9/12/2022 29
IPE sebagai penguat
Soft Skills
TANGIBL
E
HARD Technical
SKILL Specialized
S Soft Hard
Ciri-ciri karakter
Skills Skills
dan keterampilan
SOFT interpersonal yang
SKILL menjadi ciri
S hubungan
seseorang
dengan orang
lain
Work Place Skills
INTANGIB
9/12/2022LE 31
TANGIBL
E
HARD
Clinical
SKILL
Competencies
S Hard
• Communication IPE Skills
Interprofessional
Skills
IPE • Teamwork Skills
(SOFT • Role Profession
SKILLS)
Adaptation
• Ethic/Norm
Interprofessional
Understanding
INTANGIB
QUALIFIED
9/12/2022LE
PROFESSIONALS 32
DEFINISI
When two or more professions
Untuk meningkatkan
kualitas layanan kesehatan
Mencegah kesalahan
medis / malpraktik
36
Definisi:
KESIMPULAN: DEFINISI
INTERPROFESSIONAL EDUCATION:
OBJEK
UNI-
PROFESI 38
“ LEARN ........ FROM”
MULTI-
PROFESI
PROFESI
39
“ LEARN ...... WITH EACH
OTHER”
INTER-
PROFESI
40
Kesimpulan: IPE itu seperti:
Proses Pembelajaran
Menghasilkan PERUBAHAN
BAGAIMANA PERSEPSI
MEREKA DAN PROFESI
LAINNYA
Komunikasi
Interprofess
ional
Kerjasama
Tim
Domain
Domain 1 :
1
Nilai/etik kolaborasi antar
profesi
INTERPROFESSIONAL
EDUCATION
50
9/12/2022
Knowledge
Kompetensi
Profesi Behavour Attitude
• Pengetahuan Professional
• Sikap Competencies
• Ketrampilan
• Nilai
• Perilaku
Skills Value
KONSEP KOMUNIKASI
TERAPEUTIK PASIEN
BERKEBUTUHAN
RAHAYU NININGASIH KHUSUS
TPU
MAHASISWA MAMPU
MENERAPKAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK DALAM ASKEP PASIEN
BERKEBUTUHAN KHUSUS.
TPK
MAHASISWA MAMPU:
1. MENJELASKAN KONSEP
GANGGUAN KOMUNIKASI PADA ANAK
POKOK BAHASAN
1. KONSEP GANGGUAN
KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
2. KARAKTERISTIK DAN MACAM
GANGGUAN KOMUNIKASI ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
3. TEKNIK KOMUNIKASI
TERAPEUTIK PASIEN BERKEBUTUHAN
KHUSUS
APAKAH KEBUTUHAN
KHUSUS ITU?
KEBUTUHAN KHUSUS ADALAH
SUATU KONDISI YANG MEMERLUKAN
PEMAHAMAN DAN PERLAKUAN
SECARA KHUSUS PADA PASIEN/ANAK
YANG MEMPUNYAI KETERBATASAN
ATAU KELAINAN TERTENTU
SEBAGIAN ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS KESULITAN HIDUP DI
TENGAH MASYARAKAT NORMAL
MEREKA DIKUCILKAN DAN TIDAK
ILUSTRASI
ZAKY ADALAH ANAK LAKI-LAKI USIA
2 TAHUN DAN MASIH BELUM
LANCAR BICARA. DIA DAPAT
MENGATAKAN BEBERAPA KATA
NAMUN JAUH DIBANDINGKAN
TEMAN SEBAYANYA.
KETERLAMBATAN INI HARUS
SEGERA DIKENALI AGAR TIDAK
TERLAMBAT PENANGANAN MASALAH
KOMUNIKASI
GANGGUAN KOMUNIKASI
MERUPAKAN GANGGUAN BICARA
PADA ANAK DAN MERUPAKAN
KELAIAN YANG PALING SERING
DIALAMI
SERING TERJADI PADA USIA PRA
SEKOLAH
MELIPUTI GANGGUAN BICARA DAN
GAGAP
GANGGUAN PENDENGARAN
MACAM GANGGUAN
KOMUNIKASI
GANGGUAN BAHASA
KLIEN MENGALAMI KESULITAN
DALAM PROSES SIMBOLISASI
KLIEN TIDAK MAMPU
MEMBERIKAN SIMBOL YANG DITERIMA
KLIEN TIDAK MAMPU MENGUBAH
PENGERTIAN MENJADI SIMBOL
GANGGUAN INI MERUPAKAN BENTUK
KEGAGALAN MENCAPAI TAHAPAN
PERKEMBANGAN SESUAI
BENTUK GANGGUAN
BAHASA
KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN
BAHASA
BIASANYA DISEBABKAN
KETERLAMBATAN MENTAL,
INTELEKTUAL, TUNARUNGU,
AFASIA CONGENITAL, AUTISME,
DISFUNGSI MINIMAL OTAK DAN
KESULITAN
BELAJAR
PENYEBAB TERSEBUT
AFASIA
1. SENSORIS
KELAINAN BERUPA KESULITAN
MEMBERI MAKNA RANGSANGAN YANG
DITERIMA.
BICARA SPONTAN BIASANYA LANCAR
TAPI KURANG RELEVAN DENGAN
SITUASI ATAU KONTEKS KOMUNIKASI
2. MOTORIS
3. AFASIA KONDUKTIF
KESULITAN MENIRU
PENGULANGAN BUNYI BAHASA.
PADA KALIMAT PENDEK
BIASANYA LANCAR
4. AFASIA AMNESTIC
KESULITAN MEMILIH DAN
MENGGUNAKAN SIMBOL YANG TEPAT.
UMUMNYA SIMBOL YANG
GANGGUAN BICARA
1. DISAUDIA
GANGGUAN PENDENGARAN YANG
MENYEBABKAN TERJADINYA
KESULITAN MENERIMA DAN
MENGOLAH NADA, BAIK INTENSITAS
MAUPUN KUALITAS BUNYI
MENGAKIBATKAN PESAN BUNYI TIDAK
SEMPURNA
BIASANYA ANAK BERSUARA MONOTON
DAN NADA TINGGI, TIDAK MENGENAL
2. DISLOGIA
KELAINAN BICARA KARENA
KEMAMPUAN KAPASITAS BERFIKIR DI
BAWAH NORMAL
KESALAHAN UCAP KARENA
KETIDAKMAMPUAN MENGAMATI
PERBEDAAN BUNYI, BENDA
RENDAHNYA KEMAMPUAN MENGINGAT
MENGAKIBATKAN PENGHILANGAN
SUKU KATA
3. DISARTRIA
KETIDAKMAMPUAN BICARA KARENA KELUMPUHAN,
KELEMAHAN, KEKAKUAN ATAU GANGGUAN KOORDINASI
OTOT ALAT UCAP KARENA KERUSAKAN SSP
GANGGUAN TERSEBUT MENGAKIBATKAN KESULITAN BICARA,
KETERLAMBATAN, PUTUS ASA, TIDAK ADA PRODUKSI SUARA,
NADA MONOTON
4. DISGLOSIA
KELAINAN BICARA KARENA KELAINAN BENTUK
STRUKTUR ORGAN BICARA
MISALNYA SUMBING, KONSTRUKSI GIGI TDK
NORMAL, LIDAH TEBAL
5. DISLALIA
KELAINAN BICARA KARENAKETIDAKMAMPUAN
MEMPERHATIKAN BUNYI BICARA YANG DITERIMA SEHINGGA
BAHASA YANG DIHASILKAN BERBEDA
GANGGUAN SUARA
1. KELAINANNADA
GANGGUAN FREKUENSI GETARAN
PITA SUARA
2. KELAINAN KUALLITAS SUARA
GANGGUAN SUARA YANG
TERJADI KARENA
KETIDAKSEMPURNAAN KONTAK
ANTARA PITA SUARA SEHINGGA
SUARA YANG DIHASILKAN TIDAK
SAMA DENGAN SUARA BIASANYA.
GANGGUAN IRAMA
GANGGUAN BICARA YANG DITANDAI
KETIDAKLANCARAN SAAT BICARA
ANTARA LAIN GAGAP, YAITU
GANGGGUAN KELANCARA BICARA
BERUPA PENGULANGAN BUNYI,
PERPANJANGAN DAN
KETIDAKMAMPUAN MEMULAI
PENGUCAPAN KATA, GANGGUAN
KELANCARAN BICARA
BIASNYA BICARA SANGAT CEPAT,
KESULITAN BICARA PADA PASIEN
BERKEBUTUHAN KHUSUS HARUS
DIKENALI DAN DIPAHAMI OLEH
PERAWAT.
PERAWAT HARUS BERUSAHA
MEMAHAMI KOMUNIKASI PASIEN,
BUKAN PASIEN YANG HARUS
MEMAHAMI PERAWAT
TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT
PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN
SEBAGAI BENTUK PELAKSANAAN
RAHAYU HUKUM
NININGASIH
KESEHATAN DAN KEPERAWATAN
TANGGUNG JAWAB
Tiap orang berhak memperoleh akses di bidang kesehatan
Tiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu
dan terjangkau
Tiap orang berhak menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang
diperlukan
Tiap orang berhak mendapat informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggung jawab
TANGGUNG TANGGUNG
JAWAB GUGAT
TANGGUNG JAWAB PERAWAT
DALAM UPAYA PELAYANAN
KESEHATAN
1 Tanggung jawab terhadap pasien dan klien
Pasal 9
Tiap orang wajib mewujudkan, mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesehatan
Kuajiban tersebut meliputi upaya kesehatan
perseorangan, masyarakat dan pembangunan
berwawasan kesehatan
Peran perawat dalam tanggung jawab dan
tanggung gugat terhadap pelayanan
kesehatan
Perawat bertanggung jawab dan tanggung gugat terhadap
setiap tindakan dan pengambilan keputusan keperawatan
Perawat mempertahankan kompetensinya dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan
Perawat melatih diri dalam menetapkan informasi dan
menggunakan kompetensi individunya serta kualifikasi
sebagai kriteria untuk menerima konsultasi tanggung jawab
dan memberikan delegasi tindakan keperawatan kepada
tenaga lain
Perawat berpartisipasi aktif dalam upayan profesi untuk
melaksanakan dan meningkatkan standar profesi
Konflik tanggung jawab
Perawat berulang kali dihadapkan dengan konflik
tanggung jawab. Disatu pihak, perawat sebagai
karyawan seringkali bertanggung jawab terhadap
instansi kesehatan. Dilain pihak, perawat sebagai
seseorang yang profesional bertanggung jawab
terhadap etika profesional dari asosiasinya dan
standar praktik keperawatan. Sebagai tambahan,
perawat bertanggung jawab kepada klien dan
diajarkan untuk bereaksi terhadap kebutuhannya
dalam tata cara terapeutik.
KASUS
PERMENKES Nomor 17
tahun 2013 tentang
Izin dan
Penyelenggaraan
Paraktik Perawat
Registrasi
PRA PM Proses
Orientasi
Pendampingan
Asesmen Kompetensi :
1. Usulan
Bid.jangdik/yanmed 2. Pra Konsultasi
3.Kelengkapan
dokumen
ya tdk
bestari ya
tdk
Pemberian
Direktur
penugasan klinis
Kenaikan jenjang
karier
SKEMA JENJANG KARIR TENAGA KESEHATAN LAIN
Asesmen
kompetensi :
1. Usulan
Proses Penugasan
2. Prakonsulta Pemberian Kenaika
magang si kerja
Rekruitmen Kredensialing Penugasan n
sesuai sesuai
dan seleksi 3. Asesmen klinis Jenjang
area area
4. Banding
pelayanan
5. Hasil
Asesmen
KOMITE Bidang
NAKES DIREKTUR YANMED/
Bidang LAINNYA JANGDIK
Bidang SDI YANMED/
JANGDIK Bidang
YANMED/
JANGDIK
KONSEP KODE
ETIK
PERAWAT
KELOMPOK 1
Se O N D Ja Fe M Ap M Ju
p ct ov ec n b ar r ay n
DEFINISI ETIKA
KEPERAWATAN
Etika keperawatan adalah pedoman bagi perawat di
dalam memberikan asuhan keperawatan agar segala
tindakan yang diambilnya tetap memperhatikan
kebaikan klien. Etika keperawatan mengandung unsur-
unsur pengorbanan, dedikasi, pengabdian, dan
hubungan antara perawat dengan klien, dokter, sejawat
perawat, diri sendiri, keluarga klien, dan pengunjung.
