Anda di halaman 1dari 14

Populasi Rentan : Asuhan Keperawatan Komunitas

Penyakit Mental Dan Kecacatan

Nama Kelompok :
Dinda Nur Savila ( SR19213031 )
Eem Fitriani ( SR19213087 )
Febby Oktaviani ( SR19213085 )
Nadiya Chairuddin ( SR19213032 )
Nurmaya (SR19213083 )
A. KONSEP TEORI
1. Populasi Rentan
Pengertian Kelompok Rentan tidak dirumuskan secara eksplisit dalam peraturan perundang-undangan, seperti tercantum dalam Pasal 5
ayat (3) Undang-Undang No.39 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa setiap orang yang termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak
memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya. Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan kelompok masyarakat yang rentan, antara lain, adalah orang lanjut usia, anakanak, fakir miskin, wanita hamil dan penyandang
cacat. Sedangkan menurut Human Rights Reference disebutkan, bahwa yang tergolong ke dalam Kelompok Rentan adalah:
a. Refugees (pengungsi)
b. Internally Displaced Persons (IDPs) (orang orang yang terlantar)
c. National Minoritie (kelompok minoritas)
d. Migrant Workers (pekerja migran )
e. Indigenous Peoples (orang pribumi/penduduk asli dari tempat pemukimannya)
f. Children (anak)
g. Women (wanita)
2. Peyandang Cacat/ Disabilitas
a. Pengertian Penyandang Disabilitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia1 penyandang diartikan dengan orang yang menyandang (menderita) sesuatu. Sedangkan disabilitas
merupakan kata bahasa Indonesia yang berasal dari kata serapan bahasa Inggris disability (jamak: disabilities) yang berarti cacat atau
ketidakmampuan.
Orang berkebutuhan khusus (disabilitas) adalah orang yang hidup dengan karakteristik khusus dan memiliki perbedaan dengan orang pada
umumnya. Karena karakteristik yang berbeda inilah memerlukan pelayanan khusus agar dia mendapatkan hak-haknya sebagai manusia yang
hidup di muka bumi ini.Orang berkebutuhan khusus memiliki defenisi yang sangat luas, mencakup orang-orang yang memiliki cacat fisik, atau
kemampuan IQ (Intelligence Quotient) rendah, serta orang dengan permasalahan sangat kompleks, sehingga fungsi-fungsi kognitifnya
mengalami gangguan.
b. Jenis-jenis Disabilitas
1. Disabilitas Mental. Kelainan mental ini terdiri dari:
a. Mental Tinggi
b. Mental Rendah
c. Berkesulitan Belajar Spesifik
2. Disabilitas Fisik. Kelainan ini meliputi beberapa macam, yaitu:
a. Kelaian Tubuh (Tuna Daksa)
b. Kelainan Indera Penglihatan (Tuna Netra)
c. Kelainan Pendengaran (Tunarungu)
d. Kelainan bicara ( Tunawicara)
3. Tunaganda (disabilitas ganda).Penderita cacat lebih dari satu kecacatan (yaitu cacat fisik dan mental).
C. Program
Program Disabilitas
a. Atensi (Asistensi Rehabilitasi Sosial )
b. KND (Komisi Nasional Disabilitas )
c. ASPDB (Asistensi Sosial bagi Penyandang Disabilitas Berat )
3. Gangguan Mental (Mental Disorder)
a. Definisi Gangguan Mental (Mental Disorder)
Istilah gangguan mental (mental disorder) atau gangguan jiwa merupakan istilah
resmi yang digunakan dalam PPDGJ (Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa).
b. Macam-Macam Gangguan Mental (Mental Disorder)
1. Gangguan mental organik dan simtomatik
2. Gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
3. Gangguan skizofrenia dan gangguan waham
4. Gangguan suasana perasaan (mood/afektif).
5. Gangguan neurotik, somatoform dan gangguan stress
6. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik
LANJUTAN…
7. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
8. Retardasi mental
9. Gangguan perkembangan psikologis
10. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanakkanak

c. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Gangguan Mental (MentalDisorder)


