Dengan hormat,
Sehubungan dengan diadakannya kegiatan Latihan Rutin UKM KSR-PMI Unit Polkesma Tahun
2023/2024, maka dengan ini kami mengajukan surat pengajuan honorium untuk kegiatan Diklat UKM
KSR-PMI Unit Polkesma Tahun 2024. Adapun kegiatan tersebut diselenggarakan pada :
Hari/ tanggal : Sabtu, 03 Februari 2024
Minggu, 04 Februari 2024
Sabtu, 10 Februari 2024
Minggu, 11 Februari 2024
Sabtu, 17 Februari 2024
Minggu, 18 Februari 2024
Waktu : 07.00-17.00
Kegiatan : Diklat UKM KSR-PMI Unit Poltekkes Kemenkes Malang
Bersama ini kami lampirkan rundown acara tersebut. Demikian surat permohonan ini, atas
perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.
N
HARI, TANGGAL WAKTU MATERI Pengisi PJ
O
Sabtu, 3 Februari
1 07.00 - 07.30 Registrasi Kesekretariatan Aufa
2024
Pengantar
07.30 - 08.00 Pelatihan & Sie acara April
Safety Induction
Pembukaan &
08.00 - 08.45 MC Anida
Pretest
Materi Gerakan
08.45 - 10.15 Kak Eka Desy
PM dan BSM
10.15 - 10.30 Coffee Break Sie Acara April
Materi Code of
Conduct &
10.30 - 11.15 Kak Senda Aufa
Materi Safer
Access
Materi
11.15 - 12.00 Manajemen Kak Senda Nabilla
Relawan
12.00 - 13.00 Ishoma Sie Acara Anida
Materi Pengantar
13.00 - 14.30 Manajemen Bagus annida
Bencana
Coffee Break dan
14.30 - 15.00 Sie Acara desy
Shalat Ashar
Materi
15.00 - 16.30 Manajemen Kak Rama Nabilla
Posko
16.30 - 17.00 Evaluasi Harian Seluruh Panitia April
Minggu, 4
2 07.00 - 07.30 Registrasi Kesekretariatan anida
Februari 2023
07.30 - 08.00 Review MC April
MC +
08.00 - 08.45 Daily test Aufa
Kesekretariatan
Materi
08.45 - 10.15 Kak Faruq desy
Assessment
10.15 - 10.30 Coffee Break Sie Acara April
10.30 - 12.00 Materi Lilla Aufa
Pertolongan
Pertama
12.00 - 13.00 Ishoma Sie Acara nabilla
Materi CPR dan
13.00 - 14.30 Kak Naufal Anida
AED
Coffee Break &
14.30 - 15.00 Ishoma Sholat Sie Acara Desy
Ashar
Materi
15.00 - 16.30 Kedaruratan Kak Naufal Nabila
Trauma
16.30 - 17.00 Evaluasi Harian Sie Acara Aufa
Sabtu, 10
3 07.00 - 07.30 Registrasi Kesekretariatan Aufa
Februari 2023
07.30 - 08.00 Review MC April
MC +
08.00 - 08.45 Daily test Anida
Kesekretariatan
Materi Donor
08.45 - 10.15 Kak Sri Desy
Darah
10.15 - 10.30 Coffee Break Sie Acara April
10.30 - 12.00 Materi Shelter Kak Fikri Aufa
12.00 - 13.00 Ishoma Sie Acara April
Materi
13.00 - 14.30 Kak Sofie Anida
Kepemimpinan
14.30 - 14.45 Coffee Break Sie Acara Desy
14.45 - 16.15 Materi PSP & RFL Kak tasya Nabila
16.15 - 16.45 Evaluasi Harian Sie Acara Desy
Minggu, 11
4 07.00 - 07.30 Registrasi Kesekretariatan Aufa
Februari 2023
07.30 - 08.00 Review MC April
MC +
08.00 - 08.45 Daily test Anida
Kesekretariatan
Materi
08.45 - 10.15 Perawatan kak Febrina Nabilla
Keluarga
10.15 - 10.30 Coffee Break Sie Acara April
10.30 - 12.00 Materi Evakuasi Kak Joko Aufa
12.00 - 13.00 Ishoma Sie Acara desy
Materi KBBM &
13.00 - 14.30 Teknik Kak Nurul Anida
Penyuluhan
Coffee Break &
14.30 - 14.45 Ishoma Sholat Sie Acara aufa
Ashar
Materi Dapur
14.45 - 16.15 Kak Alfina Nabila
Umum
16.15 - 16.45 Evaluasi Harian Sie Acara Anida
Sabtu, 17
5 07.00 - 07.30 Registrasi Kesekretariatan Aufa
Februari 2023
07.30 - 08.00 Review MC April
MC +
08.00 - 08.45 Daily test Anida
Kesekretariatan
Materi
08.45 - 10.15 Kak Fai Desy
Pembinaan PMR
10.15 - 10.30 Coffee Break Sie Acara april
10.30 - 11.30 Materi Triage Kak Rama Aufa
11.30- 12.30 Ishoma Sie Acara April
12.30 - 14.30 Materi Watsan Kak Derryl Anida
Coffee Break &
14.30 - 14.45 Ishoma Sholat Sie Acara Desy
Ashar
Daily Test & Post
14.45 - 15.15 Kesekretariatan Aufa
Test
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
3. Manajemen Relawan
Manajemen Relawan :
Proses yang terintegrasi dan berkesinambungan agar relawan PMI berkompetensi dan bersinergi
mencapai visi dan misi PMI serta mampu beradaptasi terhadap tantangan dan transformasi global
dan digital.