Se O N D Ja Fe M Ap M Ju
p ct ov ec n b ar r ay n
TUJUAN
1. Merupakan dasarKODE ETIK
dalam mengatur hubungan antar
perawat, klien, teman sebaya, masyarakat dan unsure
KEPERAWATAN
profesi, baik dalam profesi keperawatan sendiri maupun
hubungannya dengan profesi lain di luar profesi
keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang
dilakukan oleh praktisi keperawata yang tidak
mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan
tugasnya.
3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam
menjalankan tugasnya diperlakukan secara tidak adil
oleh institusi maupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar
perawat, klien, teman sebaya, Merupakan dalam
menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar
dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada
Se O N D Ja Fe M Ap M Ju
p ct ov ec n b ar r ay n
TERIMA
KASIH
Hukum
Keperawatan
yang ada di
Indonesia
Kelompok 2
1. Intan Yudyah Dwilestari
(P17240221004)
2. Putri Sarifatul Khasanah
(P17240221008)
3. Rika Triana Saputri
(P17240221012)
4. Anita Citra Ningtyas
(P17240221017)
5. Safira Anastasya Pramiswari
(P17240221018)
6. Ajeng Putri Oktavia Ningrum
(P17240221019)
7. Oktafia Fitri Nurohmah
Perlindungan Hukum
Hukum adalah seluruh aturan
dan undang-undang yang
mengatur sekelompok
masyarakat dengan demikian
hukum dibuat oleh masyarakat
dan untuk mengatur semua
anggota masyarakat.
Tujuan Hukum Dalam
Keperawatan
Mengendalikan Perizinan bagi
cakupan praktek perawat
Keperawatan
Standar Asuhan
Mengendalikan adalah melindungi
ketentuan hukum kepentingan
keperawatan masyarakat
Fungsi Hukum
Dalam
Keperawatan
Hukum memberikan kerangka
kerja untuk menetapkan jenis
tindakan Keperawatan yang sah
dalam asuhan klien
Hukum membedakan tanggung
jawab perawat dari tenaga
professional Kesehatan lain.
Hukum membantu memberikan
batasan tindakan Keperawatan
yang mandiri.
Alasan Perlunya Perlindungan
Hukum dalam Praktek
Keperawatan
1. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam
peningkatan derajat kesehatan.
2. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan
kesehatan mulai dari pelayanan pemerintah dan
swasta dari perkotaan hingga pelosok desa terpencil
dan perbatasan.
3. Perawat juga memiliki kompetensi keilmuan sikap
rasional etis dan profesional semangat pengabdian
yang tinggi.
Sumber Hukum
Perundang-undanganHukum yang dikeluarkan oleh badan
legislatif Menggambarkan dan menjelaskan batasan legal
praktek keperawatan.
Hukum peraturan atau hukum administratif Pengambilan
keputusan yang dilakukan olehbadan administratif salah
satu contoh hukum peraturan adalah kewajiban untuk
melaporkan tindakan keperawatan yang tidak kompeten
atau tidak etis.
Hukum umum berasal dari keputusan pengadilan yang
dibuat di ruang pengadilan saat kasus hukum individu
diputuskan. Contoh hukum umum adalah informed consent
dan hak klien untuk menolak pengobatan.
Tipe Hukum
1 2 3