- Faktor organis
- Faktor psikis
- Faktor lingkungan
d. Pencegahan Gangguan Mental
Tujuan utama pencegahan gangguan mental adalah membimbing mental yangsakit agar menjadi sehat mental danmenjaga mental yang sehat
agar tetap sehat.
1. Pengertiannya : Dalam dunia kesehatan mental pencegahan didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan
bijaksana dari lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian. (Prayitno, 1994:205).
2. Upaya Pencegahannya : - Gambaran dan sikap baik terhadap diri-sendiri
- Keterpaduann atau integrase diri
- Perwujudan diri
- Kemampuan menerima orang lain
- Agama dan Falsafah hidup
- Pengawasan diri
e. Program
1. Program gangguan jiwa
a. Community Mental Health Nursing (CMHN)
keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah layanan keperawatan yang komprehensif, holistic,dan panipurna yang berfokus pada masyrakat
yang sehat jiwa, rentan terhadap stress (
resiko gangguan jiwa) dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan (gangguan jiwa).
b. Tujuan Community Mental Health Nursing (CMHN)
Memberikan pelayanan, konsultasi dan edukasi, atau memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip kesehatan jiwa kepada para agen
komunitas lainnya. Tujuan lainnya menurunkan angka resiko terjadinya gangguan jiwa dan meningkatkan penerimaan komunitas terhadap
praktek kesehatan jiwa melalui edukasi.
c. Program Community Mental Health Nursing (CMHN)
Marthoenis et al, 2016 program Community Mental Health Nursing (CMHN) yang diterapkan di Aceh adalah Desa Siaga Sehat
Jiwa, kegiatan yang dilakukan antara lain mendeteksi kasus gangguan mental di lingkungan mereka, mengunjungi rumah pasien ,dan
memastikan bahwa pasien minum obat. Desa Siaga Sehat Jiwa merupakan bentuk layanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas yang
mempunyai visi “Meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat, mencegah masalah kesehatan jiwa masyarakat, dan mengoptimalkan
kemampuan hidup pasien gangguan jiwa yang ada di masyarakat. Contoh visi Desa Siaga Sehat Jiwa adalah “Masyarakat Sehat Jiwa
Melalui Desa Sehat Jiwa” ( Keliat et al, 2010).
d. Tingkat Community Mental Health Nursing (CMHN)
Menurut Keliat et al, (2011) Pelayanan Community Mental Health Nursing (CMHN) terdiri dari tiga tingkatan yaitu :
1. Basic Course (BC) CMHN
2. Intermediate Course (IC) CMHN
3. Advance Course (AC) CMHN
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian Komunitas merupakan tahap pertama dalam proses komunitas. Perawat berupaya untuk mendapatkan informen atau data tentang
kondisi kesehatan komunitas dan faktor faktor yang berhubungan dengan komunitas kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini, ada empat
kegiatan yang dilakukan, yaitu pengumpulan data, pengorganisasian data, validasi data, dan pendokumentasian data. Roda pengkajian
komunitas dalam mitra komunitas terdiri dari dua bagian yaitu inti dan delapan sub yang meliputi bagian dari pengkajian 1000, sedangkan
proses 1000 terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Inti roda pengkajian adalah
individu yang membentuk suatu komunitas ( Anderson & McFarlane, 2011)
a) Data inti Komunitas (core inti)
1. Sejarah terjadinya atau perkembangan komunitas
- Lokasi
- Batas wilayah
- Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
2. Demografi meliputi karakteristik komunitas
- Usia
- Jenis kelamin
- Agama
- Status perkawinan
3. Statistik penting
-Angka kelahiran
-Angka kesakitan
-Angka kematian
-Penyakit
4. Etnis dan budaya
-Suku / ras
-Adat / kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
-Bahasa yang digunakan
b) Sub system
-Lingkungan fisik
-Pendidikan
-Ekonomi
-Keamanan dan transportasi
-Politik dan pemerintahan
-Komunikasi
-Rekreasi
-Persepsi

B. Diagnosa Keperawatan
a. Koping komunitas tidak efektif b/d ketidakadekuatan sumber daya untuk pemecah masalah
b. Defisit kesehatan komunitas b/d program tidak mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas
 
C. Intervensi Keperawatan
1. Koping komunitas tidak efektif b/d ketidakadekuatan sumber daya untuk pemecah masalah
Tujuan : Status koping komunitas membaik
Kriteria hasil :
- Keberdayaan komunitas meningkat
- Pemecah masalah komunitas meningkat
- Sumber daya komunitas meningkat
- Partisipasi masyarakat meningkat
- Insiden masalah kesehatan dalam komunitas menurun

Edukasi Kesehatan
Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi faktor faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Teraupetik :
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan stategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
2 . Defisit kesehatan komunitas b/d program tidak mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas
Tujuan : Status kesehatan komunitas meningkat
Kriteria hasil :
• Ketersediaan program promosi kesehatan meningkat
• Partisipasi dalam program komunitas meningkat
• Pemantauan terhadap standar kesehatan komunitas meningkat
• Angka gangguan kesehatan mental menurun

Perkembangan kesehatan masyarakat


Observasi :
• Identifikasi masalah atau isu kesehatan dan prioritasnya
• Identifikasi potensi atau asset dalam masyarakat terkait isu yang dihadapi
• Identifikasi kekuatan dan partner dalam pengembangan kesehatan
Teraupetik :
• Berikan kesempatan kepada setiap anggota masyarakat untuk berpartisipasi sesuai asset yang dimiliki
• Libatkan anggotaa masyarakat untuk meningkatkan kesehatan terhadap isu dan masalah kesehatan yang dihadapi
• Libatkan anggota masyarakat dalam mengembangkan jaringan kesehatan
• Pertahankan komunikasi terbuka dengan anggota masyarakat dan pihak pihak yang terlibat
• Kembangkan strategi dalam mengembangkan manjemen konflik
 
D. Implementasi Keperawatan
1. Koping komunitas tidak efektif b/d ketidakadekuatan sumber daya untuk pemecah masalah
- Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Mengidentifikasi faktor faktor yang dapat emningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
- Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Memberikan kesempatan untuk bertanya
- Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Mengajarkan startegi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
2. Defisit kesehatan komunitas b/d program tidak mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas
- Mengidentifikasi masalah atau isu kesehatan dan prioritasnya
- Mengidentifikasi potensi atau asset dalam masyarakat terkait isu yang dihadapi
- Mengidentifikasi kekuatan dan partner dalam pengembangan kesehatan
- Memberikan kesempatan kepada setiap anggota masyarakat untuk berpartisipasi sesuai asset yang dimiliki
- Melibatkan anggota masyarakat untuk meningkatkan kesehatan terhadap isu dan masalah kesehatan yang dihadapi
- Melibatkan anggota masyarakat dalam mengembangkan komunikasi terbuka
- Mempertahankan komunikasi terbuka dengan anggota masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat
- Mengembangkan strategi dalam mengembangkan manajemen konflik
KESIMPULAN

Populasi rentan atau populasi beresiko adalah kondisi yang mempengaruhi kondisi seseorang atau populasi
untuk menjadi sakit atau sehat (Kaakinen, Hanson, Birenbaum dalam Stanhope & Lancaster, 2004). Pandera
mengkategorikan faktor resiko kesehatan antara lain genetik, usia, karakteristik biologi, kesehatan individu, gaya hidup
dan lingkungan. Jika seseorang dikatakan rawan apabila mereka berhadapan dengan penyakit, bahaya, atau outcome
negatif. Faktor pencetusnya berupa genetik, biologi atau psikososial.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai