WORKSHOP DALAM RANG KA PENC EG AHAN DAN

PENG ENDALIAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL

PENGAMBILAN SPESIMEN DAN PEMERIKSAAN

LABORATORIUM
dr.Yudo Irawan Sp.KK
 PENGAMBILAN SPESIMEN

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

 PENGAMBILAN SPESIMEN

 Perhatikan daerah penis, dari pangkal sampai ujung, serta daerah skrotum
• Perhatikan adakah duh tubuh, pembengkakan, luka/lecet atau lesi lain
• Lakukan inspeksi dan palpasi pada daerah genitalia, perineum, anus dan sekitarnya,
serta abdomen.
• Jangan lupa memeriksa daerah inguinal untuk mengetahui pembesaran kelenjar getah
bening setempat (regional)
• Bilamana tersedia fasilitas laboratorium, sekaligus dilakukan pengambilan bahan
pemeriksaan.

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

 PENGAMBILAN SPESIMEN

Pasien laki-laki dengan gejala duh tubuh uretra

Beri penjelasan lebih dahulu
Bila menggunakan sengkelit, sterilkan lebih dulu dengan cara membakarnya pada api bunsen sampai membara,
kemudian didinginkan.
Masukkan sengkelit ke dalam orifisium uretra eksterna sampai kedalaman 1-2 cm, putar sengkelit, dan tarik
keluar perlahan-lahan
Oleskan duh tubuh ke atas kaca obyek yang sudah disiapkan

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

Pasien perempuan dengan duh tubuh vagina
• Pasien perempuan dengan status sudah menikah, dilakukan pemeriksaan
inspekulo serta pengambilan spesimen
• Beri penjelasan lebih dulu
• Bila daerah vulva terdapat banyak duh tubuh, bersihkan terlebih dahulu.
• Setiap pengambilan bahan harus menggunakan spekulum, swab, dan/atau
sengkelit steril.

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

 PEMERIKSAAN PENUNJANG

IMS dapat didiagnosis di laboratorium berdasarkan pemeriksaan

(a) mikroskop
(b) kultur (biakan)
(c) serologi
(d) deteksi antigen
(e) deteksi asam nukleat (NAAT: nucleic acid amplification test).

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK
MENDETEKSI NEISSERIA GONORRHOEAE

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

Sumber: Katz AK, Marrouche N, Lautenschlager S, Ishak RS, Ghosn SH, Kibbi AG, dkk. Sexually transmitted diseases. Dalam: Fitzpatric’s Dermatology in General
Medicine.
 PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK
MENDETEKSI TREPONEMA PALLIDUM

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

Sumber: Katz AK, Marrouche N, Lautenschlager S, Ishak RS, Ghosn SH, Kibbi AG, dkk. Sexually transmitted diseases. Dalam: Fitzpatric’s Dermatology in General
Medicine.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK
MENDETEKSI HERPES SIMPLEX VIRUS

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

PEMERIKSAAN
L A B O R ATO R I U M
UNTUK
DIAGNOSIS
INFEKSI HSV-2

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

Sumber: Katz AK, Marrouche N, Lautenschlager S, Ishak RS, Ghosn SH, Kibbi AG, dkk. Sexually transmitted diseases. Dalam: Fitzpatric’s Dermatology in General
Medicine.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK
MENDETEKSI CHLAMYDIA TRACHOMATIS

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

Sumber: Katz AK, Marrouche N, Lautenschlager S, Ishak RS, Ghosn SH, Kibbi AG, dkk. Sexually transmitted diseases. Dalam: Fitzpatric’s Dermatology in General
Medicine.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK
MENDETEKSI TRICHOMONAS VAGINALIS

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

Sumber: Katz AK, Marrouche N, Lautenschlager S, Ishak RS, Ghosn SH, Kibbi AG, dkk. Sexually transmitted diseases. Dalam: Fitzpatric’s Dermatology in General
Medicine.
 PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK
MENDIAGNOSIS VAGINOSIS BAKTERI

Diagnosis VB secara klinis dan laboratorium dapat ditegakkan

berdasarkan kriteria Amsel dengan menemukan 3 dari 4
kriteria:
1. duh tubuh vagina putih keabuan, homogen dan melekat;
2. pH >4,5;
3. bau amis seperti ikan, dan
4. clue cells.

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

Sumber: Katz AK, Marrouche N, Lautenschlager S, Ishak RS, Ghosn SH, Kibbi AG, dkk. Sexually transmitted diseases. Dalam: Fitzpatric’s Dermatology in General
Medicine.
 PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK
MENDIAGNOSIS KANDIDIASIS
VULVOVAGINALIS

Diagnosis KVV ditegakkan berdasarkan gabungan manifestasi klinis dan pemeriksaan

mikroskopik sediaan basah atau spesimen yang ditetesi dengan kalium hidroksida (KOH).
Dengan cara ini dapat ditemukan sel ragi yang bertunas dan memberikan nilai prediksi
yang sangat tinggi untuk diagnosis KVV. Pemeriksaan dengan apusan spesimen yang
diwarnai dengan pewarnaan Gram, untuk menemukan sel ragi dan pseudohifa lebih
disukai untuk memastikan diagnosis kandidiasis.
Pada perempuan dengan duh tubuh vagina abnormal, pemeriksaan pH vagina <4,5
merupakan indikator yang baik untuk KVV.

Sumber : Pedoman Tatalaksana IMS Nasional 2020

Sumber: Katz AK, Marrouche N, Lautenschlager S, Ishak RS, Ghosn SH, Kibbi AG, dkk. Sexually transmitted diseases. Dalam: Fitzpatric’s Dermatology in General
Medicine.
VIDEO PEMERIKSAAN LABORATORIUM
TERIMA KASIH