Tujuan :
Mengelola relawan agar kinerjanya terarah, efektif dan effisien
Menjaga relawan tetap dalam koridor kepalangmerahan
Memastikan perekrutan, pelatihan, dan penugasan sesuai dengan kebutuhan pmi
Memastikan perlindungan relawan dengan baik selama bertugas
Memastikan relawan mendapatkan hak
Memastikan relawan menjalankan kewajiban.
Siklus Manajemen Relawan :
Monitoring, evaluasi dan perencanaan, assesment, perencanaan, perekrutan, orientasi dan pelatihan,
penugasan, pengembangan kapasitas.
Hak Relawan PMI :
Mendapat Kartu Tanda Anggota;
Menggunakan atribut sesuai dengan ketentuan;
Memperoleh/mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan guna
mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan;
Mendapatkan pembinaan dan pengembangan keterampilan;
Mendapatkan kesejahteran selama penugasan;
Menyampaikan pendapat dalam forum-forum pertemuan Relawan;
Memiliki hak bicara dan hak suara dalam musyawarah di semua tingkatan melalui perwakilan dari
forum pertemuan relawan;
Dapat dipilih sebagai Pengurus;
Memberikan usul, saran dan pendapat untuk memperkuat manajemen pengembangan organisasi
dan pelayanan Kepalangmerahan;
Memperoleh tanda penghargaan, tanda kehormatan dari PMI, dari pemerintah maupun dari
lembaga Nasional dan Internasional sesuai dengan ketentuan;
Menggunakan fasilitas PMI sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Mengikuti kegiatan kepalangmerahan;
Dalam hal penugasan mendapatkan asuransi, perlindungan hukum, kesehatan, keamanan,
keselamatan, dan dukungan psikologis.
Kewajiban Relawan PMI :
Menjalankan dan menyebarluaskan Prinsip-pinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional;
Melaporkan diri kepada PMI di tempat asal domisili, apabila berpindah domisili;
Melaksanakan tugas-tugas Kepalangmerahan yang diberikan oleh Pengurus;
Membantu pengembangan organisasi PMI dalam pembentukan citra positif PMI, peningkatan
kapasitas kinerja organisasi, dan mempromosikan kegiatan Kepalangmerahan serta kegiatan PMI;
Berpartisipasi aktif dalam memperkuat manajemen pengembangan organisasi dan pelayanan
kepalangmerahan
sesuai keahlian yang dimiliki;
Membayar iuran keanggotaan;
Melaksanakan kegiatan kepalangmerahan sesuai dengan ketrampilan/keahlian yang dimilikinya,
secara terkoordinir dan terarah; dan
Menerapkan kode etik perilaku, serta keamanan dan keselamatan.
Setiap anggota relawan PMI wajib menjaga nama baik PMI dan meningkatkan kualitas;
Mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Kepalangmerahan,
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI, Peraturan PMI, dan ketentuan peraturan
perundangan lainnya;
Memelihara hubungan yang harmonis dengan seluruh unsur PMI di segala tingkatan;
KSR PMI merupakan unit-unit relawan yang dapat dibentuk dan berkedudukan di:
Markas Kabupaten/Kota disebut KSR PMI Unit Markas Kabupaten/Kota.
Markas PMI Kecamatan disebut KSR PMI Unit Markas Kecamatan.
Perguruan Tinggi/Lembaga Pendidikan disebut (Unit Kegiatan Mahasiswa) KSR PMI Unit
Perguruan Tinggi.
Perusahaan disebut KSR PMI unit Perusahaan
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
Bagus Suguantoro
5. Manajemen Posko
Dasar – dasar Pembentukan POSKO PMI
UU NO. 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan
UU NO. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
AD/ART PMI.
Pokok-pokok Kebijakan dan RenStra PMI tahun 2014 - 2019.
PO tentang Markas ( Nomor : 002/PO/PP PMI/2011 )
PO tentang Pelayanan ( Nomor : 003/PO/PP PMI/I/2011)
Petunjuk Teknis TDB.
Petunjuk Pelaksanaan tentang PelKes Dalam Tanggap Darurat.
Petunjuk Teknis tentang Penanganan Wabah.
Petunjuk Teknis Pembinaan PMR & Relawan.
Letak POSKO PMI : POSKO PMI Pusat, POSKO PMI Provinsi, POSKO PMI Kabupaten/Kota, POSKO
Lapangan (TDB).
Jenis POSKO PMI :
POSKO PMI : ruang pusat data dan informasi yang berkaitan dengan pelayanan PMI secara
internal atau gerakan dan merupakan sarana penyebaran informasi.
POSKO TDB PMI : Posko PMI yang ditingkatkan fungsinya untuk pengendalian kegiatan
kedaruratan PMI.
Struktur Posko Pmi : Sekretaris PMI, Kepala Markas, Kepala Posko, Admin & Pelapor – Peralatan &
Perlengkapan, Relawan Posko.
Peran POSKO PMI : Memantau, mengumpulkan serta menganalisa data dan informasi, merencanakan
tindaklanjut hasil analisa data dan informasi, memutakhirkan data base, menyediakan dan
memberikan informasi ke PMI atau dapat membantu membuka akses komunikasi, serta berbagi
informasi kepada masyarakat, mitra dan lintas sektor, menyebarkan informasi peringatan dini terkait
potensi gawat darurat, mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan oleh PMI dan melaporkan
kegiatannya.
Fungsi Posko PMI :
Mengumpulkan & Desiminasi Informasi Peringatan Dini : Musim (Prakiraan Cuaca, Gelombang,
Angin), Bencana (Gempa, Gunung Berapi, Titik Panas)
Pusat Informasi Kegiatan PMI : Giat PMI, Pelayanan Masyarakat, Informasi Stock Darah
Koordinasi Lintas Sektor
Desiminasi Informasi Posko PMI : Pengurus/Staff/Relawan PMI, POSKO satu tingkat diatasnya, SIBAT
PMI, Mitra PMI, dan Masyarakat.
Tools Pelaporan Posko PMI : Laporan Harian POSKO, Laporan Situasi, Rekap Layanan PMI, Laporan
Rekap Kejadian & Respon per-Bulan/Tahun.
Indikator Peralihan Ke Posko TDB : Rekomendasi dari Posko melalui laporan situasi, SK Pengurus PMI
tentang status TDB PMI, penyesuaian dengan status TDB oleh pemerintah setempat, bencana-
bencana yang terjadi secara cepat (sudden Onset) dimana apabila terjadi bencana yang
memungkinkan untuk posko/staf yang membidangi memutuskan untuk melaksanakan operasi
tanggap darurat.
Peran TIM POSKO PMI saat TDB : Mengumpulkan dan menganalisa data, serta informasi hasil
Assessment, Memantau kegiatan tanggap darurat dan melaporkan perkembangannya, Menyediakan
dan membagi informasi ke mitra dan instansi terkait, Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan di
lapangan dengan mengkoordinasikan kepada pihak internal dan eksternal, Menyediakan pelaporan
awal, harian, berkala dan akhir.
Fungsi Posko TDB PMI : Mengumpulkan & Desiminasi Informasi Peringatan Dini, Membuat Laporan
Situasi, Mengumpulkan Informasi Pelayanan PMI, Assesment, Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Wash,
Pelayanan PMI lainnya, Koordinasi Lintas Sektor.
Fungsi Posko TDB PMI : Mengumpulkan & Desiminasi Informasi Peringatan Dini, Membuat Laporan
Situasi, Mengumpulkan Informasi Pelayanan PMI (Assesment, Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Wash,
Pelayanan PMI lainnya), Koordinasi Lintas Sektor.
Desiminasi Informasi Posko PMI : Pengurus/Staff/Relawan PMI, POSKO satu tingkat diatasnya, SIBAT
PMI, Mitra PMI, Masyarakat.
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
TM 2
Pada tanggal 4 Februari 2024 untuk TM 2. Tahap kegiatan latihan memfokuskan pada materi
Assesment, Pertolongan Pertama, CPR & AED, dan Kedaruratan Trauma.
1. Assesment
Identifikasi dan analisa atas sebuah situasi tertentu dan beberapa solusi yang diusulkan, yang menjadi
landasan bagi sebuah proyek, program atau kegiatan. Tujuan suatu assessment adalah TIDAK untuk
mengidentifikasi intervensi tetapi untuk mencari tahu apakah suatu intervensi diperlukan atau tidak.
Jenis Assesment :
Pra Bencana/Konflik : Pengumpulan Data Awal, HVCA (Hazard, Vulnerability, Capacity Assessment),
Baseline Survey
Tanggap Darurat Bencana/Konflik : Rapid Assesment, Detail Assessment, Continual Assessment.
Pasca Bencana/Konflik : Assessment Sektoral
Asesmen sektoral dilakukan persektor untuk melihat pada masing – masing sumber daya yang
masih bisa atau perlu dikembangkan.
Masa Recovery (pemulihan). Apabila kapasitas masih kurang, maka dapat diberikan intervensi
dari luar.
Pada masa Recovery, PMI lebih focus pada program capacity building PMI.
Sumber informasi dari mereka yang bekerja di sektor yang relevan ( gunakan check list sektor).
Siklus Assesment
Rapid Assesment : Jenis asesment yang dilaksanakan pada saat ada kejadian bencana/konflik
(sesaat / beberapa saat setelah kejadian bencana/konflik). Berlangsung satu minggu atau kurang dari
satu minggu. Mencari data yang sangat mendasar dan segera memungkinkan dapat dipenuhi.
Detail Assesment : Dilakukan karena pertimbangan rapid sudah dilakukan tapi masih dibutuhkan
informasi detail, PMI akan memulai operasi pada sebuah wilayah & membutuhkan informasi yang
detail untuk mengambil keputusan, PMI memperkirakan situasi akan cendrung berubah, berlangsung
satu bulan atau kurang dari sebulan.
Assesment Lanjutan : PMI telah melakukan kegiatan detail asesment dan sedang melakukan operasi.
Merupakan sebuah proses dimana informasi terbaru dibutuhkan.
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
M. Sururu alfaruq
2. Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan dengan segera kepada penderita sakit atau cedera sebagai penanganan awal
sampai penanganan lebih lanjut dan lengkap dapat diberikan. Bertujuan menyelamatkan jiwa
penderita, mencegah kecacatan, memberi rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Penolong bisa orang awam, pelaku pertolongan pertama, dan tenaga terlatih.
Peralatan : APD, Cairan pembersih luka - NaCl 0,9%, Air Bersih, Gunting verban, pinset, penlight,
Penutup Luka - Kasa Steril, bantalan kasa, Pembalut Luka - Pembalut Gulung, Pembalut Elastis,
Mitela/segitiga, Cairan Antiseptik. Peralatan Stabiisasi berupa bidai, tandu basket, tandu scoop,
tandu lipat, LSB, KED, Collar Neck, HS.
Penilaian Penderita : Penilaian awal (primary assesment) (3A (aman diri, lingkungan, korban)),
Penilaian keadaan (danger management) (kondisi, kemungkinan terjadi, cara mengatasi)), periksa
respon, pastikan jalan terbuka, pemeriksaan fisik (dari atas hingga bawah), penilaian berkala (ulangi,
penilaian awal, menilai kembali pengobatan dan intervensi, menenangkan dan meyakinkan pasien),
pelaporan.
Kedaruratan Medis yang sering terjadi : Gangguan sistem pernafasan, pingsan, ayan/epilepsi,
keracunan, paparan panas, hipotermia, dan syok.
Dampak lain kedaruratan :
Trauma : Kejadian yang menimbulkan kesan tidak enak dan dalam jangka waktu yang lama dan
intens.
Trauma Psikologis : Suatu pengalaman atau kejadian yang mempengaruhi secara kuat munculnya
krisis psikologis.
Tidak ada trauma fisik yang tidak terkena trauma psikologis.
Prinsip PFA :
Menempatkan kepentingan korban sebagai prioritas.
Senantiasa bersikap tenang dan hormat.
Menghargai hak-hak korban yang dibantu.
Bertindak sesuai batas kompetensi dan kewenangan.
Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan diri sendiri.
Hindari :
Penggunaan kata-kata yang meggambarkan gangguan seperti stress, trauma dan sebagainya
Menjanjikan hal-hal yang tidak benar atau tidak bisa ditepati
Menasehati (kecuali diminta memberikan masukan), memaksakan kehendak
Menghakimi, berprasangka
Berpakaian, berkata atau bersikap tidak sesuai norma
Memaksakan bantuan, memaksa orang untuk berbicara
Meminta uang atau imbalan dalam bentuk apapun juga dari korban
Sibuk sendiri ketika menghadapi penyintas (tidak melihat/memperhatikan penyintas)
Terbawa emosi berlebih seperti panik, marah, sedih dan sebagainya
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
Lailatun fauziyah
3. CPR dan AED
Langkah Petolongan Pertama : Menilai situasi, periksan korban, panggil bantuan, berikan
pertolongan pertama.
RJP (Resusitasi Jantung Paru) : RJP kompresi dada dengan bantuan pernapasan. Kekurangan oksigen
di otak selama 4-7 menit menyebabkan kematian (ancaman) dilakukan RJP dengan 30 kompresi dan 2
x pernafasan buatan.
Sumbatan jalan Nafas : Parsial/Sebagian (seperti ngorok, mengi, kumur) dan Total (Sulit bernapas
Memegangi leher)
Resiko Henti Nafas-Jantung :
Jika jalan nafas tersumbat : 2 – 3 menit kemudian oksigen paru habis.
Jika oksigen paru habis : 2 – 3 menit kemudian oksigen darah habis
Jika oksigen darah habis : 2 – 3 menit kemudian jantung berhenti
Jika jantung berhenti, peredaran darah berhenti dan otak tidak menerima darah lagi : 2 – 3
menit kemudian sel otak mulai rusak & mati
Setelah 5–10 menit kemudian semua sel otak mati
Atur posisi korban dan penolong (tempat kasar dan datar, letakkan tumit telapak tangan pada
pertengahan dada) – lakukan kompresi (kedalaman 5 cm kecepatan 100-120 kali/menit) – recovery
position.
Automated external defibrillator (AED) adalah sebuah defibrilator yang berkerja secara komputer yg
dapat menganalisa irama jantung, mengenal irama yang dapat dilakukan defibrilasi, memberikan
petunjuk pada operator (dengan mendengarkan suara atau dengan indikator cahaya.
Penggunaan AED :
Tempatkan “AED” di samping korban
Nyalakan tombol “ON”
Pasang Paddle “AED”
AED Menganalisis Irama
Penolong tidak lagi kontak dengan korban , jika ada indikasi tekan tombol “Shock”
Segera mulai RJP lagi jika irama tidak berubah
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
Naufal zhorifah
4. Kedaruratan Trauma
Cedera Jaringan Lunak : Terputusnya keutuhan jaringan lunak, yang terjadi diluar maupun di dalam
tubuh dengan melibatkan jaringan kulit, otot, saraf dan pembuluh darah akibat adanya Ruda Paksa.
Luka Terbuka : Cedera jaringan lunak disertai kerusakan/terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya
kulit.
Luka Tertutup : Cedera jaringan lunak tanpa disertai kerusakan/terputusnya jaringan kulit.
Jenis Luka
Lecet/Abrasi : Terjadi akibat gesekan, sehinga permukaan kulit (epidermis) terkelupas, mungkin
tampak titik-titik perdarahan.
Sayat/Iris : Terjadi akibat kontak dengan benda tajam, jaringan kulit dan lapisan dibawahnya terputus
sampai kedalaman yang bervariasi, tepi luka teratur.
Luka Robek : Akibat benturan keras dengan benda tumpul, kakteristik luka sama seperti luka sayat,
perbedaannya terletak pada tepi luka yang tidak teratur. Seperti luka lecet tetapi lebih dalam dari
luka lecet.
Luka Sobek/Avulsi : Hampir sama dengan luka robek tetapi jaringan tubuh tidak terlepas dan masih
menempel membentuk lembaran gantung.
Luka Amputasi : Luka terbuka yang disebabkan akibat hilangnya atau putusnya bagian tubuh, seperti
jari, lengan, atau tungkai. Luka Amputasi bisa terjadi akibat kecelakaan atau prosedur pemotongan
bagian tubuh tertentu untuk mengatasi suatu kondisi atau penyakit.
Luka Remuk : Dapat berupa suatu gabungan luka tertutup dan terbuka. Dapat terjadi akibat terhimpit
hingga meremukkan tulang dan pecahannya dapat menembus sampai keluar
Tindakan Pertolongan Pertama : Stabilkan manual benda tertancap atau tembus JANGAN DICABUT,
paparkan dan periksa kondisi luka. kendalikan perdarahan, stabilkan benda asing dengan penutup
luka, awasi dan pantau selalu Tanda Vital, bawa segera ke Rumah Sakit.
Tindakan Pertolongan Pertama Luka Potong : Untuk bagian yang terputus nungkus dengan kassa
steril yang dilembabkan, masukkan kedalam plastik, ikat dengan kuat, masukkan kembali dalam
wadah/kantong plastic berisi es.
Penutup Luka : Bahan bersifat menyerap, menutupi seluruh permukaan luka, relatif bersih, jangan
menggunakan bahan atau bagian dari bahan yang dapat tertinggal pada luka (Tisue, kapas).
Pembalut Luka : Bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka (Pembalut Pita /
Gulung Pembalut Segitiga).
Pedoman Penutupan Luka Dan Pembalutan : Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka,
upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, KECUALI bila disertai
perdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan, pemasangan penutup luka harus
dilakukan sedemikian rupa agar penutup luka tidak terkontaminasi.
Patah Tulang : Terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian saja. Penyebabnya
karena terjadinya gaya yang melampaui batas elastisitas jaringan tulang, sehingga jaringan tulang
rusak. Terdapat Patah tulang tertutup (Bagian tulang yang patah tidak berhubungan dengan udara
luar) dan Terbuka (Bagian tulang yang patah berhubungan dengan udara luar).
Urai/Cerai Sendi : Keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi.
Terkilir Sendi (Sprain) : Robeknya / putusnya jaringan ikat sekitar sendi teregan melebihi batas
normal. Penyebabnya karea Terpeleset, gerakan yang salah, dll. Gejala & Tanda seperti Nyeri &
bengkak Nyeri tekan, Warna kulit merah kebiruan.
Pembidaian :
1) Mencegah pergerakan sendi atau bagian tulang yang patah
2) Mengurangi rasa sakit dan derita
3) Mengurangi kerusakan pada jaringan lunak
4) Mencegah patah tulang tertutup menjadi patah tulang terbuka
5) Membantu mengatasi perdarahan
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
Naufal zhorifah
TM 3
Pada tanggal 10 Februari 2024 untuk TM 3. Tahap kegiatan latihan memfokuskan pada materi Donor
Darah, Shelter, Kepemimpinan, PSP & RFL.
1. Donor Darah
Donor darah : Menyumbangkan darah untuk tujuan transfusi darah.
Transfusi darah : Proses pemindahan darah donor ke pasien dengan tujuan pemulihan kesehatan.
Donor Sukarela : Pendonor yang memberikan darah, plasma atau komponen darah lainnya atas
kehendaknya tanpa menerima bayaran atau hal lainya.
Donor Keluarga/Donor Pengganti : Pendonor yang mendonorkan darahnya karena ada kebutuhan
darah dari anggota keluarga, tetangga atau masyarakat.
Donor Bayaran : Pendonor yang memberikan darahnya dengan mendapat bayaran atau keuntungan
lainnya.
Donor Apheresis : Pendonor sukarela yang memberikan komponen darah tertentu (Trombhocyte,
plasma) yang dibutuhkan dan mengembalikan komponen darah lain yang tidak dibutuhkan kedalam
tubuh pendonor dengan menggunakan mesin apheresis.
Orang yang kekurangan darah harus dibantu dengan darah dan belum ada darah sintesis. Siapapun
dapat melakukan donor darah dengan syarat BB 50 kg, sehat jasmani dan rohani, usia 17-65 tahun,
tekanan darah 100/70-160/100, serta tidak anemia (12,5-17.0 mgdl). Jangka waktu setelah donor
darah adalah 60 hari. Donor darah bisa dilakukan Donor di lokasi yang sudah di sepakati oleh UDD
PMI dan panitia penyelenggara.
Cara : Mengisi formulir, registrasi donor darah, pemeriksaan kesehatan, pengambilan darah, dan
pemulihan donor (Pendonor dipersilahkan istirahat selama ± 10-15 menit dan menikmati hidangan
yang disiapkan oleh UDD PMI).
Manfaat donor darah : Membantu teman, saudara, keluarga dan tetangga yang membutuhkan,
Mengecek kesehatan pribadi secara berkala (tekanan darah, kadar hb, kesehatan umum, dan IMLTD),
Manfaat Psikologis.
