh dunia, diprediksikan 1,5 juta kematian di USA setiap tahun
disebabkan pemberian injeksi yang tidak aman atau insiden keselamatan
pasien (IKP). DepKes1 melaporkan insiden keselamatan pasien paling
banyak terjadi di indonesia adalah kesalahan pemberian obat-obat.
Pemberian asuhan keperawatan merupakan kebutuhan dasar yang
diperlukan oleh setiap pasien rawat inap. Salah satunya adalah prosedur
serah terima (handover) yang merupakan kegiatan sehari-hari dan harus
dilakukan oleh perawat. Pelaksanaan serah terima pasien merupakan
tindakan keperawatan yang secara langsung akan berdampak pada
perawatan pasien,
Selain itu juga serah terima pasien dibangun sebagai sarana untuk
menyampaikan tanggung jawab serta penyerahan legalitas yang berkaitan
dengan pelayanan keperawatan pada pasien (Safitri, 2012).

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulisan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait
komunikasi perawat dengan perawat
2. Tujuan khusus
Dengan pembuatan karya tulis ilmiah ini, mahasiswa diharapkan
mampu:
a. Memahami tentang perawat dan peran perawat
b. Memahami tentang komunikasi
c. Memahami Hubungan perawat dengan perawat
d. Memahami komunikasi antara perawat dengan perawat

C. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode penulisan studi pustaka yaitu
dengan menggunakan buku-buku sumber yang berada diperpustakaan dan
jurnal.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Perawat
1. Pengertian Perawat
Perawat merupakan seseorang yang telah lulus pendidikan perawat dan
memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan bidang keilmuan yang dimiliki dan
memberikan pelayanan kesehatan secara holistik dan profesional untuk
individu sehat meaupun sakit, perawat berkewajiban memenuhi
kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual.

Menurut Henderson (1980), perawat mempunyai fungsi yang unik


yaitu membantu individu yang baikyang sehat maupun yang sakit, dari
lahir hingga meninggal agar dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari
secara mandiri dengan menggunakan kekuatan, kemauan, atau
pengetahuan yang dimiliki.

2. Peran Perawat
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dan dalam maupun dari luar dan
bersifat stabil. Jadi peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk
menyatukan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah
menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung
jawab keperawatan secara profesional sesuai dengan kode etik
keperawatan. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri
terpisah demi untuk untuk kejelasan.

4
Doheny (1982) mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat
profesional , meliputi :
a) Care Giver pemberi asuhan keperawatan perawat dapat memberi
pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung
kepada klien, dengan menggunakan proses keperawatan meliputi :
pengkajian , diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
b) Client Advocate (pelindung klien)
c) Counsellor (pembimbing)
d) Educator (pendidik klien)
e) Collaborator (bekerja sama dengan tim)
f) Koordinator (perawat memanfaatkan semua sumber dan protensi
yang ada baik materi maupun kemampuan klien secara
terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan
maupun tumpang tindih)
g) Change agent (sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan
kondisi sprsifik klien)
h) Consultant (sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan
kondisi spesifik klien)

B. Komunikasi
Menurut Potter dan Perry (1999). Komunikasi adalah proses interpersonal
yang melibatkan perubahan verbal dan nonverbal dari ini ornian dan ide.
Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada perasaan dan
emosi di mana individu menyampaikan hubungan.
Menurut Sarwono S.W. (2002), komunikasi adalah sebagian dari
hubungan atau hal yang membentuk hubungan antar pribadi. Dalam hal
komunikasi, salah satu pihak menjadi pengirim pesan.transmitter. atau
;uga disebut komunikator yang berfungsi menyampaikan pesan kepada
orang lain yang biasa disebut sebagai penerima pesan (receiver
ataukomunikan ).
Menurut Eifendy O.U. (2006). Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin
communication, yang berarti pemberitahuan, Cammununi berasal pada

5
kata communis yang berarti sama. Yang dimaksudkan dengan kata sama di
sini adalah sama arti atau sama makna. Suatu pemberitahuan akan
membuat seseorang menjadi tahu jika terdapat kesamaan arti antara
penyampai pesan dengan orang yang menerima pesan.

C. Hubungan Perawat Perawat


Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien, komunikasi
antar tenaga kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting.
Kesinambungan informasi tentang klien dan rencana tindakan yang telah,
sedang dan akan dilakukan perawat dapat tersampaikan apabila hubungan
atau komunikasi antara perawat atau tenaga kesehatan lainnya berjalan
dengan baik.

1. Hubungan perawat-perawat dalam memberikan pelayanan


keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi hubungan profesional,
hubungan struktural, dan hubungan interpersonal.
a) Hubungan profesional antara perawat-perawat merupakan
hubungan yang terjadi karena adanya hubungan kerja dan tanggung
jawab yang sama dalam memberikan pelayanan keperawatan.
b) Hubungan Struktural merupakan hubungan yang terjadi
berdasarkan jabatan atau struktur masing-masing perawat dalam
menjalankan tugas berdasarkan wewenang dan tanggungjawabnya
dalam memberikan pelayanan keperawatan. Laporan perawat
pelaksana tentang kondisi klien, dan dan supervisi yang dilakukan
kepala ruang kepada perawat pelaksanaan merupakan contoh
hubungan struktural
c) Hubungan Interpersonal perawat-perawat merupakan hubungan
yang lazim dan terjadi secara alamiah. Umumnya, isis komunikasi
dalam hubungan ini adalah hal-hal yang tidak terkait dengan
pekerjaan dan tidak membawa pengaruh dalam pelaksanaan tugas
dan wewenangnya.

6
2. Tunjukan selalu sikap memupuk rasa persaudaraan dengan silih
asuh, silih asih dan silih asah (Dalami, 2015).
a) Silih asuh dimaksudkan bahwa sesama perawat dapat saling
membimbing, menasehati, menghormati, dan mengingatkan
bila sejawat melakukan kesalah atau kekeliruan, sehingga
terbina hubungan kerja yang serasi.
b) Silih asih dimaksudkan bahwa setiap perawat dalam
menjalankan tugasnya dapat saling menghargai satu sama lain.
saling kasih mengkasihi, sebagai sesama anggota profesi,
saling bertengga rasa dan bertoleransi yang tinggi sehingga
tidak terpengaruh oleh hasutan yang dapat membuat sikap
saling curiga dan benci.
c) Silih asah dimaksudkan bahwa perawat yang merasa lebih
pandai/tahu dalam hal ilmu pengetahuan, dapat membagi ilmu
yang dimilikinya kepada rekan sesama perawat tanpa
pemimpin.

D. Komunikasi Perawat dengan Perawat


Koordinasi Antar Perawat
Koordinasi dan komunikasi tidak hanya diperlukan antar tenaga
professional kesehatan, tetapi juga dalam suatu tim profesi, termasuk
perawat. Dengan demikian, perawat mampu melaksanakan peran dan
fungsinya secara berkesinambungan. Telah disadari bersama bahwa tenaga
keperawatan harus bekerja sepanjang waktu untuk member pelayanan
pemenuhan kebutuhan dasar klien.Perawat merupakan profesi yang harus
setiap saat disisi klien sehingga kerjasama, koordinasi, dan komunikasi
antar perawat yang terlibat dalam tim perawatan klien harus selalu
dilakukan untuk mencegah terputusnya proses keperawatan yang
diselenggarakan.

Ganggguan komunikasi antar perawat dapat mengakibatkan proses


keperawatan terhenti, kinerja asuhan keperawatan juga akan menurun,

7
bahkan menghambat pemenuhan tujuan asuhan keperawatan. Sebagai
suatu tim, tenaga keperawatan harus memperhatikan kekompakan tim
yang hanya dapat dicapai melalui kerjasama yang baik antar anggota tim.
Kerja sama ini mengandung unsure berbagai tugas untuk dikerjakan
beberapa perawat untuk mencapai tujuan keperawatan yang optimal. Agar
kerja sama ini berhasil baik, diperlukan hal berikut.
a) Kesesuaian pemahaman tentang tujuan perawatan yang akan
dilakukan dan pemahaman tentang masing-masing tugas anggota tim
keperawatan
b) Pendelegasian wewenang
c) Kesediaan untuk menerima umpan balik antar anggota tim
keperawatan
d) Terciptanya rasa solidaritas kelompok
e) Terciptanya iklim kerja yang kondusif dalam tim

8
1. Komunikasi pada saat serah terima (Hand Over)
Handover adalah salah satu bentuk komunikasi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.Kesenjangan dalam
komunikasi saat handover pasien, antara unit-unit pelayanan serta antar
tim pelayanan dalam satu unit, bisa mengakibatkan terputusnya
kesinambungan pelayanan, pengobatan yang tidak tepat, dan potensial
risiko dapat mengakibatkan cedera terhadap pasien (WHO, 2007).

Serah terima pasien adalah proses meneruskan infromasi secara


spesifik tentang pasien pasien dari satu petugas kesehatan kepada
petugas kesehatan lain atau dari satu departemen ke departemen lain.
Pada saat serah terima ada kesempatan bertanya termasuk verifikasi
informasi yang diterima.

SBAR adalah model komunikasi yang meyiapkan mental pembicaraa


dengan cara membuat struktur dan berkasn informasi

PROSEDUR
Berikut langkah-langkah SBAR, baik secara lisan maupun tertulis .
a) Situation
Melaporkan situasi pasien meliputi : nama pasien, umur, tanda
tanda vital, kekhawatiran petugas terhadap kondisi pasien
b) Background
Menyampaikan latar belakang atau masalah pasien sebelumnya
c) Assesment
Menyampaikan penilaian terhadap kondisi pasien dengan
menyampaikan masalah saat ini
d) Rekomendation
Menyampaikan rekomendasi berupa saran, pemeriksaan
tambahan atau perubahan tata laksana jika diperlukan.

9
Contoh tekhnik komunikasi SBAR pada saat serah terima

S : Tn. A, saat ini mengeluh sesak nafas, batuk berdahak serta demam

B : Pasien dengan TB Paru dalam OAT, sudah dilakukan pemeriksaan AGD dengan
hasil asidosis metabolic dan sudah dikoreksi dengan bicnat

A : Keadaan umum lemah, kesadaran ; compos mentis, tampak sesak, TD 110/70


mmHg, nadi 100 x/mnt, suhu 38 oC, RR 40 x/mnt. Infus terpasang RL 25 tpm, O2
diberikan 2 L/nassal kanul. Terapi dan inhalasi diberikan sesuai program, Masalah
keperawatan saat ini : bersihan jalan nafas tidak efektif dan hipertermi.

R : Pasien direncanakan pemeriksaan thorak foto. Tolong dipastikan bahwa form


permintaan sudah dikirim ke radiologi dan jangan lupa cek TTV 30 menit sebelum
pasien ditransfer, pastikan form transfer diagnostik terisi lengkap dan pasien diantar
oleh perawat.

10
2. Pendelegasian
Pendelegasian adalah kegiatan mengalihkan sebagian tugas kepada
orang lain. Pendelegasian bukan berarti mendistribusikan seluruh
pelayanan keperawatan kepada staf perawat, tetapi lebih dari
itu.Pendelegasian adalah menggabungkan aspek pekerjaan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan keperawatan dengan personal yang
memiliki kemampuan profesional yang adekuat untuk melaksanakan
tugas yang diberikan dengan tetap mempertahankan standar pelayanan
keperawatan.Pendelegasian juga dapat dikatakan pengalihan tugas
sebagai bentuk tanggungjawab sesorang yang memiliki kekuatan
melakukan sesuatu.
Pendelegasian bergantung pada keseimbangan antara aspek
responsibility (tanggungjawab), accountability (tanggung gugat). Dan
authority (kekuasaan).
Ketika perawat mendelegasikan tugas, dapat dipahami bahwa karena
didorong tanggung jawab yang besar untuk mencapai tujuan (tujuan
keperawatan), ia mendelegasikan suatu tugas. Ini berarti ia telah
memperluas kewenanganya, tidak hanya member asuhan keperawatan,
tetapi juga member tugas kepada rekan sejawatnya untuk bersamanya
melakukan asuhan keperawatan sekaligus mencipkatakan tanggung-
gugat baru, yaitu tanggung gugat yang harus dijalankan perawat yang
menerima pendelegasian.
Jadi, perlu dipahami bahwa pendelegasian bukanlah mengalihkan
tanggung jawab, karena tanggung jawab utama pemenuhan tugas
tersebut terletak pada individu (perawat yang mendelegasikan).
Empat langkah pendelegasian, yaitu :
a) Pemberian tugas
b) Menjelaskan rasional tugas
c) Menjelaskan tujuan, spesifik, dapat diukur, dapatdicapai, waktu
d) Memberi delegasi penuh

11
Untuk melakukan pendelegasian yang efektif, ada lima konsep yang
perlu diperhatikan, yaitu:

a) Delegasi bukanlah system penurunan tanggungjawab


Delegasi merupakan cara untuk membuat tanggung jawab lebih
bermakna
b) Tanggung jawab dan kewenangan harus didelegasikan secara
setara. Tanggung jawab member perawatan harus dilimpahkan
sekaligus dengan kewenangan untuk member asuhan keperawatan.
Kewenangan untuk member asuhan keperawatan. Kewenangan
yang dimaksud mencakup cara mencapai tujuan (menyelesaikan
tanggungjawab)
c) Proses pendelegasian dilakukan sebagai perwujudan tanggung
jawab, memperluas kekuasaan, dan menciptakan tanggung-gugat.
Proses pendelegasian harus diikuti pemantauan untuk melihat
apakah proses pendelegasian berjalan efektif dan seberapa jauh
pencapaian tujuan yang diharapkan
d) Konsep pemberdayaan diterapkan pada segenap komponen tim
perawatan
e) Perawat pemberi pelayanan harus mengambil peran aktif dalam
menerima pendelegasian perawatan klien.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan
perubahan verbal dan nonverbal dari ini ornian dan ide.
Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada
perasaan dan emosi di mana individu menyampaikan hubungan.
Hubungan perawat-perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi hubungan profesional,
hubungan struktural, dan hubungan interpersonal. Koordinasi dan
komunikasi tidak hanya diperlukan antar tenaga professional
kesehatan, tetapi juga dalam suatu tim profesi, termasuk perawat.
Ganggguan komunikasi antar perawat dapat mengakibatkan proses
keperawatan terhenti, kinerja asuhan keperawatan juga akan
menurun, bahkan menghambat pemenuhan tujuan asuhan
keperawatan.

B. Saran
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang
lain dalam menjalankan dan mengembangkan kehidupannya.
Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu
melakukan komunikasi diantara sesamanya. Di harapkan agar
semua perawat mengerti dengan komunikasi, komponen dalam
komunikasi, dan pentingnya komunikasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tamsuri,anas.2006. Buku Saku Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

Mundakir, 2006. Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan.


Yogyakarta : Graha Ilmu.

Dalami, Ermawati. 2015. Etika Keperawatan. Jakarta: CV Trans Info Media.

Farida,Ida,dkk. 2017. Buku Saku Tenaga Keperawatan Rumah Sakit Sumber


Waras Jakarta : RS Sumber Waras

Nasrullah,dede.2014. etika dan hukum keperawatan untuk mahasiswa dan


praktisi keperawatan Jakarta : CV Trans Info Media

Kesriyanti, maya. Faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi pada saat


handover
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/30b15a3b2f7fab2f5e5f838bae1a4a7a.pdf
diunduh pada tanggal 10 oktober 2017 pukul 20.15 WIB.

Fatimah, Siti.2014. Efektivitas Pelatihan Patient Safety; Komunikasi S-BAR pada


Perawat dalam Menurunkan Kesalahan Pemberian Obat Injeksi

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=
0ahUKEwiCyqats-
bWAhVFpZQKHaEcA1wQFgg6MAM&url=http%3A%2F%2Fejournal.almaata.
ac.id%2Findex.php%2FJNKI%2Farticle%2Fdownload%2F23%2F22&usg=AOv
Vaw2-aFRlGrEMUSv4b8qPpuMs diunduh pada tanggal 9 oktober 2017 pukul
20.00 WIB

14

Anda mungkin juga menyukai