DI PUSKESMAS SUKOHARJO
Disusun Oleh :
Rulita Ayu Rachmawati
P27224017153
JURUSAN KEBIDANAN
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
DI PUSKESMAS SUKOHARJO
Disusun Oleh :
Rulita Ayu Rachmawati P27224017153
Pembimbing Lapangan
Sunarti, SST
TINJAUAN PUSTAKA
g. Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi Depo Provera menurut Irianto (2014)
dan Saifuddin (2011), yaitu :
1) Sangat efektif (99,6%).
2) Resiko kesehatan kecil.
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4) Pemeriksaan dalam tidak dibutuhkan pada pemakaian awal.
5) Dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis.
6) Suntikan Noristeral dan Depo Provera tidak mengandung
estrogen sehingga tidak mempengaruhi secara serius
penderita penyakit jantung dari reaksi penggumpalan darah
yang kadang kala dihubungkan dengan kontrasepsi pil yang
mengandung estrogen.
7) Peserta tidak perlu menyimpan obat suntik.
8) Tidak ada ketergantungan peserta kecuali kembali suntik
setiap 1,2 atau 3 bulan.
9) Tidak mempengaruhi pemberian ASI.
10) Reaksi suntikan sangat cepat (< 24 jam).
11) Dapat digunakan oleh wanita tua diatas 35 tahun.
12) Tidak perlu diingat kecuali kembali untuk suntikan berikut.
13) Mencegah kehamilan ektopik.
14) Jangka panjang.
15) Sangat efektif walaupun peserta terlambat 1 minggu dan
jadwal yang ditentukan.
16) Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi
belum bersedia untuk mengikuti sterilisasi (tubektomi).
h. Kerugian
Kerugian kontrasepsi Depo Provera menurut Anggraini dan
Martini (2012), yaitu:
1) Sering ditemukan gangguan haid sebagai efek samping dari
kontrasepsi Depo Provera, seperti :
a) Siklus haid yang memendek atau memanjang.
b) Perdarahan yang banyak atau sedikit.
c) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
(spotting).
d) Tidak haid sama sekali.
2) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan (harus kembali untuk suntikan).
3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikut.
4) Permasalah berat badan.
5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi
menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
6) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
7) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang.
8) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan
kepadatan tulang.
9) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan
emosi, sakit kepala, nervositas, jerawat.
i. Cara Pemberian Kontrasepsi Suntik DMPA
Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan dengan cara disuntik
intramuskular di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu
dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak
bekerja dan efektif.
Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang
dibasahi etil isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum
disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik (Saifuddin, 2011).
7) Pusing atau sakit kepala pada salah satu sisi atau seluruh
bagian kepala disertai rasa mual yang amat sangat.
Efek samping tersebut mungkin ada tetapi jarang terjadi dan
biasanya bersifat sementara. Pusing dan sakit kepala disebabkan
karena reaksi tubuh terhadap progesteron sehingga hormon
estrogen fluktuatif (mengalami penekanan) dan progesteron dapat
mengikat air sehingga sel – sel di dalam tubuh mengalami
perubahan sehingga terjadi penekanan pada syaraf otak.
5. Riwayat Kesehatan
Apakah klien pernah menderita penyakit yang merupakan
kontra indikasi pelayanan yaitu memungkinkan hamil, penyakit
kuning, hati, kelainan irombo embolik, perdarahan pervaginam
tanpa diketahui sebabnya ada benjolan pada payudara atau mungkin
keganaan payudara.
Penyakit darah tinggi. Penyakit pembuluh darah yang
menyebabkan langsing. Sakit kepala atau migren atau epilepsy tuber
colossi dan depresi
a. Riwayat penyakit sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita saat ini. (Ambarwati & Wulandari, 2008)
b. Penyakit sistemik, menurun, menular yang pernah/ sedang
diderita:
(jantung, asma, TBC, ginjal, DM, malaria, HIV/AIDS)
c. Penyakit yang pernah / sedang diderita :
d. Riwayat penyakit ginekologi :
Misal : kanker rahim, kista, mioma uteri, polip uteri.
6. Data Kebutuhan Dasar
Apakah klien sudah memenuhi kebutuhan dasarnya. Yang dapat
mendukung penggunaan kontrasepsi yang tepat untuk klien.
a. Nutrisi (makan, minum) :
Mengkaji pola makanan ibu meliputi frekuensi, komposisi,
jumlah, serta jenis dan jumlah minuman. Hal ini untuk
mengetahui apakah gizi ibu baik atau buruk, pola makan ibu
teratur atau tidak (Hidayat,2008). Pemenuhan nutrisi haruslah
seimbang mulai dari karbohidrat, protein, serat, vitamin, unsur
mineral.
b. Eliminasi (BAK, BAB) :
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air
besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta
kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah
(Ambarwati & Wulandari, 2008)
c. Pola tidur/ istirahat :
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur, kebiasaan tidur siang. rata-
rata 6-8 jam/hari (Ambarwati & Wulandari, 2008).
d. Aktivitas :
Untuk memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas
yang biasanya dilakukan dirumah. Aktivitas terlalu berat akan
menimbulkan gangguan penggunaan KB.
e. Pola seksual :
Untuk mengetahui apakah masih melakukan hubungan seksual
untuk mendukung kontrasepsi yang tepat.
f. Personal Hygiene :
Hal yang perlu digali karena akan mempengaruhi kesehatan
klien. Jika klien mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam
perawatan kebersihan dirinya maka perlu diberikan bimbingan
cara perawatan diri sedini mungkin. (Ari Sulistyawati : 2009).
7. Data Psikososial
a. Dukungan suami/ keluarga :
Adakah dukungan dari keluarga atau suami untuk mendukung
penggunaan kontrasepsi.
b. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi :
Untuk mengetahui seberapa pemahaman klien tentang alat
kontrasepsi sehingga bidan lebih mudah memberikan KIE yang
dibutuhkan klien.
c. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang dipakai sekarang:
Apabila klien sudah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya,
maka dapat diketahui pemahaman kontrasepsi yang sedang
digunakan.
II. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum :
Untuk mengetahui keadaan keseluruhan ibu. Baik apabila
ibu memperlihatkan respon baik terhadap lingkungan dan orang
lain, serta fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam
berjalan. Lemah apabila ibu tidak memberikan respon baik
terhadap lingkungan dan orang lain, serta ibu tidak dapat berjalan
sendiri (Ari Sulistyawati : 2009).
2. Kesadaran :
Untuk mendapat gambaran tentang kesadaran ibu. Mulai dari
composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan coma
(Ari Sulistyawati : 2009).
atau tidak. Normalnya tidak ada benjolan atau nyeri. Ada cacat
(Wiknjsastro, 2006).
VI. PERENCANAAN
Tahap proses perencanaan asuhan secara menyeluruh terhadap masalah
dan diagnosis yang ada. Dalam proses perencanaan asuhan secara
menyeluruh juga dilakukan identifikasi beberapa data yang tidak lengkap
agar pelaksanaan secara menyeluruh dapat berhasil (Varney, 2007).
Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan akseptor KB MOW.
Menurut Saifuddin (2010), persiapan pra-operatif MOW, yaitu:
1. Jelaskan secara lengkap mengenai tindakan MOW termasuk
mekanisme.
mungkin terjadi.
orang dewasa.
antiseptic.
VII. PELAKSANAAN
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya,
baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang ditegakkan.
Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (Varney, 2007).
Menurut Saifuddin (2010) pelaksanaan post operasi meliputi:
1. Setelah tindakan pembedahan klien dirawat di ruang pulih selama
kurang lebih 4 – 6 jam.
2. Bila dilakukan anestesi lokal, pemindahan klien dari meja operasi
ke kereta dorong dan dari kereta dorong ke tempat tidur di ruang pulih
dilakukan oleh 2 orang perawat dengan mendekatkan kareta dorong
ke meja operasi atau tempat tidur. Akseptor diminta untuk
menggeserkan badannya, bila klien memperoleh anestesi umum
pemindahan pasien dilakukan oleh 3 – 4 orang.
3. Selama diruang pulih klien diamati dan dinilai:
a. Observai Nadi, tekanan darah, Suhu dan pernafasan tiap 15
menit pertam, tiap 30 menit pada 1 jam kedua dan selanjutnya
tidap jam hingga pasien pulang.
b. Observasi rasa nyeri yang timbul yang mungkin
memerlukan pengobatan analgetik.
c. Observasi perdarahan dari luka dan kemaluannya.
4. Setelah dua jam tindakan dengan anestesi lokal klien diizinkan minum
dan makan, karena rasa mengantuk telah hilang.
5. Setelah dua jam tindakan dengan anestesi lokal klien diizinkan duduk
dan latihan berjalan dengan ditemani keluarganya apabila pasien tidak
pusing
VIII. EVALUASI
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni
dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang
dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan ecara
terus menerus untuk mengingkatkan pelayanan secaa komprehensif dan
selalu berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuahn klien (Varney, 2007)
BAB III
TINJAUAN KASUS
DI PUSKESMAS SUKOHARJO
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
1. Identitas
3. Status Perkawinan
a. Kawin/tidak kawin : kawin
b. Usia kawin : 25 tahun
c. Lama perkawinan : 25 tahun
d. Perkawinan : I (Pertama)
4. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche usia 12 tahun, siklus menstruasi teratur, lamanya 7 hari,
warna darah merah, ganti pembalut 2 kali/hari, tidak mengalami
dismenore.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Persalinan Nifas
Hamil
Tgl Lahir UK Jenis Penolong Komplikasi J BBL Laktasi Komplikasi
ke-
K
1 03-03-1996 39 spontan bidan Tidak ada P 3000 ASI Tidak ada
mg gram Eksklusif
2 15-08-2000 38 spontan bidan Tidak ada P 3200 ASI Tidak ada
mg gram Eksklusif
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Berat badan : 65 kg
d. Tinggi badan : 160 cm
e. Tanda-tanda vital
1) Suhu badan : 36,8 0C
2) Tekanan darah : 115/70 mmHg
3) Nadi : 82x/menit
4) Pernafasan : 22x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : bersih, tidak mudah rontok
2) Muka : terdapat sedikit flek-flek pada wajah
3) Mata : sklera putih, konjungtiva merah
4) Hidung : bersih, tidak ada sekret
5) Telinga : bersih, tidak ada serumen
6) Mulut : bibir tidak pecah-pecah, tidak ada sariawan, gigi
tidak berlubang
b. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran klenjar getah bening dan vena
jugularis eksterna
c. Mammae : tidak ada benjolan pada payudara
d. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi
e. Ekstremitas : kuku bersih, tidak ada oedem pada kaki dan tangan
3. Pemeriksaan Ginekologis
Tidak dilakukan
V. PERENCANAAN
Tanggal, Jam: 18 Februari 2021, 09.15 WIB.
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Beritahu ibu akan disuntik KB 3 bulan pada bokong kiri ibu dan lakukan
penyuntikan
3. Beri KIE pada ibu tentang KB 3 bulan
4. Beritahu ibu kapan waktu untuk kembali melakukan penyuntikan lagi
VI. PELAKSANAAN
Tanggal, Jam : 18 Februari 2021,09.20 WIB.
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu akan disuntik KB 3 bulan pada bokong kiri ibu dan
melakukan penyuntikan
3. Memberi KIE pada ibu tentang KB 3 bulan
4. Memberitahu ibu kapan waktu untuk kembali melakukan penyuntikan lagi
VII.EVALUASI
Tanggal, Jam : 18 Februari 2021, 09.25 WIB.
1. Ibu telah mengetahui tentang hasil pemeriksaannya
2. Ibu telah mendapat suntikan KB 3 bulan
3. Ibu telah paham tentang KB 3 bulan dan paham jika KB 3 bulan , ibu tidak
mengalami menstruasi
4. Ibu mengetahui kapan harus melakukan penyuntikan lagi