Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 5

DISKUSI
ANTROPOLOGI
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
Intan yudyah Dwilestari (P17240221004)
Putri Sarifatul khasanah (P17240221008)
Mifrokhah Hanifah Wahyu S.A ( P17240221028)
Salsabila Hildanio ( P17240223032)
Dimas Gama Praditya (P17240223041)
BAHAN DISKUSI:
Apa hubungan pandangan dengan
Pandangan puasa dalam
01
kesehatan .

02
berbagai Agama dan
kepercayaan.

2 contoh terapi spiritual di

03
Masyarakat ,penyembuh tinjau dari
Ilmu Antropologi Kesehatanan Pandangan terkait
Penyakit dan pendapat di.
04 kepercayaan bahwa penyakit
fisik bisa disembuhkan
dengan supra natural.
:

Apa hubungan pandangan Agama


dengan kesehatan .
Satu rangkaian penelitian menemukan bahwa peserta yang
religius atau spiritual memiliki penurunan risiko penyakit
jantung koroner (PJK), tekanan darah (BP), fungsi kekebalan
yang lebih baik.Serta rentang hidup yang lebih lama jika
dibandingkan dengan orang yang tidak religius atau spiritual.
Para peneliti menemukan bahwa peserta yang religius atau
spiritual cenderung makan lebih banyak makanan bergizi,
melakukan lebih banyak latihan fisik, dan memiliki fungsi
kognitif yang lebih baik dibandingkan yang sebaliknya.
Dalam studi ini, orang-orang yang religius juga lebih kecil
kemungkinannya untuk merokok, yang menempatkan mereka
pada risiko yang lebih rendah dari penyakit yang berhubungan
dengan merokok seperti semua jenis kanker, penyakit
kardiovaskular, dan penyakit paru-paru.
Pandangan puasa dalam berbagai
Agama dan kepercayaan.
Islam
Dalam Islam, puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu dari rukun Islam
dan wajib hukumnya. Puasa dimaksudkan untuk melatih kesabaran dan
pengendalian diri, serta meningkatkan rasa syukur.
Buddha
Dalam agama Buddha, puasa disebut sebagai Uposatha. Tanggal puasa
bergantung pada aliran Buddha yang diikuti, namun mereka sama-sama
mengikuti perhitungan kalendar Buddhis. Ketika berpuasa, umat Buddha
masih diperbolehkan untuk minum namun tidak boleh makan.
Katolik
Dalam agama Katolik, masa puasa pra-Paskah berlangsung selama 40 hari,
dihitung dari hari Rabu Abu hingga Jumat Agung. Umat Katolik mengenal
istilah berpantang dan berpuasa. Berpuasa wajib bagi mereka yang sudah
berusia 18 tahun. Saat berpuasa, mereka hanya diizinkan untuk makan
kenyang sekali saja dalam sehari
Hindu
Puasa dalam agama Hindu disebut dengan Upawasa. Upawasa ada yang wajib
ada juga yang tidak wajib.Upawasa yang wajib misalnya adalah Upawasa
Siwa Ratri, umat Hindu tidak boleh makan dan minum dari matahari terbit
hingga terbenam. Lalu puasa Nyepi, yang dilakukan dengan cara tidak makan
dan minum sejak fajar hingga fajar keesokan harinya.
Konghucu
Puasa dalam kepercayaan Konghucu juga merupakan cara untuk mensucikan
diri dan melatih diri, baik itu untuk menjaga perilaku, perkataan, dan agar diri
kita dipenuhi cinta kasih. Puasa Konghucu ada dua jenis: puasa rohani dan
jasmani.Puasa rohani dilakukan dengan menjaga diri dari hal-hal yang
dianggap asusila. Sementara puasa jasmani dilakukan pada bulan Imlek.
Yahudi
Puasa atau Ta'anit dalam agama Yahudi dibagi menjadi dua, yaitu pada hari
besar, Yom Kippur dan Tisha B’Av, juga pada hari kecil, misalnya puasa
Esther dan puasa Gedhalia. Pada saat puasa, mereka tidak diperkenankan
untuk makan dan minum, berhubungan seks, mengenakan sepatu kulit, dan
khusus pada hari Yom Kippur, umat Yahudi tidak diperkenankan untuk
menggosok gigi.
2 contoh Terapi
Spiritual
Pertama, Islam. Dalam Islam, pengobatan spiritual sering disebut dengan
rukiah. Rukiah dapat diartikan sebagai penyembuhan penyembuhan dengan
cara membacakan ayat suci Al-Qur'an kepada seseorang yang sakit akibat
penyakit sengatan hewan, sihir, kerasukan dan gangguan jin. Adapun tujuan
dari rukiah adalah sebagai perlindungan dari penyakit. Dalam prosesnya,
rukiah sendiri adalah dengan cara membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an
yang mengandung permintaan pertolongan dan pelindungan kepada Allah.
Dalam syariat Islam, terdapat dua macam rukiah yang dikenal, yaitu rukiah
yang sesuai dengan syariat dan rukiah syirik
Kedua, pada Agama Kristen. Di dalam kepercayaan Kristiani, pengobatan spiritual serupa disebut
sebagai eksorsisme. Eksorsisme sendiri berasal dari bahasa latin exorcismus, yang artinya sebuah
praktik untuk mengusir setan atau makhluk halus (roh) jahat dari seseorang atau suatu tempat
yang tidak dipercaya sudah dirasuki oleh setan atau jin.Seseorang yang melakukan praktik
eksorsisme dikenal sebagai eksorsis dan biasanya merupakan rohaniawan, uskup, atau seseorang
yang memiliki kemampuan untuk mengusir setan. Praktik eksorsisme sendiri terbagi menjadi
dua, eksorsisme formal yang hanya dapat dilakukan oleh seorang imam selama pembaptisan atau
dengan izin dari Uskup, dan eksorsisme biasa yang dapat dilakukan oleh dengan menggunakan
doa komunitas.Adapun proses eksorsisme dapat menggunakan doa-doa dan hal religius, seperti
mantra, gerak-gerik, simbol, gambar atau patung suci,dan jimat
Pandangan terkait kepercayaan
bahwa penyakit fisik bisa
disembuhkan dengan supra natural.
Risalah Islam membawa rahmat bagi semesta alam dengan menanamkan jiwa
harapan dan optimisme bagi setiap insan dalam kondisi apapun. Semangat
inilah yang menyelimuti pesan dan petunjuk beliau tentang pengobatan
sebagaimana dirangkum oleh Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Zadul Ma’ad
(Juz IV) yang dikenal dengan At-Thibb An-Nabawi (Pengobatan Nabi). Di
antaranya sabda beliau: “Setiap penyakit ada obatnya, maka jika obat telah
mengenai penyakit maka akan sembuh dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla” (HR.
Muslim) “Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan penyakit kecuali telah
menurunkan untuknya obat yang diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan
tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya.” (HR. Ahmad)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai