Anda di halaman 1dari 38

Teknik Komunikasi untuk

Informed Consent pada Bayi


Baru Lahir (Saat pandemi)

Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH., Dr.PH.

Dinas Kesehatan DKI, 27 Oktober 2020.


Tujuan Presentasi:
Komponen komunikasi, mengenal khalayak
1 sasaran , dasar hukum dan jenis informed
consent

Tujuan komunikasi, Ciri komunikasi efektif


2 dan sumber informasi yg terpercaya serta
kiat melawan Hoax

Strategi komunikasi Informed consent


3 dan langkahnya

4 Menilai dampak komunikasi


Holtzhausen and Zerfass. 2015: 252
Komponen Komunikasi

SOURCE CHANNEL RECEIVER


MESSAGE
Kemampuan/ Kemampuan/
Elemen dan Melihat
Ketrampilan Ketrampilan
struktur Mendengar
Pengetahuan Pengetahuan
Isi Menyentuh
Sistem Sosial Sistem Sosial
Perlakuan Mencium
Budaya Budaya
Simbol Mengecap
Sikap Sikap

David Berlo’s SMCR Model (1960)


Homofili and Heterofili
● Homofili adalah seberapa jauh dua
individu yg berkomunikasi memiliki
kesamaan ciri/ atribut misal
Pendidikan, kepercayaan, status
sosial.

● Heterofili adalah seberapa jauh dua


individu yang berinteraksi berbeda
dalam ciri tertentu.
Kenali khalayak sasaran komunikasi anda Saat ini
PROFESI: dokter? Bidan, Perawat?
Ahli gizi, Kes Masy. Apa lagi?

Gen Z (14-29 tahun) dan Millennial / Gen


Y (25 – 44 tahun)?

Tempat kerja: Puskesmas, Klinik


swasta, RSUK, RSU,Sudinkes, Dinkes,
ada lagi? Apa?
Komunikasi
● Proses penyampaian informasi dari seseorang
kepada orang lain
● Proses penyampaian informasi termasuk ide,
perasaan, pengetahuan dan keterampilan (Hubley,
1993)
● Tujuannya:

○ Menyampaikan pesan atau informasi dari


komunikator ke khalayak sasaran

○ Menyampaikan pesan atau informasi dari


komunikator ke khalayak sasaran hingga
khalayak sasaran berperilaku seperti yang
diinginkan komunikator (mengerti dan ttg IC)
Komunikasi Efektif

● Komunikasi yang menghasilkan


efek/dampak yang diinginkan
● Komunikasi yang dilakukan
dengan benar.
Kaum Gen Z
dan Gen Y
sebagai agen
perubahan
kesehatan !
Bagaimana
Strategi
Komunikasi IC?
Nada Positif 01 02 Nada Negatif

Satu Sisi (One


sided C) Dua Sisi (Two sided C)
Tekankan aspek positif, tak
terpapar info lain, soseduk<
03 04 Aspek positif dan negative,
terpapar info lain, sosioeduk>
Memilah Informasi yang Kredibel

Gunakan sumber resmi Bila ada kemungkinan


pemerintah atau badan hoax laporkan ke
kesehatan dunia Turnback hoax.id
kepmenkes.go.id, MAFINDO (Masyarakat Anti
kemeninfo.go.id, bnpb.go.id. Fitnah Indonesia) di indonesia:
dinkes.go.id, WHO, UNICEF, Kompas salah satu anggauta
UNFPA, CDC.USA dsb International Fact Checking
Saring sebelum Sharing Network (IFCN)
Budayakan baca hingga paham Update selalu
betul dan re-check kebenaran Ikuti informasi terbaru.
informasi.
KEBIJAKAN TERKAIT
PERSETUJUAN
TINDAKAN MEDIS
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
No. 585/MEN.KES/PER/IX/1989 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

● Pasal 2
1. Semua tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan.
2. Persetujuan dapat diberikan secara tertulis maupun lisan.
3. Persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat
informasi yang adequate tentang perlunya tindakan medik yang bersangkutan serta
risiko yang dapat ditimbulkannya.
4. Cara penyampaian dan isi informasi disesuaikan dengan tingkat pendidikan
serta kondisi dan situasi pasien.
● Pasal 3
1. Setiap tindakan medik yang mengandung risiko tinggi harus dengan persetujuan tertulis
yang ditanda-tangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
2. Tindakan medik yang tidak termasuk sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tidak
diperlukan persetujuan tertulis, cukup persetujuan lisan.
3. Persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat diberikan secara nyata--nyata atau
secara diam--diam.

● Pasal 8
1. Persetujuan diberikan oleh pasien dewasa yang berada dalam keadaan sadar dan sehat
mental.
2. Pasien dewasa sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah yang telah berumur 21 (duapuluh
satu) tahun atau telah menikah.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
290/Menkes/PER/iii/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran
● Pasal 2
1. Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan.
2. Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan secara tertulis maupun
lisan.
3. Persetujuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat
penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan kedokteran dilakukan.

● Pasal 3
Ayat 1: Setiap tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi harus memperoleh
persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
● Pasal 4
1. Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau mencegah
kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran.
2. Keputusan untuk melakukan tindakan kedokteran sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
diputuskan oleh dokter atau dokter gigi dan dicatat di dalam rekam medik
3. Dalam hal dilakukannya tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dokter
atau dokter gigi wajib memberikan penjelasan sesegera mungkin kepada pasien setelah
pasien sadar atau kepada keluarga terdekat

● Pasal 13
1. Persetujuan diberikan oleh pasien yang kompeten atau keluarga terdekat
2. Penilaian terhadap kompetensi pasien sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
dokter atau dokter gigi sebelum tindakan kedokteran dilakukan
3. Dalam hal terdapat keraguan persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya, dokter
atau dokter gigi dapat melakukan permintaan persetujuan ulang
Komunikasi Efektif- Informed consent- KONSELING

PROSES LAYANAN
DILAKUKAN
PENGERTIAN KONSELING
1. Salah satu jenis komunikasi
interpersonal
2. Tujuan membantu klien agar
mampu mengenali dirinya,
memahami masalahnya,
menetapkan alternatif pemecahan
masalahnya  ambil keputusan
utk mengatasi masalahnya
3. Sesuai keadaan & kebutuhan
dirinya yg disadari & bukan karena
terpaksa /terbujuk (Nakes?),
melainkan dg kesadarannya
sendiri (ttg informed consent).
LANGKAH-LANGKAH
KONSELING
S : Salam / sapa /sambut
A : Ajak bicara
J :Jelaskan / bantu
I : Ingatkan pada hal-hal yang penting
Sambut kedatangan klien dg memberi
salam & berikan perhatian (mulai
menciptakan hubungan yang baik).

Tanyakan kepada klien utk menjajagi


pengetahuan, perasaan dan kebutuhan klien
terkait dg bahaya suatu perilaku bagi kesehatan
Uraikan informasi yg
sesuai dg masalah klien

Bantu klien utk memahami keadaan


dirinya serta permasalahannya &
menetapkan alternatif pemecahan
masalah
Jelaskan lebih rinci konsekuensi
dan keuntungan dari setiap
alternatif pemecahan masalah.

Ulangi beberapa informasi penting & ingatkan


bila klien harus melakukan kunjungan
ulang/rujuk ke tempat pelayanan lain bila
diperlukan. Ucapkan terima kasih
Dampak Komunikasi pada
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
serta Diffussion of Innovations
Curve
Carl Rogers’s Theory

Reference: Rogers, E.M. (2003). Diffusion of innovations (5th ed.). New York: Free Press.
Normal Curve Adopsi Kebiasaan Baru (AKB)

Figure Adopter Categorization on the Basis of Innovativeness (Source: Diffusion of Innovations, fifth edition by Everett M.
Rogers. Copyright (c) 2003 by The Free Press. Reprinted with permission of the Free Press: A Division of Simon & Schuster.)
Trus “nyambung”
dng pasien/kelg Kata dan kalimat
Buat ringkasan apa
yg telah sederhana
disampaikan (jargon medis-)

Bahasa Tubuh-KNV
(senyum, tatap
mata, nada, sikap
Pertanyaan efektif dsb)

Peka dng budaya


Ajak dan dorong Umpan balik ttg
keterlibatan pemahaman
Ciri Komunikasi Efektif

● Menarik perhatian (Command Attention)


● Pesan Jelas (Clarity of Message)
● Mengkomunikasikan Keuntungan (Communicate a benefit)
● Pesan konsisten (consistency)
● Menyentuh hati dan pikiran (Cater to the heart and mind)
● Menciptakan kepercayaan (Create trust)
● Mendorong untuk bertindak (Call to action)
“Tell me, I Forget.
Show me, I remember.
Involve me, I understand.”
—Someone Famous
Contoh dari Puskesmas Contoh mengacu pada standar kebidanan (IBI)
Contoh dari RSUD Abepura, Jayapura Contoh Penolakan pada standar kebidanan (IBI)
Contoh
dari RS
Milliter
(RS
Bhayangkara
TK III
Jayapura)
CONTOH
INFORMED
CONSENT
(PERSETUJUAN
TINDAKAN
MEDIS)

Contoh RSUD Pasar Rebo Contoh dari RSUP Dr. Wahidin


Sudirohusodo Makassar
DEKLARASI
HELSINKI
(Hal 1&2)
DEKLARASI HELSINKI
(Hal 3&4)
1. Refleksi: Adakah pengalaman pasien/ klg BBL menolak IC?
Kenapa sebabnya dan apa yg bisa dilakukan utk mencegah?
2. Adakah pengalaman pasien/kl BBL menerima IC dan ttg?
Faktor apa saja yg mempengaruhinya. Apa saran utk nakes
lain agar berhasil dlm Komunikasi?
3. Adakah pengalaman penolakan IC oleh pasien/kelg semasa
Covid-19. Apa alasan dan apa solusinya
Tukar pendapat

S
h
a
r
i
n
CREDITS: This presentation template
g was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories
FKM UI Pendamping:
Analisa dampak Covid-19 terhadap pelayanan
KIA di DKI Jakarta
Survei Google form Tujuan menghimpun
informasi dampak Covid-19 bagi pelayanan
KIA (program, SDM, Prasarna, Masalah
terkait kebijakan dan usulan solusi masalah)
Isian: 15-20 menit

Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories
References
● Holtzhausen and Zerfass. 2015. The Routledge Handbook of Strategic Communication. UK: Swales &
Wilit Ltd.

● Depkes. Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku. Bagi Fasilitator, Narasumber, Peserta
dan Penyelenggara. Diterbitkan oleh Depkes RI dengan dukungan dari USAID Indonesia-Health
Services Program, 2008.

● Hubley, John. Communicating Health. An action guide to health education and health promotion. The
MacMillan Press LTD, 1993

● Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 585/MEN.KES/PER/IX/1989 Tentang


Persetujuan Tindakan Medik. Diakses Pada: https://tulussetiono.com/wp-
content/uploads/2018/05/Permenkes-585-Thn-1989-Ttg-Persetujuan-Tindakan-Medik.pdf

● Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 290/Menkes/PER/iii/2008 tentang Persetujuan


Tindakan Kedokteran. Diakses Pada:
http://bksikmikpikkfki.net/file/download/PMK%20No.%20290%20Th%202008%20ttg%20Persetujua
n%20Tindakan%20Kedokteran.pdf

● Northouse, Peter G dan Northouse, Laurel L. Health Communication. A Handbook for Health
Professionals, Prentice Hall, Inc. 1985.
● World Medical Association (WMA). Wma Declaration Of Helsinki – Ethical Principles For Medical
Research Involving Human Subjects. 2018. Diakses pada: https://www.wma.net/policies-post/wma-
declaration-of-helsinki-ethical-principles-for-medical-research-involving-human-subjects/

Anda mungkin juga menyukai