Anda di halaman 1dari 5

RESUME

KONSEP DOKUMENTASI KEBIDANAN

Dosenpembimbing:

Ari Susanti, SST, M.Keb

DisusunOleh:

Yenisha Cherina

P031915401080

POLTEKKES KEMENKES RIAU


DIII KEBIDANAN TK IB

2019/2020
1. DEFINISI DOKUMENTASI

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediaan dokumen-dokumen dengan
menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/
tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan sebagainya.

Dokumentasi dalam asuhan kebidanan adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat
terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan
kebidanan)

2. PRINSIP DOKUMENTASI KEBIDANAN

Sebelum prinsip prinsip tersebut diterapkan, ada beberapa persyaratan dokumentasi


kebidanan yang perlu diketahui, diantaranya sebagai berikut:

 Kesederhanaan
 Keakuratan
 Kesabaran
 Ketepatan
 Kelengkapan
 KejelasandanKeobjektifan

PRINSIP PENDOKUMENTASIAN KEBIDANAN:


1. Mencantumkan nama jelas pasien pada setiap lembaran observasi atau pemeriksaan
2. Menulis dengan tinta hitam (tidak boleh pakai pensil), supaya tidak terhapus dan bila perlu
foto copy akan lebih jelas.
3. Menuliskan tanggal, jam, pemeriksaan, tindakan atau observasi yang dilakukan sesuai dengan
temuan yang obyektif (kenyataan) dan bukan interpretasi (hindari kata penilaian seperti
tampaknya, rupanya).
4. Tuliskan nama jelas pada setiap pesanan, hasil observasi dan pemeriksaan oleh orang yang
melakukan.
5. Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk posisi, kondisi, tanda, gejala, warna, jumlah
dan besar dengan ukuran yang lazim dipakai. Memakai singkatan atau simbol yang sudah di
sepakati, misalnya KU, Ket +, KPD, Let kep, Let Su, S/N, T dan lain-lain.
6. Interpretasi data objektif harus di dukung oleh observasi.
7. Kolom tidak dibiarkan kosong tetapi dibuat tanda penutup. Misalnya dengan garis atau tanda
silang.
8. Bila ada kesalahan menulis, tidak diperkenankan menghapus, (ditutup, atau ditip’ex), tetapi
dicoret dengan garis dan membubuhkan paraf disampingnya.
3. TUJUAN DAN FUNGSI DOKUMENTASI KEBIDANAN

Tujuan dari kegiatan pendokumentasian asuhankebidanan, antara lain:

1. Sebagai sarana komunikasi


2. Sebagai sarana tanggung jawab dan tanggung gugat
3. Sebagai sarana informasi statistic
4. Sebagai sarana pendidikan
5. Sebagai sumber data penelitian
6. Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan
7. Sebagai sumber data perencanaan pelayanan kesehatan

Fungsi dokumentasi antara lain:


1. Sebagai dokumen yang sah sebagai bukti atas asuhan yang telah di berikan
2. Sebagai sarana komunikasi dalam tim kesehatan yang memberikan asuhan
3. Sebagai sumber data yang memberikan gambaran tentang kronologis kejadian kondisi
yang terobservasi untuk mengikuti perkembangan dan evaluasi respon pasien terhadap
asuhan yang telah di berikan
4. Sebagai sumber data penting untuk pendidikan dan penelitian

4. ASPEK LEGAL DOKUMENTASI


Dokumentasi kebidanan memiliki implikasi dalam hukum. Hal ini berarti apabila
dokumen catatan asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien diakui secara hukum, maka
dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum dalam persidangan. Informasi didalam
dokumentasi tersebut dapat memberikan catatan secara singkat tentang asuhan yang diberikan.
Agar catatan benar benar sesuai dengan standar hukum sangat diperlukan aturan pencatatan
terkait dengan masalah hukum, diantaranya sebagai berikut:
 Hendaknya dapat memahami dasar hukum dari tuntutan malpraktik yang memungkinkan
melibatkan bidan. Unsur ini penting dari semua gugatan hukum didasarkan pada kondisi
fisik seorang pasien yang menggugat bidan
 Dapat memberikan informasi kondisi pasien secara tepat. Caranya dengan mencatat
asuhan kebidanan yang diberikan dan kebutuhan pasien lebih lanjut, mencatat evaluasi
dan mewaspadai perubahan yang didapat pada status pasien, terutama kemunduran atau
hasil yang tidak diharapkan.
 Buatlah catatan singkat tentang komunikasi bidan dengan tim kesehatan lain dan tindakan
kebidanan yang dilakukan.
 Memerhatikan fakta secara tepat dan akuran mengenai penerapan asuhan kebidanan. Data
yang relevan harus mencakup riwayat persalinan pasien, pemeriksaan fisik, diagnosis
kebidanan, rencana dan tindakan bidan, selanjutnya memerhatikan situasi asuhan
kebidanan pada pasien dengan cara mencatat secara rinci masalah kesehatan yang
kompleks. Hal ini berguna untuk menghindari kemungkinan tuntunan atau gugatan
kepada bidan karena kelalaiannya.
Beberapa definisi dasar tentang aspek legal dan etik dalam asuhan kebidanan, adalah:
a. Legal sah adalah disahkan menurut hukum
b. Kesalahan adalah kerugian individu yang dapat diberikan ganti rugi menurut hukum,
biasanya berupa sejumlah hukum.
c. Kelalaian adalah kegagalan menjalankan perawatan dengan baik/wajar
d. Malpraktik adalah kelalaian profesi atau kegagalan mematuhi standar yang harus
dijalankan oleh seseorang
e. Standar kebidanan adalah standar perilaku asuhan kebidanan yang harus dipatuhi oleh
seorang bidan professional
f. Kewajiban adalah tuntutan hukum bagi seseorang untuk mematuhi standar pelayanan
guna melindungi orang lain dari risiko gangguan yang tidak wajar
g. Pelanggaran adalah kegagalan untuk menjalankan kewajiban
h. Kelalaian kausal adalah kelalaian yang menyebabkan gangguan nyata pada seseorang
i. Liabilitas adalah keputusan hukum bahwa seseorang bertanggungjawab atas gangguan
pada orang lain dan diwajibkan untuk membayar ganti rugi
j. Ganti rugi,denda adalah sejumlah uang yang diminta melalui pengadilan oleh
klien/pasien yang disebabkan kelalaian orang lain(bidan), sesuai dengan tingkat gangguan yang
diderita pasien
DAFTAR PUSTAKA

MuslihatunWafiNur, dkk. 2009. DokumentasiKebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Wildan, Moh. danA.AzizAlimulHidayat. 2013. Dokumentasikebidanan. Jakarta:


SalembaMedika.

WidyatunDiah. 2012. KonsepDasarDokumentasiKebidanan. Semarang: Konsep Asuhan


kebidanan

Anda mungkin juga menyukai