PEMBAHASAN
Tinjauan kasus pada bab ini mengambil kasus pada Ny. S 29 tahun
G1P0A0, suku bangsa Jawa , Agama Islam, Pendidikan S1, Pekerjaan Karyawan
Swasta, bertempat tinggal di Jl. Unta V no.11 Rt 04/011 Pd. Ranji, Kec. Ciputat
sejak usia kehamilan 35 minggu 1 hari sampai dengan 6 minggu post partum.
Penulis membuat pembahasan yang berhubungan antara teori dengan kasus yang
hari +7, bulan +9 (Januari s/d Maret). Hal ini sesuai teori Rukiyah 2017
320
321
minggu) dan 4 kali pada trimester III (28-40 minggu). Hal ini sesuai
pada trimester I, satu kali pada trimester II dan empat kali pada trimester
III. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. (BAB II : Hal
72)
keadaan normal, hal ini terlihat dari penambahan berat badan sebanyak
10 kg atau dari berat badan sebelum hamil 64 kg menjadi 74 kg. Hal ini
berat badan wanita hamil akan mengalami kenaikan sekitar 6,5-16,5 kg.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. (BAB II : Hal 53)
12 minggu, tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-
menipis dan gerakan janin menjadi lebih kuat. Tidak ada kesenjangan
11,3 gr/dl. Hal ini sesuai dengan teori Prawiroharjo (2016), yang
Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT) yang dapat
aktif terhadap tetanus Long Life Card (LLC). Tidak ada kesenjangan
hasil TFU Ny. S dengan usia kehamilan 35 minggu 1 hari adalah 29 cm,
Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2014), yang menyatakan bahwa
tidak melenting (bokong), Leopold II: Kanan: teraba bagian janin keras
Leopold IV: Konvergen. Hal ini sesuai dengan teori Yulita (2017),
menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terletak di fundus
samping, Leopold III untuk menetapkan bagian apa yang terdapat di atas
yang masuk ke pintu atas panggul. Tidak ada kesenjangan antara teori
yaitu 2.480 gram. Hal ini sesuai dengan teori Yulita (2017), yang
(11,12,13) x 155 gram. Ket: 13 bila kepala belum masuk PAP, 12 bila
janin yang dihitung dalam waktu 1 menit penuh didapat DJJ 136 x/menit
dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan teori Yulita (2017), yang
menyatakan DJJ frekuensi normal 120-160 kali per menit. DJJ <120 kali
per menit atau >160 kali per menit mengidikasikan adanya gawat janin.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. (BAB II : Hal 90-
91)
yodium dan pemberian terapi malaria. Hal ini tidak sesuai dengan teori
standar minimal termasuk “14T” yaitu timbang BB, ukur tekanan darah,
Ukur TFU, ukur LILA, pemberian zat besi minimal 90 tablet selama
seksual, Temu wicara, tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
325
anti malaria karena bukan merupakan daerah endemis malaria, dan tidak
dilakukan senam hamil karena ibu bekerja dan jarak dari rumah ke klinik
keadaan normal, hal ini terlihat dari penambahan berat badan sebanyak
0,75 perminggu yaitu dari berat 74 kg menjadi 75,5 kg. Hal ini sesuai
berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester
Hal 53)
bukan KEK. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. (BAB
II : Hal 76-77)
hasil TFU Ny. S dengan usia kehamilan 36 minggu 6 hari adalah 30 cm.
Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2014), yang menyatakan bahwa
tidak melenting (bokong), Leopold II: Kanan: teraba bagian janin keras
Leopold IV: Konvergen. Hal ini sesuai dengan teori Yulita (2017),
menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terletak di fundus
samping, Leopold III untuk menetapkan bagian apa yang terdapat di atas
yang masuk ke pintu atas panggul. Tidak ada kesenjangan antara teori
dengan tinggi fundus uteri pada usia kehamilan 36 minggu 6 hari 30cm
327
yaitu 2.635 gram. Hal ini sesuai dengan teori Yulita (2017), yang
(11,12,13) x 155 gram. Ket: 13 bila kepala belum masuk PAP, 12 bila
janin yang dihitung dalam waktu 1 menit penuh didapat DJJ 138 x/menit
dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan teori Yulita (2017), yang
menyatakan DJJ frekuensi normal 120-160 kali per menit. DJJ <120 kali
per menit atau >160 kali per menit mengidikasikan adanya gawat janin
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. (BAB II : Hal 90-
91)
keadaan normal, hal ini terlihat dari penambahan berat badan sebanyak
0,5 perminggu yaitu dari berat 75,5 kg menjadi 76,5 kg. Hal ini sesuai
berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester
hasil TFU Ny. S dengan usia kehamilan 38 minggu 6 hari adalah 31 cm,
Hal ini tidak sesuai dengan teori Manuaba (2016), yang menyatakan
tidak melenting (bokong), Leopold II: Kanan: teraba bagian janin keras
Leopold IV: Konvergen. Hal ini sesuai dengan teori Yulita (2017),
menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terletak di fundus
329
samping, Leopold III untuk menetapkan bagian apa yang terdapat di atas
yang masuk ke pintu atas panggul. Tidak ada kesenjangan antara teori
dengan tinggi fundus uteri pada usia kehamilan 38 minggu 6 hari TFU 31
yaitu 2.790 gram. Hal ini sesuai dengan teori Yulita (2017), yang
(11,12,13) x 155 gram. Ket: 13 bila kepala belum masuk PAP, 12 bila
janin yang dihitung dalam waktu 1 menit penuh didapat DJJ 140 x/menit
dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2016), yang
160 x/menit. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. (BAB
II HAL 90-91)
keadaan normal, hal ini terlihat dari penambahan berat badan sebanyak
1,5 kg per minggu yaitu dari 76,5 kg menjadi 78 kg. Hal ini tidak sesuai
330
berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester
hamil disebabkan oleh janin, uri, air ketuban, uterus, payudara, kenaikan
volume darah, lemak, protein dan retensi urine. Hal ini sesuai dengan
hasil TFU Ny. S dengan usia kehamilan 39 minggu 4 hari adalah 33 cm.
Hal ini sesuai dengan teori Rukiyah (2017), yang menyatakan bahwa
tidak melenting (bokong), Leopold II: Kanan: teraba bagian janin keras
331
Leopold IV: Divergen. Hal ini sesuai dengan teori Yulita (2017), yang
menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terletak di fundus
samping, Leopold III untuk menetapkan bagian apa yang terdapat di atas
yang masuk ke pintu atas panggul. Tidak ada kesenjangan antara teori
yaitu 3.455 gram. Hal ini sesuai dengan teori Yulita (2017), yang
Tausak sebagai berikut: TBJ: (TFU – 11) x 155, namun jika kepala
janin telah masuk pintu atas panggul rumusnya menjadi,TBJ: (TFU- 11)
Hal 90)
janin yang dihitung dalam waktu 1 menit penuh didapat DJJ 142 x/menit
dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan teori Yulita (2017), yang
menyatakan DJJ frekuensi normal 120-160 kali per menit. DJJ <120 kali
per menit atau >160 kali per menit mengidikasikan adanya gawat janin
332
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. (BAB II : Hal 90-
91)
333
2021. Hal ini sesuai dengan teori Rukiyah (2017), mengenai perhitungan
Usia kehamilan pada saat inpartu yaitu 40 minggu cukup bulan atau
aterm. Hal ini sesuai dengan teori menurut Prawirohardjo (2016), yaitu
persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
00.30 WIB
yang sering dan sudah keluar lendir bercampur darah. Hal tersebut
dimulai dengan kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan
agak bulat, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold II: Kanan: teraba
melenting (kepala), Leopold IV: Divergen. Hal ini sesuai dengan teori
Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang
bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul. Tidak ada
janin yang dihitung dalam waktu 1 menit penuh didapat DJJ 148
x/menit masih dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan teori
per menit. DJJ <120 kali per menit atau >160 kali per menit
vagina tidak ada massa, portio tipis lunak, dan pembukaan 5 cm (kala I
fase aktif), ketuban (+) positive, presentasi kepala, penurunan hodge III,
posisi ubun-ubun kecil kanan depan. Hal ini sesuai dengan teori
335
107-108)
Hal 108)
Pada kala I fase aktif (5 cm) sampai pembukaan lengkap (10 cm)
ada kesenjangan antara teori dan praktik. Kemungkinan dari his ibu
membuka, dan tekanan pada anus. Hal ini sesuai dengan teori
JNPK-KR (2017), yaitu gejala dan tanda kala II, telah terjadi
tangan yang lain yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan
belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat
tali pusat dan menunggu putaran paksi luar. tidak ada lilitan tali
pusat dan putaran paksi luar telah terjadi. Melahirkan bahu secara
149).
kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin laki-
laki. Kemudian setelah bayi lahir diletakkan diatas perut ibu dan
(2017), yaitu segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, letakkan
bayi ibu dengan kulit bayi langsung bersentuhan dengan kulit ibu.
151)
kala tiga terdiri dari tiga langkah utama yaitu pemberian suntikan
124-125)
lahir. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2016), bahwa kala
III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berdiameter 15-20 cm, dan dengan ketebalan 1,5-3 cm. Tidak ada
tali pusat pada plasenta normal yaitu ±48 cm. Hal ini sesuai
persalinan dengan larutan klorin 0,5%. Hal ini sesuai dengan teori
tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan darah yang
selama satu jam kedua kala IV. Tidak ada kesenjangan antara
4.3 Neonatal
Pada By. Ny. S lahir pada tanggal 12-12-2020 pukul 06.25 WIB
dengan jenis kelamin Laki-Laki, berat badan 2900 gram, panjang 46 cm,
secara keseluruhan didapatkan hasil positif. Hal ini sesuai dengan teori
(Rohan, 2013), yang mengatakan bahwa Bayi Baru Lahir adalah bayi
yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat badan lahir adalah
2500-4000 gram, PB 48-52 cm, lingkar kepala 33-35, lingkar dada 30-38
cm. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. (BAB II : Hal
159)
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. (BAB II : Hal 159)
By. Ny. S dilakukan kontak kulit kepada ibunya dan IMD segera
setelah lahir selama 1 jam. Hal ini sesuai dengan teori Sondakh (2017),
ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam dan menunda
tetes mata, pemberian Vitamin K1, menimbang dan lain-lain. Tidak ada
bayi. Hal ini sesuai dengan teori Sondakh (2017), yang menerangkan
anterolateral paha kiri. suntik Tidak ada kesenjangan antara teori dan
Hal ini sesuai dengan teori Sondakh (2017), yang menerangkan bahwa
baik itu air putih. Hal ini sesuai dengan teori Prawirohardjo (2016),
yang menyatakan bahwa ASI eksklusif diberikan pada usia 0-6 bulan
tanpa memberikan makanan apapun baik itu air putih. Tidak ada
gabung) agar terjadi kontak dini dengan ibu. Hal ini sesuai dengan teori
setelah ibu dibersihkan, segera lakukan kontak dini agar bayi mulai
mendapat ASI. Dengan kontak dini dan laktasi bertujuan untuk melatih
> 60x/menit, tarikan dinding bawah yang dalam, merintih, demam, bayi
kuning, atau biru. Hal ini sesuai dengan teori Prawirohardjo (2016),
yang menyatakan bahwa tanda bahaya bayi baru lahir yaitu pernafasan
sulit atau lebih dari 60 x/menit, terlihat retraksi pada waktu bernafas,
kehangatan terlalu panas (> 38 ºC atau terlalu dingin < 36 ºC), warna
kulit kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar,
bau busuk, pernafasan sulit, mengigil atau tangis tidak biasa, sangat
suhu 36,8oC. Hal ini sesuai dengan teori Sondakh (2017), yang
normal 40-60 x/menit, dan suhu normal bayi 36,5C-37,5C. Tidak ada
bayi rewel tidak mau menyusu, bayi kebiruan, bayi mengalami kejang,
tali pusat berbau, suhu tubuh ˃ 37,5 c. ibu sudah mengetahui tanda
bahaya bayi. Hal ini sesuai dengan teori Prawiroharjo (2016), yang
menyatakan bahwa tanda bahaya bayi baru lahir tidak normal yaitu
pernafasan sulit atau lebih dari 60 x/menit, terlihat retraksi pada waktu
bernafas, kehangatan terlalu panas (> 38 ºC atau terlalu dingin < 36 ºC),
warna kulit kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat,
346
bau busuk, pernafasan sulit, mengigil atau tangis tidak biasa, sangat
suhu 36,7oC. Hal ini sesuai dengan teori Sondakh (2017), yang
normal 40-60 x/menit, dan suhu normal bayi 36,5C-37,5C. Tidak ada
keadaan sehat, tidak ada kelainan, hasil pemeriksaan normal, dan tali
pusat sudah puput dan kering pada usia 5 hari. Hal ini sesuai dengan
dan lepas setelah 5-6 hari. Tidak ada kesenjangan antara teori dan
keempat pada 6 minggu postpartum. Hal ini sesuai dengan teori menurut
Feby Sukma, dkk (2017), yaitu program kunjungan nifas adalah 6-8 jam
x/menit. TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, Lochea Rubra
(Merah). Asuhan yang diberikan pada Ny. S yaitu memberitahu ibu tanda
bahaya nifas dan mengingatkan ibu untuk memasase fundus uteri dan
sesuai dengan teori Feby Sukma, dkk (2017), yaitu tujuan asuhan 6-8
rujuk apabila perdarahan berlanjut, dan pemberian ASI awal. Tidak ada
jari bawah pusat. Hal ini sesuai dengan teori Yefi Marliandiana dkk
348
fundus uteri 2 jari bawah pusat. Tidak ada kesenjangan antara teori
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. (BAB II : Hal 202).
pandangan kabur, payudara bengkak dan merah. Hal ini sesuai dengan
nifas yaitu perdarahan vagina, sakit kepala, nyeri ulu hati atau masalah
payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. (BAB II : Hal 217-
218)
Hal 216)
349
mengganti pembalut dan cebok yang bersih dari arah depan ke belakang
dengan air yang bersih. Hal ini sesuai dengan teori Kemenkes (2018),
Setelah buang air kecil atau besar dengan sabun dan air. Mengganti
pembalut dua kali sehari Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
Asuhan yang diberikan pada Ny. S yaitu mengingatkan kembali ibu tanda
bergizi. Asuhan yang diberikan sesuai dengan teori Feby Sukma dkk
(2017), bahwa asuhan yang diberikan pada 7 hari setelah persalinan yaitu
makanan cukup, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
hasil pemeriksaan TFU tidak teraba. Hal ini sesuai dengan teori Yefi
lembek, perdarahan terus menerus, sakit kepala hebat, nyeri ulu hati,
mual-muntah dan nafsu makan berkurang. Hal ini sesuai dengan teori
yaitu perdarahan vagina, sakit kepala, nyeri ulu hati atau masalah
payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik. (BAB II : Hal 217-
218)
351
Hal ini sesuai dengan teori Sarwono (2016), yang menyatakan istirahat
pada ibu selama masa nifas beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan
pembalut dan celana dalam. Ibu sudah menerti personal hygine. Hal ini
genital dengan sabun dan air bersih, mengganti pembalut setiap 6 jam
kontraksi uterus : baik, lochea : serosa. Asuhan yang diberikan pada Ny.
yang bergizi. Hal ini sesuai teori Feby Sukma dkk (2017), yang
simfisis. Hal ini sesuai dengan teori Yefi Marliandiana dkk (2017),
yaitu kunjungan 2 minggu TFU tidak teraba diatas simfisis. Tidak ada
lembek, perdarahan terus menerus, sakit kepala hebat, nyeri ulu hati,
mual-muntah dan nafsu makan berkurang. Hal ini sesuai dengan teori
yaitu perdarahan vagina, sakit kepala, nyeri ulu hati atau masalah
payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit.
217-218)
istirahat pada ibu selama masa nifas beristirahat cukup untuk mencegah
dengan sering mengganti pembalut dan cebok yang bersih dari arah
depan ke belakang dengan air yang bersih. Hal ini sesuai dengan teori
kontraksi uterus : baik, lochea : Alba. Asuhan yang diberikan pada Ny.
makanan yang bergizi. Hal ini sesuai dengan teori Feby Sukma dkk
simfisis. Hal ini sesuai dengan teori Yefi Marliandiana dkk (2017),
yaitu kunjungan 40 hari TFU tidak teraba diatas simfisis. Tidak ada
lembek, perdarahan terus menerus, sakit kepala hebat, nyeri ulu hati,
nifas yaitu perdarahan vagina, sakit kepala, nyeri ulu hati atau masalah
payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit.
217-218)
dari arah depan ke belakang dengan air yang bersih. Hal ini sesuai
dan air bersih, mengganti pembalut setiap 6 jam minimal 2 kali sehari,