Cara Mengadakan Kegiatan Donor Darah
Mobile Unit (MU)
Tentukan tanggal, target dan jam pelaksanaan kegiatan
Siapkan Plan B tanggal kegiatan untuk antisipasi jadwal.
Datang ke Kantor PMI
Mengisi formulir pendaftaran mobil unit
Lokasi kegiatan akan disurvey H-10 s/d H-7
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
2. Shelter
Hunian/shelter adalah penampungan/hunian sementara yang diberikan dalam bentuk tenda-tenda,
barak, atau gedung fasilitas umum sosial, seperti tempat ibadah, gedung olahraga, balaidesa, dan
sebagainya yang memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat sementara. Tujuan dari shelter
adalah menyelamatkan/mengamankan serta memudahkan.
Pengorganisasian
Sasaran : memindahkan penduduk terdampak dan berusahan memperkecil kemungkinan terjadi
korban atau resiko.
Prioritas : orang-orang yang luka berat atau pasien-pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut
ke rumah sakit terdekat atau rumah sakit rujukan.
Persyaratan penampungan sementara shelter yang memnuhi standart minimal :
Memilih tempat serta kebutuhan ruang, bahan pertimbangan untuk penampungan, penampungan
harus dapat meliputi kebutuhan ruangan
Aspek yang harus dipenuhi : keamanan, kenyamanan, kesehatan, dan bermartabat
Jenis penampungan sementara :
Bangunan yang sudah tersedia yang bisa dimanfaatkan (gereja, masjid, sekolah, balaidesa, gudang
Tenda : penampungan darurat yang paling praktis (tenda pleton, tenda regu, teda keluarga, dan
tenda pesta)
Bahan seadanya (kayu, dahan, ranting, pelepah, kelapa, dll)
Perencanaan : Setelah data assesment diperoleh maka rencana umum harus diketahui oleh semua
petugas pada saat aman kesiapsiagaan meliputi waktu, tempat penampungan sementara, beebrapa
bangunan yang dapat dipakai, personil yang dibutuhkan, dan peralatan yang diperlukan.
Pelaksanaan : Lahan untuk satu jiwa 45 m2, ruang tenda shelter perjiwa 3,5 m2, jumlah jiwa untuk
satu tempat pengambilan air 250 jiwa, jumlah jiwa untuk satu MCK 20 jiwa, jarak ke sumber air tidak
melampaui jarak 15 m, jarak ke MCK 50 m, jarak sumber air dengan sumber air 100 m, dan jarak
antara 2 tenda/shelter minimal 2 m.
Struktur tim pelayanan hunian : Koordinator pelayanan, tim teknis, tim logistik, tim fasilitator
masyarakat, tim administrasi&keuangan.
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
3. Kepemimpinan
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah factor manusiawi yang menyatukan berbagai kelompok dengan
memotivasinya untuk mencapai tujuan bersama (Keith Davis)
Kepemimpinan adalah kegiatan memengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam rangka
mencapai tujuan yang dikehendaki (Ordway Tead)
Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin
lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi para pengikutnya karena pemimpin
menghendaki mereka berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain yang mereka kehendaki sendiri
(C. Wright Mills)
Fungsi Kepemimpinan : Fungsi Intruktif & konsultatif, fungsi partisipatif, delegasi, dan kontrol.
Tanggungjawab Kepemimpinan
Menentukan tujuan pelaksanaan kerja realitas (kuantitas, kualitas, keamanan, dll)
Melengkapi dengan memperjuangankan sumber dana yang diperlukan Mengomunikasikan pada
anggota tentang apa yang diharapkan dari mereka
Memberikan apresiasi atau hadiah yang sepadan
Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan
Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan proses yang efektif
Menilai dan mengontrol proses dan mengomunikasikan hasilnya
Menunjukkan perhatian pada anggotanya
Jenis/Gaya Kepemimpinan : Demokratis, birokratis, transaksional, otoriter, transformasional, laissez-
faire.
Definisi Organisasi
Pengorganisasian adalah membangun hubungan perilaku yang efektif antara orang-orang
sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan dapat menghasilkan kepuasan
pribadidalam melakukan tugas-tugas yang dipilih di bawah kondisi lingkungan yang diberikan
untuk mencapai beberapa tujuan yang objektif. (George R. Terry)
Organisasi sebagai proses mengidentifikasi dan hubungan pengelompokan pekerjaan yang harus
dilakukan, mendefinisikan dan mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang, dan membangun
tujuan yang memungkinkan orang untuk bekerjabersama-sama secara efektif dalam mencapai
tujuan. (Louis A. Allen)
Fungsi Organisasi : POACE (Planning-Perencanaan, Organizing-Pengaturan, Actuating-Menggerakkan,
Controling-Pengawasan, Evaluating-Evaluasi).
Syarat Hidup Organisasi : Eksistensi, adaptif, survive, dinamik.
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
TM 4
Pada tanggal 11 Februari 2024 untuk TM 4. Tahap kegiatan latihan memfokuskan pada materi
Perawatan Keluarga, Evakuasi, KBBM & Teknik Penyuluhan, dan Dapur Umum.
1. Perawatan Keluarga
Dasar PK
Memberikan pelayanan keperawatan dasar dirumah kepada anggota keluarga dengan masalah
kesehatan dan dilakukan oleh anggota keluarga lain yang sudah memiliki pengetahuan serta
ketrampilan dasar keperawatan / pelayanan lanjutan dari pelayanan kesehatan (PMI, 2019).
Dukungan PMI dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal :
UU Palang Merah Indonesia No. 1 Tahun 2018
AD/ART Palang Merah Indonesia hasil Musyawarah Nasional XX tahun 2014
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.023/Birhub/1972
MoU Departemen Kesehatan RI – PMI tanggal 26 September 1995 No.949/MENKES/SKB/1995
dan No. 0187/KEP/PP/IX/1995
MoU Kementrian Kesehatan I – PMI tanggal 17 Desember 2013 No.483/Menkes/SKB/XII/2013
dan No. 3219/MOU/XII/2013
Sasaran : individu, keluarga, masyarakat
Tujuan : Mewujudkan kemampuan anggota keluarga dalam memelihara kesehatan, keluarga dapat
mengatasi masalah kesehatan keluarganya, mengurangi ketergantungan pada petugas kesehatan,
mengurangi beban ekonomi keluarga, dapat memilih yankes yang tepat bila diperlukan, menurunkan
angka kesakitan di masyarakat.
Pelaku : Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan perawatan keluarga, Ingin belajar atau berbakat
dalam bidang perawatan, Menaruh minat dan memiliki kepeduliaan kepada orang lain, Mempunyai
tanggungjawab pada diri dan lingkungan.
Prinsip : Menunjukkan kemampuan bekerja tenang, cepat dan tanpa ragu, sikap ramah, senyum,
mendengar dan menenangkan klien, catatlah selalu hasil pengamatan dan perawatan secara singkat
jelas, usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit, menjaga kebersihan, segera merujuk klien
bila masalah tidak dapat diatasi.
PHBS : Upaya memperkuat budaya untuk mengutamakan kesehatan dan hidup berkualitas,
dipraktekkan terus menerus menjadi kebiasaan, dilakukan dimana saja dan kapanpun, bermanfaat
untuk meningkatkan produktifitas, kualitas hidup, dan ketahanan dari serangan penyakit.
Mewujudkan PHBS dengan meningkatkan penyebaran informasi PHBS, melakukan pengkajian dan
pemetaan PHBS, melakukan berbagai intervensi sesuai keadaan dan sosial budaya setempat,
menggalang kemitraan dengan berbagai pihak, melakukan pendekatan kepada pemda dan legislatif,
meningkatkan kapasitas tenaga pelaksana.
Persiapan Perawatan Keluarga di Rumah :
Dengan cara mencuci tangan sebelum dan setelah beraktivitas, memakai APD.
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Keluarga :
Dalam pelaksanaan yang harus dilakukan antara lain seperti menata tempat tidur, eliminasi,
pemeriksaan tanda vital (suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah), memberikan oksigen.
Pemberian Obat-Obatan : pil, tablet, kaplet, kapsul, salep, obat cair, puyer, suntik.
Memberi informasi :
Nama klien
Mengatur dosis (takaran) obat yang akan diberikan.
Mengatur waktu pemberian obat .
Menuliskan intruksi pemberian obat (dikocok dulu sebelum dipergunakan, sesudah /sebelum
makan).
Pemberian Obat Minum :
Bacalah etiket, label botol atau kemasan dengan benar dan hati-hati, ikuti petunjuk pada label
dengan teliti.
Berikan Obat (bisa digerus dengan air, dicampur sirup, atau langsung diminum dengan
air/roti/buah)
Perhatikan reaksi klien setelah minum obat, catat reaksinya dan hentikan pengobatan apabila
klien tidak merasa lebih baik dan konsultasikan kepada dokter yang merawat.
Setelah pengobatan letakkan kembali semua peralatan dan obat ketempat yang aman.
Pelaksanaan pemasangan tabung oksigen :
Isi tabung diperiksa dan dicoba.
Memasang selang Oksigen pada tabung.
Menghubungkan selang Oksigen dengan kanul hidung.
Mengatur volume Oksigen sesuai kebutuhan.
Memberikan lotion pada sekitar mulut dan hidung bila menggunakan sungkup
Memasang sungkup atau kanul Oksigen pada hidung klien.
Mengawasi keadaan klien dan menanyakan apakah sesaknya berkurang.
Melepaskan Oksigen bila tidak ada keluhan lagi.
Memberikan Kompres :
Dingin kering : Menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa nyeri lokal.
Panas kering : mempercepat penyembuhan, mengurangi rasa sakit, membantu memperbaiki
aliran darah, mencegah kedinginan.
Hangat basah : menurunkan demam, mempercepat penyembuhan, membantu memperbaiki
aliran darah.
Mobilisasi/Gerak : Bertujuan Menghindari bahaya lecet pada tubuh, Memenuhi keb. Dasar manusia
bergerak, Melancarkan sirkulasi darah, Mengurasi rasa bosan klien
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
Febrina Faihauzzahroh
2. Evakuasi
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
Joko Purnomo
Nurul Hidayati
4. Dapur Umum
Permasalahan : Distribusi tidak merata, poor hygiene, makanan kadaluarsa, dan alergi/keracunan.
Solusi : Otimalisasi dapur umum
Diselenggarakan oleh PMI menyediakan dan menyiapkan makanan yang hasilnya didistribusikan
kepada korban bencana dalam waktu cepat dan tepat.
Penyelenggaran Menu : Persiapan (menu, alat dan bahan, biaya), persiapan (penerimaan bahan,
penyimpanan bahan basah & kering), produksi (makanan biasa formula, MP-ASI, makanan
tambahan), distribusi (sentralisasi, desentralisasi).
Lokasi : Higienis lingkungan cukup memadai, dekat dengan posko atau penampungan, aman dari
bencana, dekat dengan transportasi umum dan sumber air.
Regu : Satu regu yang menangani satu unit dapur umum dengan kapasitas maksimal sampai 500
orang. terdiri atas ketua regu, wakil, tata usaha, peralatan dan perlengkapan, memasak, distribusi,
tenaga yang membantu usnur masyarakat.
Menu Gizi Seimbang : Makanan pokok (Nasi Putih, Nasi Jagung, Bubur Halus Gurih, Mie), lauk nabati
(Tahu, Tempe, (Goreng/Bumbu), Kacang Hijau) dan hewani (Ayam Goreng, Telur Ayam , Daging
(Alergi)), sayuran (Bayam, Manisah, Tauge, Wortel , Kc. Panjang), buah-buahan (Melon, Semangka,
Pisang, Jeruk), air mineral 2L/hari.
Penerimaan Masyarakat : Bayi-Balita (Tekstur lumat 650 - 900 Kkal), Bumil – Busui, Remaja – Dewasa
(Tekstur biasa 2100 Kkal), Lansia (Tekstur halus, lunak, lumat 1700 Kkal).
Layak : Minim kontaminasi, tidak merangsang pencernaan.
Biaya : Sesuai standar bantuan minimum yaitu bantuan beras 400 g/orang/hari, makanan DU siap saji
2 kali makan, besaran setara dengan 2100 Kkal/hari.
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
TM 5
Pada tanggal 17 Februari 2024 untuk TM 5.Tahap kegiatan latihan memfokuskan pada materi
Pembinaan PMR, Triage, dan Watsan.
1. Pembinaan PMR
Setiap anggota PMR mendapatkan pelatihan sebelum mereka terlibat dalam kegiatan Tri Bakti PMR.
Materi : Gerakan, Kepemimpinan, Pertolongan Pertama, Sanitasi dan Kesehatan, Kesehattan Remaja,
Kesiapsiagan Bencana, dan Donor darah.
Meliputi : Manajemen PMR, Mekanisme Pmebinaan Unit PMR, Monitoring, Evaluasi, & Pelaporan
(perekrutan, pelatihan, tri bakti PMR, pengakuan dan penghargaan).
Manajemen PMR merupakan proses pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI agar dapat
mendukung peningkatarl kapasitas organisasi dan pelayanan PMI. Bertujuan membangun dan
mengembangkan karakter PMR yang berpedoman pada Prinsip Kepatangmerahan untuk menjadi
pendidik sebaya dan agen perubahan remaja, tentu harapannya kelak menjadi relawan masa depan.
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
M Rifai
2. Triage
Korban Banyak : Keadaan dimana jumlah korban lebih banyak dari tim penolong yang tiba pertama
kali ditempat.
Kejadian skala besar: bencana, KLB
Diperlukan kerjasama antar institusi
Diperlukan sistem yang menata siapa berperan apa
Membutuhkan sistem pelaporan
Pertolongan Korban banyak : Keadaan dimana jumlah korban sekurang-kurangnya tiga atau jumlah
korban melebihi tim penolong yang tiba pertama kali ditempat.
Peran Penolong Pada Korban Banyak : Menilai keadaan, meminta bantuan, dan mulai melakukan
triage.
TRIAGE : Berasal dari bahasa Francis yg berarti "pemilahan". Jadi Triage adalah proses pemilahan
penderita berdasarkan tingkat kegawatan & 7 kebutuhan akan pertolongan life saving.
Triage dan TRSC-M :
Triage: Penolong Profesional akan menggunakan teknik Triage untuk menyeleksi Korban
Masyarakat Awam akan menggunakan9 TRSC-M
Langkah-langkah TRSC-M :
Amankan lokasi kejadian
Amankan diri dengan menggunakan APD
Tentukan tempat untuk berkumpulnya "Hijau"; "Merah"; "Tanpa Tanda"
Buat Seruan awal, dan panggil korban yang dapat berjalan, lalu beri tanda Hijau hitung
Evakuasi mereka di daerah Hijau
Tugaskan sisa tim lainnya untuk memberikan tanda Merah pada korban yang tidak dapat
berjalan/parah → hitung
Evakuasi mereka di daerah Merah
Koordinator melakukan pengumpulan jumlah korban dari anggota timnya
Evakuasi korban sesuai dengan prioritasnya ke lokasi sesuai dengan tandanya/labelnya
Keuntungan TRSC-M : Tidak ada tolok ukur khusus yang digunakan, didesain untuk masyarakat awam,
cepat dan mudah digunakan, serta tidak memerlukan tanda/label khusus.
Kekurangan TRSC-M : Memerlukan penyeleksian ulang oleh tenaga yang lebih ahli, tidak identifikasi /
label untuk yang meninggal.
Pemateri
Diklat UKM KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
Derryl Sukma
Lampiran III Lampiran III : Surat Keluar Diklat KSR-PMI
Nomor :
Tanggal : Kamis, 7 Maret 2024
Ketua Pelaksana
Pembinaan KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
Ketua Pelaksana
Pembinaan KSR-PMI Unit Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang